Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA

TARI KONTEMPORER SAME PLIN

OLEH :

PUTU YOGA MAHENDRA

202001080035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA
DENPASAR
2022
Abstract
Charlie Chaplin is an inspirational world figure known as a film player, director, and
composer in 1889-1977. In the films that Chaplin created and acted in, they always displayed
humor, happiness, and silliness. Even though he is known for this character, it turns out that
Chaplin experienced a downturn in his life, from when he was small to adulthood. Through
this phenomenon, the creator is interested in creating a dance piece entitled Same Plin. The
process of creating the Same Plin dance work uses the Moving According to Conscience
method. A New Method in Creating Dance by I Wayan Dibia. The Creation Method includes
five important stages, namely feeling, living, imagining, manifesting, and giving shape, and
using the theory of images and imagination by Tedjoworo. Same Plin's dance work is a dance
work that tells the story of Charlie Chaplin's happiness and humor in front of a crowd or on
stage, but actually has a difficult and downturned life. This work has the theme of social life
danced by 8 (eight) dancers using the musical instrument digital interface (MIDI)
accompaniment which contains instruments from an orchestral plugin.

Keywords: same plin, happiness, downturn, contemporary

Abstrak

Charlie Chaplin adalah seorang tokoh dunia yang inspiratif dikenal sebagai pemain film,
sutradara, dan komposer pada tahun 1889-1977. Dalam film-film yang diciptakan dan
diperankan Chaplin, selalu menampilkan kelucuan, kebahagiaan, dan kekonyolan. Walaupun
dikenal dengan karakter yang demikian, ternyata Chaplin mengalami keterpurukan dalam
hidupnya, sejak Ia kecil hingga dewasa. Melalui fenomena tersebut, pencipta tertarik untuk
menciptakan karya tari yang berjudul Same Plin. Proses penciptaan karya tari Same Plin
menggunakan metode Bergerak Menurut Kata Hati Metoda Baru dalam Mencipta Tari oleh I
Wayan Dibia. Metode Penciptaan tersebut didalamnya meliputi lima tahapan penting, yaitu
merasakan, menghayati, mengkhayalkan, mengejawantahkan, dan memberi bentuk, serta
menggunakan teori imaji dan imajinasi oleh Tedjoworo. Karya tari Same Plin adalah karya
tari yang mengisahkan kebahagiaan dan kelucuan Charlie Chaplin di depan orang banyak
atau di atas panggung, namun sebenarnya memiliki kehidupan yang sulit dan terpuruk. Karya
ini bertemakan kehidupan sosial yang ditarikan oleh 8 (delapan) orang penari dengan
menggunakan iringan musical instrument digital interface (MIDI) yang berisikan instrument
dari plugin orkestra.

