Anda di halaman 1dari 16

SEPUTAR WARIS

Pengertian
Warisan adalah sesuatu yang diwariskan, seperti harta pusaka, nama
baik. (KBBI).
Dikalangan ahli ilmu dikenal dengan istilah tirkah untuk warisan.
Pengertian menurut istilah dikalangan Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah
mengatakan bahwa tirkah adalah: “Segala sesuatu yang ditinggalkan
mayit baik berbentuk harta maupun hak-hak yang lain selain harta.”

Kesimpulan dari pengertian warisan adalah harta yang telah ditinggalkan


oleh si mayit yang akan dibagikan kepada semua ahli waris yang berhak
menerimanya setelah kematiannya, dengan syarat setelah dikeluarkan
biaya keperluan si mayit dengan segala yang ada hubungan dengan harta
tersebut dengan orang lain, seperti wasiat ataupun hutang-piutang.

Syarat Waris
1. Orang yang mewariskan harta nyata-nyata telah meninggal dunia.
Bila orang yang hartanya akan diwaris belum benar-benar meninggal,
umpamanya dalam keadaan koma yang berkepanjangan, maka harta
miliknya belum dapat diwarisi oleh ahli waris yang berhak menerimanya.
Ini dikarenakan adanya warisan itu karena adanya kematian. Selain
nyata-nyata telah meninggal harta warisan juga bisa dibagi bila seseorang
dinyatakan meninggal secara hukum oleh hakim. Umpamanya dalam
kasus seorang yang telah lama hilang tanpa diketahui kabarnya kemudian
atas ajuan pihak keluarga hakim memutuskan bahwa orang tersebut telah
meninggal dunia. Dengan putusan hakim tersebut maka harta milik orang
tersebut bisa dibagi kepada ahli waris yang ada.

2. Ahli waris yang akan mendapat warisan nyata-nyata masih hidup ketika
orang yang akan diwarisi hartanya meninggal, meskipun masa hidupnya
hanya sebentar saja.
Artinya ketika orang yang akan diwarisi hartanya meninggal maka yang
berhak menerima warisan darinya adalah orang yang nyata-nyata masih
hidup ketika si mayit meninggal. Meskipun tak lama setelah meninggalnya
si mayit, dalam hitungan menit misalnya, ahli warisnya kemudian
menyusul meninggal, maka si ahli waris ini berhak mendapatkan bagian
warisan dari si mayit. Sebagai contoh kasus, pada saat Fulan meninggal
dunia ada beberapa orang keluarga yang masih hidup yaitu seorang anak
1 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23
laki-laki, seorang anak perempuan, seorang istri, dan seorang ibu. Namun
lima menit kemudian istri si fulan menyusul meninggal dunia. Dalam kasus
seperti ini maka istri si Fulan tetap menjadi ahli waris yang berhak
mendapatkan harta peninggalannya si Fulan meskipun ia menyusul
meninggal tak lama setelah meninggalnya si Fulan. Ini dikarenakan pada
saat si Fulan meninggal sang istri nyata-nyata masih hidup.

3. Diketahuinya hubungan ahli waris dengan si mayit; karena hubungan


kekerabatan, pernikahan, atau memerdekakan budak (walâ’).

4. Satu alasan yang menetapkan seseorang bisa mendapatkan warisan


secara rinci.
Syarat ini dikhususkan bagi seorang hakim untuk menetapkan apakah
seseorang termasuk ahli waris yang berhak menerima warisan atau tidak.
Seorang saksi yang menyatakan pada hakim bahwa “orang ini adalah ahli
warisnya si fulan” tidak bisa diterima kesaksiannya dengan ucapan begitu
saja. Dalam kesaksiannya itu ia mesti menjelaskan alasan kepewarisan
orang tersebut terhadap si mayit.

Adapun rukun warisan ada 3 (tiga) yakni,


1. Orang yang mewariskan (al-muwarrits), yakni mayit yang diwarisi oleh
orang lain yang berhak mewarisinya.

2. Orang yang mewarisi (al-wârits), yaitu orang yang bertalian dengan


mayit dengan salah satu dari beberapa sebab yang menjadikan ia bisa
mewarisi.

3. Harta warisan (al-maurûts), yakni harta warisan yang ditinggalkan


mayit setelah kematiannya.
(Dr. Musthafa Al-Khin dalam kitab al-Fiqhul Manhaji, Damaskus:
Darul Qalam, 2013, jil. II, hal. 274)

2 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


Dalil Pensyariatan Waris
Dalil-Dalil al Qur’an
>1.

