Anda di halaman 1dari 4

1. No. ICD 10 (K74.

60)
2. Pengertian SIROSIS HEPATIS adalah fase lanjut penyakit hati
(Defenisi) kronis yang ditandai proses peradangan nekrosis sel
hati, usaha regenerasi, dan penambahan jaringan ikat
difus dengan terbentuknya nodul yang mengganggu
susunan lobulus hati.
Berdasar Etiologi
 Virus hepatitis B , C , D
 Alkohol
 Metabolik
 Kolestasis berkepanjangan
 Autoimun
 Obat obatan
Berdasar Klinis
 Kompensata
Dekompensata
3. Anamnesa 1. Lesu , dan berat badan turun
2. Anoreksia – dispepsia
3. Nyeri perut , sebah
4. Ikterus , perdarahan gusi , libido menurun ,
konsusmsi alkohol , riwayat sakit kuning ,
muntah darah dan feses kehitaman
4. Pemeriksaan Fisik Tanda kegagalan Fungsi Hati
o Ikterus
o Spider nevi
o Ginekomasti
o Hipoalbumin dan malnutrisi kalori protein
o Bulu ketiak rontok
o Asites
o Eritema palmaris
o White nail

1
Hipertensi Portal
o Varises esofagus / cardia
o Splenomegali
o Pelebaran vena kolateral
o Asites
o Hemoroid
o Caput medusae
5. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan daah tepi / hematologi
Penunjang 2. Kimia darah
3. Serologi
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas
5. USG / CT Scan
6. Laparoskopi
7. Biopsi Hati
6. Diagnosa Banding 1. Hiperplasia nodular regeneratif

2. Fibrosis hepatik kongenital

3. Hipertensi portal nonsirosis

4. Sindroma Budd-Chiari

5. Trombosis Vena Porta

6. Hepatoportal Sklerosis

7. Kriteria Diagnosa 1. Diagnosis pasien dengan sirosis hepatis dapat


ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi,
sebagai pemeriksaan baku emas. Pasien biasanya
datang saat gejala komplikasi sudah terjadi.
2. Anamnesis gejala sirosis atau faktor risiko disertai
dengan temuan pemeriksaan fisik, seperti nyeri
tekan kuadran kanan atas, hepar teraba dengan tepi
nodular atau hepar yang tidak teraba dapat

2
mengarahkan kepada diagnosis sirosis hepatis.
Lanjutkan dengan pemeriksaan penunjang untuk
menentukan etiologi atau komplikasi sirosis
hepatis, misalnya USG Doppler
8. Manajemen
 Sirosis Kompensata : pengobatan kausatif
(oleh karena virus ), contoh : interferon alfa .
Secara umun tidak diperlukan pengobatan
khusus

 Sirosis Dekompensata : simptomatis dan obati


komplikasi

1. Diet protein: 0,8-1 g/kg/hari → untuk


mengurangi sumber ammonia

2. Laktulosa 3x30 mL → cegah


pembentukan amonia oleh bakteri

3. Antibiotik: neomisin dan rifaximin →


mengurangi bakteri yang mampu
memproduksi amonia

4. Branched-chain amino acid

5. Pada ascites

 Diuretik: spironolakton 100 mg/hari,


furosemid 40 mg/hhari

 Paracentesis terapeutik

 Membatasi asupan natrium <2000


mg/hari

6. Propranolol 3x10 mg → cegah ruptur varises


esofagus
9. Prognosa Berdasarkan perbaikan klinis paska operasi

3
10 Edukasi 1. Edukasi mengenai perawatan paska operatif
. 2. Konsumsi sayur dan buah, olahraga teratur,
pengurangan berat badan.
11 Kepustakaan 1. Buku teks Ilmu bedah Schwartz Principles of
. Surgery
2. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science
and Clinical Evidence, ed. Jeffrey A. Norton,
Springer Verlag 2000, pg. 623 - 626
3. Hamilton Bailey’s Emergency Surgery 8th ed,
Brian W. Ellis, KM Varghese Co., Mumbay
2000, pg. 765.
4. Atlas of surgical technique Zollinger 8th ed,
Mc Graw Hill Inc. 2003
5. Buku ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W,
Sjamsuhidayat. 2nd ed. EGC. 2005, hal. 625
6. Maingot’s Abdominal Operations 11th ed, ed.
Michael J. Zinner, Mc Graw Hill 2007, pg. 484
-485

Anda mungkin juga menyukai