Anda di halaman 1dari 49

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : Nurfitria

Asal Institusi : SMAN 8 Malinau

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah


N Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o telah
diidentifikasi
1 Relasi/ Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
hubungan antar
1. A.Mahmudi , (2020) Menurutnya Perhatian orangtua kepada terhadap kajian literatur, dapat
peserta didik
dengan dengan peserta didik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam diketahui bahwa penyebab
orangtua
hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari Relasi/hubungan antar peserta
peserta didik
sangat kurang lingkungannya. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa didik dengan dengan orangtua
dalam
perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan peserta didik masih sangat
khususnya
dalam proses memusatkan kosentrasi terhadap suatu objek. Perhatian kurang
pembelajaran
dilakukan berdasarkan rangsangan yang diterima dari apa yang  Peserta didik kurang
individu dapat dari lingkungannya. Perhatian merupakan berkomunikasi karena
pemusatan atau kosentrasi yang menyebabkan bertambahnya meliha kesibukan orangtua
aktivitas individu terhadap suatu objek. Dengan kata lain,  Peserta didik merasa
perhatian orang tua merupakan pemusatan atau kosentrasi kurang nyaman
orang tua terhadap anaknya yang menyebabkan bertambahnya berkomuniasi dengan
aktivitas seorang anak, terutama dalam pemenuhan kebutuhan orantua karena berbeda
baik secara fisik maupun non fisik. Akan tetapi dalam generasi
memberikan perhatian, orang tua tidak boleh berlebihan  Peserta didik merasa
ataupun kekurangan, tetapi harus sesuai dengan kebutuhan atau kurangnya waktu orangtua
ideal. Perhatian orang tua yang berlebihan akan mengakibatkan di rumah dan sering kali
anak stress dan tertekan dan sebaliknya apabila perhatian orang mengabaikan apa yang di
tua yang kurang maka akan mengakibatkan anak dalam utarakan peserta didik
memenudi kebutuhannya tidak sesuai dengan harapan. Yang  Peserta didik merasa tidak
dimaksud dengan perhatian sesuai kebutuhan atau ideal adalah di akui dan tidak di pahami
perhatian yang berhubung berkaitan dengan realita
Sumber literatur jurnal : dan ekspektasi orangtua
Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar  Peserta didik merasa
Kognitif Siswa oleh A.Mahmudi , (2020) kurangnya dukungan
JP2, Vol 3 No 1, Tahun 2020 emosional dari orangtua
p-ISSN : 2614-3909 e-ISSN : 2614-3895  Kurangnya perhatian
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/ orangtua kepada peserta
download/24435/14772/40438 didik dalam segala
Kajian Literatur : hal,sehingga peserta didik
2. fungsi komunikasi interpersonal adalah meningkatkan merasa komunikasi dengan
hubungan, menghindari konflik, mengurangi ketidakpastian orangtua tidak berguna
terhadap suatu hal dan sebagai wadah untuk berbagi  Sibuknya orangtua dalam
pengetahuan dan pengalaman,Komunikasi Interpersonal dalam bekerja sehingga peserta
keluarga dapat membantu menjaga hubungan yang harmonis didik enggan
antara orang tua dan anak dan menjauhkan dari konflik yang berkomunikasi secara
biasa terjadi di antara mereka. Orang tua dan anak dapat secara khusus mengenai
langsung melakukan interaksi secara tatap muka, pembelajaran di sekolah
membicarakan dan melakukan suatu hal secara bersama-sama,  Siswa masih enggan untuk
sehingga diharapkan mampu memelihara hubungan, mampu berkomunikasi secara
mengetahui lingkungan secara baik, dapat merasa saling interpersonal terhadap
terhibur, dapat saling membantu dalam menyelesaikan keluarga pada khususnya
permasalahan, serta orang tua dana anak dapat saling mengenal orangtua mengenai proses
lebih dalam lagi. Semakin tinggi intensitas komunikasi pembelajaran
interpersonal orang tua dengan anak semakin tinggi pula
motivasi anak untuk dapat Orang tua menjadi anggota keluarga
yang berperan penting dalam menjalankan fungsi
Proses komunikasi di dalam keluarga, orang tua yang bekerja
sudah selayaknya mampu melakukan peran dan fungsinya
untuk (1) melakukan pengaturan waktu yang baik, (2)
memposisikan diri sebagai sahabat untuk anak, (3)
berkomunikasi menggunakan berbagai cara, baik verbal
maupun nonverbal, (4) memberikan pengertian kepada anak
mengapa ibu harus bekerja, (5) memberikan kebebasan
berpendapat bagi anak, (6) memberikan sentuhan seperti
memeluk dan mencium sebagai bukti cinta kepada anak. Di
jaman yang modern seerti ini, selain berkomunikasi secara
tatap muka, ibu pekerja juga dapat berkomunikasi melalui
gadget (Devi 2015). Komunikasi menjadi penjaga dalam
keharmonisan keluarga bekerja. Orang tua bekerja tidak boleh
merasa telah selesai dengan hanya meluangkan waktu untuk
anak saja. Orang tua harus mampu membangun kedekatan
emosional dengan anak. Waktu yang disediakan oleh orang tua
untuk anak bukan berdasarkan durasi namun lebih kepada
bagaimana orang tua mampu menciptakan waktu yang
berkualitas bersama anak sehingga dapat terbangun kedekatan
emosional yang lebih baik antara orang tua dan anak di dalam
keluarga bekerja (Munir, Triyandra, and Arif 2020)
Sumber literatur jurnal :
komunikasi di dalam keluarga antara orang tua pekerja dan
peserta didik
Farida Ayu Istiqomah (2020)
Nurhadi Nurhadi
Yosafat Hermawan
Volume 8, Nomor 02, Oktober 2021, Halaman 210-220
p-ISSN: 2303-2375, e-ISSN: 2597-4521
https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/view/
10360/9917
3. Rizky Satria , Suhud Rois · 2018 mengemukakan Kurangnya
hubungan atau relasi yang baik antara orangtua dan peserta
didik di rumah dapat memiliki dampak yang signifikan pada
perkembangan anak. Berikut adalah beberapa dampak yang
mungkin terjadi:

a. Kurangnya Dukungan Emosional:

b. Anak mungkin merasa kurang didukung secara emosional


jika tidak ada hubungan yang kuat dengan orangtua.
Dukungan emosional yang baik membantu anak merasa
aman, percaya diri, dan lebih mampu mengatasi stres.

c. Kurangnya Dukungan Akademis:

d. Orangtua yang terlibat dalam pendidikan anak cenderung


memberikan dukungan akademis yang lebih baik. Kurangnya
keterlibatan dapat berdampak negatif pada prestasi akademis
anak.

e. Kurangnya Komunikasi:

f. Komunikasi yang buruk atau minim antara orangtua dan


anak dapat menyulitkan anak untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, atau masalah yang mereka hadapi. Ini dapat
menghambat perkembangan keterampilan komunikasi anak.

g. Kurangnya Pemahaman:

h. Tanpa hubungan yang kuat, orangtua mungkin tidak


memahami kebutuhan, minat, atau bakat anak dengan baik.
Ini dapat menghambat kemampuan orangtua untuk
memberikan panduan dan dukungan yang sesuai.

i. Peningkatan Risiko Perilaku Negatif:

j. Anak yang merasa tidak terhubung dengan orangtua mereka


mungkin mencari pengakuan atau dukungan dari kelompok
sebaya atau lingkungan yang kurang sehat. Ini dapat
meningkatkan risiko terlibat dalam perilaku negatif.

