Anda di halaman 1dari 23

MODUL TUTORIAL

UNTUK MAHASISWA
SEMESTER 5
BLOK 14
AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS
Penyusun:
Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR
Modul Agromedis dan Penyakit Tropis merupakan modul pegangan bagi mahasiswa
dalam Kurikulum Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pada
modul ini mahasiswa belajar tentang aspek-aspek kedokteran di daerah tropis serta aspekaspek yang berkaitan dengan agromedicine sesuai dengan muatan unggulan Fakultas
Kedokteran Universitas Jember yang bermanfaat dalam menunjang tugas dan perannya di
masa depan.
Modul ini terdiri dari lima skenario dengan berbagai topik penyakit infeksi sebagai
pencetus dalam diskusi tutorial. Modul diselesaikan dalam waktu lima minggu dan
dilanjutkan dengan minggu keenam untuk ujian. Strategi pembelajaran yang diterapkan
adalah Problem-based Learning (PBL) dengan metode diskusi tutorial, kuliah, praktikum,
ditunjang dengan ketrampilan medik. Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan peserta
didik dapat memahami pelaksanaan praktik kedokteran di daerah tropis, baik dalam aspek
klinis maupun kesehatan masyarakat.
Terima kasih kami ucapkan kepada narasumber, sejawat, dan seluruh pihak yang
terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini dapat dilaksanakan sesuai tujuan
yang diharapkan. Kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan demi kesempurnaan
modul ini.

Jember, Oktober 2016


Penyusun

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI ..

iii

I. PENDAHULUAN ...

II. METODE BELAJAR

III. JADWAL DAN DAFTAR KEGIATAN .

3.1 Jadwal Kegiatan Blok 14 ..

3.2 Daftar Kuliah Blok 14

3.3 Daftar Praktikum Blok 14 ..

10

3.4 Daftar Tutor Blok 14 ....

11

IV SKDI 2012 UNTUK BLOK 14 .

12

V. SKENARIO

16

5.1 Skenario 1 .

16

5.2 Skenario 2 .

17

5.3 Skenario 3 .

18

5.4 Skenario 4 .

19

5.5 Skenario 5 .

20

iii

I. PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Blok


Blok 14 (Agromedis dan Penyakit Tropis) mempelajari tentang pelayanan
kedokteran negara tropis, meliputi aspek klinis dari penyakit-penyakit infeksi yang
berhubungan dengan iklim negara tropis dengan etiologi bakteri, virus, jamur
maupun parasit, juga pelaksanaan praktik pelayanan kesehatan masyarakat yang
menunjang.
1.2 Tujuan Umum Blok
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa diharapkan mampu mengenali,
mendiagnosis, dan mengetahui cara penatalaksanaan penyakit dan praktik pelayanan
kesehatan masyarakat di negara tropis.
1.3 Keterkaitan dengan Blok lain
Blok ini merupakan kelanjutan dari blok sebelumnya yaitu blok thorax, blok
abdomen, blok respirasi, blok pencernaan, blok nefrourologi dan blok reproduksi.
1.4 Dasar Pengetahuan
a. Ilmu kedokteran dasar untuk penyakit tropis (Mikrobiologi, Parasitologi,
Farmakologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik)
b. Penyakit-penyakit di bidang kedokteran tropis (Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu
Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ilmu Bedah dan Ilmu
Kesehatan Masyarakat)
1.5 Praktikum Penunjang
a. Mikrobiologi
b. Parasitologi
c. Patologi Klinik
d. Farmakologi
e. IKM
1.6 Bagian yang Terlibat
a. Paraklinik: Mikrobiologi, Parasitologi, Farmakologi, Patologi Anatomi, Patologi
Klinik
b. Klinik: Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, Ilmu Bedah
c. Ilmu Kesehatan Masyarakat
1.7 Prasyarat blok
Sebelum menempuh blok Agromedis dan Penyakit Tropis, mahasiswa harus telah
menempuh blok sebelumnya yaitu: Blok 1 sampai blok 13.
1

1.8 Pohon Topik


Blok 14
Agromedis dan Penyakit Tropis

Penyakit
agromedis
dan new
emerging
diseases

Infeksi bakteri
dan
mycobacterium
terkait
agromedis

Infeksi
virus dan
jamur
terkait
agromedis

Infeksi protozoa
dan Penyakit
akibat
arthropoda
terkait agromedis

Infeksi dan
Infestasi
helminth
terkait
agromedis

Skenario 1

Skenario 2

Skenario 3

Skenario 4

Skenario 5

1.9 Referensi
a. Baker FJ and Breach MR. 1980. Medical Microbiology Techniques. London:
Butterworth.
b. Behrman RE, Kliegman RM and Jenson HB. 2000. Nelsons textbook of
Pediatrics, 16th ed. Philadelphia: WB Saunders Co.
c. Brown HW. 1969. Basic Clinical Parasitology. New York: Meredith
Corporation
d. Cook GC and Zumla AL (Eds). 2008. Mansons Tropical Diseases. Saunders
Elsevier.
e. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo. 2008.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th Ed. McGraw-Hill
Companies, Inc.
f. Jeffrey HC and Leach RM. 1983. Atlas of Medical Helminthology and
Protozoology. Edinburg: Churchill Livingstone.

g. Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia.


Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.
h. Nainggolan L, Widodo D. 2004. Demam: Patofisiologi dan Penatalaksanaan,
Bunga Rampai Penyakit Infeksi. Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta.
i. Peter W, Pasvol G. 2007. Atlas of Tropical Medicine and Parasitology.6th ed.
Elsevier Mosby.
j. Ridley JW. 2012. Parasitology for Medical and Clinical Laboratory
Professionals. Delmar Cengage Learning. USA.
k. Robbins and Cotran, 2008. Pathologic Basic of Disease. University of
Michigan. Elsevier Saunders.
l. Tierney LM (Ed). 2001. Current Medical, Diagnosis and Treatment, 40th ed.
McGraw-Hill Companies, Inc.
m. Virella G. 1997. Microbiology and Infectious Diseases. 3rd Edition. Tokyo:
Williams and Williams.
n.

WHO. 2004. TB/HIV: A Clinical Manual 2nd Ed. Geneva: World Health
Organization.

o. WHO. 2003. Guidelines for Implementing Collaborative TB and HIV


Programme Activities. Geneva: World Health Organization.
p. WHO. 2003. Manual of Basic Techniques for a Health Laboratory, 2nd Ed.
Geneva: World Health Organization.
q. WHO. 1991. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. Geneva:
WHO Library Catalog in Publication Data.
r. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ (Eds).
2008. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 7th ed. New York:
McGraw-Hill.

II. METODE BELAJAR

Kurikulum berbasis kompetensi ini dilaksanakan dengan strategi belajar berdasarkan


paradigma baru pendidikan dokter yang dikenal dengan SPICES. Dengan strategi utama
belajar berdasarkan masalah (Problem-Based Learning). Kegiatan belajar dilaksanakan
berdasarkan modul yang berisi skenario masalah yang menjadi trigger (pemicu) dalam
belajar dengan melalui diskusi tutorial. Informasi diperoleh melalui belajar mandiri, kuliah,
konsultasi pakar, dan praktikum. Informasi yang telah diperoleh didiskusikan dalam
kelompok sesuai jadwal dengan seorang fasilitator. Untuk melatih keterampilan medik,
peserta didik diberikan latihan dalam skills lab, praktek lapangan serta praktek kerja klinik.
2.1 Diskusi tutorial
Diskusi tutorial dalam kelompok yang idealnya beranggotakan 8-10 mahasiswa dan
dipandu oleh tutor sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi mahasiswa akan dihadapkan pada
masalah dalam bentuk skenario modul sebagai pencetus dalam diskusi. Satu skenario modul
diselesaikan dalam dua kali pertemuan, dengan selang waktu 3 sampai 4 hari. Diskusi
dilakukan dengan metode seven jumps (tujuh langkah) yang terdiri dari:
1. mengklarifikasi istilah/konsep,
2. menetapkan permasalahan,
3. menganalisis masalah,
4. menarik kesimpulan langkah (3),
5. menentukan tujuan,
6. belajar mandiri,
7. menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada,
Langkah 1 sampai dengan 5 dilaksanakan pada pertemuan I, langkah 6 dilaksanakan di luar
kelompok, sedangkan 7 dilaksanakan pada pertemuan II.
2.2 Kuliah
Kuliah dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit/khusus sehingga
membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman. Kuliah dilaksanakan dalam bentuk
4

konsultasi interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan secara terjadwal


maupun atas permintaan mahasiswa bila diperlukan.
2.3 Praktikum
Praktikum bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada kegiatan yang berfokus pada
masyarakat dan agar materi yang dipelajari dapat diterapkan dengan lebih baik.
2.4 Pelatihan keterampilan medik
Pelatihan keterampilan medik bertujuan melatih keterampilan medik mahasiswa
dengan menggunakan model pembelajaran yang ada seperti pasien simulasi. Materi
pelatihan berupa komunikasi untuk menggali informasi dari pasien.
2.5 Konsultasi pakar
Konsultasi pakar dilaksanakan secara terjadwal atau atas permintaan mahasiswa
apabila menemui kesulitan dalam memahami konsep atau teori ketika diskusi kelompok
maupun belajar mandiri. Konsultasi pakar bisa dilaksanakan dalam kelompok kecil maupun
besar tergantung kebutuhan.
2.6 Belajar mandiri
Belajar mandiri dilaksanakan dalam rangka menggali informasi yang lebih luas atau
lebih dalam tentang suatu materi yang terkait dengan masalah yang sedang dipelajari
sehingga dapat memahami kasus secara interdisiplin ilmu.
2.7 Evaluasi
Evaluasi blok dilaksanakan pada minggu VI dengan mempertimbangkan proses selama
mengikuti kegiatan belajar-mengajar, etika, dan penguasaan pengetahuan. Dengan ketentuan
pencapaian masing-masing komponen nilai tidak boleh kurang dari 60 untuk dapat lulus
blok. Bobot masing-masing komponen nilai adalah sebagai berikut:

1. Nilai ujian: Teori dan praktikum (75%)


2. Tutorial (20%)
3. TBL (5%)
Nilai akhir blok berupa angka 0-100 dengan penjenjangan seperti matriks berikut:
ANGKA

HURUF

NILAI

KETERANGAN

> 80

ISTIMEWA

75 < AB < 80

AB

3.5

SANGAT BAIK

70 < B < 75

BAIK

65 < BC < 70

BC

2.5

CUKUP BAIK

60 < C < 65

CUKUP

55 < CD < 60

CD

1.5

KURANG

50 < D < 55

KURANG

45 < DE < 50

DE

0.5

SANGAT KURANG

< 45

SANGAT KURANG

III. JADWAL DAN DAFTAR KEGIATAN


3.1 Jadwal Kegiatan Blok 14
MINGGU
KE
I
39
OKTOBER
2014

JAM

SENIN

SELASA

RABU

REMEDI
TEORI BLOK
13

REMEDI
PRAKTIKUM
BLOK 13

12.00-14.00

KULIAH 1:
OVERVIEW
BLOK 14
TUTORIAL 1:
SKENARIO 1
KULIAH 2:

14.00-16.00
08.00-10.00

KULIAH 5:

KULIAH 6:

TRAKLINDAS

TUTORIAL 1:
SKENARIO 2

PRAKTIKUM 2:

TRAKLINDAS

07.00-08.00
08.00-10.00
10.00-12.00

II
10 16
OKTOBER
2014

10.00-12.00

KULIAH 3:

12.00-14.00
III

08.00-10.00

17 23
OKTOBER
2014

10.00-12.00

IV

12.00-14.00
08.00-10.00

24 30
OKTOBER
2014

KULIAH 7:
KULIAH 9

KULIAH 10:

KAMIS

JUMAT

PRAKTIKUM 1:
TUTORIAL 2:
SKENARIO 1
KULIAH 4:
PRAKTIKUM 3:
TUTORIAL 2:
SKENARIO 2
KULIAH 8:
KULIAH 12:

KULIAH 13:

TRAKLINDAS

10.00-12.00

TUTORIAL 1:
SKENARIO 3

PRAKTIKUM 4:

TRAKLINDAS

KULIAH 14:

