Anda di halaman 1dari 34

DOKUMENTASI

Dokumentasi : Selasa, 23/01/2024

Dokumentasi : Rabu, 24/01/2024

Dokumentasi : Kamis, 25/01/2024


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Kamis, 25 Januari 2023

Waktu : 19.00 WIB

Judul/topik : Flour Albus/Keputihan

Sasaran : Remaja

Sasaran utama : Nn. B

Tempat : Jl. Situsaeur astana anyar

A. Tujuan instruksional umum :


Setelah dilakukan penyuluhan kepada Nn. B diharapkan Nn. B dapat mengerti tentang
kesehatan reproduksi pada remaja atau terhadap dirinya sendiri yaitu flour
albus/keputihan.
B. Tujuan instruksional khusus :
Setelah melakukan pendidikan kesehatan yang dilakukan selama 1 x 60 menit
diharapkan klien dapat:
1. Menjelaskan definisi flour albus/keputihan
2. Dapat Menjelaskan jenis – jenis flour albus/keputihan
3. Menjelaskan penyebab flour albus/keputihan
4. Menjelaskan tanda dan gejala flour albus/keputihan
5. Menjelaskan pencegahan flour albus/keputihan
C. Sub pokok bahasan :
1. Menjelaskan definisi flour albus/keputihan
2. Menjelaskan jenis – jenis flour albus/keputihan
3. Menjelaskan penyebab flour albus/keputihan
4. Menjelaskan tanda dan gejala flour albus/keputihan
5. Menjelaskan pencegahan flour albus/keputihan
D. Proses pelaksanaan penyuluhan :
Tahapan Alokasi Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran Penanggung
waktu Jawab
Pembukaan 5 menit 1. Menyampaikan a. Membalas Randi
salam salam Saiselar
2. Perkenalan b. Memperhatikan
3. Menjelaskan
topik
penyuluhan
4. Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
5. Menjelaskan
waktu
pelaksanaan
Isi 20 1. Penyampaian a. Peserta Randi
penyuluhan menit materi oleh memperhatikan Saiselar
pemateri : pemateri
a. Pengertian dengan serius
Flour
Albus
b. Jenis –
jenis flour
albus
c. Penyebab
flour albus
d. Cara
mengatasi
flour albus
e. Komplikasi
flour albus
Penutup 15 1. Sesi tanya a. Peserta aktif Randi
menit jawab : bertanya disesi Saiselar
Memberikan tanya jawab
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
terkait tentang
materi yang
kurang
dipahami.

E. Metode penyuluhan :
Ceramah dan sesi tanya jawab
F. Media penyuluhan :
Leaflet
G. Evaluasi :
Pertanyaan :
1. Menjelaskan definisi flour albus
2. Menjelaskan jenis – jenis flour albus
3. Menjelaskan penyebab flour albus
4. Menjelaskan cara mengatasi flour albus
5. Menjelaskan komplikasi flour albus

Jawaban :

1. Keputihan atau istilah medis dikenal sebagai flour albus merupakan istilah
keluarnya cairan dari vagina yang bukan merupakan darah haid.
2. Jenis – jenis flour albus, yaitu :
- Keputihan Fisiologis (normal)
a. Cairan keputihan encer
b. Cairan yang keluar berwarna bening
c. Cairan yang keluar tidak berbau
d. Tidak menyebabkan gatal – gatal di area genatalia
e. Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit
- Keputihan Patologis (abnormal)
a. Cairan keputihan kental
b. Cairan yang keluar berwarna putih seperti susu/kuning/hijau
c. Keputihan ini bisa menyebabkan rasa gatal
d. Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap
e. Biasanya menyisakan bercak – bercak yang terlihat pada celana dalam
wanita
f. Jumlah cairan yang keluar terbilang sangat banyak
3. Penyebab terjadinya flour albus yaitu :
a. Jamur candidas/monilia
b. Parasit trichomonas vaginalis
c. Bakteri gardnella
d. Faktor hygine yang kurang baik
e. Pemakaian obat – obatan (antibiotik) dalam jangka waktu lama
f. Stres berlebihan
g. Penyakit organ kandungan
h. Keluarnya mucus serviks (tidak haid)
i. Alergi (penggunaan celana dalam yang salah)
4. Cara mengatasi flour albus dengan cara :
a. Menjaga kebersihan
- Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi
pada vagina
- Mengganti pembalut saat sedang haid jika terasa pembalut sudah lembab dan
basah
- Setelah BAK bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang
untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina
- Mencuci bagian luar vagina dan menjaga area genetalia tetap kering
- Menjaga kuku tetap bersih dan pendek
b. Memperhatikan pakaian
- Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya diganti
dengan yang kering dan bersih minimal 2x sehari
- Menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap kelebaban
dan sirkulasi udara terja
- Menghindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat
c. Mengatur gaya hidup
- Menghindari seks bebas
- Mengendalikan stres yang berlebihan
- Rajin olahraga
- Menjaga BB tetap stabil/ideal
- Mengkonsumsi tinggi protein seperti : susu, daging sapi, telur, dan yougurt.
5. Komplikasi pada flour albus :
- Kemandulan
- Gangguan haid
- Infeksi saluran kencing (ISK)
- Gejala awal dari kanker rahim
- Despresi berlebihan
- Infertil
- Endometritis
- Radang panggul dan salpingitis
H. Lampiran materi penyuluhan :
1. Definisi
Keputihan atau dalam istilah medis dikenal sebagai flour albus, leucorrhea,
white discharge, merupakan istilah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid.
Cairam atau lendir yang diproduksi dalam vagina dan leher rahim ini akan
membawa sel – sel mati serta bakteri keluar dari vagina sehingga vagina tetap
bersih. Keputihan bukan merupakn penyakit melainkan salah satu tanda dan gejala
dari suatu penyakit organ reproduksi wanita.
Flour albus atau keputihan adalah cairan berwarna putih agak kental yang keluar
dari liang vagina dan biasaya ada yang tidak berbau dan ada juga yang berbau tidak
sedap disertai rasa gatal (Djuanda, 2015)