4. Kajian Literatur

Komunikasi interpersonal memiliki hubungan dengan agresi.


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Minarni
komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dengan
perilaku agresi remaja memiliki hubungan negatif yang
signifikan, artinya semakin tinggi komunikasi interpersonal
maka semakin rendah perilaku agresi yang dilakukan.
Sebaliknya, semakin rendah komunikasi interpersonal
orang tua dengan anaknya maka semakin tinggi
tingkat perilaku agresi remaja. Hal tersebut dikarenakan
tidak terjalinnya komunikasi yang efektif antara orang tua
dan anak yang kemudian orang tua kurang memerhatikan
aktivitas yang dilakukan oleh anaknya. Penelitian yang
dilakukan oleh Estevez juga menyebutkan bahwa tingginya
konflik dengan keluarga, komunikasi yang buruk atau
negatif dengan orang tua dan berkurangnya perasaan
persatuan afektif di antara para anggota keluarga telah
diidentifikasi sebagai faktor yang menambah risiko perilaku
agresi.Selain itu, penelitian dari Pinilih dan Margowati juga
menunjukkan hasil yang sama dimana komunikasiorang tua-
anak memiliki hubungan yang signifikan dengan
agresivitas anak usia remaja. Hal tersebut dilihat dari
keterbukaan komunikasi antara orangtua dan anak sehingga
dalam pemecahan masalah,
remajadapatmembicarakannyadenganorangtua dan orang tua
dapat memberi dukungan dan
arahanbagipemecahanmasalahtersebut,dengan begitu
diharapkan bahwa semakin terbukanya komunikasi
interpersonal antara orang tuadan anak yang saling timbal balik
dan memberikan dukungan, dapat membantu remaja dalam
mengatasi permasalahan perkembangan yang dapat
menimbulkan agresi. Selain itu juga, komunikasi yang
terbuka dapat mengurangi kesalahpahaman antara orang tua
dan anak sehingga saling menimbulkan pengertian di antara
anggota keluarga.Penelitian lain mengenai komunikasi
keluarga terhadap agresivitas remaja yang dilakukan oleh
Berlianti, Vitayala, Hastuti, Sarwoprasodjo, dan juga dapat
memperkuat remaja untuk menunjukkan kecenderungan
perilaku agresi kepada figur otoritas. Perilaku agresif
remaja biasanya juga sering muncul dalam kelompok.
Hubungan dengan teman sebaya juga mampu memengaruhi
perilaku agresif remaja, di mana menunjukkan perilaku agresi
dapat menjadi cara untuk menambah popularitas atau sosial
status dengan menunjukkan kekuatan mengontrol.Selain itu,
remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang
kondusif, kematangan emosionalitasnya terhambat sehingga
akan mengakibatkan tingkah laku negatif misalnya agresi,
lari dari kenyataan Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri dan Abdurrhohim yang menunjukkan
hasil berupa terdapatnya hubungan negatif yang
signifikan antara kematangan emosional dengan perilaku agresi
siswa. Hal ini berarti bahwa semakin matang emosi
siswa maka perilaku agresi yang dilakukannya semakin
sedikit dan begitu pula sebaliknya. Dalam mencapai
kematangan emosi, remaja perlu belajar untuk memperoleh
gambaran-gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan
reaksi emosional yang dapat berujung pada perilaku agresi.
Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai
masalah pribadinya dengan orang lain Berkembangnya aspek
fisik, emosional, juga kognitif ditambah dengan pembentukan
identitas pada masa remaja ini, remaja akan menanyakan
segala sesuatu yangterjadi pada dirinya, sehingga pada
masa ini dibutuhkan pengarahan yang lebih dari orang tua
supaya remaja dapat lebih memahami apa yang sedang
terjadi pada diri mereka dan dapat mengendalikan emosinya
dengan baik, sehingga tidak timbul agresi yang tidak
diinginkan sebagai bentuk frustasi remaja akan tekanan yang
mereka alami, dengan begitu dibutuhkan komunikasi yang
baik antara orang tua dan anak.Menurut Maulana & Gumelar,
komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh
satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain
atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan
balik yang segera.

Sumber literatur jurnal/artikel


Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orang Tua-Anak Terhadap
Agresi Siswa
Fitri Lestari Issom(2020)
Febi Damayanti
Volume 9, Nomor 1, April 2020
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jppp/index

Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai sumber terkait


permasalahan yang sedang di analisis,di temukan beberapa
jawaban terkait dengan identitikasi masalah

Narasumber

Nama : Lindawati,S,Pd

Jabatan : Guru BK sekaligus Guru Mata pelajaran


sosiologi tahun 2022(teman sejawat)

Hari/Tanggal :17 November 2023

1. Siswa kurang nyaman berkomunikasi dengan orangtua dan


tidak terbuka terhadap hal apapun khususnya terkait
pembelajaran di sekolah

2. Seringkali kesibukan orang tua sehingga jarang


memperhatikan proses belajar anaknya di rumah

3. Asumsi peserta didik bahwa berkomunikasi dengan orangtua


adalah hal yang menakutkan di karena kan orangtua
memiliki sifat yang keras terhadap peserta didik