ْ ْ ُ َّ ْ ً ْ ْ ُ ْ ْ ُ ُ َ ْ
ُ ْ ُ
َِ
َ ِ ‫نَتركََخيراََالو ِصي َةَ ِللوا ِلدَْي‬
َ ‫تَ ِا‬
َ ‫ك ِتبََعليك َمَ ِاذاَحضرََاحدك َمَالمو‬
ْ َّ ُ ْ ًّ ْ ُ ْ ْ ْ ْ ْ
َ ََ‫فَحقاَعلىَالمت ِقين‬ َ ِ ‫والاقر ِبينََ ِبالمعرو‬
Diwajibkan kepadamu, apabila seseorang di antara kamu didatangi
(tanda-tanda) maut sedang dia meninggalkan kebaikan (harta yang
banyak), berwasiat kepada kedua orang tua dan karib kerabat dengan
cara yang patut (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.a)
(al Baqarah:180)
a) Menurut mayoritas ulama, ayat ini dinasakh dengan ayat waris dan hadis “lā waṣiyyata li wāriṡin”
(Tidak ada wasiat bagi ahli waris).

>2.

ْ ًْ ْ ُُ ْ َّ ُ ْ ْ ُُْ ْ ْ ُ ْ ْ ُ ْ ْ ُُ ْ
َ‫ن‬
َ ‫كلواَف ِريقاَ ِم‬
َ ‫امَِلتأ‬
َِ ‫لَوتدلواَ ِبهآَْ ِالىَالحك‬ َ ِ ‫اط‬ِ ‫ولاَتأكلوْٓاَاموالك َمَبينك َمَ ِبالب‬
ْ ْ ْ ُْ ْ ْ َّ
ُ
َ ََࣖ‫اسَ ِبال ِاث َِمَوانت َمَتعلمون‬
َ ِ ‫الَالن‬ َ ِ ‫ا ْمو‬
Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim
dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu
dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.(al Baqarah:188)

>3.

َّ َّ ُّ ْ ْ ْ ْ ْ َّ ُ ْ ْ ُْ ُ ٰ ْٰ
َ‫نَي ِت َمَالرضاعةَََوعلى‬ َ ‫نَارادََا‬َ ‫نَ ِلم‬َِ ‫نَك ِامل َي‬ َِ ‫نَحولي‬َ ‫تَير ِضعنََاولاده‬ َ ‫والو ِلد‬
َّ َ ُ ْ ُ َّ ْ ُ َّ ُ ْ ُ ْ ْ َّ ُ ُ ْ َّ ُ ُْ ْ ُْ ْ
َ‫فَنفسََ ِالاَوسعهاََلاَتض ۤا َر‬ َ ‫فَلاَتكل‬ َ ِ ‫نَ ِبالمعرو‬ َ ‫نَو ِكسوته‬ َ ‫المولو َِدَلهََ ِرزقه‬
ً َ ْ ٰ ُْ ْ َّ ُ
َ‫صالا‬ َ ‫نَاراداَ ِف‬ َ ‫لَذ ِلكَََف ِا‬ َ ‫ثَ ِمث‬ َ ِ ‫والِدةََ ِبول ِدهاَولاَم ْول ْودََلهََ ِبول ِدهََوعلىَالو ِار‬

3 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


ُ ْ ْ ُّ ْ ْ ُ ُ ‫نَتراضََم ْن ُهماَوتش‬
َ‫نَت ْستر ِضع ْوْٓا‬َ ‫نَاردت َْمَا‬َ ِ‫اورََفلاَجناحََعل ْي ِهماَوا‬ ِ َْ ‫ع‬
ٰ ُ َّ ْ ْ ْ ُ ْ ٰ َّ ْ ُ ْ َّ ُ ْ ُ ُ
َ‫اّلل‬
َ َ‫فَواتقوا‬ َ ِ ‫ا ْولادك َمَفلاَجناحََعليك َمَ ِاذاَسلمت َمَمآَْاتيت َمَ ِبالمعرو‬
ْ ُ ْ ْ

ْ ْ ُ ْ ٰ َّ ْ ُ ْ
َ َ‫اّللَ ِبماَتعملونََب ِصير‬
َ َ‫ن‬ َ ‫واعلموْٓاَا‬
Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung
makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak
dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Janganlah seorang ibu
dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat
menderita karena anaknya. Ahli waris pun seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) berdasarkan persetujuan
dan musyawarah antara keduanya, tidak ada dosa atas keduanya. Apabila
kamu ingin menyusukan anakmu (kepada orang lain), tidak ada dosa
bagimu jika kamu memberikan pembayaran dengan cara yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (al Baqarah:233)

>4.
ٰ ْ َّ ْ ْ ُ ْ ْ ٰ ْ َّ ْ
َ‫لنسا ِۤءَن ِصيب َِّماَتركَالوا ِلد ِن‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫َو‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ق‬‫ا‬‫ال‬‫َو‬ ‫ن‬ِ ‫د‬ ‫ل‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬‫َال‬ ‫ك‬‫ر‬ ‫اَت‬ ‫َّم‬
ِ ‫الَن ِصيب‬
ِ ‫لرج‬
ِ ‫ِل‬
ً ْ ُ ْ َّ ً ْ ُ ْ ُ ْ َّ َّ ْ ُ ْ ْ
َ ‫والاقربون َِّماَقل َِمنهَاوَكثرََن ِصيباَمفروضا‬
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan
kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit maupun
banyak, menurut bagian yang telah ditetapkan. (an Nisa:7)

>5.