2. Jenis – jenis flour albus


a. Flour Albus Fisiologis
Flour albus fisiologis dapat terjadi pada masa menjelang mentruasi, pada sekitar
fase sekresi antara lain hari ke 10 – 16 mentruasi. Flour albus/keputihan terjadi
akibat pengaruh hormon estrogendon progesteron yang dihasilkan selama
proses ovulasi, terjadi peningkatan vaskularisasi dan endometrium yang
menyebabkan endometrium menjadi lembab. Kelenjar endometrium berkelok –
kelok dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron dari korpus luteum
sehingga mengsekresikan cairan jernih yang dikenal sebagai keputihan.
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang – kadag berupa mukus yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Ciri – ciri keputihan
fisiologis adalah cairan yang berwarna bening, kadang – kadang putih kental,
tidak berbau, dan tanpa disertai dengan keluhan gatal, nyeri, maupun rasa
terbakar.
Flour albus fisiologis (normal) ditemukan pada :
- Bayi baru lahir kira – kira 10 hari, keputihan ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen dari ibunya
- Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang, keadaan ini
ditunjang oleh hormon estrogen
- Masa disekitar ovulasi karena produksi kelenjar – kelenjar rahim dan
pengaruh hormon estrogen serta progesteron
- Seorang wanita yang terangsang secara seksual atau rangsangan seksual ini,
berkaitan dengan kesiapan vagina unruk menerima penetrasi senggama,
vagina mengeluarkan cairam yang digunakan sebagai pelumas dalam
senggama
- Kehamilan yang mengakibatkan meningkatnya suplai darah ke vagina dan
mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina
- Akseptor kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron yang dapat meningkatkan lendir serviks menjadi lebih encer
- Pengeluaran lendir yang bertambah pada wanita yang sedang menderita
penyakit kronik
b. Flour Albus Patologis
Flour albus patologis merupakan cairan eksudat dan cairan yang banyak
mengandung leukosit. Eksudat terjadi karena reaksi tubuh terhadap luka. Luka
dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, benda asing, jamur dan lain
sebagainya. Benda yang masuk ke vagina dan kelainan serviks akibatnya timbul
gejala – gejala yang yang sangat mengganggu, ciri – cirinya adalah terdapat
banyak leukosit dalam jumlah banyak, timbul terus – menerus, warna berubah
misal kuning, hijau, abu – abu atau bahkan menyerupai seperti susu, disertai
dengan gatal, panas, maupun nyeri. Selain itu terdapat bau seperti apek, amis,
dan busuk. Disertai adanya iritasi flour albus patologis (abnormal) ditemukan
pada :
- Kelelahan fisik
- Ketegangan psikis
- Kebersihan diri

3. Penyebab flour albus :


a. Jamur candidas/monilia
b. Parasit trichomonas vaginalis
c. Bakteri gardnella
d. Faktor hygine yang kurang baik
e. Pemakaian obat – obatan (antibiotik) dalam jangka waktu lama
f. Stres berlebihan
g. Penyakit organ kandungan
h. Keluarnya mucus serviks (tidak haid)
i. Alergi (penggunaan celana dalam yang salah)

4. Cara mengatasi flour albus


a. Menjaga kebersihan
- Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi
pada vagina
- Mengganti pembalut saat sedang haid jika terasa pembalut sudah lembab dan
basah
- Setelah BAK bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang
untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina
- Mencuci bagian luar vagina dan menjaga area genetalia tetap kering
- Menjaga kuku tetap bersih dan pendek
b. Memperhatikan pakaian
- Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya diganti
dengan yang kering dan bersih minimal 2x sehari
- Menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap kelebaban
dan sirkulasi udara terja
- Menghindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat
c. Mengatur gaya hidup
- Menghindari seks bebas
- Mengendalikan stres yang berlebihan
- Rajin olahraga
- Menjaga BB tetap stabil/ideal
- Mengkonsumsi tinggi protein seperti : susu, daging sapi, telur, dan yougurt.

5. Komplikasi pada flour albus


a. Kemandulan
b. Hamil diluar kandungan
c. Gejala awal dari kanker rahim
d. Infeksi saluran kencing
e. Gangguan haid
f. Depresi
g. Infertil
h. Endometritis
i. Radang panggul dan salpingitis.

Daftar Pustaka :

Adhi Djuanda, dkk.2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
I. Lampiran media/alat bantu :

Anda mungkin juga menyukai