Anda di halaman 1dari 1

DUNIA BATIN BUYA HAMKA: Kisah dan Catatan-catatan dari balik Penjara.

Oleh: Muhammad
Sosok Buya Hamka yang kita kenal adalah mungkin seorang Ulama besar dari Bukit Tinggi,
seorang pahlawan, seorang filosof, penyair, penulis banyak buku, dan masih banyak lagi.
Namun, siapa sangka dalam perjalanan hidup beliau penuh lika-liku asam-garam yang beliau
hadapi, yang membuat siapa saja yang mengetahuinya tertakjub-takjub. Entah itu tahu dari
buku, cerita dari ustadz-uztadz, maupun dari media lainnya.
Seperti yang pernah kita ketahui, beliau dari kecil sudah menghadapi gejolakan Batin yaitu
Brokenhome yang tentu membuatnya tentu sakit hati melihat orang tuanya berpisah di usia
dini. Kemudian beliau juga pernah berangkat ke Jawa dari Padang dengan perjalanan darat
yang sampai-sampai membuatnya sakit, namun akhirnya kembali lagi di Padang lalu
menggunakan Kapal. Kemudian beliau juga pernah di penjara Rezim Soekarno yang dituduh
ingin melakukan gerakan radikalisme menumbangkan Rezim Soekarno, berhari-hari Buya
Hamka di introgasi sampai-sampai mau di strum listrik. Dan masih banyak lagi..kisah-
kisahnya dalam menjalani hidup.
Buku ini menceritakan secara singkat, padat jelas lengkap dengan tanggal yang dihitung
menggunakan data statistika yang mungkin membuat data secara kompleks. Buku ini dibagi
menjadi 6 bab. Bab pertama membahas sebelum di penjara dan didalam penjara, bab ke dua
berpindah dari penjara ke penjara dan saat menulis tafsir Al-Azhar, bab ketiga perjalanan
menuntut ilmu, bab keempat berdakwah di jakarta dan saat menjadi MUI, bab kelima Saat di
dalam penjara yang penuh derita dari mengekaui tanpa perbuatan, hampir disetrum dan
bunuh diri, bab keenam Kenangan-kenanagan.
Menurutku buku ini cocok dibaca untuk zaman sekarang sebab di dalam buku ini memberi
hikmah bahwa menjadi Ulama itu tidak mudah, menjadi orang pintar itu tidak mudah,
menjadi orang termasyur juga tidak mudah penuh dengan semangat, derita dan duka. Nah,
yang terpenting buku ini seperti yang terjadi saat sekarang yaitu kisah tentang Ulama yang di
fitnah, dipersekusi, dan mendapat perlakuan tak terhormat, persis seperti cerita sekarang.
Yang membuatku takjub adalah disaat Buya Hamka dituduh ingin menjatuhkan rezim
Soekarno, pasca orde lama itu tumbang Buya Hamka tetap memaafkan Soekarno orang telah
memenjarakannya bahkan mensholatkan jenzah Soekarno. Kemudian juga saat dituduh
karangannya yaitu Tenggelammnya Kapal Van Der Wijck di ambil dari novel terkenal
penyair Mustafa Luthfi Al-Manfaluthi (1876-1942) dari roman yang ditulis pengarang
Perancis Alphonse Karr, “Sous les Tilleuls” oleh Pramoedya Anantatoer, Buya Hamka hanya
mendiamkan, dan setelah diperdebatkan tidak terbukti plagiat. Berujung Prammoedya
meminta maaf dan mengirim surat agar mendidik anaknya dengan ajaran Islam.
Banyak pelajaran yang dapat diambil dalam buku ini agar selalu tetap semangat dan Sabar.

Anda mungkin juga menyukai