Kata Kunci : same plin, kebahagiaan, keterpurukan, kontemporer


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi wisatawan, daya tarik
pulau Bali yang mampu membedakannya dengan kawasan lain yang berada di Indonesia
antara lain adalah keindahan alam, alat musik, seni dan budaya. Budaya merupakan
kebiasaan yang telah berjalan telah lama yang menjadi kegiatan disuatu daerah tertentu dan
sudah diwarisi secara turun temurun. Budaya memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan
manusia, seiring berjalannya waktu, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam
peradaban manusia. Warisan kebudayaan secara turun-temurun dijadikan oleh kelompok
masyarakat sebagai pegangan hidup dan kebiasaan kelompok masyarakat. Salah satu budaya
yang cukup membawa nama Bali dikenal dunia adalah tariannya. Karena tarian yang ada di
Bali mungkin bisa dibilang sangatlah sakral maka dari itu tak luput dari pandangan para
wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Budaya lahir dan dikembangkan oleh manusia melalui lingkungan, kebiasaan dan
norma disekitar. Budaya memiliki unsur-unsur, salah satunya adalah budaya dalam bentuk
seni, yang meliputi berbagai jenis seni seperti seni lukis, seni grafis, seni sastra, seni musik,
dan tari. Tarian merupakan salah satu hal yang paling menarik diantara lima jenis seni.
Sebab, tari merupakan pengungkapan isi hati melalui gerak tubuh dan menonjolkan ekspresi
dan mimik wajah yang memiliki makna tertentu. Seni Tari adalah gerak tubuh yang ritmis
melalui gerak sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta sehingga menghasilkan unsur
keindahan. Suatu tarian sesungguhnya adalah kombinasi dari beberapa unsur, yakni wiraga
(raga), Wirama (irama), serta Wirasa (rasa). Ketiga unsur tersebut digabungkan dalam
bentuk tarian yang serasi. Tarian juga memiliki beberapa fungsi seperti sarana prasana dalam
keagamaan, hiburan, dan seni pertunjukan. Selain itu tari dibagi beberapa jenis sesuai genre
dan jumlah penari. Adapun beberapa jenis tari berdasarkan koreografinya yakni, tari tunggal
(solo) yang ditarikan oleh satu orang saja, tari pasangan (duet) yang ditarikan oleh dua penari
saja atau berpasangan, tari kelompok (grup) tari yang ditarikan lebih dari dua orang penari,
dan kolosal tarian yang ditarikan secara massal lebih dari kelompok.
Kemudian tari dibagi lagi sesuai genre yaitu, ada tari tradisi merupakan tarian yang
berasal dari suatu daerah dan merupakan tarian turun temurun sehingga menjadi budaya dari
daerah tersebut. Tarian daerah memiliki nilai filosofis seperti keagamaan, kepahlawanan, dan
sebagainya, kedua ada tari krasi baru merupakan tarian-tarian yang berkembang di Indonesia
dan tidak terpengaruh oleh unsur seni tradisional. Tari ini memiliki gerakan yang biasanya
dipadukan atau dikolaborasikan dengan tarian jenis yang lain. Dan ada tari kontemporer yaitu
tari-tarian yang berkembang di Indonesia dan tidak terpengaruh oleh unsur seni tradisional.
Tarian ini menggunakan iringan yang lebih modern dan koreografinya syarat akan makna dan
unik.

Pada dasarnya tari kontemporer ini tari yang tidak memiliki peraturan yang pakem
seperti yang ada pada tari tradisional umumnya. Tari kontemporer pada umumnya lebih
banyak memasukan unsur-unsur tradisi dan dicampur dengan unsur modern.Meskipun begitu,
tetap tidak menghilangkan jiwa dari tari tradisi yang ada pada tarian. Jadi, tari kontemporer
juga dapat diartikan sebagai kombinasi dari tari tradisional dengan tari modern tanpa
menghilangkan jiwa yang ada pada tari tradisional. Tari kontemporer memiliki ciri-ciri
didalamnya. Beberapa ciri yang dimiliki di antaranya adalah seperti tidak memiliki ikatan
pada peraturan yang ada, gerakan dan musik disesuaikan dengan tema, memiliki sifat aktual
atau sesuai dengan tren yang ada. Salin itu adapun beberapa ciri lainnya dari tari kontemporer
yaitu, memiliki gerakan yang lebih bebas artinya, memiliki pola irama yang bebas, memiliki
tema tarian yang bebas, mampu menunjukka ekspresi pribadi dari para penari, dan
mengusung konsep dasar yang memiliki hubungan dengan masalah kemanusiaan.

Perkembangan tari kontemporer di Bali sudah sangat marak karena gerakan-


gerakannya mudah di eksplorisasi, karena tidak terikat dengan pakem-pakem tradisi sehingga
memiliki ruang gerak lebih bebas. Dan tidak jarang tari kontemporer ini sudah banyak dibuat
dalam rangka mendukung ujian tugas akhir dari mahasiswa-mahasiswa seni tari baik itu di
kampus-kampus seni yang ada di seluruh Indonesia khususnya di ISI Denpasar. Salah satu
garapan tari yang memiliki keunikan pada karya tari kontemporernya adalah karya yang
berjudul Same Plin.

