UNTUK MAHASIWA
SEMESTER 4
BLOK X
PENCERNAAN
Koordinator Blok :
dr. Angga Mardro Raharjo, Sp.P, FAPSR, FISPH, FISCM
Sekretaris Blok :
dr. Dwita Aryadina Rachmawati, M.Kes., FISPH, FISCM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2024
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
Halaman Sampul 1
Pengantar 2
Daftar Isi 3
Pendahuluan 4
Metode Belajar 8
Jadwal 12
Topik Kuliah 20
Topik Praktikum 22
Daftar Tutor 23
SKDI 2012 24
Skenario 1 26
Skenario 2 27
Skenario 3 28
Skenario 4 29
Skenario 5 30
4. DASAR PENGETAHUAN
a. Biomedik sistem gastroinsteinal (anatomi, histologi, fisiologi, biokimia,
mikrobiologi, parasitologi, patologi anatomi, patologi klinik, farmakologi,
gizi)
b. Penyakit-penyakit dan gangguan sistem pencernaan (Ilmu Penyakit Dalam,
Ilmu Bedah dan Ilmu Kesehatan Anak )
5. PRAKTIKUM PENUNJANG
a. Anatomi saluran gastrointestinal, hepatobilier
b. Histologi saluran gastrointestinal, hepatobilier
c. Biokimia metabolisme porfirin
d. Mikrobiologi: identifikasi bakteri, jamur dan virus yang menyebabkan
infeksi pada sistem pencernaan
e. Parasitologi: identifikasi parasit-parasit pada sistem pencernaan
7. POHON TOPIK
PENCERNAAN
PERDARAHAN &
KELAINAN INFEKSI
GANGGUAN
KONGENITAL FUNGSI
HEPATOBILIER TRAUMA/AKUT
& PANKREAS ABDOMEN
8. PRASYARAT BLOK
Sebelum menempuh blok gastrointestinal, mahasiswa harus telah menempuh 9
(sembilan) blok sebelumnya.
1. DISKUSI TUTORIAL
Diskusi tutorial dalam kelompok beranggotakan 10-15 mahasiswa dan dipandu
oleh tutor yang bertugas sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi mahasiswa akan
dihadapkan pada masalah dalam bentuk skenario modul sebagai pencetus dalam
diskusi. Satu skenario modul diselesaikan dalam dua kali pertemuan, dengan selang
waktu 3 sampai 4 hari. Diskusi dilakukan dengan metode seven jumps (tujuh langkah)
yang terdiri dari:
1. Mengklarifikasi istilah/konsep,
2. Menetapkan permasalahan,
3. Menganalisis masalah,
4. Menarik kesimpulan langkah,
5. Menentukan tujuan,
6. Belajar mandiri,
7. Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada,
Langkah 1 sampai dengan 5 dilaksanakan pada pertemuan I, langkah 6 dilaksanakan di
luar kelompok, sedangkan 7 dilaksanakan pada pertemuan II dan III.
2. KULIAH
Kuliah dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit/khusus
sehingga membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman. Kuliah dilaksanakan
dalam bentuk konsultasi interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan
secara terjadwal maupun atas permintaan mahasiswa bila diperlukan.
3. PRAKTIKUM
Praktikum bertujuan untuk meningkatkan atau memperjelas pemahaman suatu materi
dan menambah ketrampilan bekerja di laboratorium.
2. Kehadiran
a. Mahasiswa diperbolehkan tidak mengikuti kegiatan tutorial dan perkuliahan
dengan alasan yang jelas disertai dengan bukti lisan dan tertulis yang diserahkan
kepada koordinator blok, tutor, dan pengampu kuliah ataupun praktikum.
b. Mahasiswa diperbolehkan mengikuti ujian (CBT dan praktikum) apabila
memenuhi 80% dari jumlah kehadiran tutorial, kuliah dan praktikum, dengan
masing – masing kehadiran tiap komponen adalah 75%.
c. Mahasiswa dengan jumlah kehadiran tutorial, kuliah dan atau praktikum <
80% tidak diperbolehkan mengikuti ujian (CBT dan praktikum).
Minggu I
Tanggal Jam Senin 5/2/24 Selasa 6/2/24 Rabu 7/2/24 Kamis 8/2/24 Jumat 9/2/24
05.10-06.50 LIBUR ISRA MIRAJ CUTI BERSAMA
07.00-07.50 APEL PAGI Kul 2 Kul 4 Tut 1.2
07.50-08.40 Tut 1.1
08.50-09.40 TKD (A-D) Prak 3 TKD (I-L) Prak 3 Tut 1.3
09.40-10.30 Kul 1 Anatomi Anatomi
10.40-11.30 (P3) (P1)
11.30-12.20 Prak 1 Prak 2 TKD (E-H) Prak 3 TKD (M-P) Prak 3 Prak 1 Prak 2
Minggu I 12.30-13.20 Histologi Fisiologi Anatomi Anatomi Histologi Fisiologi MKU
5-9 13.20-14.10 (P1) (P4) (P4) (P2) (P3) (P1)
Februari 14.10-15.10 Prak 1 Prak 2 Kul 3 Kul 5 Prak 1 Prak 2
2024 15.10-16.00 Histologi Fisiologi Histologi Fisiologi
16.00-17.00 (P2) (P3) (P4) (P2)
11.30-12.20 Prak 4 Prak 5 TKD (E-H) Prak 6 TKD (M-P) Prak 6 Prak 4 Prak 5 Istirahat
Minggu II 12.30-13.20 Mikrobiologi Parasitologi 1 Biokimia Biokimia Mikrobiologi Parasitologi 1 MKU
12-16 13.20-14.10 (P1) (P4) (P4) (P2) (P3) (P1)
Februari 14.10-15.10 Prak 4 Prak 5 Kul 8 Kul 10 Prak 4 Prak 5
2024 15.10-16.00 Mikrobiologi Parasitologi 1 Mikrobiologi Parasitologi 1
16.00-17.00 (P2) (P3) (P4) (P2)
Minggu III 11.30-12.20 Prak 7 Prak 8 TKD (E-H) Prak 9 TKD (M-P) Prak 9 Prak 7 Prak 8 Istirahat
12.30-13.20 Patologi Patologi Parasitologi Parasitologi Patologi Patologi MKU
19-23
Klinik Anatomi 2 2 Klinik Anatomi
Februari
13.20-14.10 (P1) (P4) (P4) (P2) (P3) (P1)
2024
14.10-15.10 Prak 7 Prak 5 Kul 13 Kul 15 Prak 7 Prak 8
15.10-16.00 Patologi Patologi Patologi Patologi
Klinik Anatomi Klinik Anatomi
16.00-17.00 (P2) (P3) (P4) (P2)
17.00-17.50
17.50-19.40
11.30-12.20 Prak 10 Prak 11 TKD (E-H) Prak 12 TKD (M-P) Prak 12 Prak 10 Prak 11 Istirahat
Minggu IV 12.30-13.20 Parasitologi 3 Farmakologi IKM IKM Parasitologi Farmakologi MKU
26 Februari (P1) (P4) (P4) (P2) 3 (P1)
– 1 Maret 13.20-14.10 (P3)
2024 14.10-15.10 Prak 10 Prak 11 Kul 18 Kul 20 Prak 10 Prak 11
15.10-16.00 Parasitologi 3 Farmakologi Parasitologi Farmakologi
(P2) (P3) 3 (P2)
16.00-17.00 (P4)
17.00-17.50
17.50-19.40
Seorang bayi laki – laki, usia 3 hari, dibawa ibunya ke IGD RS Agromedis dengan
keluhan perut kembung. Sejak kelahiran di dukun bayi 3 hari lalu bayi tidak pernah buang air
besar (BAB). Hari ini bayi muntah menyemprot. Muntah berwarna kehijauan > 5x hari ini,
perut pasien dikeluhkan semakin membesar, bayi rewel dan tidak mau menyusu. Ibu pasien
menyampaikan bahwa bayi dilahirkan oleh dukun saat usia kehamilan 9 bulan. Ibu tidak tahu
berat lahir bayinya. Ibu dan ayah pasien bekerja sebagai buruh di perkebunan karet dan bekerja
sebagai penyemprot Roundup.
dr. Mawar, dokter jaga IGD RS Agromedis, melakukan pemeriksaan pada bayi tersebut
dan dari pemeriksaan didapatkan: bayi nampak lemah, menangis merintih, BB 2500 gr; N 168
x/menit; RR 30 x/menit; Tax 36.5oC; SpO2 97%, billious vomiting, dan abdomen distended.
Pada saat melakukan pemeriksaan menyeluruh pada bayi dr. Mawar menemukan adanya
beberapa kelainan bawaan yaitu terdapat hernia umbilicalis dan tidak terdapat lubang anus.
Dokter melakukan beberapa pemeriksaan penunjang lainnya antara lain pemeriksaan darah,
rotgent berupa babygram, dan melakukan penanganan kegawatan terhadap kondisi pasien di
IGD. Setelah didapatkan semua data dan kegawatan sudah tertangani, dr. Mawar melakukan
proses perujukan pasien ke dokter spesialis guna penanganan lanjutan.
1. Skenario
Seorang wanita berusia 73 tahun dengan riwayat nyeri pankreatik menjalani computed tomography
(CT) perut yang ditingkatkan kontras untuk menilai indeks keparahan, dan massa hati terdeteksi
secara tidak sengaja. Pasien memiliki kebiasaan minum setiap hari (lebih dari 60 g alkohol per hari)
selama lebih dari 20 tahun tetapi tidak memiliki riwayat penyakit hati kronis, termasuk penyakit
hati terkait alkohol. Pemeriksaan fisik saat masuk baik-baik saja, 2 bulan setelah mengobati
pankreatitis akut. Data laboratorium, termasuk reaksi inflamasi, enzim pankreas, dan enzim
hepatobilier, berada dalam kisaran normal. Tes untuk antibodi virus hepatitis B dan C negatif.
