Omsk Tipe Benigna
Omsk Tipe Benigna
TIPE BENIGNA
Oleh:
Nurul Rasyiqah Hazti, S.Ked
K1B1 23 014
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2024
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Mengetahui
Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
referatini yang berjudul “Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Benigna” dengan
baik. Penulisan referat ini untuk melengkapi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu
dan tantangan didapatkan, namun atas bantuan dari berbagai pihak yang
memberikan bimbingan, motivasi, dan disertai kemauan yang kuat sehingga penulis
dapatmengatasi semua itu. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima
kasih kepada dr. Sophian Sujana, M. Kes, Sp. THT-KL sebagai pembimbing atas
segala bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala dalam
proses penyusunan referat ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
sebagaimana mestinya atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga,
pikiran, dan materi pada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan referat ini
iv
Kendari, Januari 2024
Penulis
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
dengan/tanpa otorea persisten. Otorea adalah sekret yang keluar dari telinga
minggu. Secara klinis, OMSK dibagi menjadi dua tipe, yaitu OMSK tipe
benigna dan OMSK tipe maligna. Pada OMSK tipe benigna, perforasi
membran timpani terjadi di bagian sentral. Tipe ini disebut juga dengan tipe
Perforasi pada OMSK tipe maligna terjadi di bagian atik atau marginal.
OMSK ini disebut juga sebagai OMSK tipe bahaya karena sering
fungsi tuba yang menyebabkan kelainan di kavum timpani, disebut juga tipe
Pada OMSK gangguan pendengaran dapat terjadi akibat infeksi yang terjadi
ditelinga tengah dalam jangka waktu yang lama, infeksi ini menyebabkan
1
mukus dan serosa sehingga hantaran suara/udara yang diterima menurun.
Selain itu pada OMSK sering sekali ditemukan jaringan granulasi, dan
sedang, sedang berat, berat, dan sangat berat. Tuli konduktif adalah bentuk
lebih berat. Penderita OMSK juga diedukasi untuk menjaga telinga supaya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI TELINGA
Telinga terdiri dari telinga 1uar, telinga tengah atau cavitas timpani, dan
telinga dalam atau labyrinthus. Telinga dalam berisi organ pendengaran dan
keseimbangan4.
1. Telinga Luar
diliputi kulit. Tepi luar yang besar pada aurikula adalah helix. Helix
3
satu-satunya bagian aurikula yang tidak ditopang oleh tulang rawan.
melingkar yang lebih kecil, parallel dan anterior dari helix adalah
anti-helix.4
anterior, superior dan posterior yang berjalan dari scalp atau kranium
4
magnus (bagian anterior dan posteroinferior) dan nervus oksipitalis
5
mastoidei, dan dapat menuju ke nodi lymphatici cervicales profundi
superior.4,5
1 inci (2.5 cm). Dinding liang telinga terdiri dari tulang rawan pada
6
rami nervus auriculotemporalis, sebuah cabang nervus mandibularis
tampak horizontal6
acousticus externus dari auris media. Membran ini berada pada sudut
7
Superior dari umbo ke arah anterior ada perlekatan sisa
dari plika tersebut terdapat bagian membrana timpani yang tipis dan
kendor (pars flaccida) dan bagian membrana lain yang tebal dan
8
Gambar 6. Membran timpani6
9
Gambar 7. Kavitas timpani6
lateral depan menuju inkus tetapi di medial maleus, untuk keluar dari
10
karotikus. Di atas kanalis ini, muara tuba eustakius dan otot tensor
memasuki auris.4,5
stapedius di posterior.5
bawah dura mater pada daerah ini. Struktur utama pada dinding ini
11
adalah pembuncitan membulat (promontorium) yang dihasilkan oleh
12
dari promontorium. Posterior dan superior dari fenestra vestibuli
13
eustakius adalah yang bertulang (pars osseae tubae auditivae)
dan dari dua cabang arteria maxillaris (arteria meningea media dan
14
terbesar dan melekat pada membrane timpani, sementara stapes
15
caroticotympanicae dari arteri karotis interna. Drainase vena auris
superior.4
melapisi dinding dan isi auris media, termasuk daerah mastoidea dan
16
nervus petrosus major. Nervus ini berlanjut ke arah diagonal
dari fossa kranii media melalui foramen oval. Sesaat setelah berada
17
dengan keseimbangan, sementara bagian koklearis (pars inferior)
modiolus, berisi berkas saraf dan suplai arteri dari arteri vertebralis.
18
melalui suatu celah yang dikenal sebagai helicotrema. Membrana
baris sel rambut dalam (3.000) dan tiga baris sel rambut luar
19
membrana tektoria. Membrana tektoria disekresi dan disokong oleh
dari duktus dan sakus di dalam labyrinthus osseus. Struktur ini diisi
yang diliputi oleh sel-sel rambut. Menutupi sel-sel rambut ini adalah
suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan pada lapisan
ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan dengan berat
20
Gambar 14. Labyrinthus membranaceous5
Makula utrikulus terletak pada bidang yang tegak lurus terhadap macula
reseptor.5
21
Vaskularisasi menuju auris interna terbagi antara pembuluh-
cabang dari arteria auricularis posterior dan ramus petrosis dari arteria
meningea media.4
22
Gambar 16. Vaskularisasi Auris Interna6
23
Gambar 17. Innervasi Auris Interna6.
B. FISIOLOGI
a. Fisiologi Pendengaran
Karena itu, gelombang suara di udara harus dapat disalurkan ke arah dan
24
Gambar 18. Mekanisme pendengaran7
pada frekuensi 1,5 – 5 kHz yaitu daerah frekuensi yang penting untuk
satu sisi tertutup pada sisi yang lain. Meatus akusticus eksternus
25
Gelombang suara kemudian diteruskan ke membrane timpani
persegi.10
cairan koklea. Hal ini diperlukan karena cairan memiliki inersia yang
reflek penguatan, yaitu sebuah reflek yang timbul apabila ada suara
26
berlawanan ini mengurangi konduksi osikular dari suara berfrekuensi
rendah dibawah 1.000 Hz. Fungsi dari mekanisme ini adalah untuk
itu sendiri.10
27
bergesernya membrana retikularis dan membrana tektorial akibat
stimulis bunyi.10
sel rambut dalam dan sel rambut luar sehinga terjadi loncatan
potensial listrik. Potensial listrik ini akan diteruskan oleh serabut saraf
pengaruh listrik akibat vibrasi suara pada silia atau sel inderanya. 10
28
suara. Potensial sumasi dihasilkan sel-sel indera bersilia dalam yang
dihasilkan lebih banyak pada outer hair cell. Bila terdapat rangsangan
29
Potensial seluruh saraf adalah potensial listrik yang
frekuensi tinggi dan onset yang cepat. Rangsangan suara dari koklea
pendengaran sentral.10
b. Fisiologi Keseimbangan
1. Fungsi Vestibular
kecil yang dikenal sebagai otolit yang membantu respons sel rambut
30
Akselerasi sudut dan rotasi kepala pada berbagai bidang
di tempatnya. 10
31
menyalurkannya ke berbagai otot mata ekstraokular yang melibatkan
didasarkan pada jalur saraf yang sudah ada, meskipun banyak jalur
gerak diri. 8
32
Gambar 21. Aktivitas Sel Rambut di Kanalis Semisrkularis. 8
aferen. 8
33
Pemroses utama sinyal vestibular adalah kompleks nukleus
C. DEFINISI
Otitis media supuratif kronik yaitu infeksi kronis (>2 bulan) di telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret yang
dihasilan dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. 11 Otitis media
supuratif kronik terbagi atas 2 jenis yaitu OMSK TIPE mukosa/tipe benigna
dan OMSK tipe tulang/tipe maligna. Proses peradangan pada OMSK tipe
benigna terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang.
yang berbahaya.11
D. EPIDEMIOLOGI
34
pada anak-anak Eskimo Alaska, Indian Amerika, Greenland dan Aborigin
yaitu India, Cina, Mesir, Rusia, Iran, dan Nigeria prevalensinya 5,1-10 %.
merupakan 25% dari pasien di poliklinik THT RSCM pada tahun 1993 -
1996. Jumlah pasien OMSK per tahun mencapai 1300 - 2000 kasus dan 90%
yang paling banyak menderita OMSK, yaitu 30 penderita (38%), diikuti usia
41-65 tahun sebanyak 18 orang (23%); usia 12-17 tahun dengan 9 orang
(12%), usia 6-11 tahun dengan 8 orang (10%); usia >65 tahun dengan 7
orang (9%); dan yang terakhir <5 tahun dengan 6 orang (8%). Dari data
35
26 orang (33%), nyeri kepala dialami oleh 13 orang (17%), demam pada 11
orang (14%), batuk serta pilek dialami 10 orang (12%), dan gejala lainnya
E. ETIOLOGI
adalah proses translokasi bakteri dari liang telinga dan nasofaring. Pada
penelitian didapatkan bakteri yang diisolasi dari telinga tengah sama dengan
bakteri pada liang telinga. Pada pasien OMSK ditemukan adanya bakteri
aerob atau anaerob, dan beberapa laporan terjadi infeksi campuran. dari
ditemukan dari hasil kultur. Pada isolasi dari otitis media kronis, kuman
aerobik dan anaerobik terlibat pada sebagian kasus. Kuman aerob yang
basil gram negatif seperti Escherichia coli, Proteus Sp, dan Klebsiella sp.
36
OMA menjadi OMSK ialah trerapi yang terlambat diberikan, terapi yang
tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi
F. PATOFISIOLOGI
fungsi utama yaitu : (1) proteksi telinga tengah terhadap perubahan tekanan
anak berdiameter lebih kecil dan lebih horizontal dibanding dewasa. Hal ini
anak14.
37
bakteri dan virus di telinga tengah. Pertumbuhan mikroba ini di telinga
klinis otitis media akut seperti membran timpani yang membuncit atau
hingga menjadi infeksi kronis (>2 bulan) di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah secara terus
G. MANIFESTASI KLINIS
timpani, disebut juga tipe mukosa karena proses peradangan biasanya hanya
di mukosa telinga16.
Gejala Klinik OMSK Tipe Benigna yaitu keluar cairan dari liang
sedikit, tidak berbau busuk, tidak disertai gatal, bisa terus menerus atau
hilang timbul, bisa disertai demam atau tidak, pendengaran menurun, bisa
timbul sakit didaerah telinga atau sakit kepala. Jika Nervus Fasial terkena,
membran timpani pada pars tensa, bisa sentral atau para sentral, bisa kecil
atau campuran17.
38
Gambar 22. Temuan klinis pada pemeriksaan otoskopi 17
tengah dan terjadi peradangan. Penurunan daya tahan tubuh juga merupakan
H. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
timbul atau terus menerus lebih dari 2 bulan. Pada tipe benigna
nyeri telinga, tinitus dan dapat disertai dengan gangguan keseimbanga 18.
39
2. Pemeriksaan Fisik
anaerob)
40
a) Grade 1 didefinisikan sebagai point-point or robekan linier hingga
2 mm
timpani
membran timpani
3. Pemeriksaan Penunjang
dengan intensitas minimum yang dapat didengar selama satu atau dua
41
pendengaran konduktif ringan sampai sedang. Pasien otitis media
b) CT Scan
42
Berdasarkan hasil-hasil penelitian mengenai hubungan dan peran
Gambar 25. CT scan tulang temporal irisan aksial (A) dan koronal
43
dan bodyinkus (panah putus-putus)yang dikonfirmasi sebagai
kolesteatoma21.
44
otoendoskopi lebih unggul dalam menilai struktur epitimpanum dan
otomikroskop. 1
I. DIAGNOSA BANDING
Otitis media akut yaitu sebuah peradangan yang terjadi pada telinga
tengaj akibat dari disfungsi tuba eustaius sehingga terjadi invasi kuman
napas atas. Pada anak, makin sering anak terserang ingeksi saluran napas,
45
Otitis media supuratif kronik tipe maligna yaitu OMSK yang disertai
perforasi subtotal.24
J. TATALAKSANA
a. Konservatif
medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat
pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret
bahwa semua obat tetes yang dijual di pasaran saat ini mengandung
antibiotika yang bersifat ototoksik. Oleh sebab itu dianjurkan agar obat tetes
telinga jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu
atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika dari
sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena
asam klavulanat.24
46
dengan kuman penyebab. Patogen OMSK terutama kuman gram yaitu
sistemik pertama dapat langsung dipilih yang sesuai dengan keadaan klinis,
bila tidak ada kecurigaan terhadap kuman anaerob sebagai penyebab. Bila
Pada penderita berusia lebih dari 18 tahun dapat dipilih siprof1okksacin atau
kedua.11
47
antimikroba. Dalam kombinasi tersebut harus dipilih kombinasi
sinergisme yang lain dengan cara kerja yang berbeda adalah kombinasi
sulfometoksazol, dsb11.
bakterisid. Bila kloramfenikol tiba lebih dulu, maka efek penisilin akan
pada infeksi multipel, maka penisilin harus diberikan lebih dahulu. Bila
b. Operatif
48
timpanoplasti, Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara
infeksi tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu
dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau
1. Mastoidektomi sederhana
dibuang. Tujuannya ialah agar infeksi tenang dan telinga tidak berair
2. Miringoplasti
49
pendengaran dan juga untuk mencegah keluarnya cairan dari telinga
berulang. Opearasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang sudah
membran timpani.24
3. Timpanoplasti
yang lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan
bulan.24
tympanoplasty).
50
Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan
pada kasus OMSK tipe maligna atau OMSK tipe benigna dengan
telinga).24
Teknik operasi ini pada OMSK tipe maligna belum disepakati oleh para
c. PROGNOSIS
tidak diketahui, namun tetap ada pada kasus lain yang menyebabkan
menetap dan keluarnya cairan lagi. Pada kasus yang lebih jarang,
51
seperti infeksi intrakranial dan mastoiditis akut. Frekuensi komplikasi serius
turun dari 20% pada tahun 1938 menjadi 2,5% pada tahun 1948 di seluruh
dunia dan saat ini diperkirakan sekitar 0,7% hingga 3,2% di seluruh dunia.
52
DAFTAR PUSTAKA
2018
3. Soepardi, Efiaty Arsyad., et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher 6th ed. p69-74. Jakarta: FK UI; 2012.
5. Casale, J., Browne, T., Murray, I., & Gupta, G. 2018. Physiology, Vestibular
System.
Elsevier.
8. Casale, J., Browne, T., Murray, I., & Gupta, G. 2018. Physiology, Vestibular
System.
53
10. Nugroho, P. S., & Wiyadi, H. M. S. 2009. Anatomi Dan Fisiologi
12. Debora M., Pangemanan, Oraetlabora I., Palandeng, Olivia C. P., Pelealu.
2018. Otitis Media Supuratif Kronik di Poliklinik THT-KL RSUP Prof. Dr.
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Clinic (eCl), Vol 6(1) :31-
35.
14. Edward, Y., Novianti, Dini. Biofilm pada otitis media supuratif kronik.
Jambi Medical Journal. 2015. 3(1): 69-70
15. Danisyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Akses 22 Januari 2020] dapat
16. Soepardi, Efiaty Arsyad., et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher 6th ed. p69-74. Jakarta: FK UI; 2012.
Hartubi Djahar, et al. West jawa otorhinolaryngology head & neck surgery
update in daily and emergency setting. p60. Perhati-KL Cabang Jawa Barat;
2020.
54
penerbit pusat Perhati-KL; 2015
19. Olajide, G., Oyebanji, AO.,Clamet, N. Pattern of tympanic membrane
20. Shariff, Eajaz. Analysis of hearing loss by pure tone audiometry in patients
with chronic suppurative otitis media. National Journal and Physiology,
Pharmacy and Pharmacology. 2019.9(6):515-517
21. Muhibbah, A.Fitrah., et al. Akurasi gambaran ct scan tulang temporal
94.
24. Soepardi, Efiaty Arsyad., et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher 6th ed. p69-74. Jakarta: FK UI; 2012.
25. Moris, Peter. Chronic suppurative otitis media. BMJ Publishing Goup.
2012.212(0507): 2-3.
55