2 Banyak peserta Setelah dilakukan analisis terhadap


1. Kajian Literatur:
didik yang
kajian literatur ,dapat diketahui
kurang banyaknya kegiatan siswa yang tidak terkait pembelajaran di
berminat dalam bahwa penyebab Banyaknya
mengikuti kelas contohnya di saat jam pelajaran berlangsung dan guru
peserta didik yang kurang berminat
pembelajaran sedang menjelaskan materi di depan kelas peserta didik masih
di kelas dalam mengikuti pembelajaran di
sibuk sendiri dan asik sendirik, seperti berbicara dengan teman
kelas, antara lain:
yang lain,bermain HP ketika guru sedang menjelaskan
 Masih banyak peserta didik
pelajaran, tidak fokus dalam belajar, tidak mengerjakan tugas
yang melakukan kegiatan
dari guru, bahkan sampai tertidur dikelas.
yang tidak berkaitan dengan
Risanatul Risanatul1 , Junaidi Junaid (2022) mengatakan pembelajaran di kelas,seperti
ada beberapa faktor mengapa peserta didik kurang bermain gadget atau bercanda
berminat mengikuti pembelajaran dengan temannya pada saat
a. Tidak paham materi merupakan cara yang harus dilewati pembelajaran di kleas
untuk mencapai suatu tujuan. Di sekolah guru merupakan orang berlangsung
yang harus bisa menyampaikan materi yang menarik dan mudah  Masih banyak peserta didik
dipahami siswa, sehingga pelajaran yang disampaikan dapat yang tidak fokus dalam
dimengerti siswa dengan baik. Jika materi yang dipilih guru belajar
tidak tepat, akan membuat siswa sulit untuk memahami paham  Konsentrasi peserta didik
materi pelajaran, hal tersebut nanti menimbulkan masalah baru sering kali buyar pada saat
yaitu siswa menjadi tidak aktif karena tidak menguasai materi guru memberikan pemaparan
pembelajaran dengan baik mengenai materi pembelajaran
b. Kurangnya Konsentrasi Belajar Konsentrasi sangat di kelas
dibutuhkan dalam proses pembelajaran. konsentrasi belajar  Masih ada beberapa peserta
merupakan suatu kefokusan dari pribadi siswa terhadap didik merasa tidak senang
pembelajaran ataupun aktifitas belajar di kelas. Dalam aktifitas dan merasa kurang nyaman
belajar seharusnya dibutuh kan konsentrasi penuh agar siswa pada saat menerima materi
mengerti dan memahami materi yang diajarkan. Jika siswa pembelajaran di kelas
mengerti dan paham maka mereka akan aktif pada saat proses  Siswa kurang aktif berpatisipasi
pembelajaran berlangsung. Akan tetapi dalam kenyataan dalam mengikuti pembelajaran
keseharian masih banyak siswa yang kurang konsentrasi saat  Penggunaan gadget oleh siswa
belajar, sehingga mereka menjadi tidak aktif di kelas. Ini yang sering di gunakan pada
disebabkan karena adanya masalah pribadi dan masalah proses pembelajaran sehingga
Sumber kajian literatur/artikel kurang optimal dalam
menerima materi yang telah di
Penyebab Peserta Didik Tidak Berpartisipasi Aktif dalam
jabarkan oleh guru
Risanatul Risanatul(2022)

Junaidi Junaidi2

Pembelajaran Sosiologi
Naradidik: Journal of Education & Pedagogy
Volume 1 Nomor 3 2022, pp 327-335
ISSN: 2827-864X (Online) – 2827-9670