KULIAH 15:

KULIAH 11:
TRAKLINDAS

TUTORIAL 1:
SKENARIO 4

PRAKTIKUM 5:

TRAKLINDAS

12.00-14.00

TUTORIAL 2:
SKENARIO 3
KULIAH 17:

PRAKTIKUM 6:

TUTORIAL 2:
SKENARIO 4

KULIAH 16:

08.00-10.00

KULIAH 18:

TBL

TRAKLINDAS

KULIAH 19:

31 OKTOBER
6
NOVEMBER
2014

10.00-12.00

TUTORIAL 1:
SKENARIO 5

TBL

TRAKLINDAS

TUTORIAL 2:
SKENARIO 5

09.00-11.00

UJIAN BLOK

UJIAN BLOK

UJIAN BLOK

UJIAN BLOK

UJIAN BLOK

09.00-11.00

BLOK 15

REMEDIASI

REMEDIASI

BLOK 15

BLOK 15

12.00-14.00

VI
7 13
NOVEMBER
2014

VII
14 20
NOVEMBER
2014

3.2 Daftar Kuliah Blok 14


No
Tanggal
1. 3 Okt 2016

Bidang Ilmu
Parasitologi

Topik
Overview blok 14

Pemateri
Dr.rer.biol.hum.dr.
Erma S, M.Si
2. 3 Okt 2016 Ilmu Penyakit Penyakit akibat aktivitas di daerah Lab.
Ilmu
Dalam
agroindustri dan Penanganannya Penyakit Dalam
(Zoonosis, Intoksikasi pestisida RSUD dr.Subandi
dan zat lain)
3. 5 Okt 2016 Parasitologi
Arthropoda,
dr. Yudha N,
Zoonosis akibat parasit
M.Kes
(Lab. Parasitologi
FK UNEJ)
4. 6 Okt 2016 Ilmu Bedah
Gigitan ular dan serangga, Lab. Ilmu Bedah
Hipertermi dan hipotermi
RSUD dr. Subandi
5. 10 Okt 2016 Mikrobiologi
Infeksi
bakteri
(S.
typhi, dr. Enny S, M.Kes
Leptospira, C. difteri, B. Pertusis, (Lab.
Ricketsia,
C.
tetani)
dan Mikrobiologi FK
mycobacterium (M. tuberculosis, UNEJ)
M. leprae)
6. 11 Okt 2016 Ilmu Penyakit Aspek klinis dan managemen Lab. Ilmu
Dalam
penyakit tropis karena infeksi Penyakit Dalam
bakteri
dan
mycobacterium RSUD dr.Subandi
(Thypoid,
Leptospirosis,
Bakteriemia-Septicemia, TBC)
7. 12 Okt 2016 Ilmu
- Aspek klinis infeksi bakteri pada - dr. Gebyar B,
Kesehatan
neonatus dan anak (sepsis
SpA (Lab. Ilmu
Anak
neonatorum, tetanus neonatorum, Kesehatan Anak
Pertusis, Difteri)
RSUD
- Imunisasi
dr.Subandi)
- dr. Ahmad Nuri,
SpA
8. 13 Okt 2016 IKM
Manajemen TB dan lepra berbasis dr. Rony Prasetyo
puskesmas
(Lab. Ilmu
Kesehatan
Masyarakat FK
UNEJ)
9. 17 Okt 2016 Mikrobiologi
Infeksi virus (mumps, morbili, dr. Dini A,
varicella, poliomyelitis, HIV, M.Bimed (Lab.
CMV, Hepatitis) dan jamur Mikrobiologi FK
(superficial mycosis)
UNEJ)
10. 18 Okt 2016 Ilmu Penyakit Aspek klinis dan managemennya dr. Yuli H, SpPD
Dalam
penyakit tropis karena infeksi (Lab. Ilmu
virus (HIV/AIDS, Hepatitis, DF- Penyakit Dalam
DHF-DSS, CMV)
RSUD
8

11. 19 Okt 2016 Ilmu


Kesehatan
Anak

Aspek klinis dan manajemen


infeksi virus pada anak (mumps,
morbili,
rubella,
varicella,
poliomyelitis, Flu Singapura)

12. 20 Okt 2016 Ilmu Penyakit


Kulit
dan
Kelamin
13. 21 Okt 2016 Patologi
Klinik

Aspek klinis Penyakit Jamur dan


Penyakit Kulit Tropis (Tinea dan
Pitiriasis versicolor)
- Imunoserologi untuk penyakit
infeksi tropis akibat infeksi
bakteri, virus (Widal, DHF,
Hepatitis virus, HIV)
Anti biotik, Antiviral

14. 24 Okt 2016 Farmakologi

15. 25 Okt 2016 Parasitologi

Infeksi protozoa
pencernaan

darah

dan

dr.Subandi)
dr. Gebyar, SpA
(Lab. Ilmu
Kesehatan Anak
RSUD
dr.Subandi)
Lab. Ilmu Peny.
Kulit Kelamin
RSUD dr. Subandi
dr. Rini Riyanti,
SpPK (Lab
Patologi Klinik
FK UNEJ)
dr. Desie DW,
M.Biomed (Lab.
Farmakologi FK
UNEJ)
Dr.rer.biol.hum.dr.
Erma S, M.Si
(Lab. Parasitologi
FK UNEJ)
Lab.
Ilmu
Penyakit Dalam
RSUD dr.Subandi

16. 26 Okt 2016 Ilmu Penyakit Aspek klinis penyakit tropis


Dalam
akibat infeksi parasit (Malaria,
Toksoplasmosis,
Filariasis,
Amoebiasis, STH)
17. 27 Okt 2016 Parasitologi
Infeksi dan infestasi cacing
dr. Bagus H,
M.Biomed
(Lab. Parasitologi
FK UNEJ)
18. 31 Okt 2016 Farmakologi
Antihelmintik, anti fungal
dr. Elly NS, M.Si
(Lab. Farmakologi
FK UNEJ)
19. 3 Nov 2016 IKM
Promkes di negara tropis: diare,
dr. Arya Sidemen,
kecacingan, dan penyakit infeksi
M.Kes
lain
(RS Paru)
Program pemberantasan penyakit
menular nasional (P2M).

3.3 Daftar Praktikum Blok 14


No. Tanggal
1. 7 Okt 2016

Lab
Parasitologi

2.

11 Okt 2016 Mikrobiologi

3.

14 Okt 2016 Mikrobiologi

18 Okt 2016 PK

5.

25 Okt 2016 Parasitologi

6.

28 Okt 2016 Parasitologi

Topik Praktikum
Pembimbing
Entomologi (Serangga sebagai
dr. Yudha N
parasit dan sebagai vektor penyakit) (Parasitologi FK
UNEJ)
Virus, jamur Penyebab infeksi
dr. Dini A
tropis
(Mikrobiologi FK
UNEJ)
- Uji tuberkulin, pemeriksaan
dr. Enny S
sputum: Mycobacterium
(Mikrobiologi FK
- Sensitivitas kuman terhadap
UNEJ)
antibiotik
Pemeriksaan Widal, pemeriksaan
dr. Rini Riyanti,
HIV
SpPK (Patologi
Klinik FK UNEJ)
- Parasit darah dan jaringan:
Dr. Erma S
malaria, toxoplasmosis, cutaneus
(Parasitologi FK
larva migrans, viscerallarva
UNEJ)
migrans, cystisercosis, sparganosis,
trichinelosis.
-Teknik Pemeriksaan Parasit Darah
- Nematoda usus, Protozoa usus,
dr Bagus H
Cestoda usus, Trematoda usus
(Parasitologi FK
- Teknik Pemeriksaan Parasit Usus UNEJ)

10

3.4 Daftar Tutor Blok 14


Kelompok
A
B
C
D
E
F
G
H

Tutor
Dr. rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si
dr. Cholis Abrori, M.Kes., M.PdKed.
dr. Yohanes S
dr. Desie Dwi W, M.Biomed
dr. Yudha Nurdian, M.Kes
dr. Enny Suswati, M.Kes
dr. Yuli Hermansyah, SpPD
dr. Elly Nurus S, M.Kes

11

No telp Tutor
089694995109
08113546087
08113571792
083847198707
083853589000
08123482238
08113504153
085749774554

IV. SKDI 2012 UNTUK BLOK 14


Infeksi pada system saraf
No.
5
8
9
10
11
13
14
16
17

Penyakit
Infeksi sitomegalovirus
Malaria serebral
Tetanus
Tetanus neonatorum
Toksoplasmosis serebral
HIV AIDS tanpa komplikasi
AIDS dengan komplikasi
Poliomielitis
Rabies

Level Kompetensi
2
3B
4A
3B
2
4A
3A
3B
3B

Infeksi pada Saluran Respirasi


No.
27
28
29

Penyakit
Tuberkulosis paru tanpa komplikasi
Tuberkulosis dengan HIV
Multi Drug Resistance (MDR) TB

Level Kompetensi
4A
3A
2

Infeksi pada Saluran Pencernaan


No.
35
26
50
65

Penyakit
Demam tifoid
Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
Hepatitis B
Disentri basiler, disentri amuba

Level Kompetensi
4A
4A
3A
4A

Infestasi Cacing dan Lainnya


No.
43
44
45
46
47

Penyakit
Penyakit cacing tambang
Strongiloidiasis
Askariasis
Skistosomiasis
Taeniasis

Level Kompetensi
4A
4A
4A
4A
4A

Infeksi Sistem Hematologi dan Imunologi

12

18
19
20
21
22
23
24
25

Bakteremia
Demam dengue, DHF
Dengue shock syndrome
Malaria
Leishmaniasis dan tripanosomiasis
Toksoplasmosis
Leptospirosis (tanpa komplikasi)
Sepsis

3B
4A
3B
4A
2
3A
4A
3B

Infeksi Bakteri pada Sistem Integumen


15
16

Lepra
Reaksi lepra

4A
3A

Gigitan Serangga dan Infestasi Parasit


28
29
30
31
32
33

Cutaneus larva migran


Filariasis
Pedikulosis kapitis
Pedikulosis pubis
Skabies
Reaksi gigitan serangga

4A
4A
4A
4A
4A
4A

Infeksi Jamur
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Tinea kapitis
Tinea barbe
Tinea fasialis
Tinea korporis
Tinea manus
Tinea unguium
Tinea kruris
Tinea pedis
Pitiriasis vesikolor
Kandidosis mukokutan ringan

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

KESEHATAN MASYARAKAT / KEDOKTERAN PENCEGAHAN /


KEDOKTERAN KOMUNITAS
No.

Keterampilan

13

Level
Kompete
nsi

84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95

96
97
98
99
100
101
102

Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya


pencegahan dalam berbagai tingkat pelayanan
Mengenali perilaku dan gayahidup yang membahayakan
Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di
komunitas
Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan
Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan
dengan lingkungan
Memperlihatkan kemampuan perencanaaan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi suatu intervensi pencegahan
kesehatan primer, sekunder, dan tersier
Melaksanakan kegiatan pencegahan spesifik seperti vaksinasi,
pemeriksaan medis berkala dan dukungan sosial
Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan kerja
serta merancang program untuk individu, lingkungan, dan
institusi kerja
Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien
Melakukan langkah-langkah diagnosis penyakit akibat kerja
dan penanganan pertama di tempat kerja, serta melakukan
pelaporan PAK
Merencanakan program untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat termasuk kesehatan lingkungan
Melaksanakan 6 program dasar Puskesmas: 1) promosi
kesehatan, 2) Kesehatan Lingkungan, 3) KIA termasuk KB, 4)
Perbaikan gizi masyarakat, 5) Penanggulangan penyakit:
imunisasi, ISPA, Diare, TB, Malaria 6) Pengobatan dan
penanganan kegawatdaruratan
Pembinaan kesehatan usia lanjut
Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan keluarga,
dan melakukan terapi dasar secara holistik
Melakukan rehabilitasi medik dasar
Melakukan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan
masyarakat
Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien, keluarga,
dan masyarakat
SUPERVISI
Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi dan pengendaliannya
Mengetahui jenis vaksin beserta
cara penyimpanan
cara distribusi
cara skrining dan konseling pada sasaran
cara pemberian
14

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

103
104

kontraindikasi efek samping yang mungkin terjadi dan upaya


penanggulangannya

4A

Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan


Merencanakan, mengelola, monitoring, dan evaluasi asuransi
pelayanan kesehatan misalnya BPJS, jamkesmas, jampersal,
askes, dll

4A
4A

15

V. SKENARIO
1. Skenario 1: Penyakit Agromedis dan New Emerging Diseases
YOGYAKARTA, (PRLM).- Sejak Januari hingga Maret 2016 setidaknya sudah ada
enam warga meninggal akibat penyakit leptospirosis. Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY
mencatat sampai saat ini Bantul menjadi daerah dengan kasus leptospirosis tertinggi di
DIY. Terdapat 15 kasus penularan bakteri Leptospira, lima diantaranya berakhir dengan
kematian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes
DIY, Daryanto Chadorie, Minggu (6/3/2016) mengatakan mulai tersebarnya kasus
penyebaran leptospirosis mesti diwaspadai oleh warga DIY. Chadorie menjelaskan
bakteri ini disebarkan oleh tikus melalui kencingnya. Kencing tikus yang terinfeksi
leptospira akan tersebar melalui air. Bakteri itu pun bisa masuk ke dalam tubuh melalui
jaringan kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan hidung. Proses penyebaran bakteri
ini pun dinilai Chadorie cukup cepat. Pencegahannya dengan menghindari genangan air
di rumah agar tidak mudah dikencingi tikus dan tidak untuk bermain anak-anak, ujarnya.
Sementara untuk upaya penanggulangan, Chadorie menyarankan untuk selalu mencuci
tangan dan kaki dengan sabun di air mengalir setiap kali bersentuhan dengan area berair
yang diduga kerap dilalui tikus. Upaya ini terutama mesti dilakukan para petani yang baru
kembali dari kebun atau sawah. Paling aman sebenarnya pakai alat pelindung diri saat
keluar rumah, karena penyebaran leptospirosis ini cepat sekali, katanya. Sebaiknya
masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan tertentu bila demam tak
kunjung turun setelah dua hari agar cepat terdeteksi.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yuridia Amelia, bahaya penyakit Leptospirosis
khususnya pada masyarakat bantaran Kali di Kota Yogyakarta, hal ini disebabkan
penularan penyakit urine tikus atau kencing tikus ini melalui air banjir atau genangan.
(Wilujeng Kharisma/A-147)***

16

1. Skenario 2: Infeksi Bakteri dan Mycobacterium terkait penyakit agromedis


Anak Mifta berusia 4 tahun dibawa keluarganya ke IGD-RS dengan keluhan
demam dan nyeri pada tenggorokan. Demam dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri pada
tenggorokan dirasakan sejak 4 hari yang lalu, disertai nyeri waktu menelan, pasien tidak
mau makan dan hanya sedikit minum. Pasien juga mengeluh batuk sejak 2 hari yang lalu,
orang tua pasien juga mengatakan kalau anaknya tidur ngorok dan suara serak. Riwayat
Imunisasi: BCG, Hepatitis B, DTP, Hib. Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak
lemah, compos mentis, denyut nadi 98 x/menit, frekuensi nafas 35x/menit, Suhu 38,2 oC.
Tenggorokan: Tonsil T3 T4 tampak membrane berdarah. putih keabu-abuan, faring
hiperemis. Dokter segera merencanakan pemeriksaan lanjutan dan tindakan monitoring
kondisi pasien serta melakukan rencana terapi pasien.

17

1. Skenario 3: Infeksi Virus dan Jamur terkait agromedis


Ny. Aulia, 32 tahun diantar keluarganya ke poliklinik RS dengan keluhan demam dan
nyeri perut. Demam timbul mendadak dan tidak terlalu tinggi. Nyeri perut atas dirasakan
terus-menerus sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan lemas, mudah lelah, tidak
nafsu makan, mual dan muntah. Selain itu juga diare, 5x/hari, berwarna kuning, ampas, darah
dan lendir tidak ada. Pasien juga mengeluhkan gatal di selangkangan dan bertambah saat
berkeringat. Pada pemeriksaan fisik, tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan
darah 110/70 mmHg, denyut nadi 68 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit suhu 37,3 oC,
tampak ikterik. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan regio hipokondrium kanan dan
epigastrium, hepatosplenomegali. Tampak papula eritemosa berbatas jelas di lipat paha kanan
dan kiri, tidak nyeri tekan. Dokter segera melakukan pemeriksaan penunjang dan menentukan
terapi kepada pasien.

18

1. Skenario 4: Infeksi Protozoa dan Penyakit akibat arthropoda terkait agromedis

Bu Yani, 71 tahun dibawa keluarganya ke IGD-RS karena demam sejak 3 hari dan diare
>5x per hari. Diare disertai lendir, tapi tidak ada darah dan berwarna coklat kemudian
beberapa hari kemudian menjadi hijau. Selain itu terdapat mual, muntah, nafsu makan
menurun dan merasa kehausan. Pasien juga mengeluh nyeri perut di seluruh regio,
bersifat tumpul seperti diremas-remas dan hilang timbul. Pasien tinggal bersama anaknya
di rumah yang sederhana dengan dapur berlantai tanah. Sering kali makanan dari
memasak sendiri. Pasien makan jarang menggunakan sendok. Selain itu pasien juga
mengeluhkan telapak tangannya yang gatal-gatal dan muncul bintil di sekitar jarinya,
sudah sejak 2 minggu ini. Sebelumnya cucunya juga mengalami keluhan serupa.
Pemeriksaan Fisik tekanan darah 95/60 mmHg, denyut nadi 94 x/menit, RR 20 x/menit,
suhu 38.1 oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus meningkat, tidak ada nyeri
tekan, tidak teraba hepar dan lien, turgor melambat sedikit, dan hipertimpani pada seluruh
regio abdomen. Status lokalis telapak tangan didapatkan papulo vesikula eritematosa di
sebagian besar telapak tangan kanan dan kiri. Dokter segera melakukan tindakan yang
diperlukan untuk merawat pasien.

19

1. Skenario 5: Infeksi dan Infestasi Helminth terkait agromedis


Jakarta, CNN Indonesia -- Cacingan. Penyakit yang diakibatkan beberapa jenis
cacing seperti cacing gelang, cacing kremi, tambang, ataupun pita ini kerap disepelekan.
Banyak yang menganggap cacingan sebagai penyakitnya orang kampung, akibat
banyaknya warga perkampungan padat penduduk yang terkena penyakit tersebut. Padahal,
prevalensi penyakit cacingan di Indonesia termasuk tinggi dan tidak hanya terjadi di
kampung-kampung saja. Masyarakat kelas menengah dan atas juga tidak bebas dari ancaman
cacingan. Berdasarkan data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,5
miliar orang atau sekitar 24% dari total populasi dunia menderita infeksi cacingan, dan pada
umumnya menyerang anak-anak usia sekolah. Sementara di Indonesia, kasus cacingan
menyebar di seluruh wilayah. "Rata-rata prevalensi cacingan di Indonesia mencapai lebih
dari 28% dengan tingkat yang berbeda-beda di tiap daerahnya. Tingginya prevalensi
cacingan di Indonesia tidak terlepas dari iklim tropis yang memungkinkan beberapa jenis
cacing tumbuh dan berkembang," ujar Vensya Sitohang, Direktur Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang (P2B2), saat di temui pada pers conference di Gedung Sasana Kriya
TMII Jakarta Timur, Kamis (5/11).
Ketua Umum PKK dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo mengatakan masyarakat kerap
mengabaikan bahaya cacingan. Gejala yang ditimbulkan akibat cacingan pun selalu
disepelekan dan dianggap sebagai kondisi lumrah. Padahal, apabila terus dibiarkan, cacing
yang terus berkembang biak di dalam tubuh akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
kesehatan, terutama pada anak-anak, ujar dia. "Cacingan sangat berbahaya bagi anak
terutama dibawah 4 tahun, karenanya tindakan pencegahan perlu dilakukan," kata dr. Sri
Kusumo Amdani, Dokter Spesialis Anak. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui
Kementrian Kesehatan mengimbau orangtua untuk terus melakukan pencegahan munculnya
penyakit cacingan, seperti rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (les/les)

20

Anda mungkin juga menyukai