Pengertian
Warisan adalah sesuatu yang diwariskan, seperti harta pusaka, nama
baik. (KBBI).
Dikalangan ahli ilmu dikenal dengan istilah tirkah untuk warisan.
Pengertian menurut istilah dikalangan Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah
mengatakan bahwa tirkah adalah: “Segala sesuatu yang ditinggalkan
mayit baik berbentuk harta maupun hak-hak yang lain selain harta.”
Syarat Waris
1. Orang yang mewariskan harta nyata-nyata telah meninggal dunia.
Bila orang yang hartanya akan diwaris belum benar-benar meninggal,
umpamanya dalam keadaan koma yang berkepanjangan, maka harta
miliknya belum dapat diwarisi oleh ahli waris yang berhak menerimanya.
Ini dikarenakan adanya warisan itu karena adanya kematian. Selain
nyata-nyata telah meninggal harta warisan juga bisa dibagi bila seseorang
dinyatakan meninggal secara hukum oleh hakim. Umpamanya dalam
kasus seorang yang telah lama hilang tanpa diketahui kabarnya kemudian
atas ajuan pihak keluarga hakim memutuskan bahwa orang tersebut telah
meninggal dunia. Dengan putusan hakim tersebut maka harta milik orang
tersebut bisa dibagi kepada ahli waris yang ada.
2. Ahli waris yang akan mendapat warisan nyata-nyata masih hidup ketika
orang yang akan diwarisi hartanya meninggal, meskipun masa hidupnya
hanya sebentar saja.
Artinya ketika orang yang akan diwarisi hartanya meninggal maka yang
berhak menerima warisan darinya adalah orang yang nyata-nyata masih
hidup ketika si mayit meninggal. Meskipun tak lama setelah meninggalnya
si mayit, dalam hitungan menit misalnya, ahli warisnya kemudian
menyusul meninggal, maka si ahli waris ini berhak mendapatkan bagian
warisan dari si mayit. Sebagai contoh kasus, pada saat Fulan meninggal
dunia ada beberapa orang keluarga yang masih hidup yaitu seorang anak
1 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23
laki-laki, seorang anak perempuan, seorang istri, dan seorang ibu. Namun
lima menit kemudian istri si fulan menyusul meninggal dunia. Dalam kasus
seperti ini maka istri si Fulan tetap menjadi ahli waris yang berhak
mendapatkan harta peninggalannya si Fulan meskipun ia menyusul
meninggal tak lama setelah meninggalnya si Fulan. Ini dikarenakan pada
saat si Fulan meninggal sang istri nyata-nyata masih hidup.
ْ ْ ُ َّ ْ ً ْ ْ ُ ْ ْ ُ ُ َ ْ
ُ ْ ُ
َِ
َ ِ نَتركََخيراََالو ِصي َةَ ِللوا ِلدَْي
َ تَ ِا
َ ك ِتبََعليك َمَ ِاذاَحضرََاحدك َمَالمو
ْ َّ ُ ْ ًّ ْ ُ ْ ْ ْ ْ ْ
َ ََفَحقاَعلىَالمت ِقين َ ِ والاقر ِبينََ ِبالمعرو
Diwajibkan kepadamu, apabila seseorang di antara kamu didatangi
(tanda-tanda) maut sedang dia meninggalkan kebaikan (harta yang
banyak), berwasiat kepada kedua orang tua dan karib kerabat dengan
cara yang patut (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.a)
(al Baqarah:180)
a) Menurut mayoritas ulama, ayat ini dinasakh dengan ayat waris dan hadis “lā waṣiyyata li wāriṡin”
(Tidak ada wasiat bagi ahli waris).
>2.
ْ ًْ ْ ُُ ْ َّ ُ ْ ْ ُُْ ْ ْ ُ ْ ْ ُ ْ ْ ُُ ْ
َن
َ كلواَف ِريقاَ ِم
َ امَِلتأ
َِ لَوتدلواَ ِبهآَْ ِالىَالحك َ ِ اطِ ولاَتأكلوْٓاَاموالك َمَبينك َمَ ِبالب
ْ ْ ْ ُْ ْ ْ َّ
ُ
َ ََࣖاسَ ِبال ِاث َِمَوانت َمَتعلمون
َ ِ الَالن َ ِ ا ْمو
Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim
dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu
dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.(al Baqarah:188)
>3.