2. Kajian Literatur
mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
belajar peserta didik terhadap mata pelajaran sosiologi
yaitu kurangnya motivasi, kurangnya rasa senang terhadap
mata pelajaran sosiologi, tidak adanya semangat dalam
setiap mengikuti mata pelajaran sosiologi. Dan peserta
didik tidak mempunyai niat untuk belajar sosiologi,
contohnya tidak usaha untuk peserta didik membaca buku
yang berkaitan dengan pelajaran sosiologi.kesimpulan
bahwa penyebab rendahnya minat belajar peserta didik
dalam pembelajaran sosiologi adalah : Faktor internal yang
berasal dari diri peserta didik. Faktor eksternal yang
menyebabkan rendahnya minat belajar peserta didik adalah
tidak efektifnya pembelajaran. Saat pembelajaran ada
permasalahan yaitu : keterbatasan jam mengajar di saat
pembelajaran sosiologi.
Sumber Literatur jurnal
Minat Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran
Sosiologi
S,Sepyana (2023 )
http://repository.unp.ac.id/47875/
3.Kajian literatur
a. Faktor internal belajar
Dalam interaksi belajar-mengajar ditemukan bahwa proses
belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci
keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas psikis
berkenaan dengan bahan belajar, aktivitas mempelajari bahan
belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu mempelajari
tergantung pada jenis dan sifat bahan. Lama waktu
mempelajari juga tergantung pada kemampuan siswa. Aktivitas
belajar di alami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses
belajar sesuatu. Aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui
oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar. Proses
belajar sesuatu dialami oleh siswa dan aktivitas belajar sesuatu
dapat diamati oleh guru.
Dimyati (Biggs telfer dan Winkel, 2009:238)
mengemungkakan bahwa Pada kegiatan belajar dan mengajar
di sekolah ditemukan dua sabjek, yaitu siswa dan guru. Dalam
kegiatan belajar, siswa lah yang memegang peranan penting.
Dalam proses belajar ditemukan tiga tahap penting. Proses
belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang
menentukan terjadinya atau tidak terjadi belajar. Untuk
bertindak belajar siswa menghadapi masalah masalah secara
interen, jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia
tidak akan belajar dengan baik. Faktor internal yang di alami
dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar
sebagai berikut.
1. Keterbatasan buku sumber dalam belajar
Buku sumber merupakan hal terpenting dalam proses belajar
mengajar dimana siswa diwajibkan memiliki buku sumber
untuk belajar, jadi sebelum belajar siswa harus punya bahan
belajar yang akan di bahas dalam pelajaran, buku sumber
seperti buku paket siswa, LKS dan buku lain yang membahas
tentang pelajaran namun hal demikian buku sumber dari siswa
sangat kurang
2. Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan
belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain
berupa belajar pada akhir smester, belajar tidak teratur,menyia-
nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk
bergengsi. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat
ditemukan disekolah, kebiasaan belajar tersebut disebabkan
oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri
sendiri. Hal ini dapat diperbaiki siswa dengan pembinaan
disiplin belajar diri.
3. Kemauan dan keinginan siswa
Suatu pekerjaan akan berhasil apabila orang yang mengerjakan
mempunyai kemauan, sehingga dengan sengaja dia
melakukannya. Kemauan yang dimaksud adalah kemauan
untuk belajar. Apabila seorang siswa tidak mempunyai
kemauan untuk belajar maka proses belajar mengajar tidak
akan berjalan dengan lancar. Tidak adanya kemauan
menghambat siswa untuk belajar. Kemauan dan keinginan
siswa dalam belajar merupakan kekuatan untuk mendorong
siswa dalam belajar, jika tiadanya kemauan dan keinginan
siswa dalam belajar maka akan melemahnya kegiatan belajar.
Karna kemauan dan keinginan itu harus ada dalam diri individu
dan semua itu sejalan agar proses pembelajaran sesuai dan
berjalan dengan baik.
Sumber literatur jurnal
faktor-faktor penyebab menurunnya minat belajar siswa
Nova Saputri1, Rianti Azmi, M.Pd2, Delmira Syafrini, MA3
(2019)
Faktor Mempengaruhi Belajar
Kajian Literatur
Handphone Android merupakan salahsatu alat komunikasi yang
sangat canggihdan modern yang mempunyai fungsi yang sama
dengan telepon genggam dan dapat di bawa kemana-mana tanpa
di sambung dengan jaringan telepon menggunakan kabel dan
memiliki berbagai banyak ,adapun Dampak Negatif Adapun
Beberapa Dampak Negatif Dari Handphone Membuat Peserta Didik
Malas Belajar Anak-Anak yang sudah kecanduan Handphone,maka
setiap saatnya banyak bermain Handphone saja mereka tidak lagi
berfikir pada hal yang lain. Bag imereka Handphone merupakan
teman setia yangs etiap saat kemana-mana selalu dibawa ,rasanya
tidak lengkap tanpa Handphone digenggamannya .Pada saat belajar
di rumah siswa mendampingi buku dengan Handphone pada
awalnya mendengarkan musik atau Mp3 untuk menciptakan
suasana belajar yang nyaman akan tetapi ketika bunyi telepon atau
SMS(Short Messege Service) maka buku itu ditinggalkan siswa
berpaling ke Handphone. Mereka malas belajar dan lebih senang
telepon(Talking) dan SMS.Keberadaan Handphone memang sangat
penting bagi kehidupan dijaman era globalisasi seperti sekarang
ini. Tetapi jika ternyata Handphone disalah gunakan maka akan
berdampak negatif
Sumber literatur jurnal
.Dampak Handphone Android Terhadap Minat Belajar Siswa
IndriKristiwati1;Irfan2danArifuddin (2019)
OnlineISSN:2599-2511PrintI SSN: 2685-0524
Volume 2,Nomor 2,Desember 2019
https://stkipbima.ac.id/jurnal/index.php/ES/article/view/299/164
4.Kajian literatur
Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai
hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi dari
peserta didik dalam pembelajaran. Keterlibatan peserta didik
merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan
keberhasilan pembelajaran. Partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran merupakan keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan yaitu hasil
belajar peserta didik yang memuaskan dan juga perlunya
kontribusi memberikan kontribusi pada yang mempengaruhi
partisipasi belajar peserta didik. Faktor terbentuk dari indikator
kemampuan pemecahan masalah dan mempu menjawab
tanggapan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada dua variabel
yang memberikan dampak dan menjadikan faktor ketiga
terhadap rendahnya partisipasi belajar peserta didik.
Sumber kajina literatur
faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi
belajar peserta didik
Eggi G. Ginanjar,Bambang Darmawan dan sriyono
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/download/
21797/10713
Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 6, No. 2,
Desember 2019
3. Kajian literatur Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan, siswa tidak memberikan tanggapan terhadap
materi yang guru sampaikan, sehingga kegiatan
pembelajaran yang terjadi hanya bersifat satu arah yaitu
hanya guru,ini menjadi salah satu indikator bahwa siswa
kurang berminat mengikuti pembelajaran di kelas khususnya
mata pelajaran sosiologi
Sumber kajian literatur
Judul jurnal Peran Guru Dalam Upaya Meningkatkan
Keaktifan Siswa Dengan Menerapkan Metode Tanya Jawab
Pada Pembelajaran
Jossapat Hendra Prijanto1,Firelia de Kock (2021)
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 11 No. 3,
September 2021:
238-https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/4318/1894
251
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai sumber terkait
permasalahan yang sedang di analisis,di temukan beberapa jawaban
terkait dengan identitikasi masalah
Narasumber
Nama : Elisabeth Matias ,A,Md
Jabatan : Guru Agama Kristen (teman sejawat)
Hari/Tanggal :17 November 2023
1. Peserta didik masih banyak yang kurang aktif dalam
pembelajarannya,khususnya diskusi

2. Peserta didik sering sekali berpura pura sakit dalam


menghingdari proses pembelajaran

Peserta didik sering sekali membuat aktifitas di dalam kelas


yang tidak berhubungan dengan pembelajaran salah satunya
adalah bermain game online
3
Kajian literatur
Setelah dilakukan analisis
1. Sebagaimana kita ketahui, zaman telah memasuki era
terhadap kajian literatur dan
globalisasi. Yang membuka semua pintu dan jendela
wawancara , dapat diketahui
wawasan kita tanpa hanya melalui buku, tetapi juga lewat
bahwa penyebab Banyak
medialain. Pemanfaatan TIK pada era ini dapat
peserta didik yang
meningkatkan mutu pendidikan pula, yaitu dengan cara
kemampuannya masih
membuka lebar-lebar terhadap akses ilmu pengetahuan dan
kurang dalam pemamfaatan
penyelenggaraan pendidikan bermutu. Dengan adanya TIK
teknologi, antara lain:
guru dapat memanfaatkan berbagai sarana pendukung yang
 Minat peserta didik
memudahkanya dalam menyampaikan materi dalam proses
dalam memamfaatkan
pembelajaran. Namun pada kenyataannya masih banyak
teknologi masih sangat
permasalahan yang harus diperbaiki dalam upaya
kurang
penggunaan TIK dalam pembelajaran seperti masih banyak
 Peserta didik tidak
peserta didik yang bisa memamfaatkan teknologi saat
mendapatkan pelastihan
sekarang ini
mempuni dalam
Adapun Teknologi Informasi dalam pendidikan dapat pemamfaatan gadgt dan
diaplikasikan dalam pembelajaran sebagai berikut : a. teknologi dalam
Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, pembelajaran
komunikasi, manajemen, rekayasa, dan lain-lain secara  Peserta didik masih
bersistem, b. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara belum mengetahui
menyeluruh dan serempak, dengan memperhatikan dan pentingnya melek
teknologi pada saat
mengkaji semua kondisi, c. Digunakan teknologi sebagai proses
sekarang ini
dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar, d.
 Peserta didik masih
Timbulnya daya lipat atau efek sinergi, dimana penggabungan
banyak belum paham
pendekatan atau unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari
penggunaan teknologi
sekedar penjumlahan. Demikain pula pemecahan secara
jarak jauh dalam
menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih dari
pembelajaran daring pada
pada memecahkan masalah secara terpisah.
saat covid melanda
Sumber kajian literatur

peranan dan permasalahan teknologi informasi dan komunikasi


dalam pembelajaran

Harlina dan Novita Aryani (2019)

prosiding seminar nasional pendidikan program pascasarjana


universitas pgri palembang 03 mei 2019

2. Kajian Literatur

sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu


pemanfaatan TIK dalam proses pembelajarannya,seperti
dalammateri ketimpangan sosial biasanya pesrta didik membuat
PPT untuk presentasi dan mengunakan proyektor,tapi masih
banyak siswa yang tidak mengerti mengoperasikan komputer