Penanda tumor serum dan penanda lainnya berada dalam kisaran normal. Gambar USG tidak dapat
menggambarkan nodul karena hanya di bawah diafragma. Pada CT yang tidak ditingkatkan
kontras, nodul yang tidak jelas dengan diameter terbesar 15 mm diidentifikasi pada segmen 8 dan
menunjukkan hipodensitas dibandingkan dengan parenkim hati latar belakang.
Kumi Ozaki, et al. A case of focal nodular hyperplasia-like lesion presenting unusual signal
intensity on the hepatobiliary phase of gadoxetic acid-enhanced magnetic resonance image.
Radiology Case Reports 18 (2023) 3093–3100
1. Skenario
Seorang wanita berusia 43 tahun dengan sirosis terkait virus hepatitis B, Child class B, dirujuk
ke unit gawat darurat karena riwayat hematochezia dan syok hipovolemik selama 3 hari. Dia
telah menerima resusitasi cairan dan transfusi dengan 12 U sel darah merah yang dikemas
sebelum ditransfer. Pada pemeriksaan, dia sadar dan demam, dengan denyut nadi 114 denyut /
menit dan tekanan darah 118/55 mmHg. Investigasi laboratorium mengungkapkan temuan
penting dari kadar hemoglobin 5,3 g / dL, jumlah trombosit 41.000 / μL, dan rasio normalisasi
internasional 2,56. Meskipun asam traneksamat, pantoprazole dan somatostatin diresepkan,
pasien mengalami episode berulang hematochezia masif (> 1.000 g) di unit gawat darurat.
Protokol transfusi besar-besaran dimulai di ruang resusitasi.
Kemudian, dia menjalani endoskopi bagian atas, dengan hasil yang menyingkirkan
kemungkinan varises esofagus dan lambung, serta perdarahan gastrointestinal bagian atas.
Kolonoskopi yang muncul mengungkapkan pembengkakan dan kemacetan mukosa dengan
ulkus sentral di kolon asendens, tetapi tidak ada perdarahan aktif. Dokter membahas semua
aspek yang berkaitan dengan kasus ini.
Tai-Hung Ho, Pei-Ying Lin.Woman With Hematochezia. J Acute Med. 2023 Sep; 13(3): 125–
128
Kasus seorang pasien wanita berusia 14 tahun dirawat di RS karena benturan pada perut dan
panggul dengan bola sepak selama pertandingan. Pasien menunjukkan gejala klinis merasakan
6 jam nyeri perut difus dan beberapa episode emetic/muntah dengan perkembangan intoleransi
oral. Pada pemeriksaan fisik, pasien mengalami sakit perut pada palpasi hipogastrium dan fossa
iliaka kanan, tanpa tanda-tanda iritasi peritoneum. Pemeriksaan Laboratorium menunjukkan
leukositosis dan neutrofilia. CT scan dengan kontras pada perut dilakukan, menghasilkan
radang usus buntu akut tanpa tanda-tanda perforasi.
Karen Juliana Salinas-Castro, et al. Acute appendicitis after closed abdominal trauma: A case
report. Radiology Case Reports. Volume 18, Issue 2, February 2023, Pages 631-634
1. Skenario
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dirujuk ke IGD RS dengan keluhan sering BAB
cair sejak 4 hari yang lalu. BAB disertai darah, dan lendir. Frekuensi BAB 7-9 kali per hari
dengan jumlah sekitar ¼ gelas setiap kali BAB. Selain juga anak tersebut juga demam, muntah-
muntah dan tidak mau minum. Pasien sudah diberi oralit, tetapi pasien tetap tidak mau minum.
Pada anamnesis lebih lanjut pasien belum buang air kecil sejak tadi malam. Pada
heteroanamnesis diketahui berat badan tidak naik meskipun makannya banyak, dan hanya
perutnya yang membuncit. Pasien juga sering menggaruk daerah anusnya terutama pada
malam hari. Pada pemeriksaan terlihat tanda-tanda dehidrasi berat. Untuk memastikan
penyebabnya dilakukan pemeriksaan mikroskopik feces.
Riwayat ibu dan kedua orang kakaknya juga menderita keluhan serupa. Ibu pasien
minggu lalu mengalami keluhan berak cair lebih dari 6 x/hari selama 4 hari. BAB cair, dengan
disertai ampas, tidak ada lendir dan darah, disertai mulas, mual dan muntah. Keluhan dirasakan
setelah mengkonsumsi ikan dan kerang. Riwayat penyakit ibunya sering mengeluh nyeri ulu
hati yang kambuh-kambuhan. Ibu pasien adalah pedagang sayur di pasar, kadang juga
membantu saudaranya untuk membersihkan kandang sapi dan ayam pada peternakan milik
keluarganya.