َّ َّ ُّ ْ ْ ْ ْ ْ َّ ُ ْ ْ ُْ ُ ٰ ْٰ
َنَي ِت َمَالرضاعةَََوعلى َ نَارادََاَ نَ ِلمَِ نَك ِامل َي َِ نَحوليَ تَير ِضعنََاولاده َ والو ِلد
َّ َ ُ ْ ُ َّ ْ ُ َّ ُ ْ ُ ْ ْ َّ ُ ُ ْ َّ ُ ُْ ْ ُْ ْ
َفَنفسََ ِالاَوسعهاََلاَتض ۤا َر َ فَلاَتكل َ ِ نَ ِبالمعرو َ نَو ِكسوته َ المولو َِدَلهََ ِرزقه
ً َ ْ ٰ ُْ ْ َّ ُ
َصالا َ نَاراداَ ِف َ لَذ ِلكَََف ِا َ ثَ ِمث َ ِ والِدةََ ِبول ِدهاَولاَم ْول ْودََلهََ ِبول ِدهََوعلىَالو ِار
ْ ْ ُ ْ ٰ َّ ْ ُ ْ
َ َاّللَ ِبماَتعملونََب ِصير
َ َن َ واعلموْٓاَا
Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung
makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak
dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Janganlah seorang ibu
dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat
menderita karena anaknya. Ahli waris pun seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) berdasarkan persetujuan
dan musyawarah antara keduanya, tidak ada dosa atas keduanya. Apabila
kamu ingin menyusukan anakmu (kepada orang lain), tidak ada dosa
bagimu jika kamu memberikan pembayaran dengan cara yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (al Baqarah:233)
>4.
ٰ ْ َّ ْ ْ ُ ْ ْ ٰ ْ َّ ْ
َلنسا ِۤءَن ِصيب َِّماَتركَالوا ِلد ِن
ِ ل
ِ َو نو ب ر قاالَو نِ د ل
ِ ا وَال كر اَت َّم
ِ الَن ِصيب
ِ لرج
ِ ِل
ً ْ ُ ْ َّ ً ْ ُ ْ ُ ْ َّ َّ ْ ُ ْ ْ
َ والاقربون َِّماَقل َِمنهَاوَكثرََن ِصيباَمفروضا
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan
kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit maupun
banyak, menurut bagian yang telah ditetapkan. (an Nisa:7)
>5.
ْ ُْ ُ ُ ْ ُ ْ ُُ ْ ُْ ٰ ْ ٰ ْ ٰ ْ ُْ ُ ُ ْ َ
ْ ٰ ْ
َواِ ذاَحضر َال ِقسمة َاولواَالقربىَواليتمىَوالمس ِكين َفارزقوهم َِمنه َوقولوا
ً ْ ُ ْ َّ ً ْ ْ ُ
َ لهمَقولاَمعروفا
>6.
ً ْ ْ ُُ ْ ْ ُُ ْ َّ ً ْ ُ ٰ ْ ْ ْ ُُ ْ ْ
َّ َّ
ٰ
ََِان َال ِذْيِ َيأكلون َاموال َاليتمى َظلما َِانما َيأكلون َِفي َبطو ِن ِهم َنارا
ْ
َ َࣖوسيصل ْونَس ِع ْي ًرا
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka
akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (an Nisa:10)
>7.
ُ ْ ُْْ ُْ َّ ْ ُ ْ ٰ ُ ُ ْ ُْ
ْ ً
ََنََِنسا َۤءَفوق َّ
َ نَك َ نََف ِا ْ
َِ ظَالانثيي َ ِ لَح َ رَ ِم َث َِ ادك َمَ ِللذك ْ ُ
ِ اّللَ ِف َْٓيَاول َ َيو ِصيك َم
ُ ْ ُ ْ ً ْ ْ ُ ُ َّ ُ ْ ْاثنت
َلَ ِ فََو ِلابَوي َِهَ ِلكَ النص ِ َ ا ه ل فَ َ
ة د اح ِ و ََ
ت ان ك َ َ
ن ِا و ََ ك
َ ر ت َ ا م َ ا ث ل ث َ َ
ن ه ل ف ََ
ن ِ ي
َّ ُ
َُنَلهََولدَََّوورثهَْٓاَب ٰو َه َْ نََّل َْمَيك
َ
ْ
ا فََ د
َ ل و َ ه
َ لَان
َ ك ََ
ن
ْ
ا َك
َ ر ت َا
َّ ُ ُ ُّ
ّمِ َ َ
س د الس َا م هُ واحدََم ْن
ِ ِ ِ ِ ِ
َْدَوصَّيةََ ُّي ْوص َْيَبهآَْا َو ْ ْ ُ ُ ُّ ُ ْ ْ ُ ُ ُّ ُ
ِ ِ ِ َِ سَ ِمنَبع َ نَكانََلهَْٓ ِاخوةََف ِلا ِم َِهَالسد َ ثََف ِا َ ف ِلا ِم َِهَالثل
َّ ٰ ً ْ ً ْ ْ ُ ُ ْ ْ ُ ُّ ْ ُ ُ ْ ُ ُ ٰ
َن
َ اّللََ ِاَِ ََبَلك َمَنفعاََف ِريض َةَ َِمن َ د ْينَََاباۤؤك َمَوابناۤؤك َمَلاَتدرونََايه َمَاقر
ْ ُ ْ ْ
ً ً ٰ
َ َاّللَكانََع ِل ْيماَح ِك ْيما َ
Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian
warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan c). Jika anak itu semuanya
perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, bagian mereka dua pertiga
dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja,
dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Untuk kedua orang
>8.