ْ ُْ ُ ُ ْ ُ ْ ُُ ْ ُْ ٰ ْ ٰ ْ ٰ ْ ُْ ُ ُ ْ َ
ْ ٰ ْ
َ‫واِ ذاَحضر َال ِقسمة َاولواَالقربىَواليتمىَوالمس ِكين َفارزقوهم َِمنه َوقولوا‬
ً ْ ُ ْ َّ ً ْ ْ ُ
َ ‫لهمَقولاَمعروفا‬

4 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat,b) anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu b1) dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (an Nisa:8)
b) Maksudnya adalah kerabat yang tidak mempunyai hak waris dari harta warisan. b1)
Pemberian sekadarnya tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.

>6.

ً ْ ْ ُُ ْ ْ ُُ ْ َّ ً ْ ُ ٰ ْ ْ ْ ُُ ْ ْ
َّ َّ
ٰ
ََ‫ِان َال ِذْيِ َيأكلون َاموال َاليتمى َظلما َِانما َيأكلون َِفي َبطو ِن ِهم َنارا‬
ْ
َ َࣖ‫وسيصل ْونَس ِع ْي ًرا‬
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka
akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (an Nisa:10)

>7.
ُ ْ ُْْ ُْ َّ ْ ُ ْ ٰ ُ ُ ْ ُْ
ْ ً
ََ‫نََِنسا َۤءَفوق‬ َّ
َ ‫نَك‬ َ ‫نََف ِا‬ ْ
َِ ‫ظَالانثيي‬ َ ِ ‫لَح‬ َ ‫رَ ِم َث‬ َِ ‫ادك َمَ ِللذك‬ ْ ُ
ِ ‫اّللَ ِف َْٓيَاول‬ َ َ‫يو ِصيك َم‬
ُ ْ ُ ْ ً ْ ْ ُ ُ َّ ُ ْ ‫ْاثنت‬
َ‫ل‬َ ِ ‫فََو ِلابَوي َِهَ ِلك‬َ ‫النص‬ ِ َ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ف‬َ َ
‫ة‬ ‫د‬ ‫اح‬ ِ ‫و‬ ََ
‫ت‬ ‫ان‬ ‫ك‬ َ َ
‫ن‬ ِ‫ا‬ ‫و‬ ََ ‫ك‬
َ ‫ر‬ ‫ت‬ َ ‫ا‬ ‫م‬ َ ‫ا‬ ‫ث‬ ‫ل‬ ‫ث‬ َ َ
‫ن‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ََ
‫ن‬ ِ ‫ي‬
َّ ُ
َُ‫نَلهََولدَََّوورثهَْٓاَب ٰو َه‬ َْ ‫نََّل َْمَيك‬
َ
ْ
‫ا‬ ‫ف‬ََ ‫د‬
َ ‫ل‬ ‫و‬ َ ‫ه‬
َ ‫ل‬َ‫ان‬
َ ‫ك‬ ََ
‫ن‬
ْ
‫ا‬ َ‫ك‬
َ ‫ر‬ ‫ت‬ َ‫ا‬
َّ ُ ُ ُّ
‫ّم‬ِ َ َ
‫س‬ ‫د‬ ‫الس‬ َ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ُ ‫واحدََم ْن‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َْ‫دَوصَّيةََ ُّي ْوص َْيَبهآَْا َو‬ ْ ْ ُ ُ ُّ ُ ْ ْ ُ ُ ُّ ُ
ِ ِ ِ َِ ‫سَ ِمنَبع‬ َ ‫نَكانََلهَْٓ ِاخوةََف ِلا ِم َِهَالسد‬ َ ‫ثََف ِا‬ َ ‫ف ِلا ِم َِهَالثل‬
َّ ٰ ً ْ ً ْ ْ ُ ُ ْ ْ ُ ُّ ْ ُ ُ ْ ُ ُ ٰ
َ‫ن‬
َ ‫اّللََ ِا‬َِ ََ‫بَلك َمَنفعاََف ِريض َةَ َِمن‬ َ ‫د ْينَََاباۤؤك َمَوابناۤؤك َمَلاَتدرونََايه َمَاقر‬
ْ ُ ْ ْ

ً ً ٰ
َ َ‫اّللَكانََع ِل ْيماَح ِك ْيما‬ َ
Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian
warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan c). Jika anak itu semuanya
perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, bagian mereka dua pertiga
dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja,
dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Untuk kedua orang

5 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


tua, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika
dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak
mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), ibunya
mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa
saudara, ibunya mendapat seperenam. (Warisan tersebut dibagi) setelah
(dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan dilunasi) utangnya. (Tentang)
orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan
Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
(an Nisa:11)
c) Bagian laki-laki adalah dua kali bagian perempuan karena kewajiban laki-laki lebih berat
daripada perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi nafkah (lihat
surah an-Nisā’/4: 34).

>8.
ُ َّ ُ َّ ُ ُ ْ ُ ْ ْ ُ
َُ‫اجك ْمَا ْنَل ْمَيك ْنَل ُهَّنَولدََفا ْنَكانَل ُهَّنَولدَفلكم‬ ‫ولكم َِنصفَماَتركَازو‬
ِ ِ
َّ ْ ْ
َْ‫َّماَترك ُت ْمَا ْنَلم‬ َّ ُ ُ ُّ َّ ُ ْ ْ ْ ْ ُّ َّ ْ ْ
َ ِ ‫الر ُب ُع َِّماَتركن َِمنَبع ِدَو ِصيةَيو ِصين َِبهآَْاوَدينََولهنَالربع‬
َّ ُّ
ِ
ْ ْ ْ ُ ْ َّ ُ ُ ُّ َّ ُ ُ ْ ُ َّ ْ ُ
َّ ْ
َ‫يكنَلكمَولدََف ِانَكانَلكمَولدَفلهنَالثمن َِّماَتركتم َِمنَبع ِدَو ِصية‬ ْ

ْ ُ ْ ً ٰ ُ ْ ُّ ُ ْ ُ ُ
َ‫ت ْوص ْون َِبهآَْا ْوَد ْينََواِ نَكانَرجلَيورثَكللةَا ِوَامراةَولهَْٓاخَا َوَاخت‬
َّ ْ
ُ ُّ ُ ْ ُ ٰ ْ ْ ُ ْ ُ ُّ ْ ُ
َ‫ث‬ ُ ۤ ْ ُ ُ
ِ ‫احد َِمنهماَالسدسَف ِانَكانوْٓاَاكثر َِمنَذ ِلكَفهمَشركاء َِفىَالثل‬ ِ ‫ف ِلك ِلَو‬
ْ ْ ُ ٰ ٰ ً َ ُ ْ ٰ ْ ُّ َّ ْ ْ
َ َ‫َاّللََواّللَع ِليمَح ِليم‬ ِ ‫ىَبهآَْا ْوَد ْينٍَۙغيرَمضاۤ رََو ِصَّية َِمن‬ ِ ‫ص‬ ‫و‬ ‫َي‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ص‬ ِ ‫َو‬ ‫د‬ِ ‫ع‬ ‫ِمنَب‬
Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-
istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu
mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan
setelah dibayar) utangnya. Bagi mereka (para istri) seperempat harta
yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, bagi mereka (para istri) seperdelapan dari harta yang
kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan
setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang, baik laki-laki maupun
perempuan, meninggal dunia tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi

6 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara
perempuan (seibu), bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu
seperenam harta. Akan tetapi, jika mereka (saudara-saudara seibu itu)
lebih dari seorang, mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga
itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar)
utangnya dengan tidak menyusahkan ahli waris d). Demikianlah
ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (an
Nisa:12)
d) Menyusahkan ahli waris dapat terjadi dengan melakukan tindakan-tindakan seperti
mewasiatkan lebih dari sepertiga harta peninggalan dan memberikan wasiat dengan maksud
mengurangi harta warisan, meskipun kurang dari sepertiga harta warisan.

>9.
ْ َّ ْ ْ ٰ ْ ُ
ْ ُ
ََ‫الَن ِصيب َِّماَاكتسبوا‬ ‫ج‬ ‫لر‬ ‫ل‬ ََ‫ض‬ ‫ع‬ ‫ىَب‬ ‫ل‬‫َع‬‫م‬ ‫ك‬ ‫ض‬ ‫ع‬
ْ
‫َب‬‫ه‬ ‫َب‬ ُ ٰ ‫ضل‬
‫َاّلل‬
َّ
‫اَف‬ ‫اَم‬‫و‬ْ ‫ولاَتتمَّن‬
ِ ِ ِ ِ
ُ ٰ َّ ْ ٰ ُ ْ ْ ْ َّ ْ
ْ
َ‫لنسا ِۤءَن ِصيب َِّماَاكتسبنَوس َٔـلواَاّلل َِمنَفض ِلهَ َِانَاّللَكان َِبك ِلَش ْيء‬ ِ ‫و ِل‬
ً
َ ‫ع ِل ْيما‬
Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa
yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa
yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. (an
Nisa:32)

