Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Muhamad Panji Maulana1, Arum Anisa2, Sifaul Khofifah3, Sulaiman4, Ari Permana5, Muhammad
Ilham Al-Ghifari6.
Program Studi Manajemen, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia
Panjimlna01@gmail.com1

ABSTRAK
Penelitian ini mendalami pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan dengan merangkul
berbagai teori dari para ahli di bidang manajemen sumber daya manusia. Pelatihan karyawan
dianggap sebagai strategi penting dalam meningkatkan produktivitas dan kompetensi individu di
lingkungan kerja. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana pelatihan
berkontribusi pada peningkatan kinerja karyawan dan mengidentifikasi teori-teori yang
mendukung hubungan tersebut.
Pendekatan konseptual penelitian ini didasarkan pada teori Human Capital yang
dikemukakan oleh Gary Becker, yang menggarisbawahi investasi dalam sumber daya manusia
sebagai modal penting dalam mencapai tujuan organisasi. Teori ini menyatakan bahwa pelatihan
meningkatkan kapabilitas karyawan, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap kinerja.
Selain itu, teori Expectancy yang dikembangkan oleh Victor Vroom juga menjadi fokus
penelitian, dengan menekankan pentingnya persepsi karyawan terhadap manfaat pelatihan
terhadap peningkatan kinerja pribadi mereka. Teori ini menyoroti bahwa harapan individu terkait
pelatihan dapat memotivasi mereka untuk berpartisipasi dan menerapkan keterampilan baru di
tempat kerja.
Hasil penelitian ini mencakup temuan bahwa pelatihan yang efektif dapat meningkatkan
kinerja karyawan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi intrinsik. Analisis
juga mencermati dampak teori-teori motivasi seperti Teori Herzberg, yang menyoroti faktor-faktor
motivasional dalam konteks pelatihan.
Meskipun demikian, penelitian ini juga mencatat bahwa kesuksesan pelatihan bergantung
pada faktor-faktor seperti desain program, dukungan manajemen, dan lingkungan kerja yang
mendukung pembelajaran berkelanjutan. Implikasi dari penelitian ini dapat membantu organisasi
memperbaiki strategi pelatihan mereka untuk mencapai hasil yang lebih efektif.
Kata Kunci : Pelatihan Karyawan, Kinerja Karyawan, Manajemen Sumber Daya Manusia

ABSTRACT
This research explores the effect of training on employee performance by embracing
various theories from experts in the field of human resource management. Employee training is
considered an important strategy in improving productivity and individual competence in the work
environment. The focus of this research is to analyze the extent to which training contributes to
improved employee performance and identify the theories that support the relationship.
The conceptual approach of this study is based on the Human Capital theory proposed by
Gary Becker, which underlines investment in human resources as an important capital in achieving
organizational goals. This theory states that training improves employee capabilities, thus
contributing positively to performance.
In addition, the Expectancy theory developed by Victor Vroom is also the focus of the
research, emphasizing the importance of employees' perceptions of the benefits of training towards
improving their personal performance. The theory highlights that individuals' expectations
regarding training can motivate them to participate and apply new skills in the workplace.
The results of this study include the finding that effective training can improve employee
performance through increased knowledge, skills and intrinsic motivation. The analysis also looks
at the impact of motivational theories such as Herzberg's Theory, which highlights motivational
factors in the context of training.
However, the research also notes that training success depends on factors such as program
design, management support and a work environment that supports continuous learning. The
implications of this study can help organizations improve their training strategies to achieve more
effective results.
Keywords: Employee Training, Employee Performance, Human Resource Management

PENDAHULUAN
Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan merupakan aspek krusial dalam konteks
pengembangan sumber daya manusia di berbagai organisasi. Pelatihan menjadi landasan bagi
pertumbuhan dan keberhasilan suatu perusahaan, seiring dengan perubahan dinamis dalam
lingkungan bisnis global. Dalam era di mana perubahan teknologi dan tuntutan pasar semakin
cepat, organisasi harus mampu mengadaptasi karyawan mereka agar tetap relevan dan produktif.
Oleh karena itu, penelitian mengenai bagaimana pelatihan memengaruhi kinerja karyawan menjadi
sangat penting.
Dalam konteks ini, kinerja karyawan bukan hanya mencakup pencapaian target dan
produktivitas semata, tetapi juga melibatkan aspek-aspek seperti motivasi, kompetensi, kreativitas,
dan keterlibatan dalam tugas-tugas organisasional. Pelatihan memiliki peran kunci dalam
memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan
untuk menjalankan tugas mereka dengan efektif. Dengan demikian, penting untuk memahami
bagaimana pelatihan dapat memengaruhi berbagai aspek kinerja karyawan.
Pelatihan karyawan tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga
memberikan kontribusi besar terhadap keseluruhan kesehatan organisasi. Dengan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan karyawan, organisasi dapat meningkatkan daya saing mereka di
pasar yang semakin ketat. Pelatihan juga dapat menjadi alat untuk mengurangi turnover karyawan,
meningkatkan retensi bakat, dan membangun budaya organisasi yang inovatif.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pengaruh pelatihan terhadap kinerja
karyawan adalah adanya peningkatan motivasi dan kepuasan kerja. Ketika karyawan merasa
didukung oleh organisasi mereka melalui program pelatihan, mereka cenderung merasa dihargai
dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Ini dapat menghasilkan peningkatan tingkat
kepuasan kerja, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada peningkatan kinerja secara
keseluruhan.
Selain itu, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah adaptabilitas karyawan terhadap
perubahan. Pelatihan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan
keterampilan baru dan memahami perubahan dalam lingkungan kerja mereka. Dalam dunia bisnis
yang terus berubah, karyawan yang dapat dengan cepat beradaptasi memiliki nilai tambah yang
besar bagi organisasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas pelatihan tidak selalu terjamin. Diperlukan
perencanaan yang matang, implementasi yang baik, dan evaluasi yang berkelanjutan untuk
memastikan bahwa pelatihan memberikan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, penelitian ini
juga akan mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan program pelatihan
dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Dengan melihat secara lebih mendalam pada hubungan antara pelatihan dan kinerja
karyawan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi
sumber daya manusia, manajer, dan peneliti untuk mengoptimalkan pengaruh pelatihan terhadap
kinerja karyawan di berbagai konteks organisasional. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana pelatihan dapat membentuk dan meningkatkan kinerja karyawan, organisasi dapat lebih
efektif dalam mengelola sumber daya manusia mereka untuk mencapai tujuan bisnis yang
berkelanjutan.

STUDI LITERATUR
PENGERTIAN PELATIHAN
Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan di luar sistem. Pelatihan (training) merupakan proses
pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Pelatihan terdiri atas serangkaian aktifitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang. Pelatihan
bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta
sikap agar karyawan semakin terampildan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan
semakin baik, sesuai dengan standar.
Michael R. Carrel et al (1995) dalam Mangkuprawira (2004:135), ada tujuh maksud utama
program pelatihan dan pengembangan, yaitu memperbaiki kinerja, meningkatkan keterampilan
karyawan, menghindari keuasangan manajerial, memecahkan permasalahan, orientasi karyawan
baru, persiapan promosi dan keberhasilan manajerial, dan memberikan kepuasan untuk kebutuhan
pengembangan personal. meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan
keputusan, dan memperluas human relations.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah: usaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan saat ini,
dengan materi yang telah ditentukan dan dilakukan dalam waktu yang relative pendek.
PENGERTIAN KINERJA KARYAWAN
Secara konseptual kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam kurun
waktu tertentu berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan, variabel operasional dari kinerja
karyawan, yaitu suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam kurun waktu tertentu
berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan.
Senada dengan itu, Rivai (2005:309) menyatakan bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawab menurut ukuran
dan standar yang berlaku pada masing masing organisasi.
Mangkuprawira dan Hubeis (2007:160) menyatakan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi
oleh faktor intrinsik dan ektrinsik karyawan sebagai berikut. (1) Faktor intrinsik yang
mempengaruhi kinerja pegawai terdiri dari pendidikan, pengalaman, motivasi, kesehatan, usia,
keterampilan, emosi, dan spiritual; (2) Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja pegawai
terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik, kepemimpinan, komunikasi vertikal dan horizontal,
kompensasi, kontrol berupa penyeliaan, fasilitas, pelatihan, beban kerja, prosedur kerja, sistem
hukuman dan sebagainya.
HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN KINERJA KARYAWAN
Kasmir (2016: 198) mengungkapkan pendapatnya bahwa tujuan pelatihan adalah untuk
mendongkrak kinerja karyawan agar menjadi lebih baik. Demikian pula dengan pengembangan
karyawan memiliki arti penting bagi karyawan guna menambah pengetahuan dan keahliannya.
Sedangkan tujuan kinerja adalah untuk kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Maksudnya
adalah bagi karyawan yang memiliki kemampuan atau keahlian yang kurang, perlu diberikan
pelatihan, agar mampu meningkatkan kinerjanya. Sedangkan tujuan pelatihan adalah untuk
mendongkrak kinerja karyawan agar menjadi lebih baik.

METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data yang digunakan menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada. Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer, di mana
data ini bisa diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain
sebagainya (Hasan, 2002).
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku,
literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan
(Nasir).
2. Internet
Media internet diperlukan untuk mengakses informasi yang tidak bisa ditemukan di buku dan
literatur lainnya, yang kemudian data tersebut digunakan untuk mendukung penelitian.

PEMBAHASAN
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Pendapat Hasibuan (2001) yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan kegiatan untuk
memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para
karyawan sesuai dengan yang diinginkan oleh instansi yang bersangkutan. Setiap pelatihan sebagai
upaya untuk mencapai peningkatan produktivitas kerja suatu perusahaan/instansi tidak terlepas
dari pengaruh, baik pengaruh dari dalam dan dari luar instansi tersebut. Pengaruh ini menuntut
setiap organisasi instansi agar meningkatkan pelayanan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang makin meningkat. Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, maka pihak
perusahaan/instansi harus meningkatkan kemampuan, baik pengetahuan maupun keterampilan
dari karyawannya agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam instansi, dimana hal
tersebut dapat tercapai melalui pelatihan yang insentif.
Selain itu Sumarsono (2003) juga menyebutkan bahwa kualitas pegawai/karyawan yang
terus meningkat merupakan aspek penting yang harus dijaga dan dipelihara oleh instansi
sehubungan dengan keinginan. instansi tersebut agar tidak mengalami kemunduran. Oleh karena
itu, dalam proses perekrutan pegawi/karyawan baru harus memilih tenaga kerja dengan kualitas
yang memadai, di samping berupaya meningkatkan kemampuan yang sudah lama. Dengan
melakukan pelatihan bagi para pegawai pada suatu instansi pemerintahan akan dapat diperoleh
berbagai manfaat bagi pihak pimpinan dan karyawannya dalam pengambilan keputusan. Dengan
demikian usaha peningkatan produktivitas dan kinerja pegawai dapat dicapai tanpa menambah
jumlah dari pegawai tetapi cukup dengan pembinaan, pengembangan dan pelatihan sumber daya
manusia.
Kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan ternyata mampu untuk mencapai keinginan
tergantung dari besarnya keinginan tersebut yang dapat dilakukan melalui pelatihan dan
pendidikan. Seperti hasil penelitian Alipour (2009) pelatihan sangat diperlukan baik untuk
kesejahteraan ekonomi ditingkat industri maupun nasional.. Dengan pemberian pelatihan
produktivitas perusahaan untuk individu dapat di tingkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
perilaku orang, sebagai akibat akan meningkatkan posisi mereka di tempat kerja, juga
memperbaiki kinerja di lingkungan kerja (Goldstein dan Ford 2002; Gupta dan Bostrom 2006).
KESIMPULAN
1. Pelatihan memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap kinerja pegawai
2. Pelatihan yang efektif memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan,
baik secara individu maupun secara kolektif dalam konteks tim dan organisasi.
3. Sebelum dilakukan pelatihan, umumnya perusahaan akan melakukan analisa kebutuhan
pelatihan dan permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan.
4. Bahwa dengan memberikan pelatihan kerja organisasi akan mendapatkan keuntungan yang
memuaskan atas investasi sumber daya manusia yang merupakan bagian penting dari strategi
organisasi untuk masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Anggereni, N. E. (2018). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Lembaga
Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 606-
615.
Supatmi, M. E., Nimran, U., & Utami, H. N. (n.d.). Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Dan Kinerja Karyawan. Jurnal Profit, 25-37.
Mangkunegara, A. P. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Noe, R. A. (2011). Pengembangan Sumber Daya Manusia (7th ed.). Salemba Empat.
Wibowo. (2017). Manajemen Kinerja (4th ed.). Rajawali Pers.
Hasibuan, Malayu. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sumarsono, Sonny. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenaga kerjaan.
Jogyakarta: Graha Ilmu.
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori dan Praktik (Cetakan ke-1). Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai