Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MODUL

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Tanggal Praktikum : 12 Oktober 2021


Judul Praktikum : Laju Reaksi

Disusun Oleh :

Kelompok : 9 (Sembilan)
Program Studi : Teknik Lingkungan

Nama :
Maura Maharani (2109046009)
Shafarudin Nur (2109046046)

Asisten Praktkum :
Hilham Abdullah (1909066003)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reaksi kimia dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi kimia
merupakan suatu proses yang mengubah suatu sistem dari keadaan awal yang
terdiri atas zat-zat pereaksi menjadi suatu keadaan akhir yang berupa hasil-
hasil reaksi. Reaksi-reaksi kimia ini dapat berlangsung secara cepat maupun
lambat. Contoh reaksi kimia yang berlangsung cepat, adalah proses
pembakaran kayu. Sementara itu, contoh dari reaksi kimia yang berlangsung
secara lambat adalah pelapukan kayu, pembentukan fosil, dan perkaratan
pada logam.

Reaksi-reaksi kimia yang berlangsung cepat dan berlangsung lambat ini


dipengaruhi oleh adanya perbedaan laju reaksi kimia antara suatu reaksi dan
reaksi lainnya. Laju atau kecepatan reaksi adalah jumlah produk reaksi yang
dihasilkan dalam suatu reaksi persatu waktu atau jumlah pereaksi yang
dikonsumsi dalam suatu reaksi persatu. Laju reaksi dapat didefinisikan laju
perubahan konsentrasi zat pereaksi atau produk reaksi per satuan waktu.

Perbedaan cepat atau lambatnya reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa


faktor. Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi laju reaksi ini
berguna dalam mengontrol kecepatan suatu reaksi sesuai dengan yang
diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah luas
permukaan sentuh, temperature atau suhu, katalis, dan konsentrasi.

Oleh karena itu, praktikum kimia dasar tentang laju reaksi ini dilakukan untuk
cara menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia. Selain itu, praktikum ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju
reaksi.
1.2. Tujuan Percobaan
a. Untuk menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia
b. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
c. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia adalah suatu proses mengubah suatu sistem dari keadaan awal yang
terdiri atas zat-zat pereaksi menjadi suatu keadaan akhir yang berupa hasil-hasil
reaksi. Dapat tidaknya suatu reaksi berlangsung dinilai secara termodinamika
melalui perbedaan energi bebas antara keadaan awal dan keadaan akhir
(Hamid,2020)

Laju/kecepatan reaksi adalah jumlah produk reaksi yang dihasilkan dalam suatu
reaksi persatu waktu, atau jumlah pereaksi yang dikonsumsi dalam suatu reaksi
persatu waktu. Jumlah zat yang berubah dinyatakan dalam satuan volume total
campuran. Oleh sebab itu, laju kecepatan reaksi didefinisikan sebagai
pertambahan konsentrasi molar produk reaksi persatuan waktu, atau pengurangan
konsentrasi molar pereaksi persatuan waktu. Satunya adalah ml per liter per detik
atau mol L 1̄ s 1̄ (Yusuf, 2018)

Dalam sistem tertutup yang konstan, laju reaksi didefiniskan secara sederhana
sebagai perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk dalam setiap satuan
waktu. Namun laju reaksi juga dapat diketahui melalui perubahan tekanan,
perubahan warna, perubahan volume, perubahan muatan, perubahan sudut putar
ataupun perubahan indeks bias yang dilakukan melalui analisa fisik
(Yerimadesi et, al. 2012)

Beberapa cara mengukur laju reaksi yaitu, untuk reaksi yang berupa gas dapat di
ukur dengan mengamati perubahan tekanan terhadap variasi waktu. Sedangkan
untuk reaksi dalam bentuk larutan, dapat di amati melalui beberapa cara yaitu
pengamatan perubahan warna dengan alat spektrofotometri yaitu mengukur
itensitas absorsi pada panjang gelombang, pengamatan perubahan konsentrasi
yaitu melalui titrasi, pengamatan konduktivitas dengan alat konduktometri, dan
penggunaan keoptis-aktifan campuran reaksi dengan alat polarimeter
(Yerimadesi et, al. 2012)

Teori yang tertua dan paling sederhana adalah teori tumbukan dari reaksi
bimolecular. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh ahli kimia Jerman Max
Trautz (1961), dan secara terpisah oleh ahli kimia Inggris William Cudmoke Mc
Cullagh Lewis (1918). Menurut teori ini suatu reaksi kimia hanya dapat
berlangsung jika molekul-molekul reaktan saling bertumbukkan. Menurut teori ini
laju reaksi adalah hasil kali dari frekuensi tumbukan yang mempunyai cukup
energy untuk bereaksi. Tetapi tidak semua tumbukan yang terjadi efektif, karena
hanya sebagian tumbukan yang menghasilkan reaksi. Ada dua kondisi tumbukan
yang menghasilkan reaksi,yaitu: Molekul-molekul harus bertumbukan dengan
energi kinetik yang cukup dan molekul-molekul yang harus bertumbukan dengan
orientasi yang tepat (Yerimadesi et, al. 2012)

Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi:


1. Luas Permukaan Sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas
permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang
direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka
semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar
kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin
tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. Suhu merupakan properti fisik dari
materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.

3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

4. Molaritas
Banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan
laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat
suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu
reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

5. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi, maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia,
dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga
kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula
laju reaksinya.
(Yusuf, 2018)

Katalisator adalah zat yang ikut bereaksi mempercepat laju reaksi, tetapi setelah
reaksi berhenti akan terbentuk zat katalisator kembali. Katalisator dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu katalisator homogen dan katalisator heterogen.
Katalisator homogen adalah katalisator yang fasenya sama dengan reaktan yang
beraksi, biasanya berupa larutan. Katalisator heterogen adalah katalisator yang
fasenya berbeda dengan reaktan yang beraksi. Pada umumnya katalisator
heterogen berupa zat padat dan reaktannya berupa gas atau larutan. Katalisator
heterogen beraksi dengan mengadsorpsi reaktan ke permukaan katalis
(Suwardi et, al. 2009)

Hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan dinyatakan dalam suatu
persamaan yang disebut persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi. Misalkan
suatu reaksi memenuhi persamaan reaksi berikut.
𝑎𝐴 + 𝑏𝐵 → 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷……...………………... (2.1)
Persamaan laju reaksinya dinyatakan sebagai berikut.
𝑣 = 𝑘 [𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛 …………...………………... (2.2)
Keterangan:
v = Laju reaksi (M/ det)
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi reaktan A (M)
[B] = konsentrasi reaktan B (M)
m = orde (tingkat) reaksi terhadap reaktan A
n = orde (tingkat) reaksi terhadap reaktan B
(Suwardi et, al. 2009)

Orde suatu reaksi memberikan gambaran mengenai besarnya pengaruh


konsentrasi reaktan pada laju reaksi kimia. Kebanyakan orde bernilai 1 atau 2,
tetapi ada juga yang bernilai pecahan bahkan nol. Jika orde reaksi terhadap suatu
reaktan bernilai nol, artinya konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju
reaksi. Jika nilai orde reaksi terhadap suatu reaktan semakin besar, maka semakin
besar pula pengaruh konsentrasi reaktan tersebut terhadap laju reaksi. Orde reaksi
tidak dapat ditentukan dari koefisien reaktan melainkan harus ditentukan melalui
percobaan (Suwardi et, al. 2020)
BAB III
METODE

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-alat
a. Gelas ukur 25 ml
b. Gelas kimia 100 ml
c. Pipet volume 10 ml
d. Bulb
e. Thermometer
f. Stopwatch
g. Kompor listrik
h. Labu ukur
i. Penjepit tabung

3.1.2. Bahan-bahan
a. Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M dan 0,2 M
b. Asam klorida (HCl) 0,1 M dan 0,2 M
c. Kertas

3.2. Prosedur Percobaan


3.2.1. Percobaan 1 (pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi)
a. Disipakan kertas yang telah diberi tanda silang
b. Diletakkan gelas kimia 100 ml diatas kertas yang telah diberi tanda
silang
c. Diukur volume larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M sebanyak
10ml dengan menggunakan pipet volume 10 ml
d. Dituangkan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) kedalam gelas kimia
yang berada diatas kertas bertanda silang
e. Diukur volume larutan asam klorida (HCl) 0,2 M sebanyak 10ml
dengan menggunakan gelas ukur
f. Dituangkan larutan Asam klorida (HCl) kedalam gelas kimia yang
berisi larutan Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3)
g. Diukur waktu yang diperlukan reaksi menggunakan stopwatch,
pengukuran dimulai tepat saat menuangkan larutan Asam klorida HCl
kedalam gelas kimia
h. Diamati perubahan yang terjadi sampai tanda silang pada kertas tidak
terlihat lagi dan di catat waktu yang diperlukan untuk reaksi
i. Diulangi percobaan untuk mengamati pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu: 1. Menggunakan
Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M dengan larutan Asam
klorida (HCl) 0,1 M. 2. Menggunakan larutan natrium tiosulfat
(Na2S2O3) 0,2 M dengan larutan Asam klorida (HCl) 0,2 M.

3.2.2. Percobaan 2 (pengaruh temperature atau suhu terhadap laju reaksi)


a. Disiapkan kertas yang telah diberi tanda silang
b. Diukur volume larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M sebanyak 10
ml dengan menggunakan pipet volume
c. Dituangkan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) kedalam gelas kimia
d. Dipanaskan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) menggunakan kompor
listrik hingga suhu larutan mencapai 30°C di ukur menggunakan
thermometer
e. Diukur volume Asam klorida (HCl) 0,2 M sebanyak 10ml dengan
menggunakan gelas ukur
f. Diambil larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) yang sudah bersuhu 30°C
dan diletakkan di atas kertas yang sudah di beri tanda silang
g. Dituangkan larutan Asam klorida (HCl) kedalam gelas kimia yang
berisi larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) yang sudah bersuhu 30°C
h. Diukur waktu yang diperlukan reaksi menngunakan stopwatch,
pengukuran dimulai bertepatan saat menuangkan larutan Asam klorida
(HCl) kedalam gelas kimia
i. Diamati reaksi yang terjadi hingga tanda silang pada kertas tidak
terlihat lagi dan di catat waktu yang diperlukan untuk reaksi
j. Dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali, yaitu : 1. Menggunakan
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M dengan larutan Asam
klorida (HCl) 0,1 M pada suhu 40°C. 2. Menggunakan larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M dengan larutan Asam klorida (HCl)
0,2 M pada suhu 60°C.
BAB IV
TUGAS