>10.
ُ َّ ْ ْ
َْ‫َّماَتركَالوال ٰدنَوَ ْالا ْقر ُب ْونََوالذْيَِْعقد ْتَا ْيمانُكم‬
َّ
ِ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫و‬‫اَم‬ ‫ن‬‫ل‬ ‫ع‬‫َج‬ ‫ل‬
ُ
‫ك‬ ‫و ِل‬
ِ ِ ِ ِ
ً ْ ْ
ُ ٰ ٰ َّ ْ ُ ْ ْ ُ ُْ ٰ
َ َࣖ‫فاتوهمَن ِصيبهمَ َِانَاّللَكانَعلىَك ِلَشيءَش ِهيدا‬
Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para ahli
waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan karib
kerabatnya. Orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan
mereka, berikanlah bagian itu kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Menyaksikan segala sesuatu. (an Nisa:33)
7 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23
>11.
ْ ُ َّ ْ ْ ٰ ْ ُ ْ ٰ ُ ْ ُ ْ ْ
ُ ْ ْ
َ‫يستفتونكَق ِلَاّللَيف ِتيكم َِفىَالكلل ِةَ ِا ِنَامرؤاَهلكَليسَلهَولَدَولهَْٓاخت‬ ُ ُ

ُ ْ ْ ْ َّ ْ ُ َّ ْ ُ ُ ُ ْ
ْ
َ‫فلهاَ ِنصفَماَتركَوهوَي ِرثها َِْٓانَلمَيكنَلهاَولدََف ِانَكانتاَاثنتي ِنَفلهما‬
ْ ُْْ ُْ َّ ً َّ ً ً ْ ُْ ْ َّ ٰ ُ ُّ
َ‫لذك ِر َِمثلَح ِظَالانثَيي ِن‬
َ ‫ْٓاَاخوة َِرجالاَو ِنساۤءَف ِل‬ ِ ‫الثلث ِن َِّماَتركَواِ نَكانو‬
ْ ُ ُٰ ْ ُّ ْ ْ ُ ُٰ ُ ُ
ْ
َࣖ‫يب ِينَاّللَلكمَانَت ِضلواََواّلل َِبك ِلَشيءَع ِليم‬
Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalālah e). Katakanlah, “Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalālah, (yaitu) jika seseorang
meninggal dan dia tidak mempunyai anak, tetapi mempunyai seorang
saudara perempuan, bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua
dari harta yang ditinggalkannya. Adapun saudara laki-lakinya mewarisi
(seluruh harta saudara perempuan) jika dia tidak mempunyai anak. Akan
tetapi, jika saudara perempuan itu dua orang, bagi keduanya dua pertiga
dari harta yang ditinggalkan. Jika mereka (ahli waris itu terdiri atas)
beberapa saudara laki-laki dan perempuan, bagian seorang saudara laki-
laki sama dengan bagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu agar kamu tidak tersesat. Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (an Nisa:176)
e) Kalālah ialah orang yang wafat tanpa meninggalkan bapak dan anak.

>12.

ْ ُ ُٰ ْ ٰ ُ ُ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ُ ُٰ
َ‫ماَجعلَاّلل َِلرجل َِمنَقلبي ِنَ ِفيَجو ِفهَوماَجعلَازواجكمَال ِٕۤـۤيَتظ ِهرون‬
ٰ ْ ُ
َُ‫اّلل‬ ْ ْ ُ ُْ ْ ُ ٰ ْ ُ ْ ْ ُ ْ ْ
ُ ٰ َُّ َّ ُ ْ
‫اهكمَو‬ِ ‫ِمنهنَامه ِتكمَوماَجعلَاد ِعياۤءكمَابناۤءكمَذ ِلكمَقولكم َِبافو‬
ْ َّ ْ ُ َّ ْ ُ ْ ُ
َ‫يقولَالحقَوهوَيه ِدىَالس ِبيل‬

8 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


ُ ُ ْ ُ ٰ ْ ُ ْ ْ َّ ْ ٰ ْ ُ ْ ُ ْ ٰ ْ ُ ْ ُ ُْ
ْ ْ
َ‫َاّللََف ِانَلمَتعلموْٓاَاباۤءهمَف ِاخوانكم َِفى‬
ِ ‫َعند‬ ِ ‫ادعوهم َِلاباۤى ِِٕۤه َمَهوَاقسط‬
ْ َّ َّ ْ ٰ ْ ُْ ْ ْ ُ ْ ُ ْ ْ ْ ُ ْ ْ
َ‫الدْي َِِومو ِاليكمَوليسَعليكمَجناح َِفيمآَْاخطأتم َِبهَول ِكنَماَتعمدت‬ ِ
ً ْ َّ ً ْ ُ ُ ٰ ُ ُ ُُْ
َ ‫قلوبكمَوكانَاّللَغفوراَر ِحيما‬ ْ

Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya, Dia
tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zihar itu sebagai ibumu, dan Dia
pun tidak menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).
Yang demikian itu hanyalah perkataan di mulutmu saja. Allah mengatakan
sesuatu yang hak dan Dia menunjukkan jalan yang benar. (al Ahzab:4)
Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak
mereka. Itulah yang adil di sisi Allah. Jika kamu tidak mengetahui bapak
mereka, (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan
maula-maulamu f). Tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu,
tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (al Ahzab:5)
f) Yang dimaksud dengan maula dalam ayat ini adalah teman dekat.

