Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

EDISI 395
02 Februari 2024 M
21 Rajab 1445 H

PERSAUDARAAN SESAMA
MANUSIA
Oleh: Ust. Achmad Dahlan, Lc. MA.
(Kabid. Organisasi dan Keanggotaan, PW Ikadi DIY)

‫ َو َأْس َبَغ َع َلْي ِه ِنَع َم ُه َع َلى‬،‫ َو َم َّيَز ُه ِباْلَع ْقِل َو اْلُبْر َهان‬،‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ْي َك َّر َم اِإْل ْنَس ان‬
‫ َخ اِلُق اِإْل ْنِس‬،‫ َو َأْش َهُد َأْن اَل ِاَلَه ِااَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َله‬.‫َس ِبْيِل اْلَم ِّن َو اِإْل ْح َس ان‬
.‫ َقاِئُد اْلُم َّتِقْيَن ِإَلى اْلِج َنان‬،‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬، ‫َو اْلَج اّن‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َح ِبْيِبَن ا َو َش ِفْيِع َنا َو ُق َّر ِة َأْع ُيِنَن ا ُمَح َّم ٍد َو َع َلى آِل ِه َو َص ْح ِبِه‬
‫ َأَّم ا َبْعُد ؛‬.‫َو َم ْن َس اَر َع َلى َنْهِج ِه ِإَلى َيْو ِم اْلِم ْيَز ان‬
:‫ َق اَل هللا َتَع اَلى‬. ‫ ِاَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬،‫َفَيا ِعَباَد هللا‬
‫ «َيا َأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا اَّتُق وا َهَّللا َح َّق ُتَقاِت ِه َو اَل‬: ‫َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬
» ‫َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Manusia adalah makhluk mulia. Allah menganugerahkan kelebihan dan


keutamaan bagi manusia dibandingkan makhluk-makhluk yang lain. Hal itu
bisa kita lihat dari mulai proses penciptaan Nabi Adam. Allah menciptakan
Nabi Adam dengan kedua tangan-Nya (Q.s. Shad: 75), kemudian
memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepadanya. Allah juga
mengajarkan nama-nama yang bahkan tidak diajarkan kepada para
malaikatnya. (Q.s. Al-Baqarah: 30-34)

Allah juga memudahkan mereka menjalani kehidupan di dunia dengan


menyediakan perangkat-perangkat penunjang agar dapat melakukan tugas
beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi. Bahkan semua
yang Allah ciptakan di dalam perut bumi dan semua yang ada di atas
permukaannya disiapkan khusus bagi manusia. Allah berfirman,

1 Edisi 395 | Jumat, 02 Februari 2024 M / 21 Rajab 1445 H


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

‫َو َلَق ْد َك َّر ْم َن ا َبِني آَد َم َو َح َم ْلَن اُهْم ِفي اْلَب ِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْقَن اُهْم ِم َن الَّطِّيَب اِت‬
‫َو َفَّض ْلَناُهْم َع َلى َك ِثيٍر ِمَّم ْن َخ َلْقَنا َتْفِض ياًل‬
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan" (Q.s. Al-Isra’: 70)

Allah juga berfirman:

‫ُهَّللا اَّل ِذ ي َخ َل َق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر َض َو َأْن َز َل ِم َن الَّس َم اِء َم اًء َف َأْخ َرَج ِب ِه ِم َن‬
‫الَّثَم َر اِت ِرْز ًقا َلُك ْم َو َس َّخ َر َلُك ُم اْلُفْلَك ِلَتْج ِرَي ِفي اْلَبْح ِر ِبَأْم ِرِه َو َس َّخ َر َلُك ُم اَأْلْنَهاَر‬
)32(
“(Dialah Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan meratakan jalan-
jalan di atasnya bagimu serta menurunkan air (hujan) dari langit. Allah-lah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia
mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu.
Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya,
dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu.” (Q.s. Ibrahim: 32)

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Dengan pemahaman bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan


Allah, maka Islam mengajarkan agar asas interaksi antara sesama manusia
adalah perdamaian, bukan permusuhan. Karena Islam adalah agama damai,
bukan agama kekerasan dan permusuhan. Salah satu nama Allah adalah as-
Salam yang berarti Yang Maha Pemberi Keselamatan dan Kedamaian. Kita juga
diperintahkan untuk saling memberi salam yang juga bermakna keselamatan
dan kedamaian.

Dalam beberapa hadis, Rasulullah dengan sangat jelas menyatakan


bahwa semua manusia berasal asal penciptaan yang sama. Mula-mula, Allah
menciptakan Adam dari tanah, dan kemudian darinya Ia menciptakan Siti
Hawa. Dari keduanya lahir anak dan keturunan yang kemudian mengisi bumi
ini hingga akhir zaman. Rasulullah bersada:

‫َو الَّناُس َبُنو آَد َم َو آَد ُم ِم ْن ُتَر اٍب‬

2 Edisi 395 | Jumat, 02 Februari 2024 M / 21 Rajab 1445 H


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Manusia adalah anak keturunan Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. (H.r. At-
Tirmizi dan Ahmad)

Dalam hadis ini, Rasulullah ingin menegaskan bahwa pada dasarnya


manusia, -dalam statusnya sebagai manusia- adalah setara, maka tidak layak
satu individu bersikap sombong dan merendahkan individu yang lain. Setiap
manusia mempunyai kemuliaan yang harus dijaga dan dihormati, tanpa
memandang jenis kelamin, warna kulit, suku bangsa, kedudukan dan
keyakinannya. Maka dalam Islam, tidak diperbolehkan merampas nyawa orang
lain atau menyakiti jiwa dan raganya. Demikian juga tidak diperkenankan
mengambil hak, harta dan kehormatan orang lain tanpa sebab yang
dibenarkan.

Barangkali sebagian orang mengatakan bahwa tidak ada persaudaraan


kecuali persaudaraan dalam iman seperti dijelaskan dalam Surat Al-Hujurat
ayat 10: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” Sebenarnya, firman
Allah ini tidak menafikan jenis-jenis persaudaraan yang lain, seperti
persaudaran kandung, persaudaraan karena pernikahan, persaudaraan dari
suku yang sama, persaudaran dari negara yang sama, dan persaudaraan
kemanusiaan. Rasulullah sendiri pernah secara eksplisit menjelaskan konsep
persaudaraan manusia dalam sabdanya:

‫َأَنا َش ِهيٌد َأَّن اْلِع َباَد ُك َّلُهْم ِإْخ َو ٌة‬


Aku bersaksi, bahwa semua hamba adalah bersaudara. (H.r. Abu Dawud dan
Ahmad)

Bahkan dalam Alquran, Allah menyebut kaum-kaum terdahulu yang


mendustakan para nabi sebagai saudara bagi nabi tersebut, yaitu persaudaraan
sebagai sesama manusia atau persaudaraan karena berasal dari suku bangsa
yang sama. Allah berfirman

)106( ‫) ِإْذ َقاَل َلُهْم َأُخ وُهْم ُنوٌح َأاَل َتَّتُقوَن‬105( ‫َك َّذ َبْت َقْو ُم ُنوٍح اْلُم ْر َسِليَن‬
“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka (Nuh) berkata
kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?” (Q.s. Asy-Syu’ara’: 105-106)

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

3 Edisi 395 | Jumat, 02 Februari 2024 M / 21 Rajab 1445 H


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Perbedaan yang ada pada manusia dalam semua bentuknya, baik


perbedaan jenis kelamin, karakter, warna kulit, suku bangsa, bahasa, keyakinan
dan ideologi; semuanya merupakan sunnatullah di alam semesta. Allah dengan
hikmah dan kebijaksanaanya berkehendak untuk menciptakan manusia dengan
semua perbedaan-perbedaan tersebut. Oleh karena itu, perbedaan yang ada
pada manusia hendaknya dijadikan sebagai sarana untuk saling mengenal,
memahami, berinteraksi dan saling belajar; bukan saling membenci dan
memusuhi. Perbedaan agama dan suku bangsa tidak seharusnya menjadi
alasan untuk mengobarkan peperangan atau saling menindas dan
menghancurkan. Itulah makna firman Allah:

ۚ ‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثٰى َو َج َع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفوا‬
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal…” (Q.s. Al-Hujurat: 13)

Interaksi antara sesama manusia inilah yang membuat dunia ini berjalan
dengan harmoni, sehingga proyek-proyek peradaban untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama bisa dilakukan. Betapa banyak negeri yang rakyatnya
terus berkubang dalam kemiskinan dan kemunduran karena perang saudara
yang tiada henti.

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Rasulullah sudah memberikan teladan terbaik untuk melakukan


Ukhuwwah Insaniyyah ini dalam beberapa peristiwa yang terekam dalam
sejarah Islam, diantaranya:

Dalam hadis riwayat Anas bin Malik, beliau menceritakan bahwa ada
seorang anak Yahudi yang biasa membantu Nabi Muhammad. Maka ketika
anak tersebut sakit, Rasulullah datang untuk menjenguknya. Dan pada saat
sakitnya semakin parah, Rasulullah mengajaknya untuk masuk Islam. Anak itu
menoleh ke arah orang tuanya, seakan-akan meminta izin kepadanya. Ayahnya
pun kemudian berkata: “Penuhilah ajakan Abul Qasim (Nabi Muhammad)”.
Maka anak itupun kemudian bersyahadat dan meninggal sebagai seorang
Muslim. (H.r. Al-Bukhari).

4 Edisi 395 | Jumat, 02 Februari 2024 M / 21 Rajab 1445 H


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dalam kisah ini Rasulullah mengajarkan bahwa perbedaan keyakinan


tidak membatasi seseorang untuk berinteraksi secara baik dengan saling
membantu dan menjenguk ketika sakit.

Demikian juga shahabat Sahl bin Hunaif dan Qais bin Saad
menceritakan bahwa suatu saat seorang jenazah yang bukan dari kalangan
kaum Muslimin dibawa ke makam dan melewati Rasulullah dan para shahabat
yang sedang duduk. Rasulullah pun segera berdiri untuk menghormati jenazah
yang lewat tersebut. Para shahabat kemudian berkata: “Bukankah itu jenazah
seorang Yahudi?” Rasulullah pun bersabda: “Bukankah ia seorang manusia?”
(H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

Inilah prinsip yang ingin ditanamkan Rasulullah dalam benak para


shahabat. Yaitu bahwa setiap manusia mempunyai kehormatan dan kemuliaan
sebagai seorang manusia. Maka ia layak diberikan penghormatan bahkan
setelah meninggal.