ُ َّ ُ َّ ُ ُ ْ ُ ْ ْ ُ
َُاجك ْمَا ْنَل ْمَيك ْنَل ُهَّنَولدََفا ْنَكانَل ُهَّنَولدَفلكم ولكم َِنصفَماَتركَازو
ِ ِ
َّ ْ ْ
ََّْماَترك ُت ْمَا ْنَلم َّ ُ ُ ُّ َّ ُ ْ ْ ْ ْ ُّ َّ ْ ْ
َ ِ الر ُب ُع َِّماَتركن َِمنَبع ِدَو ِصيةَيو ِصين َِبهآَْاوَدينََولهنَالربع
َّ ُّ
ِ
ْ ْ ْ ُ ْ َّ ُ ُ ُّ َّ ُ ُ ْ ُ َّ ْ ُ
َّ ْ
َيكنَلكمَولدََف ِانَكانَلكمَولدَفلهنَالثمن َِّماَتركتم َِمنَبع ِدَو ِصية ْ
ْ ُ ْ ً ٰ ُ ْ ُّ ُ ْ ُ ُ
َت ْوص ْون َِبهآَْا ْوَد ْينََواِ نَكانَرجلَيورثَكللةَا ِوَامراةَولهَْٓاخَا َوَاخت
َّ ْ
ُ ُّ ُ ْ ُ ٰ ْ ْ ُ ْ ُ ُّ ْ ُ
َث ُ ۤ ْ ُ ُ
ِ احد َِمنهماَالسدسَف ِانَكانوْٓاَاكثر َِمنَذ ِلكَفهمَشركاء َِفىَالثل ِ ف ِلك ِلَو
ْ ْ ُ ٰ ٰ ً َ ُ ْ ٰ ْ ُّ َّ ْ ْ
َ ََاّللََواّللَع ِليمَح ِليم ِ ىَبهآَْا ْوَد ْينٍَۙغيرَمضاۤ رََو ِصَّية َِمن ِ ص و َي ة ي ص ِ َو دِ ع ِمنَب
Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-
istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu
mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan
setelah dibayar) utangnya. Bagi mereka (para istri) seperempat harta
yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, bagi mereka (para istri) seperdelapan dari harta yang
kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan
setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang, baik laki-laki maupun
perempuan, meninggal dunia tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi
>9.
ْ َّ ْ ْ ٰ ْ ُ
ْ ُ
ََالَن ِصيب َِّماَاكتسبوا ج لر ل ََض ع ىَب لَعم ك ض ع
ْ
َبه َب ُ ٰ ضل
َاّلل
َّ
اَف اَموْ ولاَتتمَّن
ِ ِ ِ ِ
ُ ٰ َّ ْ ٰ ُ ْ ْ ْ َّ ْ
ْ
َلنسا ِۤءَن ِصيب َِّماَاكتسبنَوس َٔـلواَاّلل َِمنَفض ِلهَ َِانَاّللَكان َِبك ِلَش ْيء ِ و ِل
ً
َ ع ِل ْيما
Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa
yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa
yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. (an
Nisa:32)
>10.
ُ َّ ْ ْ
ََّْماَتركَالوال ٰدنَوَ ْالا ْقر ُب ْونََوالذْيَِْعقد ْتَا ْيمانُكم
َّ
ِ ي ال واَم نل عَج ل
ُ
ك و ِل
ِ ِ ِ ِ
ً ْ ْ
ُ ٰ ٰ َّ ْ ُ ْ ْ ُ ُْ ٰ
َ َࣖفاتوهمَن ِصيبهمَ َِانَاّللَكانَعلىَك ِلَشيءَش ِهيدا
Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para ahli
waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan karib
kerabatnya. Orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan
mereka, berikanlah bagian itu kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Menyaksikan segala sesuatu. (an Nisa:33)
7 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23
>11.
ْ ُ َّ ْ ْ ٰ ْ ُ ْ ٰ ُ ْ ُ ْ ْ
ُ ْ ْ
َيستفتونكَق ِلَاّللَيف ِتيكم َِفىَالكلل ِةَ ِا ِنَامرؤاَهلكَليسَلهَولَدَولهَْٓاخت ُ ُ
ُ ْ ْ ْ َّ ْ ُ َّ ْ ُ ُ ُ ْ
ْ
َفلهاَ ِنصفَماَتركَوهوَي ِرثها َِْٓانَلمَيكنَلهاَولدََف ِانَكانتاَاثنتي ِنَفلهما
ْ ُْْ ُْ َّ ً َّ ً ً ْ ُْ ْ َّ ٰ ُ ُّ
َلذك ِر َِمثلَح ِظَالانثَيي ِن
َ ْٓاَاخوة َِرجالاَو ِنساۤءَف ِل ِ الثلث ِن َِّماَتركَواِ نَكانو
ْ ُ ُٰ ْ ُّ ْ ْ ُ ُٰ ُ ُ
ْ
َࣖيب ِينَاّللَلكمَانَت ِضلواََواّلل َِبك ِلَشيءَع ِليم
Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalālah e). Katakanlah, “Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalālah, (yaitu) jika seseorang
meninggal dan dia tidak mempunyai anak, tetapi mempunyai seorang
saudara perempuan, bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua
dari harta yang ditinggalkannya. Adapun saudara laki-lakinya mewarisi
(seluruh harta saudara perempuan) jika dia tidak mempunyai anak. Akan
tetapi, jika saudara perempuan itu dua orang, bagi keduanya dua pertiga
dari harta yang ditinggalkan. Jika mereka (ahli waris itu terdiri atas)
beberapa saudara laki-laki dan perempuan, bagian seorang saudara laki-
laki sama dengan bagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu agar kamu tidak tersesat. Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (an Nisa:176)
e) Kalālah ialah orang yang wafat tanpa meninggalkan bapak dan anak.
>12.
ْ ُ ُٰ ْ ٰ ُ ُ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ُ ُٰ
َماَجعلَاّلل َِلرجل َِمنَقلبي ِنَ ِفيَجو ِفهَوماَجعلَازواجكمَال ِٕۤـۤيَتظ ِهرون
ٰ ْ ُ
َُاّلل ْ ْ ُ ُْ ْ ُ ٰ ْ ُ ْ ْ ُ ْ ْ
ُ ٰ َُّ َّ ُ ْ
اهكمَوِ ِمنهنَامه ِتكمَوماَجعلَاد ِعياۤءكمَابناۤءكمَذ ِلكمَقولكم َِبافو
ْ َّ ْ ُ َّ ْ ُ ْ ُ
َيقولَالحقَوهوَيه ِدىَالس ِبيل
Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya, Dia
tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zihar itu sebagai ibumu, dan Dia
pun tidak menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).
Yang demikian itu hanyalah perkataan di mulutmu saja. Allah mengatakan
sesuatu yang hak dan Dia menunjukkan jalan yang benar. (al Ahzab:4)
Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak
mereka. Itulah yang adil di sisi Allah. Jika kamu tidak mengetahui bapak
mereka, (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan
maula-maulamu f). Tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu,
tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (al Ahzab:5)
f) Yang dimaksud dengan maula dalam ayat ini adalah teman dekat.
Dalil-Dalil Assunnah
>13.
َ َ ُ َ َ َ ح ُ ح حَ َ َ َ ح َ َ َ َ َ ُ َ َح
َ ِ أْل ِقوا الفرائِض بِأهلِها فما ب
ِق فهو ِِلوَل رج ٍل ذك ٍر
“Berikanlah harta warisan kepada orang yang berhak menerimanya,
sedangkan sisanya untuk kerabat laki-laki yang terdekat.” (HR. Bukhari
no. 6732).
>14.
ََّ َ ح َ َ ُ َ ح ح
َأع َتق إِنما الوَلء ل ِمن
“Sesungguhnya wala’ itu milik orang yang memerdekakan.” (HR.
Bukhari no. 456 dan Muslim no. 1504).
>15.
َ َ َ ح َ ُ َ ُ َ ح
ُث َل
ِالــخــال وارِث من َل وار
“Paman (dari jalur ibu) itu mewarisi orang yang tidak memiliki ahli waris.”
