FILSAFAT
HUKUM KELUARGA ISLAM
Disusun oleh :
DINDIN SYARIEF NURWAHYUDIN
2387020001
Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh SWT, yang telah memberikan kita hidup serta
kesempatan untuk memilih jalan hidup. Atas ridho-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan tugas book report dari buku yang berjudul “Filsafat Hukum Keluarga
Islam” karya Masnun Tohir.
Dalam laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk
itu saran serta masukan dari rekan-rekan pembaca sangat penulis nantikan.
Cirebon,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Buku
Judul buku : Filsafat Hukum Keluarga Islam
Pengarang : Masnun Tohir
Murdan
Penerbit : SANABIL
Tahun : Cetakan Pertama, Desember 2019
Jenis : Non fiksi
Tebal : 279 halaman
C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan book report ini penulis menggunakan sistematika penulisan
berbentuk narasi.
BAB II
LAPORAN BUKU
Buku ini ditulis oleh Masnun Tohir dan Murdan Yang berjudul “Filsafat Hukum
Keluarga Islam.” Terbitnya buku ini dilatarbelakangi, Masyarakat Milenial Indonesia
hari ini kurang tertarik terhadap bacaan-bacaan yang cukup akademis seperti Ilmu
Filsafat dan lain sebagainya, namun mereka lebih tertarik membaca novel dan cerita
fiksi lainnya yang bisa dibaca sambil tersenyum, gereget, dan penuh halustinasi bagi
para remaja dan pemuda milenial. masyarakat Islam Indonesia hari ini untuk menjadi
ustadz tidak perlu menyantri di pondok pesantren untuk belajar ilmu agama, seperti
Ilmu Nahu, Sharaf, Fiqih, Ushul Fiqih, Kaidah Fiqhiyyah dan Ushuliyyah, Sejarah
Nabawiyah, Hadis, Tafsir, dan lain sebagainya. Tetapi, untuk menjadi ustadz cukup
menjadi takmir di masjid, menjadi imam Shalat dengan bacaan tartil meskipun tidak
bisa ilmu tajwid, apalagi ditambah dengan hafalan Al-Quran, meskipun tidak paham
maksud yang dihafal dan dibaca, terakhir yang paling menarik ialah langsung digemari
oleh para ustadzah dan akhwat. Tentu dengan tidak mengatakan bahwa fakta itu
bernilai negatif, realitas tersebut sangat bagus, hanya saja jika cara beragama
masyarakat milenial Indonesia hari ini seperti realitas di atas, hawatirnya para ilmuan
seperti Imam Hanafi,Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hanbali,Imam Bukhari, Imam
Muslim, Sunan Ibnu Madjah, Sunan Al-Tirmidzi, Sunan Abu Daud, Sunan Al-Nasai,
Al-Ghazali, Ibnu Rusydi, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dan di Nusantara (Indonesia)
misalnya seperti Sembilan Sunan, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asy-Ari, Hasbi
Ash-Shiddiqi, Harun Nasution, Mu’thi Ali, Nurkholis Madjid, dan lain sebagainya akan
musanah dalam benak generasi milenial Islam Indonesia.
Buku yang berjudul “Filsafat Hukum Keluarga Islam” ini, dibagi menjadi beberapa bab.
Pada Bab Satu Pendahuluan, Bab Dua Hirarki Keabsahan Norma Dan Metode Ijtihad
Hukum Islam, Bab Tiga Otoritas, ProGresifitas, Dan Kesinambungan Dalam
Pembaharuan Hukum Islam, Bab Empat Hukum Keluarga Islam Indonesia, Bab Lima
Eksistensi Hukum Keluarga Dalam Kehidupan Bermasyarakat
BAB I Pendahuluan
Pada bab I ini, berisi tentang Pendahuluan Islam Dan Filsafat, Ontologi, Epistemologi,
Dan Aksiologi Dalam Filsafat Hukum Islam. Secara terminologi Yunani dan Arab,
Filsafat dalam terma Yunani berasal dari kata Philosophia, kemudian dipecah menjadi
Philos dan sophos, dan dalam terma Arab berasal dari kata Falsafah atau
Falasifah.Oleh Abdul Fattah, Philos diartikan sebagia teman, kawan, sahabat dan lain-
lain, dan sophia diratikan sebagai kebijaksanaan. Kata Philos juga bisa dikembalikan
pada kata philein yang artinya mencintai, sedangkan kata sophos juga berarti
bijaksana. Epistemologi merupakan cabang dari ilmu filsafat yang khusus
membicarakan atau mendiskusikan secara intraktif tentang cara mendapatkan suatu
ilmu pengetahuan. Oleh Stephen didefinisikan sebagai unsur terpenting dalam filsafat
yang mempertanyakann tentang asal-usul atau hakekat dari suatu pengetahuan, dan
yang menjadi pertanyaan pentingnya adalah bagaimana seseorang yang berfikir
tentang ilmu pengatahuan sampai kepada suatu ilmu pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak diketahuinya. Pegangan kuat dari epistemologi burhani bahwa ilmu
pengetahuan itu bersumber atau berpangkal pada rasio dan akal manusia. Melalui
rasioanalitas atau akal yang dimiliki oleh manusia inilah akan digunakan untuk
menganalisis fakta-fakta sosial, fakta alam semesta, fakta lingkungan sekitar, fakta
tentang bawaan natural manusia itu sendiri dan lain sebagianya yang bersifat empiris
dan dapat dicerna oleh inderawi manusia.
Pada Bab Dua Hirarki Keabsahan Norma Dan Metode Ijtihad Hukum Islam meliputi:
Al-Quran, Sunnah, Ijmak, Qiyas, Istihsan Dan Saddu Aldzari’ah, Maslahah Mursalah
Dan Maqasyid Syari’ah, Istishhabdan Syar’u Man Qablana, dan Urf. Hirarki norma
dikenal luas dalam tradisi berhukumnya masyarakat Negara modern, yang dikenal
dengan tradisi berhukumnya yang sangat legalistik dan sangat litigatif (litigation). Bagi
negara yang litigasinya sangat tinggi yang menggunakan sistem hukumcommon law
syistem, hakim memiliki otoritas untuk membuat hukum. sedangkan dalam negara-
negara yang menganut sistem hukum yang bercorak hukum masyarakat civil (civil
law/Eropa continentalsystem,28 hakim hanya berfungsi sebagia corong dari undang-
undang.Pada dasarnya, kedua sistem hukum masyarakat modern sama- sama
menitik beratkan kepada legalitas suatu hukum yang diberlakukan oleh penguasa
atau orang yang berwenang di suatu Negara, sehingga, dikenal juga dengan istilah
masyarakat yang positifistik, atau dalam hukum sering disebut sebagai positifisme
hukum (legal positivism). Doktrin yang khas dari teori positifisme29 hukum ini adalah
mengenai keadilan yang sangat normative, baginya keadilan adalah apa-apa yang
tertulis dalam buku undang-undang yang sudah disahkan oleh penguasa (law in
books), atau keadilan adalah apa-apa yang diputuskan oleh hakim dan segenap
kekuasaan yang melekat padanya (law in action).
Pada bab ini membahas Isu Dan Problematika Hukum Keluarga Islam Di Indonesia
meliputi: Pernikahan Dini, Otoritas Tokoh Agama, Dan Administrasi Negara, Poligami,
Agama, Negara, Dan Kepekaan Sosial. Mengkaji hukum Islam bidang keluarga di
Indonesia maupun negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam
memiliki daya tarik tersendiri, sebab, dalam hukum keluarga itulah yang paling
mendapatkan prioritas dan terdapat jiwa wahyu Ilahi dan sunnah Rasulillah,
sedangkan pada hukum (mu’amalah) lain, pada umumnya jiwa tersebut mengalami
kelunturan yang signifikan antara lain akibat penjajahan Barat selama berabad-abad
lamanya. Stagnasi perkembangan hukum Islam sebelum dan pada masa penjajahan
Barat itu mengakibatkan hukum Islam sebagai sistem hukum yang mempunyai corak
tersendiri telah diganti atau setidaknya dipinggirkan oleh hukum Barat (Kristen)
dengan berbagai cara, seperti: teori resepsi, pilihan (opsi) hukum, penundukan
dengan suka rela, pernyataan berlaku hukum Barat mengenai bidang-bidang tertentu,
sampai dengan pemberlakuan hukum pidana Barat kepada umat Islam, kendatipun
bertentangan dengan asas dan kaidah hukum Islam serta kesadaran hukum
masyarakat muslim. Hal ini mennyebabkan hukum Islam sebagai suatu sistem hukum
di dunia ini menjadi banyak yang hilang dari peredaran, kecuali hukum keluarga.
BAB III
KOMENTAR
Keunggulan buku berjudul “Filsafat Hukum Keluarga Islam” yang ditulis Masnun
Tohir, ini, terletak pada isi atau substansi buku itu sendiri. Wacana yang dibahas dari
bab ke bab sangat detail dalam hal Filsafat Hukum Keluarga Islam dan cara
penyusunannya. Serta banyaknya contoh yang digunakan dalam buku ini, semakin
pula memperjelas pembahasan mengenai Filsafat Hukum Keluarga Islam. Tidak
hanya itu buku ini juga ditulis dengan mengacu kepada banyak referensi terkini dari
kurikulum. Ini bisa dilihat dibagian daftar pustaka disana penulis banyak sekali
mencantumkan referensi.
Kelemahan buku ini, hampir tidak ada sama sekali, sebab dalam buku ”Filsafat Hukum
Keluarga Islam” dilengkapi berbagai teori dari berbagai kalangan dan sekaligus
memaparkan secara jelas tentang Filsafat Hukum Keluarga Islam.
Masnun Tohir Menulis “Filsafat Hukum Keluarga Islam” ini, untuk dijadikan buku
pegangan atau sebagai referensi di kalangan mahasiswa dan dosen. Buku ini pula
memberikan nuansa baru bagi pembaca ketika memahami isi dari buku tersebut.
Sangat disayangkan apabila sampai buku ini dilewatkan atau tidak dibaca.
PEMBAHASAN NOMOR 2
UTS FILSAFAT HUKUM KELUARGA ISLAM
Tinjauan Filsafati: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi