Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN DALAM MENCIPTAKAN MANAJEMEN KELAS YANG BAIK

Diajukan Sebagai Tugas Mata kuliah Manajemen Kelas


Pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAM (IUQI) BOGOR

Dosen Pengampu : Bpk. Pirman, M.Pd.

Oleh :
Nandan Fahrian
Muhamad Dzul Fajar
Muhamad Syah Abdul Karim
Aoura

INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAM (IUQI)


BOGOR,2023

0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
Abstract..................................................................................................................................2
Abstrak...................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A.Latar Belakang...........................................................................................................................3
BAB II....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
A.PENGERTIAN METODE PENDIDIKAN..............................................................................4
B.FUNGSI METODE PENDIDIKAN..........................................................................................4
C. MACAM-MACAM METODE PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN RUANG
KELAS............................................................................................................................................6
a. Pendekatan Analistik Prularistic..............................................................................................................6
b. Pendekatan CTL......................................................................................................................................6
c. Pendekatan Transaksional dan Intraksasional.........................................................................................7
Pendekatan Intraksaksional (Intrapsychic Approach)...............................................................8
d. Pendekatan Kebebasan............................................................................................................................8
Pendekatan Kebebabsan dalam Politik dan Filsafat:.................................................................8
Pendekatan Kebebasan dalam Pendidikan :...............................................................................9
e. Pendekatan Penguatan.............................................................................................................................9
D. OBJEK PENDEKATANMANAJEMEN RUANG KELAS................................................10
BAB III.................................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................................11
A.Kesimpulan...............................................................................................................................11

1
Abstract

Effective classroom management is essential for creating a conducive learning environment where
both teachers and students can thrive. This abstract provides an overview of the various approaches
used in establishing good classroom management. It highlights the significance of classroom
management in fostering student engagement, academic achievement, and overall well-being. The
abstract explores a range of strategies and techniques, including proactive behavior management,
positive reinforcement, clear expectations, and fostering a supportive classroom community. It also
emphasizes the importance of adapting classroom management strategies to the unique needs of
students and the learning environment. Ultimately, this abstract underscores the pivotal role that
effective classroom management plays in promoting a positive educational experience and
facilitating successful teaching and learning outcomes.

Abstrak
Manajemen kelas yang efektif sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
di mana guru dan siswa dapat berkembang. Abstrak ini memberikan gambaran umum tentang
berbagai pendekatan yang digunakan dalam membangun manajemen kelas yang baik. Abstrak ini
menyoroti pentingnya manajemen kelas dalam mendorong keterlibatan siswa, prestasi akademik,
dan kesejahteraan secara keseluruhan. Abstrak ini mengeksplorasi berbagai strategi dan teknik,
termasuk manajemen perilaku proaktif, penguatan positif, ekspektasi yang jelas, dan membina
komunitas kelas yang mendukung. Abstrak ini juga menekankan pentingnya mengadaptasi strategi
manajemen kelas dengan kebutuhan unik siswa dan lingkungan belajar. Pada akhirnya, abstrak ini
menggarisbawahi peran penting yang dimainkan oleh manajemen kelas yang efektif dalam
mempromosikan pengalaman pendidikan yang positif dan memfasilitasi hasil belajar mengajar yang
sukses.

Bogor, 02 November 2023

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manajemen kelas adalah salah satu aspek paling kritis dalam dunia pendidikan. Dalam
pembelajaran yang efektif, baik guru maupun siswa harus beroperasi dalam lingkungan yang
teratur, aman, dan mendukung. Seiring dengan perkembangan pemikiran dalam bidang pendidikan,
pendekatan dalam menciptakan manajemen kelas yang baik telah mengalami evolusi yang
signifikan. Latar belakang pendekatan ini adalah hasil dari pemahaman mendalam tentang
bagaimana lingkungan kelas yang efektif dapat memengaruhi perkembangan siswa.
Pertama-tama, perlu ditekankan bahwa manajemen kelas bukan sekadar tentang menjaga ketertiban
dan disiplin. Lebih dari itu, manajemen kelas menciptakan landasan bagi pembelajaran yang berarti
dan berdampak. Dalam abad ke-21, pendekatan dalam menciptakan manajemen kelas yang baik
semakin menyadari perbedaan individual di antara siswa. Ini mencerminkan pemahaman bahwa
setiap siswa adalah individu unik dengan kebutuhan, minat, dan belajar yang berbeda. Manajemen
kelas yang baik sekarang lebih inklusif dan responsif terhadap perbedaan ini.
Selain itu, latar belakang pendekatan ini mencerminkan pemahaman tentang pentingnya melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran mereka. Guru tidak lagi hanya sebagai pemberi informasi, tetapi
sebagai fasilitator pembelajaran. Ini berarti bahwa siswa memiliki peran yang lebih aktif dalam
mengambil kendali atas pembelajaran mereka sendiri. Pendekatan manajemen kelas yang baik
menciptakan ruang bagi partisipasi siswa, interaksi sosial, dan pemberdayaan diri.
Lingkungan belajar yang aman dan mendukung adalah salah satu pilar dari latar belakang
pendekatan manajemen kelas yang baik. Siswa perlu merasa nyaman untuk berekspresi, bertanya,
dan berpartisipasi tanpa takut dicemooh atau dihukum. Ini menciptakan ruang untuk pengembangan
kreativitas, pemikiran kritis, dan penerapan konsep ke dalam kehidupan nyata.
Selanjutnya, pendekatan dalam menciptakan manajemen kelas yang baik mengakui pentingnya
memahami masalah perilaku siswa. Guru tidak hanya menghadapi tantangan perilaku siswa, tetapi
juga berusaha memahami penyebabnya. Apakah itu disebabkan oleh masalah pribadi, kesulitan
akademik, atau faktor lain, pendekatan ini mencari solusi yang konstruktif daripada hanya
memberikan hukuman.
Terakhir, pendekatan ini juga memberikan perhatian pada pendekatan demokratis dalam
pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kelas
dan memengaruhi bagaimana materi diajarkan. Guru berperan sebagai fasilitator dan bukan otoritas
yang tidak dapat diganggu gugat.
Dengan pemahaman ini, pendekatan dalam menciptakan manajemen kelas yang baik menjadi lebih
dari sekadar menjaga ketertiban, tetapi tentang menciptakan lingkungan belajar yang
memberdayakan, inklusif, dan responsif. Dengan latar belakang ini, pendekatan ini menciptakan
landasan kuat bagi pendidikan yang bermakna dan berdampak, di mana setiap siswa memiliki
peluang untuk berkembang secara optimal.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.pengertian metode pendidikan


Manajemen kelas adalah serangkaian praktik dan strategi yang digunakan oleh guru untuk
menciptakan dan memelihara lingkungan pembelajaran yang efisien, aman, teratur, dan mendukung
di dalam kelas. Tujuan utama dari manajemen kelas adalah memfasilitasi proses belajar-mengajar
dengan mengoptimalkan interaksi antara guru dan siswa serta di antara siswa sendiri. Ini melibatkan
berbagai aspek, termasuk perencanaan, pengorganisasian, penerapan aturan dan prosedur, interaksi
sosial, serta manajemen perilaku siswa. Beberapa komponen penting dari manajemen kelas
meliputi:
A. Pengelolaan Ruang Fisik Mencakup penataan ruang kelas, penempatan siswa, pengaturan
peralatan, dan pemanfaatan sumber daya fisik kelas untuk menciptakan lingkungan belajar
yang efisien.
B. Pengelolaan Waktu Memastikan waktu pembelajaran digunakan secara efektif, termasuk
jadwal pelajaran, alokasi waktu untuk berbagai aktivitas, dan pengelolaan transisi
antaraktivitas.
C. Pembuatan Rencana Pembelajar Menyusun rencana pelajaran yang jelas dengan tujuan
pembelajaran yang terdefinisi dengan baik, metode pengajaran yang sesuai, serta
penggunaan materi pelajaran yang relevan.
D. Pengaturan Aturan dan Norma Membuat aturan dan norma perilaku di dalam kelas yang
berlaku untuk semua siswa, serta memberikan konsekuensi yang konsisten bagi
pelanggarannya.
E. Keterlibatan Siswa Mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran,
merangsang diskusi, menjawab pertanyaan, dan berkolaborasi dalam aktivitas kelompok.
F. Manajemen Perilaku Mengelola perilaku siswa dengan memberikan penghargaan positif
untuk perilaku yang diharapkan dan mengatasi perilaku yang tidak diinginkan dengan
pendekatan yang konstruktif.
G. Pemberian umpan Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa tentang kinerja
mereka, baik dalam hal akademik maupun perilaku.
H. Keterlibatan orang tua Membangun hubungan yang positif dengan orang tua siswa dan
melibatkan mereka dalam pendidikan anak-anak mereka.
Manajemen kelas yang baik membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
yang efektif dan mengatasi gangguan yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran. Ini juga
membantu dalam membangun hubungan yang positif antara guru dan siswa, serta antara siswa satu
sama lain. Manajemen kelas yang efektif adalah keterampilan yang sangat penting bagi pendidik,
karena dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan meningkatkan
pengalaman pendidikan siswa.
B.fungsi metode pendidikan

4
Manajemen kelas adalah kunci utama dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang efisien,
produktif, dan mendukung perkembangan siswa. Fungsi-fungsi manajemen kelas bukan hanya
sekadar peraturan dan disiplin, tetapi juga melibatkan interaksi, pengembangan keterampilan sosial,
dan penciptaan budaya positif di dalam kelas. Dalam esai ini, kita akan menjelaskan beberapa
fungsi utama manajemen kelas dan mengapa hal ini sangat penting dalam dunia pendidikan.
Salah satu fungsi utama manajemen kelas adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman.
Siswa perlu merasa nyaman dan dilindungi di dalam kelas agar mereka dapat fokus pada
pembelajaran. Guru perlu mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya fisik dan psikologis serta
menciptakan rasa aman bagi siswa. Dengan begitu, siswa akan merasa lebih percaya diri dalam
berpartisipasi dalam pembelajaran.
Selain itu, manajemen kelas membantu dalam mengoptimalkan penggunaan waktu pembelajaran.
Guru merencanakan dengan cermat aktivitas pembelajaran, memastikan bahwa waktu digunakan
secara efektif, dan mengurangi gangguan yang dapat mengganggu pembelajaran. Dengan waktu
yang dioptimalkan, siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar dan berpartisipasi dalam
pembelajaran.
Manajemen kelas juga berperan dalam mendisiplinkan siswa dengan cara yang positif dan
mendukung. Ini melibatkan penggunaan aturan, norma perilaku yang jelas, dan sistem konsekuensi
yang konsisten untuk perilaku yang sesuai atau tidak sesuai. Dengan demikian, siswa memahami
harapan dan konsekuensi dari tindakan mereka, yang membantu mereka menjadi lebih bertanggung
jawab dan disiplin.
Keterlibatan siswa adalah hal penting dalam pendidikan, dan manajemen kelas yang baik dapat
merangsang keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru menciptakan kesempatan bagi siswa
untuk berpartisipasi, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam aktivitas kelas. Hal ini membantu siswa
merasa lebih terlibat dalam proses belajar dan memotivasi mereka untuk mencari pengetahuan.
Selanjutnya, manajemen kelas membantu dalam membangun hubungan guru-siswa yang positif.
Hubungan ini menciptakan lingkungan di mana siswa merasa didukung dan diperlakukan dengan
hormat. Hubungan yang positif antara guru dan siswa dapat memengaruhi motivasi siswa, persepsi
mereka terhadap pelajaran, dan pemahaman mereka terhadap materi.
Budaya kelas yang positif juga merupakan fungsi manajemen kelas. Guru menciptakan norma
sosial yang menghargai kerja keras, respek, kerjasama, dan pemecahan masalah yang konstruktif.
Dengan begitu, siswa belajar untuk berperilaku dengan baik dan memahami pentingnya nilai-nilai
positif dalam lingkungan belajar.
Manajemen kelas juga membantu dalam pengembangan keterampilan sosial siswa. Melalui
interaksi dalam kelas, siswa belajar keterampilan komunikasi yang efektif, kerjasama, dan
manajemen konflik yang sehat. Keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan mereka di luar
kelas.
Terakhir, manajemen kelas melibatkan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Guru
berkomunikasi dengan orang tua tentang perkembangan siswa, tugas rumah, dan masalah yang
mungkin muncul di kelas. Dengan melibatkan orang tua, pendidikan menjadi upaya bersama antara
sekolah dan rumah.