(HR. Tirmidzi no. 2104 dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2104)
َث ال ح ُم حسل ِ ُم الح ََكف َِر َو ََل الح ََكف ُِر ال ح ُم حسلِم
ُ َ َ
َل ي ِر
“Seorang muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak
mewarisi orang muslim.” (HR. Bukhari no. 1588 dan Muslim no. 1351).
َ َ َ ُ َ ح ُ ََّ َ ح
ي
ِ َل يتوارث أهل مِلت
“Orang yang berbeda agama tidak saling mewarisi.” (HR. Ibnu Majah dan
dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam Shahih
Al-Jami’ no. 7613.)
>17.
ح َ َ َ ح ح ََح َ ح
اث َشء
ِ ليس ل ِلقات ِِل مِن ال ِمْي
“Si pembunuh tidak berhak mendapatkan warisan (dari orang yang
dibunuh) sedikitpun.” (HR. Abu Dawud no. 4564 dan dishahihkan oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani هdalam Shahih Al-Jami’ no. 5422).
>2. Ashabah: ahli waris yang mendapatkan seluruh sisa harta setelah
pembagian kepada Ashabul furudh. Kelompok Ashabah ini adalah Ahli
waris dengan kriteria Bunuwwah (anak laki-laki terus kebawah),
Ubuwwah (ayah terus keatas), Ukhuwwah (saudara laki-laki), ‘Umumah
(Paman dari Ayah).
Mengapa Ashabah dari laki-laki? karena Ashabah ini kelompok orang yang
memiliki kewajiban memberikan nafkah, dan menjadi tumpuan keluarga.
>3. Anak perempuan dijamin mendapatkan warisan karena termasuk
kepada Ashabul furudh, ia mendapat 1/2 dari harta warisan apabila
seorang diri, dan berserikat dalam 2/3 apabila lebih 2 orang lebih.
>4. Pembagian warisan harus mendahulukan ashabul furudh, setelah itu
baru Ashabah.
>5. Laki-laki dan perempuan 2 : 1. Ini pada kasus ketika ada anak laki-
laki dan ada anak perempuan.
>6. Pelaksanaan pembagian warisan dilakukan setelah proses
pembayaran utang dan pelaksanaan wasiat si Mayyit jika ada.
>7a. Anak perempuan mendapatkan 2/3 apabila jumlahnya dua keatas.
Mereka berserikat dalam 2/3. Apabila sendiri mendapatkan 1/2
7b. Ibu mendapatkan 1/6 apabila si mayyit memiliki anak atau memiliki
saudara dan mendapatkan 1/3 apabila mayyit tidak memiliki anak.
7c. Ayah mendapatkan 1/6 apabila si mayyit memiliki anak, dan menjadi
ashabah (pewaris sisa harta) apabila tidak ada anak.
Tabel
Saudara laki-laki dan perempuan seayah - ⅙ jika sendirian dan tidak memiliki
anak/cucu dan tidak ada ayah
kandung
ْ ً ُ ُ َّ ْ ْ ْ ْ ْ ُ ْ
ََ ِلكو ِنها:َوسماهاَحدودا،امَالمتق ِدم ِة ُ
ِ َتلك َِإلىَالأحك: ِ وال ِإشارة َِبقو ِل ِه
ْ ُ ُ َّ ُ ْ ُّ ُ ُ ُ ُ
َيَقسم َِة ِ اَيحلَتع ِديهاَومنَي ِط ِعَاّللَورسول َهَ ِف ِ َول،لاَتجوزَمجاوزتها
ْ َّ ُ ُ ُ ُ ُ ُ َّ ْ ْ ْ ْ
َّ
ََكماَي ِفيدهَعمومَاللف ِظ،امَالشر ِعي ِة ْ
ِ اَمنَالأحك ِ يثَوغي ِره ِ المو ِار
ُهار ْ ْ ْ ْ ْ َّ ُ ْ ْ ُ
َ يَمنَتح ِتهاَالأن ِ يد ِخلهَجناتَتج ِر
“Isyarat dalam firman Allah Ta’ala, ( )تِ ْلكmerujuk kepada hukum-hukum
di ayat sebelumnya (yaitu, yang berkaitan dengan hukum waris). Dan
Allah Ta’ala menyebutnya sebagai “batasan”, karena tidak boleh
dilampaui atau tidak boleh dilewati. “Barangsiapa taat kepada Allah dan
Rasul-nya”, yaitu dalam pembagian harta waris dan aturan-aturan syariat
lainnya -sebagaimana hal ini ditunjukkan oleh cakupan makna ayat yang
bersifat umum-, “niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang
mengalir di dalamnya sungai-sungai.” (Fathul Qaadir, 1: 501)