Berdasarkan analisis data, hambatan yang dialami oleh siswa


dalam menggunakan TIK didalam pembelajaran, yaitu: (1)
literasi TIK khususnya aplikasi geogebara pada siswa
tergolong rendah (2) waktu pengunaan teknologi informasi dan
komunikasi kurang,(3) kebanyakan siswa belum bisa
menggunakan komputer dalam pembelajaran

Sumber Kajian literatur

Hambatan Siswa Dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan


Komunikasi (TIK) pada Pembelajaran

Vol. 2 No. 2 (2023): Juni Jurnal Perisai

Rismawati Orin Asdarina Rahmad Fauzi (2023)

https://jurnal.serambimekkah.ac.id/index.php/perisai/article/
view/250

4. Kajian Literatur

(Sodiq Anshori dalam Suminar, 2019) “Penerapan


Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran
diharapkan dapat melibatkan siswa dalam perubahan pesat
dalam kehidupan yang selalu mengalami perubahan dalam
penggunaan beragam produk teknologi informasi dan
komunikasi. Siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk, mengeksplorasi, mencari,
menganalisa, dan saling tukar informasi secara efisien dan
efektif

Sumber kajian literatur

penerapan teknologi sebagai media pembelajaran pada mata


pelajaran sosiologi

dewi suminar (2019)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas


Sultan Ageng Tirtayasa Vol. 2, No.1, 2019, hal. 774-783 p-
ISSN 2620-9047, e-ISSN 2620-9071

(http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/5886)

5. Kajian Literatur

Kemajuan teknologi yang begitu pesat, dirasakan juga dalam


bidang pendidikan yang mana dalam sistem pendidikan yang
dilaksanakan saat ini sudah memanfaatkan kemajuan teknologi.
Salah satunya adalah menggunakan sistem pembelajaran daring
(dalam jaringan) atau internet. (Bilfaqih, 2015), menyatakan
bahwa “belajar secara daring adalah pembelajaran yang
dilaksanakan pada internet, yang dapat dilakukan sekelompok
orang yang banyak jumlahnya, sehingga penyelenggaraan
pembelajaran daring dapat diikuti oleh peserta yang tidak
terbatas dan pelaksanaan pembelajaran daring dapat diberikan
secara gratis maupun berbayar”. Surat Edaran No. 4 Tahun
2020, tentang pelaksanaan pendidikan saat pandemi Covid-19,
proses pembelajaran tidak dilakukan di sekolah seperti
biasanya, namun pendidikan harus tetap berlanjut agar peserta
didik tetap mendapatkan pendidikan, oleh sebab itu proses
pembelajaran dilaksanakan secara daring atau melakukan
pembelajaran dari rumah, (Kemdikbud, 2020). Dengan kondisi
Indonesia yang seperti ini, pelaksanaan sistem pembelajaran
tatap muka langsung tidak bisa dilaksanakan, sehingga
pemerintah membuat kebijakan bahwa sistem pembelajaran
dilakukan secara daring atau belajar jarak jauh. Kondisi seperti
ini membuat sekolah-sekolah memanfaatkan berbagai teknologi
untuk digunakan dalam proses belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran daring yang memanfaatkan jaringan dan
memudahkan siswa untuk mengakses pembelajaran, diharapkan
siswa dapat memiliki motivasi belajar, namun kenyataannya
masih ada psiswa yang kurang memiliki motivasi belajar karena
masih menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran daring.
Pembelajaran secara daring atau jarak jauh, dapat
mempengaruhi pada sistem pembelajaran, mulai dari tingkat
perkembangan siswa yang tidak seperti pada belajar tatap muka,
serta ptoses pemberlajaran itu sendiri, walaupun ini merupakan
pilihan yang tepat untuk pelaksanaan pembelajaran pada saat
pandemi, (Basar, 2021). Kemudian peran pemerintah dalam
sistem pembelajaran daring ini, yaitu dengan memberikan kuota
internet gratis kepada semua peserta didik yang melakukan
pembelajaran daring, namun kuota internet tersebut tidak
mencukupi kebutuhan peserta didik dalam mengakses
pembelajaran daring, karena mata pelajaran yang banyak dan
setiap hari peserta didik melakukan pembelajaran daring.
Kenfala yang dihadapi pada ptoses pembelajatan daring, adalah
kendala yang bersifat fundamental, seperti jaringan internet,
aplikasi yang memberatkan

Sumber kajian literatur

Penyebab Kesulitan Belajar Daring Mata Pelajaran Sosiologi

Verontika , Warneri , Iwan Ramadhan (2021)

p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni, 2021 (13)1:59-67

http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai sumber terkait
permasalahan yang sedang di analisis,di temukan beberapa jawaban
terkait dengan identitikasi masalah
Narasumber
Nama : Ni made liana dewi,S,Pd
Jabatan : Guru Pkn(teman sejawat)
Hari/Tanggal :17 November 2023
1. Masih banyak keterampilan teknologinmya sangat kurang

2. Beberapa peserta didik tidak memiliki akses yang memadai


ke perangkat atau koneksi internet
4 Peserta didik Setelah dilakukan analisis
1. Kajian literatur
masih terhadap kajian literatur dan
Literasi baca-tulis merupakan kemampuan membaca, menulis,
memiliki wawancara , dapat diketahui
motivasi mencari serta mengolah dan memahami suatu informasi untuk. bahwa penyebab Banyaknya
yang rendah peserta didik memiliki
Penelitian ini
dalam motivasi yang rendah dalam
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya
literasi motivasi antara lain
kemampuan literasi
 peserta didik masih
baca-tulis siswa, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki tingkat
faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi baca-tulis intelegensi yang rendaah
siswa dibebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan dalam memahami isi buku
faktor eksternal. Fakor internal meliputi rendahnya  Minat peserta didik
kemampuan intelegensi siswa, Minat peserta didik dalam dalam memamfaatkan
memamfaatkan teknologi masih sangat kurang teknologi masih sangat