Dalil-Dalil Assunnah
>13.
َ َ ُ َ َ ‫َ ح ُ ح حَ َ َ َ ح َ َ َ َ َ ُ َ َح‬
َ ِ ‫أْل ِقوا الفرائِض بِأهلِها فما ب‬
‫ِق فهو ِِلوَل رج ٍل ذك ٍر‬
“Berikanlah harta warisan kepada orang yang berhak menerimanya,
sedangkan sisanya untuk kerabat laki-laki yang terdekat.” (HR. Bukhari
no. 6732).

Dalam hadits ini Rasulullahn memerintahkan supaya pembagian warisan


dimulai dari yang berhak menerima (Ashabul Furudh, yaitu ahli waris yang
mendapatkan jatah tertentu: 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8, 2/3), kemudian jika
ada sisa maka diberikan kepada kerabat laki-laki yang terdekat (ashabah).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dit ketika menjelaskan hadits di
atas berkata, “Nabin memerintahkan supaya memberikan warisan
kepada ahli waris yang memiliki bagian tertentu, maka mereka

9 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


didahulukan daripada ashobah. Kemudian apa yang tersisa maka
diberikan kepada ahli waris laki-laki yang paling dekat hubungan
kekerabatannya, mereka itu adalah ashobah dari kalangan keturunan laki-
laki, ushul dari kalangan laki-laki, keturunan laki-laki dari ushul, serta
wala’. (Bahjah Qulub Al-Abrar, hal. 193)).

>14.
‫ََّ َ ح َ َ ُ َ ح ح‬
َ‫أع َتق‬ ‫إِنما الوَلء ل ِمن‬
“Sesungguhnya wala’ itu milik orang yang memerdekakan.” (HR.
Bukhari no. 456 dan Muslim no. 1504).

Dalam hadits ini Nabi ‫ ﷺ‬menjelaskan bahwa orang yang


memerdekakan budak maka ia mendapatkan hak wala’, yaitu jika budak
yang ia bebaskan itu wafat dan tidak memiliki ahli waris maka orang yang
memerdekakan berhak untuk mendapatkan harta warisannya.

>15.
َ َ َ ‫ح َ ُ َ ُ َ ح‬
ُ‫ث َل‬
ِ‫الــخــال وارِث من َل وار‬
“Paman (dari jalur ibu) itu mewarisi orang yang tidak memiliki ahli waris.”
(HR. Tirmidzi no. 2104 dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2104)

Dalam hadits ini Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan bahwa paman (dari jalur


ibu) yang termasuk Dzawul Arham berhak mendapatkan warisan apabila
orang yang wafat tidak memiliki ahli waris baik dari Ashabul Furudh
maupun Ashobah. Hadits ini merupakan dalil ketentuan warisan bagi
Dzawul Arham.

10 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


>16.

َ‫ث ال ح ُم حسل ِ ُم الح ََكف َِر َو ََل الح ََكف ُِر ال ح ُم حسلِم‬
ُ َ َ
‫َل ي ِر‬
“Seorang muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak
mewarisi orang muslim.” (HR. Bukhari no. 1588 dan Muslim no. 1351).
‫َ َ َ ُ َ ح ُ ََّ َ ح‬
‫ي‬
ِ ‫َل يتوارث أهل مِلت‬
“Orang yang berbeda agama tidak saling mewarisi.” (HR. Ibnu Majah dan
dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam Shahih
Al-Jami’ no. 7613.)

>17.

‫ح‬ َ َ ‫َ ح ح‬ َ‫َح َ ح‬
‫اث َشء‬
ِ ‫ليس ل ِلقات ِِل مِن ال ِمْي‬
“Si pembunuh tidak berhak mendapatkan warisan (dari orang yang
dibunuh) sedikitpun.” (HR. Abu Dawud no. 4564 dan dishahihkan oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani‫ ه‬dalam Shahih Al-Jami’ no. 5422).

Ahli Waris dan Bagian Waris


Rasulullahn memberikan perintah pembagian warisan kepada ahli waris
sesuai dengan ukuran/bagian yang sudah ditentukan. Ketentuan ukuran
setiap ahli waris dijelaskan detail di surah An-Nisa ayat 11, 12 dan 176.
Ahli waris:
>1. Ashhabul furudh
Kelompok yang sudah ditetapkan bagian warisannya, yakni: suami, istri,
anak perempuan, ibu, dan ayah.
Bagian Ashhabul furudh yang ditetapkan Allahl adalah 1/2, 1/3, 2/3,
1/4, 1/6. 1/8
Ashhabul Furudh ada 12, 4 laki-laki 8 perempuan. Yang laki-laki adalah:
1) Ayah, 2) Ayahnya Ayah/kakek si Mayyit dari pihak Ayah terus ke atas,
3) Saudara laki-laki seibu, 4) Suami.

11 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


Yang Perempuan adalah : 1) Istri, 2) Anak perempuan, 3) Saudara
perempuan sekandung, 4) Saudara perempuan seayah, 5) Saudara
perempuan seibu, 6) Cucu perempuan dari anak laki-laki, 7) Ibu, dan 8)
Nenek si Mayyit dari pihak Ayah.

