Akuntabilitas Dalam Perspektif Islam
Akuntabilitas Dalam Perspektif Islam
Dwiyani Sudaryanti
STJEASIA, Jl. Soekamo Hatta Rembuksari 1A, Malang
e-mail: dwiyanisudaryanti@gmail.com
58
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi....
59
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
60
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi.
61
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
62
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi....
63
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
64
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi.
65
Tera limit Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
66
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi....
67
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
68
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi....
SIMPULAN
Akuntabilitas, dengan menggunakan pengertian barat,
menekankan pada hasil akhir dari suatu kegiatan.Apakah
mekanisme akuntabilitas mampu menggambarkan dan menjustifkasi
aktifitas-aktifitas yang telah dilakukan? Jadi penekanannya pada
kemampuan mekanisme tersebutadalah dalam “memotret” suatu
proses.
Berdasarkan pemahaman dalam konsep tauhid dan konsep
kepemilikan, penulis berpendapat, konsep akuntabilitas dalam Islam
tidak hanya menekankan pelaporan hasil dari suatu proses, namun
juga pada proses itu sendiri. Bisa dikatakan, penekanannya bahkan
pada proses pelaksanaan tanggungjawab, apakah sudah didasarkan
pada konsep tauhid dan konsep kepemilikan dalam Islam. Mekanisme
akuntabilitas hanya merangkumnya.
Dalam konsep tauhid, semua aktifitas adalah ditujukan untuk
Allah, maka demikian pula niat awal ketika seseorang beraktifitas
atau bekeija untuk melaksanakan tanggung jawab. Niat ini akan
mewarnai corak kerja yang dilakukan. Bekerja tidak untuk
menyenangkan atasan, tidak untuk memaksimalkan kepentingan
pribadi dan merugikan orang lain, dan niat-niat yang lain selain ridha
Allah.
Konsep kepemilikan berimplikasi pada cara pandang seseorang
pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Karena pekeijaan
dianggap sebagai amanah, maka konsekuensinya adalah pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harapan pemberi amanah. Dari sisi
hubungan antar manusia, pelaksanaan pekerjaan harus sesuai
dengan ketentuan pemberi amanah, yang biasanya tertuang dalam
peraturan dan kebijakan tertentu.Namun, karena pada hakekatnya
semua yang ada di langit dan bumi milik Allah, maka pemberi amanah
yang sesungguhnya adalah Allah. Dengan demikian, pelaksanaan
ketentuan dan kebijakan haruslah dilandasi ketaatan pada
Allah.Sekali lagi, tuntutan atas dilakukannya suatu tanggung jawab
harus disesuaikan dengan Allah.Sama dengan implikasi dalam konsep
tauhid.
69
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
70
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Sohisi Masalah Korupsi....
71
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
72
Sudaryanti, Akuntabilitas dalam Perspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi....
73
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
74
Sudaryanti, Akuntabilitas dalara Pcrspektif Islam: Solusi Masalah Korupsi....
75
Tera Ilmu Akuntansi, Vol. 10 No. 1, Maret 2011
DAFTAR RUJUKAN
Al Quran dan Teijemahnya. Ayat Pojok Bergaris. Penerbit Asy-Syifa,
Semarang. Indonesia
Ashforth, B.E dan B. W. Gibbs. 1990.”The Double-Edge Of Organizational
Legitimation”. Organization Science, 1 (2)hal. 177-195
Basri, H. 2008. Accountability in Islamic Religious organizations: A
Case Study of Pesantren in the Province of Nanggroe Aceh
Darussalam-Indonesia. Proposal for PhD Thesis, University
Sains Malaysia
Giddens, A. 1984. The Constitution of Society, Outline of theTheory of
Structuration, Cambridge, UK: Polity Press.
Jensen, M., dan Meckling, W. 1976. “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure”. Journal of
Financial Economics, J,hal. 305-360.
Jensen, M.C (2000 ).Value Maximization and Stakeholder Theory (http: / /
hbswk.hbs.edu/item/ 1609.html
) diunduh :24 July
76