5
Secara keseluruhan, manajemen kelas adalah unsur penting dalam menciptakan pengalaman
pembelajaran yang positif dan efektif bagi siswa. Fungsi-fungsi manajemen kelas tidak hanya
mencakup aturan dan disiplin, tetapi juga mencakup pembentukan budaya kelas yang positif,
pengembangan keterampilan sosial, dan keterlibatan orang tua. Dengan manajemen kelas yang baik,
kita menciptakan dasar yang kuat untuk pendidikan yang sukses.

C. Macam-macam metode pendekatan dalam manajemen ruang kelas


a. Pendekatan Analistik Prularistic
Pendekatan Analitis Pluralistik adalah salah satu metode analisis yang digunakan dalam penelitian
sosial dan ilmu politik. Pendekatan ini menggabungkan beberapa perspektif atau teori untuk
mengkaji fenomena sosial atau politik. Pendekatan ini memandang bahwa fenomena sosial
seringkali kompleks dan dapat dianalisis lebih baik dengan mempertimbangkan berbagai perspektif
yang berbeda. Berikut beberapa karakteristik utama pendekatan analitis pluralistik:
Kombinasi Perspektif Pendekatan analitis pluralistik menggabungkan berbagai perspektif, teori,
atau metode dalam analisis suatu fenomena. Ini mencakup pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
interdisipliner yang berbeda.
1. Kritis Terhadap Reduksionisme Pendekatan ini menolak pandangan bahwa suatu fenomena
sosial dapat dijelaskan sepenuhnya oleh satu teori atau perspektif tertentu. Ia menganggap
bahwa fenomena sosial seringkali lebih kompleks dan multidimensional daripada yang bisa
dijelaskan dengan satu kerangka kerja.
2. Komplesitas Pendekatan ini mengakui kompleksitas dunia nyata dan menghargai
pluralitas dan keragaman dalam masyarakat. Ia menganggap bahwa realitas sosial
dapat dipahami lebih baik dengan mempertimbangkan berbagai dimensi, seperti
budaya, struktur sosial, politik, dan ekonomi.
3. Interdisipliner Pendekatan analitis pluralistik sering kali menggabungkan kontribusi
dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi, ilmu politik, ekonomi,
psikologi, dan lain sebagainya. Ini memungkinkan pemahaman yang lebih holistik
tentang fenomena sosial.
4. Fleksibilitas Pendekatan ini memberikan fleksibilitas kepada peneliti untuk
menggunakan metode dan alat analisis yang sesuai dengan pertanyaan penelitian
mereka. Ini memungkinkan peneliti untuk mengatasi berbagai aspek dari fenomena
yang mereka teliti.
5. Pendekatan Analitis Pluralistik dapat sangat berguna ketika berurusan dengan
masalah yang kompleks dan multi-dimensi, di mana pendekatan tunggal mungkin
tidak mencakup semua aspek yang relevan. Dengan menggabungkan berbagai
perspektif, pendekatan ini membantu peneliti untuk mendekati fenomena sosial
dengan lebih komprehensif dan holistik.
Namun, penting untuk diingat bahwa pendekatan ini juga bisa menjadi tantangan dalam hal
kompleksitas analisis dan penyelarasan berbagai teori atau metode yang berbeda. Diperlukan
pemahaman mendalam tentang berbagai perspektif dan pertimbangan yang cermat dalam
menggabungkannya dalam sebuah analisis.

6
b. Pendekatan CTL
Pendekatan CTL adalah singkatan dari "Contextual Teaching and Learning," yang dikenal juga
sebagai "Pembelajaran dan Pengajaran Bermakna dalam Konteks." Pendekatan CTL adalah suatu
pendekatan dalam dunia pendidikan yang menekankan pentingnya mengaitkan pembelajaran
dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa materi
pelajaran dan pembelajaran memiliki relevansi dan makna bagi siswa dalam kehidupan mereka.
Berikut beberapa karakteristik utama dari Pendekatan CTL:
1. Konteks dan Realitas CTL berfokus pada penggunaan konteks dunia nyata dan pengalaman
siswa dalam proses pembelajaran. Guru berusaha untuk mengaitkan materi pelajaran
dengan situasi, masalah, dan pengalaman yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
2. Pembelajaran Bermakna Pendekatan CTL mendorong pembelajaran yang bermakna, di
mana siswa dapat mengaitkan konsep yang mereka pelajari dengan pengalaman mereka
sendiri. Ini membantu siswa memahami materi dengan lebih baik dan menerapkannya
dalam situasi dunia nyata.
3. Keterlibatan Aktif Siswa Siswa diharapkan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Mereka diajak untuk berpikir kritis, mengajukan pertanyaan, dan mencari solusi atas
masalah yang ada dalam konteks yang relevan dengan materi pelajaran.
4. Kolaborasi dan Dedikasi CTL mendorong kolaborasi dan diskusi antara siswa. Guru
memfasilitasi interaksi siswa dalam kelompok, membantu mereka berbagi ide,
memecahkan masalah, dan belajar bersama.
5. Penilaian Autentik Pendekatan CTL menggunakan penilaian autentik yang mencerminkan
pengalaman sehari-hari siswa. Penilaian lebih fokus pada pemahaman konsep dan
kemampuan siswa untuk mengaplikasikannya dalam situasi nyata.
6. Kemampuan Berfikir Kritis CTL mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa,
mengajarkan mereka untuk menganalisis, mengevaluasi, dan merumuskan solusi terhadap
masalah yang kompleks.
7. Pengembangan Karakter dan Nilai CTL juga memperhatikan pengembangan karakter dan
nilai siswa. Pembelajaran diintegrasikan dengan pengembangan karakter yang mencakup
etika, moralitas, dan sikap positif.
8. Penggunaan Teknologi Pendekatan CTL dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat yang
membantu siswa menjelajahi berbagai sumber informasi, merangsang pemikiran kritis, dan
mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata.
Pendekatan CTL memberikan perhatian yang besar pada pemahaman kontekstual siswa, dan ini
membantu siswa merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Guru memegang peran penting
dalam merancang pengalaman pembelajaran yang relevan dan bermakna, serta membantu siswa
mengaitkan pelajaran dengan kehidupan mereka. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih berdampak dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di
dunia nyata dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
c. Pendekatan Transaksional dan Intraksasional
Pendekatan Transaksional dan Intrasaksional adalah dua pendekatan yang digunakan dalam teori
komunikasi interpersonal. Mereka membantu dalam memahami bagaimana komunikasi terjadi
antara individu dalam berbagai situasi. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:
Pendekatan Transaksional (Transactional Approach)

7
1. Proses saling berpengaruh Pendekatan transaksional menekankan bahwa komunikasi adalah
sebuah proses saling berpengaruh antara dua individu atau lebih. Ini berarti bahwa dalam
setiap interaksi, setiap pihak berkontribusi pada pesan dan makna yang saling ditukar.
2. Pola Pesan Dalam pendekatan ini, pesan-pesan yang ditukar antara individu dilihat sebagai
sebuah pola yang terus menerus berkembang. Pola komunikasi ini dapat mengalami
perubahan seiring waktu dan interaksi yang berkelanjutan.
3. Interaksi Simultan Dalam komunikasi transaksional, pesan yang diberikan oleh satu
individu merangsang tanggapan dari individu lainnya secara simultan. Hal ini berarti bahwa
dalam interaksi, kita sering kali merespons satu sama lain secara cepat dan otomatis.
Pendekatan Intraksaksional (Intrapsychic Approach)
Pemikiran Individu Pendekatan intrasaksional lebih berfokus pada pemikiran individu dan proses
mental yang terjadi dalam diri seseorang selama komunikasi. Ini mencakup persepsi, penafsiran,
evaluasi, dan reaksi emosional terhadap pesan yang diterima.
1. Fokus pada seseorang Pendekatan ini lebih menekankan peran individu dalam
menginterpretasikan dan merespons pesan. Ini mempertimbangkan bagaimana individu
menghubungkan pesan dengan pengalaman dan keyakinan pribadi mereka.
2. Proses Internal Dalam komunikasi intrasaksional, proses yang terjadi di dalam pikiran
individu diberikan perhatian yang lebih besar daripada dinamika interaksi antara individu.
Ini dapat mencakup pemahaman individu tentang diri mereka sendiri dan orang lain.
3. Perbedaan utama antara kedua pendekatan ini adalah fokusnya. Pendekatan transaksional
menekankan interaksi dan pertukaran pesan antara individu, sementara pendekatan
intrasaksional lebih memusatkan perhatian pada proses mental internal individu selama
komunikasi.
Penting untuk diingat bahwa dalam komunikasi sehari-hari, kedua pendekatan ini seringkali saling
terkait. Proses intrasaksional individu dapat mempengaruhi dinamika transaksional dalam interaksi
dengan orang lain, dan sebaliknya, interaksi transaksional dapat memengaruhi pemikiran dan
perasaan individu. Kedua pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang
bagaimana komunikasi interpersonal berlangsung.
d. Pendekatan Kebebasan
Pendekatan Kebebasan (Freedom Approach) dapat merujuk pada beberapa konsep dalam berbagai
konteks. Di bawah ini, saya akan memberikan penjelasan tentang pendekatan kebebasan dalam dua
konteks utama:
d
1. Kebebasan Individu Dalam konteks politik dan filsafat, pendekatan kebebasan seringkali
mengacu pada hak individu untuk kebebasan, otonomi, dan hak asasi manusia. Ini
mencakup kebebasan berbicara, beragama, berpers, berkumpul, dan hak-hak lain yang
melibatkan hak-hak dasar individu yang harus dihormati dan dilindungi oleh pemerintah
dan masyarakat.
2. Teori Kebebasan Banyak filsuf dan pemikir politik telah mengembangkan teori-teori
tentang kebebasan. Salah satu konsep yang terkenal adalah "kebebasan positif" dan
"kebebasan negatif" yang dikemukakan oleh Isaiah Berlin. Kebebasan positif adalah

8
kemampuan untuk mencapai tujuan atau potensi individu, sedangkan kebebasan negatif
adalah ketiadaan hambatan atau intervensi eksternal dalam tindakan individu.
3. Pemerintahan Demokratis Pendekatan kebebasan sering kali mendorong pemerintahan yang
demokratis, di mana individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan politik dan mempengaruhi hukum dan kebijakan yang memengaruhi kehidupan
mereka.
Pendekatan Kebebasan dalam Pendidikan :
1. Pendidikan Berdasarkan Kebebasan Dalam konteks pendidikan, pendekatan kebebasan
mengacu pada ide bahwa pendidikan harus memberi siswa kebebasan untuk mengejar
minat, bakat, dan tujuan mereka sendiri. Pendidikan berdasarkan kebebasan menekankan
pada pengembangan kreativitas, pemikiran kritis, dan otonomi siswa.
2. Kurikulum Fleksibel Pendidikan berdasarkan kebebasan sering kali mendukung kurikulum
yang lebih fleksibel, yang memungkinkan siswa memilih mata pelajaran atau proyek yang
sesuai dengan minat mereka. Tujuannya adalah memberikan pengalaman pendidikan yang
lebih bermakna dan relevan.
3. Pendekatan Konstruktivistik Pendekatan kebebasan dalam pendidikan juga sering
berhubungan dengan pendekatan konstruktivistik, di mana siswa membangun pengetahuan
mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi. Guru berperan sebagai fasilitator belajar
daripada sebagai sumber pengetahuan yang otoriter.
Pendekatan kebebasan dalam pendidikan bertujuan untuk menciptakan lingkungan di mana siswa
merasa terlibat, termotivasi, dan memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi mereka. Ini
juga mencerminkan pendekatan demokratis dalam pembelajaran di mana siswa memiliki peran aktif
dalam pengambilan keputusan tentang apa yang dan bagaimana mereka belajar.
e. Pendekatan Penguatan
Pendekatan Penguatan (Empowerment Approach) adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk
memberdayakan individu atau kelompok agar mereka dapat mengambil kendali atas hidup mereka
sendiri, mengatasi tantangan, dan membangun kapasitas mereka sendiri. Pendekatan ini sering
digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pengembangan masyarakat, pekerjaan sosial,
pendidikan, dan manajemen. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari Pendekatan
Penguatan:
1. Memberdayakan Individu Pendekatan ini berfokus pada memberdayakan individu atau
kelompok, terutama yang mungkin berada dalam posisi yang kurang mendukung.
Tujuannya adalah untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kepercayaan diri yang diperlukan untuk mengatasi tantangan mereka.
2. Partisipasi Aktif Penting bagi individu atau kelompok yang diberdayakan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi
kehidupan mereka. Ini mencakup memberikan mereka kendali atas rencana, tindakan, dan
tujuan mereka sendiri.
3. Peningkatan Keterampilan Pendekatan penguatan seringkali melibatkan pelatihan,
pendidikan, dan pengembangan keterampilan. Ini bisa mencakup keterampilan kehidupan
sehari-hari, keterampilan pekerjaan, atau keterampilan sosial.
4. Pemberian Pengetahuan Memberikan informasi dan pengetahuan yang relevan kepada
individu atau kelompok adalah bagian penting dari pendekatan ini. Pengetahuan

9
memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mengelola
kehidupan mereka dengan lebih efektif.
5. Mengatasi ketidaksetaraan Pendekatan penguatan sering digunakan untuk mengatasi
ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan politik. Ini dapat melibatkan memberdayakan
kelompok-kelompok yang mungkin secara historis telah menghadapi diskriminasi atau
ketidaksetaraan.
6. Menghormati Hak asasi manusia Pendekatan penguatan didasarkan pada penghormatan
terhadap hak asasi manusia. Ini mencakup hak untuk memiliki kendali atas hidup mereka
sendiri, hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, dan hak untuk
mendapatkan perlakuan yang adil dan layak.
7. Tujuan Jangka Panjang Pendekatan penguatan seringkali memiliki tujuan jangka panjang
yang melibatkan perubahan sosial yang lebih luas. Ini dapat mencakup perubahan dalam
kebijakan, norma sosial, atau kondisi struktural yang mendorong ketidaksetaraan.
Pendekatan Penguatan bertujuan untuk mempromosikan kemandirian, pemahaman diri, dan kontrol
penuh atas hidup seseorang atau kelompok. Ini sering digunakan dalam rangka membantu individu
atau kelompok yang rentan agar mereka dapat membangun kehidupan yang lebih baik dan lebih
berkelanjutan. Pendekatan ini mendorong tanggung jawab diri dan partisipasi aktif dalam perubahan
positif.
D. Objek pendekatan manajemen ruang kelas
Pendekatan manajemen ruang kelas adalah konsep yang penting dalam dunia pendidikan, terutama
untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran dan perkembangan siswa. Tujuan
utama dari manajemen ruang kelas adalah menciptakan atmosfer yang mendukung dan mendorong
pembelajaran yang efektif. Di bawah ini, saya akan memberikan beberapa pendekatan yang dapat
membantu Anda dalam manajemen ruang kelas:
A. Pembuatan Aturan dan Ekspektasi
Buat aturan kelas yang jelas dan ekspektasi perilaku untuk siswa. Pastikan aturan ini dipahami oleh
semua siswa dan diposkan di dinding kelas. Konsistensi dalam menegakkan aturan sangat penting.
B. Hubungan Guru dan Siswa
Bangun hubungan yang positif dan mendukung antara guru dan siswa. Ini akan membantu dalam
mengatasi masalah perilaku dengan lebih efektif. Dengarkan siswa, beri mereka perhatian, dan
tunjukkan empati.
C. Manajemen Waktu
Manajemen waktu yang baik adalah kunci. Pastikan Anda memiliki rencana pembelajaran yang
terstruktur dan alokasikan waktu dengan bijak. Jadwalkan waktu untuk pembelajaran, istirahat, dan
transisi antaraktivitas.
D. Penataan Ruang
Susun ruang kelas dengan baik untuk mendukung pembelajaran. Pastikan semua siswa dapat
melihat papan tulis, dan ruang memiliki sirkulasi udara yang baik. Gunakan dinding kelas untuk
menampilkan materi yang relevan.

10
E. Pengelolaan Konflik
Pelajari keterampilan manajemen konflik untuk mengatasi masalah antar siswa atau masalah
perilaku yang muncul. Dengan menghadapi konflik dengan bijak, Anda dapat mencapai solusi yang
lebih positif.
F. Keterlibatan Siswa
Aktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Ajak mereka berpartisipasi dalam diskusi, tugas
kelompok, dan proyek-proyek yang menantang. Siswa yang terlibat cenderung lebih fokus dan
kurang mungkin terlibat dalam perilaku yang mengganggu.
G. Komunikasi dengan Orang tua
Jalin komunikasi yang baik dengan orang tua atau wali murid. Mereka dapat menjadi mitra penting
dalam manajemen ruang kelas dengan membantu menjaga perilaku siswa di rumah.
H. Evaluasi dan Penyesuaian
Terus pantau dan evaluasi manajemen ruang kelas Anda. Jika ada masalah yang muncul, segera
tindak lanjuti dan sesuaikan strategi.
Pendekatan ini akan membantu menciptakan lingkungan ruang kelas yang lebih efisien, produktif,
dan mendukung perkembangan siswa. Ingatlah bahwa setiap kelas dan situasi dapat memiliki
tantangan yang berbeda, jadi penting untuk selalu fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa
Anda.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendekatan Manajemen Ruang Kelas merupakan strategi kunci dalam dunia pendidikan yang
bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan kondusif bagi siswa. Dalam
pendekatan ini, terdapat berbagai elemen penting yang perlu diperhatikan dan diterapkan oleh guru
agar ruang kelas menjadi tempat yang menyenangkan, produktif, dan aman bagi semua siswa.
Kesimpulan dari pendekatan manajemen ruang kelas ini sangat penting untuk memahami dan
mengimplementasikannya dengan baik.
Salah satu elemen utama dalam manajemen ruang kelas adalah pendefinisian aturan dan ekspektasi
perilaku yang jelas. Aturan ini membantu menciptakan kerangka kerja yang memberikan pedoman
bagi perilaku siswa di dalam kelas. Ketika aturan dan ekspektasi ini ditetapkan dengan jelas, siswa
memiliki panduan yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka, dan hal ini dapat
mengurangi potensi konflik dan perilaku yang tidak diinginkan.
Hubungan antara guru dan siswa juga merupakan aspek kunci dalam manajemen ruang kelas.
Hubungan yang positif, saling percaya, dan saling menghormati antara guru dan siswa adalah

11
pondasi untuk keberhasilan manajemen ruang kelas. Guru yang mendengarkan siswa, menunjukkan
empati, dan berkomunikasi secara efektif akan lebih mungkin menciptakan ikatan emosional yang
kuat dengan siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Manajemen waktu yang baik juga penting dalam pendekatan manajemen ruang kelas. Dengan
mengalokasikan waktu dengan bijak untuk berbagai aktivitas pembelajaran, guru dapat memastikan
bahwa siswa memiliki kesempatan yang cukup untuk mendalami materi pelajaran. Rencana
pembelajaran yang terstruktur dan penjadwalan yang efisien membantu menciptakan aliran
pembelajaran yang lancar.
Penataan ruang kelas adalah elemen lain yang berperan penting dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Ruang kelas yang diatur dengan baik memungkinkan semua siswa
melihat papan tulis dan interaksi yang baik antara guru dan siswa. Selain itu, penggunaan dinding
kelas untuk menampilkan materi yang relevan dapat membantu siswa lebih terlibat dalam
pembelajaran.
Manajemen konflik adalah keterampilan yang sangat penting bagi guru dalam manajemen ruang
kelas. Konflik di antara siswa atau masalah perilaku yang muncul harus ditangani dengan bijak dan
segera. Guru perlu memiliki strategi untuk mengelola konflik tanpa mengganggu pembelajaran
kelas secara keseluruhan.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran juga merupakan unsur penting dalam manajemen ruang
kelas yang berhasil. Ketika siswa aktif terlibat dalam aktivitas pembelajaran, mereka lebih mungkin
untuk tetap fokus dan kurang cenderung terlibat dalam perilaku yang mengganggu. Diskusi, tugas
kelompok, dan proyek-proyek yang menantang dapat menjadi cara untuk meningkatkan keterlibatan
siswa.
Komunikasi dengan orang tua atau wali murid juga merupakan bagian penting dari manajemen
ruang kelas. Kolaborasi dengan orang tua dapat memberikan dukungan tambahan dalam mengelola
perilaku siswa dan memastikan bahwa pembelajaran berlanjut dengan baik di rumah.
Terakhir, evaluasi dan penyesuaian adalah langkah penting dalam pendekatan manajemen ruang
kelas. Guru perlu terus memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi manajemen kelas mereka.
Jika ada masalah yang muncul, perlu segera tindak lanjuti dan sesuaikan strategi untuk mencapai
lingkungan kelas yang lebih efisien.
Dengan menerapkan pendekatan manajemen ruang kelas yang efektif, guru dapat menciptakan
lingkungan kelas yang mendukung, produktif, dan positif bagi siswa. Manajemen ruang kelas yang
baik adalah investasi dalam pendidikan yang menghasilkan hasil yang lebih baik dalam
pembelajaran dan perkembangan siswa. Ini juga menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di
mana siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

12

Anda mungkin juga menyukai