, dan rendahnya motivasi belajar siswa. Faktor eksternal kurang

meliputi kurangnya perhatian orang tua, pengaruh televisi dan  Peserta didik Tidak

handphone, pengaruh teman bermain, kemampuan guru, serta memaamfaatkan sarana

sarana dan prasarana yang kurang memadai. Upaya yang dapat perpustakaan sekolah

dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan rendahnya dengan baik

kemampuan literasi baca-tulis siswa adalah dengan cara  rendahnya minat baca

memberi motivasi, menerapkan kegiatan literasi baca-tulis, siswa dalam dunia

meningkatkan kemampuan guru, dan melakukan kolaborasi pendidikan khususnya

atau kerjasama dengan orang tua

Sumber kajian literatur

Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi


Baca-Tulis Siswa

Zul Hijjayati, Muhammad Makki, Itsna Oktaviyanti (2022)

Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Volume 7, Nomor 3b,


September 2022 ISSN (Print): 2502-7069; ISSN (Online) 2620-
8326

https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/
774/482

2. Kajian literatur

rendahnya minat baca siswa dalam dunia pendidikan


khususnya. Minat baca yang rendah ini memicu pemerintah
melalui kemendikbud mengadakan Gerakan Literasi Sekolah
yang diintegrasikan ke dalam kurikulum. Dengan harapan dapat
meningkatkan minat baca siswa dan menjadi pusat motivasi
untuk belajar sepanjang hayat. Dalam mempengaruhi minat
baca siswa dilakukan tiga tahapan pelaksanaan gerakan literasi
sekolah diantaranya yaitu tahap pembiasaan, tahap
pengembangan, dan tahap pembelajaran. Faktor pendukungnya
yakni peran aktif seluruh warga sekolah dan sarana-prasrana
yang memadai, sedangkan yang menjadi hambatannya yakni
minat anak yang berbeda-beda dalam kebiasaan membaca.
Sumber kajian literatur

peran gerakan literasi sekolah dalam meningkatkan motivasi


dan minat baca siswa

rozia afria husna (2022)

LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan


Pembelajaran Vol. 2 No. 3 Agustus 2022 E-ISSN : 2777-0575
P-ISSN : 2777-0583

https://www.jurnalp4i.com/index.php/learning/article/
download/1523/1473

3. Kajian Literatur

Pembelajaran di sekolah selain mengajarkan ilmu pengetahuan


juga memberikan bekal keterampilan. Adapun keterampilan
yang dikuasai yaitu keterampilan berbahasa, karena bahasa
merupakan hal penting untuk mengungkapkan ide ataupun
gagasan yang ada dalam pikiran. Terdapat empat keterampilan
berbahasa yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan membaca
(Safitri et al, 2021). Membaca merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang dapat membantu peserta didik
dalam memahami makna dalam tulisan. Agar tujuan membaca
dapat tercapai maka penting adanya minat membaca. Minat
membaca merupakan kesukaan seseorang untuk melakukan
aktivitas membaca yang dilakukan sebagai bagian dari aktivitas
belajarnya.

Seluruh mata pelajaran tentunya memerlukan kegiatan


membaca karena dengan membaca kita mendapatkan informasi
yang kita inginkan. Salah satunya mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang lebih dominan melakukan kegiatan membaca.
Namun kenyataanya, anak indonesia masih rendah dalam
kemampuan literasi membaca. berdasarkan hasil penilaian
OEDC menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke
48 dari 56 negara yang artinya posisi Indonesia sangat
memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Sedangkan penilaian yang dilakukan oleh PISA terhadap
peserta didik Indonesia kembali menunjukkan hasil yang rendah
yakni sebesar 402. Kondisi ini menempatkan Indonesia pada
peringkat ke 57 dari 65 negara yang dinilai oleh OEDC yaitu
peserta didik Indonesia masih memiliki kemampuan membaca
yang rendah (Abidin, 2018). Rendahnya minat membaca tentu
sangat berdampak pada rendahnya kemampuan literasi
membaca. Peserta didik membaca namun belum bisa
menangkap maupun memahami makna dari apa yang telah
dibacanya. (Saadati & Sadli,

Sumber kajian literatur

Kemampuan Literasi Membaca Peserta Didik

Ilyun Navida , Rasiman , Dina Prasetyowati , Rafika Nuriafuri


(2023)

Jurnal Educatio

ISSN 2459-9522 (Print), 2548-6756 (Online)


Vol. 9, No. 2, 2023, pp. 1034-1039

https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article/download/49
01/3159/25439
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai sumber terkait
permasalahan yang sedang di analisis,di temukan beberapa jawaban
terkait dengan identitikasi masalah
Narasumber
Nama : Marcelius,S,Pd
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia(teman sejawat)
Hari/Tanggal :17 November 2023
1. Peserta didik malas untuk membaca buku,khususnya buka
pelajaran
2. Beberapa peserta didik masih banyak yang tidak
memamfaatkan perpustakaan sebagai sumber literasi
3. Peserta didik enggan berkunjung ke perpustakaan

5 Kurang Setelah dilakukan analisis


1.kajian literatur
optimalnya terhadap kajian literatur dan
guru dituntut keprofesionalitasannya dalam meramu proses
model wawancara , dapat diketahui
pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovatif
pembelajaran bahwa penyebab guru kurang
dengan menempatkan peserta didik sebagai subyek
yang inovatif optimal dalam mengunakan
pembelajaran bukan obyek pembelajaran, serta dapat
sesuai model pembelajaran inovatif
menggali pengetahuan peserta didik secara kongkret dan
dengan antara lain
mandiri. Salah satu inovasi yang mengiringi paradigma
karakteristik • Peserta didik memiliki sikap
materi dan belajar yang kurang baik
pembelajaran adalah diformulasikan serta diaplikasikannya
siswa dalam mata pelajaran
model-model pembelajaran inovatif yan g bero rientasi
sosiologi
kepada konstruktivistik. Model-model pembelajaran inovatif
• Peserta didik sulit konsentrasi
yang bernaung di bawah teori konstruktivistik antara lain
dalam belajar
(a) Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning), (b)
• Peserta didik kurang percaya
Model Pengajaran Langsung (Direct Instructions), (c)
diri
Pengajaran Kontektual (Contectual Teaching and Learning).
• Peserta didik tidak ada bakat
Jumlah dari model pembelajaran inovatif sangat
dalam belajara sosiolgi
bervariatif, selain ketiga model diatas, terdapat juga
• Setelah dilakukan analisis
model Think Talk Write, dan Role Playing. Oleh karena itu,
terhadap kajian literatur dan
model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya
wawancara , dapat diketahui
para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
bahwa penyebab guru kurang
dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya
optimal dalam mengunakan
pembelajaran yang inovatif diharap kan mampu
model pembelajaran inovatif
membuat siswa yang mempunyai kapasitas berpikir kritis
lain
dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti
ini mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses
memahami sesuatu dan piawai dalam mengambil pilihan
serta membuat keputusan. Selain itu, pembelajaran yang
inovatif juga tercemin dari hasil yang diperlihatkan
siswa yang komunikatif dan kolaboratif dalam
mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara jelas dan
efektif melalui

sumber kajian literatur

Hambatan Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran


Inovatif

Farida Yusrina Bain Bain dan Andy Suryadi (2019 )