Karya ini terinspirasi dari tokoh dunia Charlie Chaplin dimana, tentang perjalanan
hidup Chaplin sejak kecil hingga meninggal di usia delapan puluh delapan tahun. Sepanjang
perjalanan hidupnya keadaannya benar-benar terpuruk dan tergolong sulit, namun kita semua
mengenal bahwa Chaplin adalah orang yang humoris dan tampil konyol dan lucu di depan
layar, namun tanpa kita ketahui dalam kehidupan nyatanya Chaplin benar-benar sulit dan
terpuruk. Berpijak dari ide atau inspirasi tersebut penata akan mengaitkan kejadian atau
fenomena Chaplin tersebut dengan pengalaman empiris penata, bahwa dengan menunjukan
kebahagiaan, kekonyolan, dan kelucuan menandakan bahwa kita sedang menutupi sebuah
kesedihan/keterpurukan, dan itu sedang terjadi pada sang penata. Manusia yang memiliki
karakter yang humoris belum tentu mengalami kebahagiaan dalam kehidupannya baik itu
kesulitan di bidang ekonomi dan yang lainnya, kemudian inilah yang dituangkan ke dalam
karya tari kontemporer yang berjudul Same Plin. Same Plin memiliki arti Sama Chaplin,
yang disingkat dari penjelasan bahwa kisah yang di alami Chaplin mirip dengan kisah yang di
alami penata. Same Plin adalah karya tari kontemporer yang diciptakan dengan alasan ingin
mengungkapkan bahwa ada kesamaan yang terjadi antara penata dan Chaplin, dan penata
juga ingin menyampaikan bahwa orang yang selalu riang di hadapan orang lain belum tentu
mengalami hal yang sama di balik itu semua. Jadi itu menjadi alasan mengapa penata
menciptakan karya tari Same Plin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan bahwa ada permasalahan yang
harus diselesaikan yaitu:

1. Bagaimana wujud karya tari Same Plin?

2. Apa makna yang terkandung dalam karya tari Same Plin?

1.3 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian berperan penting dalam menunjang keberhasilan dari


sebuah penelitian, karena pada hakikatnya metode merupakan sebagai suatu teknik atau cara
untuk meneliti suatu hal atau peristiwa. Adapula yang menyatakan bahwa metode penelitian
adalah suatu prosedur dengan langkah-langkah yang sistematis. Dengan adanya metode
penelitian, hal apapun yang diteliti tentunya seorang peneliti akan mudah mencari jalan
keluar secara ilmiah dari permasalahan yang diteliti. Berkaitan dengan itu dalam metode
penelitian menggunakan tahap sumber data. Sumber data adalah berkaitan dengan cara
memperoleh data atau informasi dalam penelitian. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer diperoleh dari kegiatan langsung
oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari informan seperti observasi dan wawancara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari kegiatan tidak langsung oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dari informan seperti membaca buku atau media cetak lain dan juga
studi dokumentasi melalui media digital atau media cetak. Dalam penelitian ini kedua jenis
sumber data baik itu primer ataupun sekunder dipergunakan untuk menunjang penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Wujud Karya Tari Same Plin

Dalam proses penciptaan karya tari Same Plin ini pencipta menggunakan metode
penciptaan oleh Alma M. Hawkins yang diterjemahkan oleh I Wayan Dibia yang berjudul
Bergerak Menurut Kata Hati; Metoda Baru Dalam Mencipta Tari, yaitu merasakan,
menghayati, mengkhayalkan, mengejewantahkan, dan memberi bentuk. Seluruh tahapan
tersebut terlebih dahulu pencipta lakukan secara pribadi dengan dibantu beberapa sumber
seperti buku, bertanya secara langsung dengan beberapa orang mengenai pengalamannya
dalam mencipta, menonton video-video yang berkaitan dengan karya tari yang akan
diciptakan, dan beberapa bekal pengalaman pencipta dalam menggarap karya tari. Hal
tersebut pencipta lakukan guna mematangkan ide garapan yang ingin pencipta wujudkan ke
dalam karya tari, kemudian barulah pencipta mulai untuk mentransfer seluruh proses kreatif
kepada pendukung tari dan bersama-sama mewujudkan karya tari Same Plin ini. Dalam karya
tari konsep dapat diartikan sebagai rancangan-rancangan kecil dari sebuah ide yang dapat
mempermudah dalam mewujudkan karya tari. Pembentukan konsep pada karya tari sangatlah
penting dikarenakan pencipta bisa memikirkan dari segala aspek pendukung yang akan
menunjang karya tari tersebut. Adapun aspek-aspek yang mendukung dalam terciptanya
karya tari yaitu, ide garapan, konsep gerak, konsep tata rias dan busana, konsep musik tari,
konsep pemanggungan, dan konsep penyajian.

2.1.1 Ide Garapan

Ide merupakan bagian terpenting dalam proses penciptaan karya tari sekaligus
menjadi proses awal bagi koreografer untuk merealisasikan isi pikiran ke dalam wujud nyata.
Ide merupakan abstraksi pikiran yang akan dibicarakan oleh seniman melalui karya-
karyanya. Ide atau inspirasi yang ditemukan oleh pencipta pada karya tari ini didapat dari
tokoh dunia yaitu Charlie Chaplin. Dalam sebuah buku yang 15 berjudul Mereka Yang
Berjasa Bagi Dunia ‘Charlie Chaplin’ yang ditulis oleh Pam Brown. Buku ini memaparkan
tentang perjalanan hidup Chaplin sejak kecil hingga meninggal di usia delapan puluh delapan
tahun. Sepanjang perjalanan hidupnya keadaan Charlie Chaplin benar-benar terpuruk dan
tergolong sulit, namun kita semua mengenal bahwa Chaplin adalah orang yang humoris dan
tampil konyol serta lucu di depan layar, tetapi sedikit yang mengetahui bahwa Charlie
Chaplin mengalami keterpurukan dan kehidupan yang sangat sulit. Berpijak dari ide atau
inspirasi tersebut pencipta mengaitkan kejadian atau fenomena Chplin tersebut dengan
pengalaman empiris pencipta sendiri yang memiliki sebuah kemiripan dengan kejadian yang
dialami oleh Charlie Chaplin. Pencipta sendiri memiliki karakter yang humoris namun dalam
kehidupan nyatanya banyak memiliki masalah, baik itu di bidang ekonomi, sosial, dan
lainnya. Dengan demikian pencipta tertarik mengangkat karya tari kontemporer dalam bentuk
kelompok yang ditarikan oleh 8 orang, dengan mengambil ide dari kisahhidup penata sendiri
yang terinspirasi dari Charlie Chaplin yang kemudian ingin menyampaikan pesan kepada
penikmat bahwa seberapa pun berat masalah yang kita hadapi tetap pancarkan kebahagiaan
dan aura positif kepada orang lain.

2.1.2 Konsep Gerak

Pada tari Same Plin berpijak dari gerak-gerak yang sering di tampilkan Chaplin dalam
film-film nya. Bersumber dari gerak-gerak tersebut pencipta mencoba untuk
mengembangkannya yang kemudian menjadi gerak baru sehingga menjadi ciri khas dalam
karya tari Same Plin ini. Pencipta juga melakukan pengembangan koreografi kelompok dari
segi aspek-aspek desain koreografi, dengan mengimplementasikan pola-pola rampak
(unison), bergantian (canon), selang-seling (alternit) dan terpecah (broken). Memvariasikan
pola hitungan gerak selaras dengan irama aksen-aksen musik untuk menyajikan karya baru.

2.1.3 Konsep Tata Rias

Tata rias merupakan seni menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan


wajah peranan. Tata rias yang digunakan dalam karya tari Same Plin ini adalah tata rias
minimalis yang menonjolkan dua warna yaitu hitam dan putih. Tata rias sangat diperlukan di
dalam membentuk wajah agar mampu memperindah serta mempertajam karakter yang ingin
ditonjolkan sesuai dengan karakter tarian.
2.1.4 Konsep Tata Busana

Kostum tari yang baik bukan sekedar berguna sebagai penutup tubuh penari, tetapi
merupakan pendukung desain keruangan yang melekat pada tubuh penari. Kostum tari ini
mengandung elemen-elemen wujud, garis, warna, kualitas, tekstur, dan dekorasi
(Murgiyanto, 1992: 109). Elemenelemen kostum tersebut bila diolah dengan baik dan
imajinatif maka akan menciptakan sebuah keunikan, ciri khas, dan mampu mendukung
keberhasilan sebuah karya tari. Didalam karya tari Same Plin ini dominan menggunakan
busana dengan tone warna hitam yang diberi sentuhan berwarna putih. Pada badan bagian
atas menggunakan baju dengan lengan panjang berbahan melar. Pada bagian kaki
menggunakan celana yang fittingnya sedikit lebih besar dari yang seharusnya.

2.1.5 Konsep Iringan

Musik iringan merupakan salah satu faktor penunjang yang tidak bisa dipisahkan dari
sebuah karya tari. Hubungan sebuah tarian dengan musik pengiringnya dapat terjadi pada
aspek bentuk, gaya, ritme, suasana, atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Pada dasarnya
sebuah iringan tari harus dipilih untuk menunjang tarian yang diiringinya, baik secara ritmis,
maupun secara emosional. Dalam karya tari Same Plin ini music iringan diciptakan melalui
aplikasi FL Studio yang mana komposer mengambil refernsi dari soundtrack-soundtrack dari
film Chaplin sendiri, selain untuk menambah kesan kebarat-baratan dengan menggunakan
referensi itu juga akan memberikan kesan yang lebih kuat terhadap karakter Charlie Chaplin.

3.1 Makna Karya Tari Same Plin

Karya Tari Same Plin ini berwujud tari kontemporer ada beberapa bentuk komponen
karya yang meliputi gerak, struktur karya, pendukung karya, pola lantai, tata rias, busana, dan
iringan musik. Seluruh komponen tersebut yang menjadikan karya ini terwujud sehingga
dapat disaksikan dan dinikmati, tentunya terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh
pencipta melalui karya tari ini. Pencipta menggambarkan kehidupan pencipta sendiri yang
terinspirasi dari seorang tokoh Charlie Chaplin dengan harapan ingin mengingatkan
khususnya pembaca dan penikmat karya tari ini, bahwa seberapa pun bahagia dan cerianya
seseorang di depan umum belum tentu mengalami kebahagiaan di kehidupan pribadinya.
Disamping itu dalam karya ini, pencipta juga ingin menyampaikan pesan bahwa walaupun
kita sedang berada di kondisi yang buruk kita harus tetap menunjukan kebahagiaan dan selalu
menyebarkan aura posituf ke orang-orang di sekitar kita. Dalam penampilan ini menampilkan
karakter lucu,konyol, bahagia, dan sedih yang di visualisasikan dalam teknik gerakan yang
berisikan pesan tersirat umtuk disampaikan kepada penonton. Teknik dan pesan dalam karya
berjalan harmonis dalam penampilan ini. Penciptaan karya tari Same Plin ini dibantu oleh
beberapa sumber refrensi yang membantu pencipta untuk mempermudah dan tentunya dapat
menjadi pemantik dalam menemukan dan menentukan suatu gagasan baik dari ide, gerak,
busana, iringan, properti, dsb. Garapan ini adalah sebuah pengungkapan orang yang terkenal
dengan kelucuannya di depan depan panggung namun terpuruk dalam kehidupan nyatanya.
Terdapat juga properti berupa tiang terbuat dari bambu yang terinspirasi dari film circus
Chaplin yang berjalan di atas tali. Properti tersebut membantu menciptakan ketegangan
dalam karya tari Same Plin ini.

SIMPULAN

Karya tari Same Plin ini adalah karya tari yang menampilkan tentang kelucuan atau
kebahagiaan seseorang dihadapan umum namun dalam kehidupan pribadinya ada banyak
masalah yang membuat Ia terpuruk. Karya tari ini adalah karya tari kontemporer, berbentuk
kelompok dengan delapan penari laki-laki. Karya tari Same Plin music MIDI yang di dalam
musiknya mengandung unsur komedi, sirkus, dan nuansa-nuansa soundtrack dari film-film
Chaplin. Kostum dari karya tari Same Plin menggunakan pakaian atasan dengan bahan
stretch dan celana dengan fitting oversize yang di beri warna hitam kemudian disentuh
dengan aksentuasi berwarna putih. Keutuhan karya tari Same Plin yang berdurasi kurang
lebih 12 menit ini memiliki jalinan yang harmoni baik dari segi ide, konsep, gerak, musik,
properti maupun kostum, diharapkan terwujudnya karya tari ini dapat dapat memberi pesan
kepada penonton bahwa meskipun kita sedang ada di masa yang sulit tetaplah tebar aura
positif kepada orang-orang.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Pam. 1995, Mereka yang Berjasa Bagi Dunia; Charlie Chaplin. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

Dana, I Wayan Tisna. 2022, Skripsi Tugas Akhir ISI Denpasar.

Dibia, I Wayan. 2003, Bergerak Menurut Kata Hati; Metode Baru Dalam Mencipta Tari.
Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Djelantik, A.A.M. 2004. Estetika: Sebuah Pengantar. Denpasar: STSI Denpasar

Anda mungkin juga menyukai