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Maka marilah kita berusaha meneladani Rasulullah Saw. dalam semua


perkataan dan perbuatannya. Diantaranya dengan selalu menghormati,
memuliakan dan memberikan hak sesama manusia secara adil dan obyektif,
tanpa melihat latar belakang agama dan keyakinannya.

‫ َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآْل َياِت َو الِّذ ْك ِر‬، ‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم في ْالُقْر آِن ْالَعِظ ْيِم‬
. ‫ َو َتَقَّبَل ُهللا ِم َّنا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع الَعِلْيُم‬، ‫اْلَح ِكْيِم‬
Khutbah Kedua

‫ َو َأشَهُد َأن ال ِإَلَه ِإال‬،‫ َو الُّشْك ُر َلُه َع َلى َتْو ِفْيِقِه َو اْمِتَناِنه‬،‫َاْلَح ْم ُد هلل َع َلى ِإْح َس اِنِه‬
‫ وَأشهُد أَّن َنِبَّيَنا ُم حَّم ًدا َع بُد ُه َو َر ُسوُلُه‬،‫ُهَّللا َو ْح َد ُه ال َش ِريَك َلُه َتْع ِظ ْيًم ا ِلَش ْأِنه‬
‫ َأَّم ا َبْعُد ؛‬.‫الَّد اِع ي ِإلى ِرْض َو اِنه‬
.‫ َو َأِط ْيُعْو ُه ِفي الِّسِّر َو الَّنْج َو ى‬،‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق الَّتْقَو ى‬،‫َفَيا ِعَباَد هللا‬
‫ َنِبِّيَنا ُمَح َّمٍد َص اِح ِب‬،‫ َو الِّس َر اِج اْلُمِنْير‬،‫ُثَّم َص ُّلوا َو َس ِّلُم وا َع َلى اْلَهاِد ي اْلَبِش ْير‬
‫ «ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬:‫ َفَقْد َقاَل ُهللا َتَع اَلى ِفي ِكَتاِبِه‬.‫اْلَفْض ِل اْلَك ِبْير‬
»‫الَّنِبِّي َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليمًا‬

5 Edisi 395 | Jumat, 02 Februari 2024 M / 21 Rajab 1445 H


‫‪KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA‬‬

‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّمٍد َك مَا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل‬
‫ِإْبَر اِهْيَم إَّنَك َح ِم ْيٌد َم ـِج ْيد‪َ ،‬و اْر َض الَّلُهَّم َع ِن اْلـُخَلَفاِء الَّراِشِد ْين‪َ ،‬أِبْي َبْك ٍر َو ُع َم َر‬
‫َو ُع ْثَم اَن َو َع ِلّي ‪َ ،‬و َع ِن الَّص َح اَبِة َأْج َم َع ْين‪َ ،‬و َع َّنا َم َع ُهْم ِبَم نِّـَك َو َك ِرِم َك َيا َأْك َر َم‬
‫اَأْلْك َر ِم ْين‪.‬‬
‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت‪َ ،‬و ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت‪ْ ،‬اَألْح يآِء ِم ْنُهْم‬
‫َو ْاَألْم َو اِت‪ِ ،‬إَّنَك َسِم ْيٌع َقِرْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َع َو ات‪َ ،‬و َيا َقاِض َي اْلَح اَج ات‪.‬‬
‫الَّلُهَّم ِإَّنا َنُعوُذ ِبَك ِم ْن اْلَبَر ِص َو اْلُج ُنوِن َو اْلُج َذ اِم َو ِم ْن َس ِّي ء اَأْلْس َقاِم ‪.‬‬
‫اللهم ِإَّنا َنْس َأُلَك اْلَج َّنَة َو َم ا َقَّر َب ِإَلْيَها ِم ْن َقْو ٍل َو َع َم ل‪َ ،‬و َنُعْو ُذ ِبَك ِم َن الَّناِر َو َم ا‬
‫َقَّر َب ِإَلْيَها ِم ْن َقْو ٍل َو َع َم ل‬
‫الَّلُهَّم ِإَّنا َنْس َأُلَك اْلَع ْفَو َو اْلَع اِفَية‪َ ،‬و اْلُمَع اَفاِة الَّد اِئَم ة‪ِ ،‬في ِد ْيِنَنا َو ُد ْنَيانَا َو َأْهِلَنا َو َم اِلنَا‪.‬‬
‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َح ْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِريَن ‪.‬‬
‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآْل ِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‪.‬‬
‫واْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن ‪َ ،‬أِقْيُم وا الَّص اَل ة‪.‬‬

‫‪6‬‬ ‫‪Edisi 395 | Jumat, 02 Februari 2024 M / 21 Rajab 1445 H‬‬

Anda mungkin juga menyukai