Vol 8 No 1 (2019)

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597

Kajian literatur

2. Media pembelajaran merupakan salah satu elemen


penting dalam proses belajar mengajar dewasa ini,
disamping juga elemen lain seperti model, metode,
bahan ajar, dll. Penggunaan media pada setiap proses
pembelajaran telah menjadi sebuah tuntutan atau bahkan
keharusan bagi setiap guru. Pentingnya penggunaan
media dalam proses pembelajaran telah dikemukakan
oleh banyak ahli. penggunaan media dalam
pembelajaran berfungsi sebagai pendorong motivasi
belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep
yang abstrak, dan mempertinggi daya serap. Mengingat
pentingnya peranan seorang guru dalam keberhasilan
proses pembelajaran di sekolah maka guru harus mampu
melaksanakan tugas dan peranannya sebagai seorang
pendidik yang menghantarkan siswa menuju
keberhasilan belajar. Pada setiap pembelajaran terdapat
banyak harapanharapan pembelajaran yang baik berupa
media pembelajaran yang tepat agar terciptanya
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan (Janah,
2021). Kemajuan teknologi sudah banyak terbukti
mempengaruhi media pembelajaran yang bisa
diterapkan di sekolah. Dampak positif teknologi dengan
berbagai media yang dikembangkandapat membantu
peningkatan pemahaman dan ketrampilan peserta didik
dalam mencapai kompetensi belajar yang ingin dicapai
(Aini, 2019). Agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian,
penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor
pengajaran di sekolah. Salah satu faktor penyesuaian
yang berkaitan dengan pengajaran adalah media
pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh
guru sehingga mereka dapat menyampaikan materi
pelajaran kepada para peserta didik secara baik, berdaya
guna, dan berhasil Meskipun demikian, penggunaan
media pembeajaran bukanlah sesuatu yang dapat
dilalukan sembarangan. Dalam memilih dan
menggunakan media, ada banyak kriteria dan prinsif-
prinsif yang harus dipahami oleh guru. ada lima prinsif
yang harus diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran, yakni: sesuai dengan tujuan dan bahan
pengajaran; sesuai dengan kemampuan guru; sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik; sesuai
dengan situasi dan kondisi (tempat dan waktu); dan
memahami karakteristik media yang digunakan. Selain
itu, dalam memilih dan menggunakan media, juga ada
beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh guru.
Sudjana dan Rivai mengidentifikasi enam kriteria
berikut: media yang digunakan haruslah sesuai dengan
tujuan pembelajaranmedia yang digunakan haruslah
mendukung materi pembalajaran; mudah diperoleh; 4)
sesuai dengan keterampilan guru; tersedia waktu untuk
menggunakannya; dan sesuai dengan taraf berfikir
siswa. Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan di SMA/ MA memiliki karakteristik
yang menarik. Sebagai disiplin ilmu yang mengkaji
masyarakat, realitas di masyarakat menjadi sumber
belajar yang sangat relevan dengan mata pelajaran ini.
Oleh karena itu kemampuan adaptif dari peserta didik
dan guru sangat dibutuhkan dalam memahami berbagai
perkembangan yang ada di masyarakat. Untuk
mendekatkan realitas di lingkungan sosial dengan proses
belajar mengajar di kelas, media pembelajaran menjadi
faktor yang cukup berperan dalam pembelajaran
sosiologi. Media pembelajaran yang menarik dan
inovatif menjadi alternatif dalam mengembangkan
sumber belajar bagi siswa untuk dapat belajar sosiologi.
Media yang inovatif, sebagai suatu ide, praktek, atau
obyek media yang dianggap baru dan memberikan
warna serta variasi dalam proses pembelajaran, sehingga
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
mengkontruksi pengetahuan atau konsep sosiologi,
sehingga siswa memperoleh pemahaman yang benar dan
akhirnya bermuara pada perolehan hasil belajar yang
optima). Berlandaskan pada uraian tersebut, pada materi
pembelajaran sosiologi guru menyampaikan materi
dengan metode ceramah sehingga pembelajaran terasa
monoton dan tidak bervariasi yang membuat murid
banyak bermain dalam belajar, hal ini disebabkan karena
guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi
pelajaran terlihat dari Power Point (PPT) yang ada
hanya berupa teks panjang di dalam slide saja, guru
menyampaikan materi hanya berdasarkan LKS yang
sudah disediakan. Padahal untuk membawa realita
sebagai contoh materi pembelajaran sosiologi kedalam
kelas

Sumber kajian literatur

Kesulitan Guru dalam Merancang Media Inovatif Digital untuk

Pembelajaran Sosiologi

Manisa Octasyavira, Nurlizawati Nurlizawati , Muhammad


David Hendra (2022)

Naradidik: Journal of Education & Pedagogy Volume 1 Nomor


4 2022, pp 437-445 ISSN: 2827-864X (Online) – 2827-9670
(Print) DOI: https://doi.org/10.24036/nara.v1i4.87

3.kajian literatur

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam


menemukan pemahaman. Oleh karena itu, guru dituntut
memiliki keterampilan yang tinggi dalam menerapkan model
pembelajaran yang sering digunakan dalam proses belajar
mengajar. Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat
diketahui bahwa guru menghadapi berbagai kendala dalam
menerapkan model pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013.
Hasil observasi menunjukkan terdapat beberapa kegiatan yang
belum maksimal dilakukan oleh guru, diantaranya guru kurang
memahami langkah-langkah sesuai sintak yang ada pada model
pembelajaran, guru menuliskan model pada RPP tetapi dalam
langkah- langkah pembelajaran tidak ada sintak yang sesuai
dengan model yang dimaksud. Dengan kata lain guru masih
menggunakan model pembelajaran lama dan tidak sesuai
dengan instruksi pada kurikulum 2013. Kendala yang sangat
dirasa oleh guru adalah ketika menyesuaikan sintak dengan
kegiatan yang dilakukan oleh guru. Guru mengalami kendala
dalam mengarahkan siswa mengidentifikasi masalah, siswa
belum dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada
materi pelajaran. Hal ini bisa disebabkan oleh kebiasaan guru
mengajar dengan metode lama yang lebih dominan peran guru
daripada siswa. Selain itu, guru juga terkendala dalam
mengarahkan siswa terlibat aktif dalam kerja kelompok
Sumber kajian literatur
kendala guru dalam menerapkan model-model pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013
Mislinawati, Nurmasyitah(2018)
jurnal pesona dasar
Universitas Syiah Kuala Vol.6 No.2, Oktober 2018, hal 22-32
ISSN: 2337-9227
https://jurnal.usk.ac.id/PEAR/article/download/12194/9462