>2. Ashabah: ahli waris yang mendapatkan seluruh sisa harta setelah
pembagian kepada Ashabul furudh. Kelompok Ashabah ini adalah Ahli
waris dengan kriteria Bunuwwah (anak laki-laki terus kebawah),
Ubuwwah (ayah terus keatas), Ukhuwwah (saudara laki-laki), ‘Umumah
(Paman dari Ayah).
Mengapa Ashabah dari laki-laki? karena Ashabah ini kelompok orang yang
memiliki kewajiban memberikan nafkah, dan menjadi tumpuan keluarga.
>3. Anak perempuan dijamin mendapatkan warisan karena termasuk
kepada Ashabul furudh, ia mendapat 1/2 dari harta warisan apabila
seorang diri, dan berserikat dalam 2/3 apabila lebih 2 orang lebih.
>4. Pembagian warisan harus mendahulukan ashabul furudh, setelah itu
baru Ashabah.
>5. Laki-laki dan perempuan 2 : 1. Ini pada kasus ketika ada anak laki-
laki dan ada anak perempuan.
>6. Pelaksanaan pembagian warisan dilakukan setelah proses
pembayaran utang dan pelaksanaan wasiat si Mayyit jika ada.
>7a. Anak perempuan mendapatkan 2/3 apabila jumlahnya dua keatas.
Mereka berserikat dalam 2/3. Apabila sendiri mendapatkan 1/2
7b. Ibu mendapatkan 1/6 apabila si mayyit memiliki anak atau memiliki
saudara dan mendapatkan 1/3 apabila mayyit tidak memiliki anak.
7c. Ayah mendapatkan 1/6 apabila si mayyit memiliki anak, dan menjadi
ashabah (pewaris sisa harta) apabila tidak ada anak.

Ashabul Furudh Surah An-Nisa ayat 12 dan 176


>1. Suami mendapatkan bagian warisan 1/2 apabila istri yang wafat tidak
punya anak. Apabila Istri yang wafat punya anak, suami mendapat 1/4.

12 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


>2. Istri mendapatkan bagian warisan 1/4 apabila suami yang wafat tidak
punya anak. Apabila suami yang meninggal punya anak, Istri mendapat
1/8
>3. Kalalah adalah seseorang yang meninggal yang tidak memiliki ahli
waris keatas (ayah, kakek terus keatas) dan tidak memiliki ahli waris ke
bawah (anak, anak dari anak laki-laki/cucu).
Pembagian harta waris Kalalah adalah :
3a. Apabila ada suadara seibu baik laki-laki maupun perempuan, kalau
satu orang mendapat 1/6 kalau lebih dari 1 orang berserikat pada 1/3.
3b. Saudara kandung perempuan mendapat 1/2 apabila sendiri, dan
berserikat dalam 2/3 apabila lebih dari dua orang.
3c. Saudara kandung laki-laki menjadi ashabah (mewarisi seluruh harta)
3d. Apabila saudara kandung terdiri dari laki-laki dan perempuan maka
mereka menjadi ashabah dengan ketentuan 2 berbanding 1.

Tabel

Ahli Waris Bagian

Anak perempuan - ½ bagian jika sendiri

- Jika dua orang atau lebih perempuan


tidak ada anak atau cucu laki-laki akan
mendapatkan 2/3 bagian

Anak laki-laki - Sendirian atau bersama anak/cucu


lain (laki-laki atau perempuan)
mendapatkan sisa seluruh harta
setelah dibagi pembagian lain

- Pembagian harta warisan antara laki-


laki dan perempuan adalah 2:1

Ayah - ⅓ bagian jika tidak memiliki


anak/cucu

- ⅙ bagian jika memiliki anak/cucu

Ibu - ⅓ bagian jika memiliki anak/cucu dan


tidak ada dua saudara atau lebih dan

13 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


tidak bersama ayah kandung

- ⅙ bagian jika memiliki anak/cucu


dan/atau ada dua saudara atau lebih
dan tidak bersama ayah kandung

- ⅓ dari sisa sesudah diambil istri/janda


atau suami/duda jika tidak memiliki
anak/cucu dan tidak ada dua saudara
atau lebih tetapi bersama ayah
kandung

Suami/Duda - ½ bagian jika ayah meninggal dan


tidak memiliki anak/cucu

- ¼ bagian jika memiliki anak/cucu

Istri/Janda - ¼ bagian jika ibu meninggal dan tidak


memiliki anak/cucu

- ⅛ bagian jika memiliki anak cucu

Saudara laki-laki dan perempuan seayah - ⅙ jika sendirian dan tidak memiliki
anak/cucu dan tidak ada ayah
kandung