4.1 Soal Paket B


Tabel 5.1: Data hasil percobaan pengaruh konsentrasi
Ulangan Konsentrasi Konsentrasi t
Na2S2O3 HCl (waktu)
1 0.1 M 0.2 M 92s
2 0.2 M 0.1 M 43s
3 0.2 M 0.2 M 35s

Tabel 5.2: Data hasil percobaan pengaruh temperature


Ulangan Konsentrasi Konsentrasi T℃ t
Na2S2O3 HCl (suhu) (waktu)
1 0,1 M 0.2 M 30 51s
2 0.2 M 0.1 M 40 22s
3 0.2 M 0.2 M 60 9s

a. Dengan persamaan laju reaksi sederhana yaitu v = 1/t , tentukan laju


reaksi pada percobaan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi!
b. Dengan persamaan yang sama, tentukan laju reaksi untuk sistem
Na2S2O3 0.2M dengan HCl 0.2 M pada percobaan pengaruh
konsentrasi!
c. Berdasarkan data hasil perhitungan laju reaksi, jelaskan bagaimana
hubungan antara konsentrasi dengan laju reaksi! Kaitkan dengan teori
tumbukan.
d. Mengapa ketika konsentrasi Na2S2O3 lebih rendah dibandingkan HCl
reaksi berlangsung lebih lebih lama. Begitu juga sebaliknya. Mengapa
demikian? Kaitkan fenomena tersebut dengan teori pengaruh jumlah
partikel terhadap laju reaksi.
e. Bagaimana perbandingan laju reaksi antara reaksi yang dilakukan di
suhu ruang dengan dengan reaksi yang dipanaskan terlebih dahulu?
Jelaskan berdasarkan data pengamatan!
4.2 Jawaban
a. Diketahui:
v = 1/ t
t1 = 51 s
t2 = 22 s
t3 = 9 s
Jawab:
1 1
v1 = = = 0,019 m/s
𝑡 51
1 1
v2 = = = 0,045 m/s
𝑡 22
1 1
v3 = = = 0,11 m/s
𝑡 9

b. Diketahui:
1
𝑣= 𝑡

t = 35 s
1 1
𝑣= = = 0,028 m/s
𝑡 35

c. Berdasarkan data hasil perhitungan laju reaksi, dapat dilihat bahwa


Konsentrasi reaktan memiliki hubungan yang erat dengan jumlah
partikel zat yang terlibat dalam tumbukan. Jika konsentrasi atau
jumlah reaktan meningkat maka jumlah partikel-partikel yang
bertumbukan juga akan meningkat. Hal ini membuat jumlah partikel
efektif juga akan meningkat dan laju reaksinya semakin cepat. Dapat
diartikan bahwa semakin tinggi konsentrasinya maka laju reaksi juga
semakin tinggi, dan sebaliknya, jika konsentrasinya rendah maka laju
reaksinya akan turun.
d. Ketika Konsetrasi Na2S2O3 lebih rendah dari pada konsetrasi HCl
maka kecepatan reaksi yang terjadi akan melambat begitu juga
sebaliknya. hal itu dikarenakan apabila konsentrasi reaktan rendah
maka jumlah partikel yang dihasilkan sedikit. Jumlah partikel partikel
yang sedikit ini mengakibatkan jumlah partikel yang bertumbukan
juga berkurang. Jika jumlah partikel yang bertumbukan berkurang
maka jumlah partikel efektif berkurang dan laju reaksi menjadi lebih
lambat atau lama.
e. Berdasarkan data pengamatan laju reaksi pada suhu ruang dengan
laju reaksi yang dilakukan pemanasan terlebih dahulu memiliki
perbandingan kecepatan reaksi. Dapat dilihat pada data pengamatan
bahwa percobaan pengaruh konsentrasi dengan percobaan pengaruh
temperature, kecepatan pada percobaan pengaruh temperatur lebih
cepat dari pada percobaan kecepatan pengaruh konsentrasi. Kejadian
ini karena suatu temperatur atau suhu dinaikkan maka menyebabkan
partikel semakin aktif bergerak sehingga tumbukan yang terjadi di
antara partikel semakin sering dan menyebabkan laju reaksi semakin
besar.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Rumansyah Abdul. 2020. BUKU AJAR KIMIA Untuk Guru: Laju Reaksi.
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Suwardi, Soebiyanto, & Eka Widiasih. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia


Untuk SMA & MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Yerimadesi, Irma Mon & Hardeli. 2012. KIMIA FISIKA: Kinetika Kimia. Padang:
UNP Press.

Yusuf, Yusnidar. 2018. KIMIA DASAR Panduan untuk belajar. Jakarta:


EduCenter Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai