Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Teks Negosiasi

Teks negosiasi adalah teks berbentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari
kesepakatan di antara pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Pada dasarnya, negosiasi
dilakukan untuk mencapai tujuan yang sepadan di antara kepentingan yang berbeda tersebut.
Definisi teks negosiasi di atas diperkuat oleh pendapat Kosasih (2014, hlm. 86) yang
mengemukakan bahwa negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk
mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda.
Senada dengan pendapat di atas, Tim Kemdikbud (2017, hlm. 149) menyatakan bahwa
negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama
di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan.
Materi teks negosiasi akan dibahas secara lengkap di sini, mulai dari struktur, ciri-ciri, pola
penyajian, kaidah kebahasaan, hingga contoh dan analisis berdasarkan pendapat ahli dari
buku referensi tepercaya.
Struktur Teks Negosiasi
Dalam buku yang disusun oleh Tim Kemdikbud (2017, hlm. 163) Struktur teks negosiasi
terdiri dari: 1) Orientasi (Pembuka), 2) Isi, terdiri dari: a) Pengajuan, b) Penawaran,
3) Persetujuan (Penutup).
Sedangkan menurut Muryanto, dkk (2013, hlm. 150) menyatakan bahwa bahwa struktur
negosiasi mencakup:

1. Orientasi
Berupa pembukaan yang akan memulai proses permintaan atau pengajuan.
2. Isi yang terdiri dari: a) Permintaan (pengajuan) yang mencoba untuk
mendapatkan kepentingan yang diinginkan dari penawar,
b) Penawaran berarti mencoba memberikan balasan setimpal dari
kepentingan yang diajukan, c) Pemenuhan, langkah yang diambil untuk
mencoba menghindari kesenjangan antara permintaan dan penawaran.
3. Persetujuan yang merupakan konklusi sekaligus solusi yang tercipta
melalui negosiasi, termasuk pembelian (jika negosiasi adalah mengenai
jual-beli) atau penutup kesepakatan formal berupa memorandum atau
perjanjian kesepakatan hasil dari negosiasi.

Ciri Ciri Teks Negosiasi


Ciri ciri teks negosiasi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki partisipan, contohnya: pihak yang menyampaikan pengajuan dan


pihak yang menawar. Pada beberapa teks negosiasi untuk memecahkan
konflik bisa terdapat partisipan ketiga yang berperan sebagai penengah,
pemandu, atau perantara.
2. Terdapat kepentingan yang berbeda dari pihak yang terlibat.
3. Berisi pengajuan dan penawaran dari pihak yang memiliki kepentingan
berbeda.
4. Adanya kesepakatan yang dapat disetujui oleh semua pihak sebagai hasil
negosiasi.
5. Terdapat ungkapan yang bersifat persuasif atau membujuk/mengajak.

Sementara itu, Kosasih (2014, hlm. 88) merangkum secara singkat ciri-ciri teks negosiasi
sebagai berikut ini.

1. Negosiasi menghasilkan kesepakatan


2. Menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan
3. Merupakan sarana untuk mencari penyelesaian
4. Mengarah kepada tujuan praktis
5. Memprioritaskan kepentingan bersama

Pola Penyajian Teks Negosiasi


Terdapat tiga pola penyajian teks negosiasi yang berbeda. Tiga pola tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Teks Negosiasi Dialog. Penyajian teks negosiasi dalam pola ini diwujudkan
dalam bentuk dialog menggunakan kalimat langsung.
2. Teks Negosiasi Narasi (Cerita Pendek) Pola ini menyajikan teks negosiasi
dengan gabungan narasi dan dialog kalimat langsung.
3. Teks Negosiasi yang disajikan melalui Surat, seperti surat lamaran
pekerjaan atau surat penawaran kepada perusahaan.

Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi


Kaidah kebahasaan merupakan jenis kata, kalimat atau satuan lingual lain yang sering
muncul dalam suatu jenis teks. Menurut Kosasih (2014, hlm. 93) kaidah atau ciri kebahasaan
teks negosiasi adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan kalimat berita, tanya dan perintah hampir berimbang.


Hal tersebut terkait dengan bentuk negosiasi yang berupa percakapan sehari-
hari sehingga ketiga jenis kalimat tersebut mungkin muncul secara
bergantian.
2. Banyak Menggunakan kalimat yang menyatakan keinginan atau
harapan. Hal ini banyak terkait dengan fungsi negosiasi itu, yaitu untuk
menyatakan kepentingan dan mengompromikannya dengan mitra bicara.
Oleh karena itu, akan banyak kalimat yang menyatakan maksud tersebut
yang ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti: mohon, boleh, minta,
harap, mudah-mudahan.
3. Menggunakan kalimat bersyarat, yakni kalimat yang ditandai dengan
kata-kata: seandainya, bila, kalau, jika, apabila. Hal tersebut terkait dengan
sejumlah syarat yang diajukan masing-masing pihak dalam rangkaian
negosiasi kepentingan masing-masing.
4. Banyak menggunakan konjungsi penyebab (kausalitas) seperti: sebab,
soalnya, karena, akibatnya, oleh karena itu

. Karena teks ini akan banyak menggunakan argumen yang disampaikan


oleh masing-masing pihak. Untuk memperjelas alasan, mereka perlu
menyampaikan sejumlah alasan yang disertai penggunaan konjungsi sebab.

Jenis Teks Negosiasi


Jenis-jenis teks negosiasi dapat dipilah berdasarkan: untung rugi, situasi dan juga jumlah
negosiatior. Berikut adalah pemaparan lengkap masing-masing jenis teks negosiasi.
Negosiasi berdasarkan untung rugi
Negosiasi untung-rugi adalah negosiasi yang diklasifikasikan melalui hasil dan keadaan
negosiasi yang tengah terjadi. Negosiasi berdasarkan untung rugi terdiri dari:

1. Negosiasi menghindari konflik (lose-lose),


Kedua belah pihak bernegosiasi untuk menghidari konflik berpotensi untuk
timbul karena tidak ada yang diuntungkan dari konflik tersebut.
2. Negosiasi kolaborasi (win-win),
Kedua belah pihak berusaha untuk mencapai suatu kesepakatan yang
menggabungkan kepentingan masing-masing.
3. Negosiasi akomodasi (lose-win),
Dalam jenis ini negosiator memiliki sedikit keunggulan dan cenderung akan
merugi dari pihak yang diajui. Biasanya negosiasi ini dilakukan untuk
setidaknya sedikit mengurangi dampak kerugian yang didapatkan. Situasi
jenis negosiasi ini dapat terjadi karena sebelumnya telah terjadi negosiasi
yang memang tidak imbang dan merugikan negosiator.
4. Negosiasi dominasi (win-lose),
Kebalikan dari negosiasi akomodasi, yakni negosiator mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari pihak lawan negosiasinya.

Negosiasi berdasarkan situasi


Negosiasi berdasarkan situasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis di bawah ini:

1. Negosiasi formal,
Terjadi dalam situasi formal seperti adanya sebuah perjanjian hukum dan
masing-masing pihak adalah instansi atau lembaga yang memiliki payung
hukum pula. Misalnya negosiasi antar perusahaan, instansi pemerintah, atau
lembaga pendidikan.
2. Negosiasi non formal atau informal,
Dapat dilakukan oleh siapa pun, kapan pun tanpa perjanjian khusus dan
hukum yang memayungi.

Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator


Umumnya negosiasi terjadi antara dua belah pihak saja. Namun terdapat pula negosiasi yang
melibatkan lebih dari dua pihak. Berikut adalah penjelasannya.

1. Negosiasi dengan pihak penengah,


Negosiasi ini dilakukan oleh dua pihak negosiator didampingi oleh pihak
penengah yang bertugas menyampaikan dan menyimpulkan keputusan akhir
dari negosiasi itu. Misalnya negosiasi di pengadilan, pihak penggugat dan
tergugat adalah pihak yang dapat bernegosiasi. Sementara itu, hakim dan
seluruh sistem pengadilan adalah pihak penengahnya.
2. Negosiasi tanpa pihak penengah,
Negosiasi dilakukan tanpa pihak penengah, sehingga keputusan dan hasil
dari negosiasi tergantung pada pihak yang bernegosiasi.

Latihan

Teks Negosiasi HP Baru.


Sesungguhnya, Rani sudah lama menginginkan HP baru. Ia sudah beberapa kali membujuk
Ayahnya agar membelikannya HP baru. Namun usahanya terus gagal, akhirnya ia mencoba
meminta bantuan ibunya. Namun, usaha Rani masih tetap gagal.
Minggu lalu, akhirnya Rani merencanakan untuk benar-benar berusaha meyakinkan kepada
ayahnya bahwa ia sangat membutuhkan HP baru.
“Yah … Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?” kata Rani pada ayahnya.
“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon
rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.
“Tapi, Yah … semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon
orangtuanya saat terpaksa pulang telat.”
“Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat,” kata ayah lagi.
Rani boleh dikatakan hampir menangis dibuatnya. “Tak hanya itu, Yah … Rani iri sama
teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim
tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah,” Rani
berkata dengan kalimat yang runtut dan jelas. Kalimat yang sebetulnya sudah ia susun dan
rancang beberapa hari untuk merayu ayahnya.
Mendengar penjelasan Rani yang baik itiu, Ayah melepas kacamatanya kemudian menatap
Rani dengan lemah lembut. “Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak?”
Sontak Rani hampir dibuat melonjak kegirangan mendengar reaksi Ayah.
“Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup
facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat diskusi
bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP.”
“Hm … Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal ….” ayah seakan sengaja menggoda
Rani.
“Asal apa, Yah?” tanya Rani tak sabar.
“Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif.”
“Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah,” janji Rani sambil memeluk Ayahnya.
(Kemdikbud, 2017).

Tugas !

1. Analisis Teks Negosiasi HP Baru


Menganalisis teks negosiasi berarti memilahnya berdasarkan bagian terkecil yang menyusun
teks tersebut. Misalnya dari struktur atau apa faktor yang membuat negosiasi yang berjalan di
dalam teks tersebut berhasil? Berikut adalah penjabaran analisisnya.
2. Analisis Struktur Teks Negosiasi HP Baru
Narasi dalam teks negosiasi sebaiknya disisihkan terlebih dahulu untuk mempermudah
analisis dalam teks negosiasi dengan pola narasi (campuran cerita pendek dan dialog).

3. Analisis Faktor Penyebab Keberhasilan Negosiasi HP


Baru
Faktor penyebab keberhasilan dipastikan dengan mencari kalimat atau ungkapan persuasif
yang memiliki alasan kuat yang positif bagi pihak yang dimintai atau diajui.

4. Analisis (Mengidentifikasi) Kalimat Persuasif dalam


Teks Negosiasi HP Baru
Kalimat persuasif dapat dilihat dengan cara memilah argumen (seperti pada teks eksposisi)
yang memiliki berbagai alasan untuk mendampinginya.
“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon
rumah”Secara tersirat Ayah akan membelikan HP baru ketika sudah punya cukup uang.

Anda mungkin juga menyukai