2. Kajian literatur

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa rkan hasil


penelitian melalui observasi tentang pembelajaran inovatif
dalam pembentukan karakter siswa di sekolah adalah bahwa
dalam pembelajaran inovatif guru harus mengutamakan
pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil
belajar yang inovatif dan memiliki siswa yang mempunyai
karakter yang baik dalam pembelajaran. Jika guru tidak bisa
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran, maka akan sulit membuat siswa-nya untuk
berfikir inovatif. Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada


suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Sumber kajian literatur

pembelajaran inovatif dalam pembentukan karakter siswa

Ina Magdalena, Adelia Ramadhanty Wahidah , Gestika Rahmah


, Sevira Claudia Maharani (2020)

PENSA : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial

Volume 2, Nomor 3, Desember 2020; 376-392

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa/article/download/
1015/707/

Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai sumber terkait
permasalahan yang sedang di analisis,di
temukan beberapa jawaban terkait dengan identitikasi masalah
Narasumber
Nama : Radiah,S,Pd,M.Pd
Jabatan : Guru Biologi sekaligus waka kurikulum tahun 2022
Hari/Tanggal :17 November 2023
1. Guru dalam pembelajaran di kelas terlalu monoton
2. Masih banyak guru belum terlalu memahami model model
pembelajaran inovatif
3. Beberapa guru masih mengunakan metode ceramah dalam
penyampaian materi di kelas

6 Beberapa Setelah dilakukan analisis


1. Kajian literatur
siswa masih terhadap kajian literatur dan
(1) Kesulitan belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran
kurang wawancara , dapat diketahui
sosiologi di dilihat dari faktor internal,siswa yang mana
paham materi bahwa penyebab guru kurang
dapat diketahui bahwa siswa menunjukkan adanya
pembelajaran optimal dalam mengunakan
faktor faktor penyebab kesulitan belajar yang berasal
sosioloogi model pembelajaran inovatif
dari dalam diri mereka sendiri, seperti memiliki sikap
antara lain
belajar yang kurang baik, motivasi belajar yang rendah,
• Peserta didik memiliki sikap
sulit berkonsentrasi dalam belajar, kurang mampu
belajar yang kurang baik
dalam mata pelajaran
menunjukkan prestasi belajar dan unjuk hasil kerja,
sosiologi
kurang percaya diri dan kebiasaan belajar yang kurang
• Peserta didik sulit konsentrasi
baik. (2) Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
dalam belajar
sosiologi di dilihat dari faktor eksternal seperti
• Peserta didik kurang percaya
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah sangat
diri
mempengaruhi hasil belajar siswa
• Peserta didik tidak ada bakat
Sumber kajian literatur
dalam belajara sosiolgi
analisis kesulitan belajar pada mata pelajaran sosiologi • Setelah dilakukan analisis

Lis Afrianti, Rustiyarso, Izhar Salim (2019) terhadap kajian literatur dan
wawancara , dapat diketahui
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/
bahwa penyebab guru kurang
download/51981/75676591860
optimal dalam mengunakan
2. Salah satu faktor siswa tidak memiliki minat belajar materi model pembelajaran inovatif
mata pelajaran sosiologi faktor internal adalah antara lain

a. Kurangnya kemampuan dasar intelligensi siswa.


Intelligensi merupakan proses seseorang untuk
berperilaku dan bertindak cepat maupun lambat
terhadap diri seseorang dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadap

b. Tidak ada bakat dalam belajar sosiologi. Bakat adalah


salah satu dasar individu sejak dalam masa
pertumbuhan, dimana setiap seseorang memiliki bakat
yang berbeda-beda. Sehingga anak akan semangat untuk
belajarnya baik di dalam rumah maypun di dalam kelas
dan anak tidak akan merasa kesulitan dalam belajar.

c. Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur


dan wawancara , dapat diketahui bahwa penyebab
guru kurang optimal dalam mengunakan model
pembelajaran inovatif antara lain.

d. Tidak adanya perpustakaan. Perpustakaan sekolah


sebagai sarana pendidikan yang berada pada satuan
pendidikan formal untuk itu harus di selenggarakan
secara efektif dan efesien. Dimana perpustakaan di
ibaratkan sebagai jantung pendidikan yang memiliki
kemampuan dan kekuatan yang langsung mempengaruhi
hasil pendidikan

Faktor Eksternal

a. Faktor orang tua,Kurangnya memberi perhatian


Faktor dari orang tua sangat besar pengaruhnya
terhadap anaknya yang masih berada di bangku
sekolah dengan tujuan agar anaknya memiliki
kemajuan
b. Keadaan ekonomi orang tua rendah Faktor biaya
sangat penting bagi orang tua yang masih memiliki
anak-anak di bangku sekolah untuk menunjang
kebutuhan belajar anak

Sumber kajian lietaratul

Kesulitan Belajar, Manajemen Kelas dan


Penanggulangannya dalam pembelajaran sosiologi

Atiek Urosyidah , Nengah Bawa Atmadja , Tuty Maryati


(2019)

e-Journal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan


Ganesha

Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 1,


Nomor 3, Tahun 2019)

3. Kajian Literatur

Faktor Penyebab Rendahnya Nilai Hasil Belajar Siswa dan


Strategi Guru Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa) dapat disimpulkan yaitu (a) Terdapat beberapa faktor
penyebab rendahnya nilai hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sosiologi, seperti penyebab rendahnya nilai
hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi yaitu rendahnya
minat belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi dan sikap
malas belajar dalam pelajaran sosiologi. penyebab
rendahnya nilai hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi
yaitu kurangnya kontrol keluarga dalam mengawasi anak
belajar dan pengaruh teman bermain

Sumber kajian literatur

Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa dan


Strategi Guru Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa
pada materi pembelajaran sosiologi

Dio Eka Putra, Hefni, Erningsih (2022)

Halaman 8913-8920

Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022

ISSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online)

https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/
3792/3188

Anda mungkin juga menyukai