Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kamu sadari, kita tidak lepas dari kegiatan
bernegosiasi. Misalnya ketika kamu mengantarkan Ibumu ke pasar. Tentunya, Ibumu pasti akan
mengajukan penawaran sebelum membeli suatu barang. Hal itu dilakukan agar mendapatkan
harga yang lebih murah.
Nah, negosiasi ini bisa dilakukan di mana pun sesuai kepentingan. Misalnya di pasar, sekolah,
toko, instansi pemerintahan dan lainnya. Hmm, Jadi, apa sih yang dimaksud negosiasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat dua pengertian negosiasi, yaitu:
1. Negosiasi adalah proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan bersama, antara satu
pihak (kelompok atau organisasi) dengan pihak yang lain.
2. Negosiasi adalah penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang
bersengketa.
Nah dari dua pengertian tersebut bisa disimpulkan nih bahwa, teks negosiasi adalah sebuah
teks yang memuat bentuk interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau
penyelesaian bersama.
Tujuan teks negosiasi adalah memperoleh kesepakatan untuk mencapai hasil terbaik dan
keuntungan bersama. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kesamaan persepsi,
mempersatukan perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda, dan
mendapatkan kondisi penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi.
Dalam teks negosiasi terdapat unsur-unsur pembangun yang dapat kamu gunakan untuk
memastikan teks tersebut merupakan sebuah teks negosiasi. Kira-kira apa saja ya?
Negosiasi dikatakan berhasil jika sampai pada tahap kesepakatan. Adapun faktor-faktor penentu
keberhasilan negosiasi antara lain:
1. Kesediaan semua pihak untuk berkompromi dengan pihak lain
2. Tidak ada pihak yang dirugikan
3. Memiliki alasan yang dapat memengaruhi pihak lain
4. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis atau dapat dilakukan
Untuk membuat sebuah teks negosiasi kamu perlu mengetahui strukturnya terlebih dahulu.
Secara umum, struktur negosiasi terdiri dari orientasi, pengajuan, penawaran, dan
persetujuan. Tahapan dari struktur ini harus ditulis secara berurutan agar dapat dipahami
dengan baik.
1. Orientasi
Bagian orientasi berisi pembukaan atau awalan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam,
sapa, dan sebagainya.
2. Pengajuan
Pada bagian ini berisi permintaan dari salah satu pihak mengenai permasalahan yang dihadapi
dan ingin diselesaikan.
3. Penawaran
Pada tahap penawaran berisi proses tawar menawar antara pihak satu dengan pihak yang lain
untuk mencapai sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.
4. Persetujuan
Jika tawar menawar sudah dilakukan, maka tahap selanjutnya kesepakatan atas hasil penawaran
dari kedua belah pihak. Bagian persetujuan merupakan titik temu dari penawaran dan pengajuan
yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak.
Teks negosiasi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu teks negosiasi lisan, gabungan, dan tulisan. Ini
penjelasannya.
Jenis teks negosiasi lisan adalah teks yang dikemas dalam bentuk dialog. Contoh teksnya seperti
dialog penawaran atau kesepakatan antara dua belah pihak atau percakapan sehari-hari.
Teks negosiasi gabungan adalah teks yang disajikan dalam bentuk gabungan antara narasi dan
dialog. Contoh teks ini bisa dengan mudah kamu temukan dalam cerpen atau cerita pendek yang
di dalamnya terdapat negosiasi antartokoh.
Last but not least, teks negosiasi tulisan adalah teks berbentuk tulisan yang bisa berupa surat
penawaran barang, surat permintaan barang, atau surat penawaran kerjasama. Ketiga surat ini
juga termasuk ke dalam surat niaga.
Berdasarkan struktur yang sudah kamu pelajari, sekarang yuk perhatikan contoh teks negosiasi di
bawah ini dan tentukan strukturnya di kolom komentar ya!
Robi : Iya, Bang, tempatnya di Cadika. Ongkosnya berapa kalo dari sini?
Abang Ojek : Iya nih, harga bensin lagi naik, Dek. Ke tempat les kan lokasinya lumayan jauh.
Robi : Aduh, tapi uang saya nggak banyak, Bang. Saya tambahin jadi Rp15.000 gimana?
Abang Ojek : Tambah Rp3.000 lagi, jadi Rp18.000 deh. Langsung gas, nih!
Setiap teks memiliki kaidah kebahasaan yang menjadi ciri khas dari teks itu sendiri. Pada teks
negosiasi, terdapat kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan, apa saja ya?
1. Kalimat
Terdapat 6 kategori kalimat yang bisa kamu temukan dalam teks negosiasi, yaitu kalimat
deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat harapan, kalimat bersyarat dan kalimat
persuasi.
2. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif adalah sebuah kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat deklaratif disebut juga
sebagai kalimat berita. Contoh: “Di tempat lain, harganya bisa lebih mahal, Pak. Ini sudah
paling murah. Jadi, Bapak tidak akan rugi beli di sini.”
3. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang lain.
Contoh: “Bagaimana kalau per kilonya Rp25.000,00, Bu?”
4. Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang di dalamnya mengandung perintah yang berfungsi
meminta atau memerintahkan orang lain melakukan sesuatu. Contoh: “Silakan dicoba dulu bu
buahnya.”
5. Kalimat Harapan
Kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan harapan atau mengungkapkan keinginan
terjadinya sesuatu. Contoh: “Semoga dagangannya laku ya, Pak.”
6. Kalimat Bersyarat
Kalimat bersyarat adalah kalimat yang menandakan keberadaan sebuah kondisi atau peristiwa
sebagai syarat untuk mencapai tujuan. Contoh: “Ya sudah, saya ambil 3 bungkus, asalkan diberi
diskon ya.”
7. Kalimat Persuasi
Kalimat persuasi adalah kalimat yang bertujuan untuk mengajak atau meyakinkan orang lain
agar bersedia mengikuti apa yang dikatakan padanya. Contoh: “Saya tidak jadi belanja kalau
harga barang itu tidak bisa dikurangi.”
Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata,
ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau
maksud lain. Konjungsi yang dapat kamu temukan pada teks negosiasi adalah konjungsi
kausalitas.
9. Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menyatakan sebab atau alasan dan akibat
atau hasil dari suatu hal. Contoh: “Kalau kita adakan bakti sosial untuk warga di lingkungan
sekitar sekolah kita, kurasa akan lebih berguna.”
Cara Membuat Teks Negosiasi
Gimana sih cara membuat teks negosiasi? Yuk, cari tahu tahapannya berikut ini.
Di tahap awal ini, tentukan tema dari kegiatan negosiasi. Contoh tema seperti kegiatan jual beli
atau kegiatan negosiasi untuk menentukan kebijakan tertentu, dan sebagainya.
Untuk tiap kegiatan negosiasi, perlu ditentukan siapa saja pihak-pihak yang berkaitan.
Contohnya untuk tema jual beli, tentukan siapa saja pihak yang berperan untuk menjadi penjual
dan pembeli.
Selanjutnya, tentukan juga apa yang ingin dinegosiasikan dalam teks tersebut. Untuk tema jual
beli misalnya, tentukan apa yang diperjualbelikan. Apakah itu berupa barang atau jasa? Jangan
lupa juga tentukan waktu dan tempat (latar) negosiasi.
4. Siapkan Argumen
Dalam tiap teks negosiasi, masing-masing pihak perlu mengutarakan apa saja yang diinginkan
secara bijaksana melalui berbagai argumen.
Selain menyampaikan argumen, lakukan juga tawar-menawar antar pihak-pihak yang terlibat
hingga tercapai sebuah kesepakatan. Contohnya pada tema jual beli, tawar menawar bisa berupa
kesepakatan untuk harga barang atau jasa yang diperjualbelikan.
6. Penutup
Tentukan tahap terakhir yang akan menutup proses negosiasi. Penutup dalam teks negosiasi bisa
berupa kedua pihak saling mengucapkan terima kasih dan salam. Apabila negosiasi bersifat
formal, maka teks juga bisa ditutup dengan kesapakatan tertulis dan penandatanganan dokumen
tertentu antara pihak yang terlibat.
Setelah kamu selesai membuat kerangka teks dari tahapan di atas, langkah selanjutnya adalah
menyesuaikan kerangka tadi dengan struktur teks negosiasi.
8. Kembangkan menjadi Sebuah Teks
Saat kerangka dan struktur sudah rapi, kamu bisa mulai mengembangkannya menjadi sebuah
teks yang utuh. Perlu diingat, saat proses pengembangan kerangka menjadi teks, kamu harus
memperhatikan kaidah kebahasaan yang digunakan agar teks negosiasi mudah dimengerti oleh
pembaca.