- ⅓ bagian jika dua orang lebih tidak


memiliki anak/cucu dan tidak ada
ayah kandung

Saudara perempuan kandung seayah - ½ bagian jika tidak memiliki


anak/cucu dan tidak ada ayah
kandung

- ⅔ bagian jika dua orang lebih tidak


memiliki anak/cucu dan tidak ada
ayah kandung

- Pembagian harta waris 1 anak laki-


laki dan 2 anak perempuan juga
memiliki perhitungan berbeda

Saudara laki-laki - Sisa seluruh harta setelah dibagi


pembagian lainnya jika sendirian atau
bersama saudara lain dan tidak
memiliki anak/cucu dan tidak memiliki
ayah kandung

14 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


Ancaman Kepada Yang Mendurhakai Allah Dalam Kewarisan
ً ُ ْ ْ ُ ْ ُ ُ َّ ٰ
ْ ‫اّللَور ُس‬ ْ
ْ
َ‫اَفيهاَوله‬
ِ ِ‫د‬ ‫ل‬‫ا‬‫اَخ‬ ً
‫ار‬ ‫َن‬‫ه‬ ‫ل‬ ‫خ‬ِ ‫د‬ ‫َي‬‫ه‬‫د‬ ‫و‬‫د‬ ‫َح‬‫د‬ ‫ع‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫َو‬‫ه‬‫ل‬‫و‬ َ‫وم ْنََّيع ِص‬

َ َࣖ‫عذاب َُّم ِه ْين‬


Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-
batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api
neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan. (an
Nisa:14)

ْ ً ُ ُ َّ ْ ْ ْ ْ ْ ُ ْ
َ‫َ ِلكو ِنها‬:‫َوسماهاَحدودا‬،‫امَالمتق ِدم ِة‬ ُ
ِ ‫َتلك َِإلىَالأحك‬: ِ ‫وال ِإشارة َِبقو ِل ِه‬
ْ ُ ُ َّ ُ ْ ُّ ُ ُ ُ ُ
َ‫يَقسم َِة‬ ِ ‫اَيحلَتع ِديهاَومنَي ِط ِعَاّللَورسول َهَ ِف‬ ِ ‫َول‬،‫لاَتجوزَمجاوزتها‬
ْ َّ ُ ُ ُ ُ ُ ُ َّ ْ ْ ْ ْ
َّ
َ‫َكماَي ِفيدهَعمومَاللف ِظ‬،‫امَالشر ِعي ِة‬ ْ
ِ ‫اَمنَالأحك‬ ِ ‫يثَوغي ِره‬ ِ ‫المو ِار‬
ُ‫هار‬ ْ ْ ْ ْ ْ َّ ُ ْ ْ ُ
َ ‫يَمنَتح ِتهاَالأن‬ ِ ‫يد ِخلهَجناتَتج ِر‬
“Isyarat dalam firman Allah Ta’ala, (‫ )تِ ْلك‬merujuk kepada hukum-hukum
di ayat sebelumnya (yaitu, yang berkaitan dengan hukum waris). Dan
Allah Ta’ala menyebutnya sebagai “batasan”, karena tidak boleh
dilampaui atau tidak boleh dilewati. “Barangsiapa taat kepada Allah dan
Rasul-nya”, yaitu dalam pembagian harta waris dan aturan-aturan syariat
lainnya -sebagaimana hal ini ditunjukkan oleh cakupan makna ayat yang
bersifat umum-, “niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang
mengalir di dalamnya sungai-sungai.” (Fathul Qaadir, 1: 501)

Kemudian beliau mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,


ْ ْ َّ ْ ُ َّ ْ ‫م ْنَفَّرَم‬
ُ
‫َقطعَاّلل َِميراثه َِمنَالجن ِةَيومَال ِقيام َِة‬،‫اثَو ِار ِث ِه‬ ‫ير‬‫َم‬‫ن‬
ِ ِ ِ

15 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23


“Barangsiapa yang lari dengan membawa warisan ahli warisnya, Allah
akan memutus warisannya dari surga pada hari kiamat.” (HR. Ibnu
Majah no. 2703)

Barangsiapa yang mengutak-atik pembagian waris sebagaimana yang


telah ditentukan oleh syariat, sehingga dia mewariskan harta kepada
orang yang seharusnya tidak berhak menerimanya; atau dia mencegah
(menahan) pembagian sebagian atau seluruh harta waris kepada orang
yang seharusnya berhak menerimanya; atau dia menyamakan antara laki-
laki dan perempuan dalam pembagian harta waris, sebagaimana dijumpai
dalam undang-undang sekuler buatan manusia yang bertentangan
dengan hukum syariat bahwa bagian perempuan itu setengah dari bagian
lelaki; maka orang tersebut telah kafir dan berhak berada di neraka
selamanya, kecuali dia bertaubat kepada Allah Ta’ala sebelum meninggal
dunia. (Lihat Al-Mulakhkhas Fiqhiy, hal. 335)

16 |Kajian Waris Grup Tajwid Heniarti 07/08/23

Anda mungkin juga menyukai