Kelompok 09 - Modul 5 Laju Reaksi - Teknik Lingkungan
Kelompok 09 - Modul 5 Laju Reaksi - Teknik Lingkungan
Disusun Oleh :
Kelompok : 9 (Sembilan)
Program Studi : Teknik Lingkungan
Nama :
Maura Maharani (2109046009)
Shafarudin Nur (2109046046)
Asisten Praktkum :
Hilham Abdullah (1909066003)
Oleh karena itu, praktikum kimia dasar tentang laju reaksi ini dilakukan untuk
cara menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia. Selain itu, praktikum ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju
reaksi.
1.2. Tujuan Percobaan
a. Untuk menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia
b. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
c. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia adalah suatu proses mengubah suatu sistem dari keadaan awal yang
terdiri atas zat-zat pereaksi menjadi suatu keadaan akhir yang berupa hasil-hasil
reaksi. Dapat tidaknya suatu reaksi berlangsung dinilai secara termodinamika
melalui perbedaan energi bebas antara keadaan awal dan keadaan akhir
(Hamid,2020)
Laju/kecepatan reaksi adalah jumlah produk reaksi yang dihasilkan dalam suatu
reaksi persatu waktu, atau jumlah pereaksi yang dikonsumsi dalam suatu reaksi
persatu waktu. Jumlah zat yang berubah dinyatakan dalam satuan volume total
campuran. Oleh sebab itu, laju kecepatan reaksi didefinisikan sebagai
pertambahan konsentrasi molar produk reaksi persatuan waktu, atau pengurangan
konsentrasi molar pereaksi persatuan waktu. Satunya adalah ml per liter per detik
atau mol L 1̄ s 1̄ (Yusuf, 2018)
Dalam sistem tertutup yang konstan, laju reaksi didefiniskan secara sederhana
sebagai perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk dalam setiap satuan
waktu. Namun laju reaksi juga dapat diketahui melalui perubahan tekanan,
perubahan warna, perubahan volume, perubahan muatan, perubahan sudut putar
ataupun perubahan indeks bias yang dilakukan melalui analisa fisik
(Yerimadesi et, al. 2012)
Beberapa cara mengukur laju reaksi yaitu, untuk reaksi yang berupa gas dapat di
ukur dengan mengamati perubahan tekanan terhadap variasi waktu. Sedangkan
untuk reaksi dalam bentuk larutan, dapat di amati melalui beberapa cara yaitu
pengamatan perubahan warna dengan alat spektrofotometri yaitu mengukur
itensitas absorsi pada panjang gelombang, pengamatan perubahan konsentrasi
yaitu melalui titrasi, pengamatan konduktivitas dengan alat konduktometri, dan
penggunaan keoptis-aktifan campuran reaksi dengan alat polarimeter
(Yerimadesi et, al. 2012)
Teori yang tertua dan paling sederhana adalah teori tumbukan dari reaksi
bimolecular. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh ahli kimia Jerman Max
Trautz (1961), dan secara terpisah oleh ahli kimia Inggris William Cudmoke Mc
Cullagh Lewis (1918). Menurut teori ini suatu reaksi kimia hanya dapat
berlangsung jika molekul-molekul reaktan saling bertumbukkan. Menurut teori ini
laju reaksi adalah hasil kali dari frekuensi tumbukan yang mempunyai cukup
energy untuk bereaksi. Tetapi tidak semua tumbukan yang terjadi efektif, karena
hanya sebagian tumbukan yang menghasilkan reaksi. Ada dua kondisi tumbukan
yang menghasilkan reaksi,yaitu: Molekul-molekul harus bertumbukan dengan
energi kinetik yang cukup dan molekul-molekul yang harus bertumbukan dengan
orientasi yang tepat (Yerimadesi et, al. 2012)
2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin
tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. Suhu merupakan properti fisik dari
materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum dari panas dan dingin.
3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
4. Molaritas
Banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan
laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat
suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu
reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.
5. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi, maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia,
dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga
kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula
laju reaksinya.
(Yusuf, 2018)
Katalisator adalah zat yang ikut bereaksi mempercepat laju reaksi, tetapi setelah
reaksi berhenti akan terbentuk zat katalisator kembali. Katalisator dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu katalisator homogen dan katalisator heterogen.
Katalisator homogen adalah katalisator yang fasenya sama dengan reaktan yang
beraksi, biasanya berupa larutan. Katalisator heterogen adalah katalisator yang
fasenya berbeda dengan reaktan yang beraksi. Pada umumnya katalisator
heterogen berupa zat padat dan reaktannya berupa gas atau larutan. Katalisator
heterogen beraksi dengan mengadsorpsi reaktan ke permukaan katalis
(Suwardi et, al. 2009)
Hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan dinyatakan dalam suatu
persamaan yang disebut persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi. Misalkan
suatu reaksi memenuhi persamaan reaksi berikut.
𝑎𝐴 + 𝑏𝐵 → 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷……...………………... (2.1)
Persamaan laju reaksinya dinyatakan sebagai berikut.
𝑣 = 𝑘 [𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛 …………...………………... (2.2)
Keterangan:
v = Laju reaksi (M/ det)
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi reaktan A (M)
[B] = konsentrasi reaktan B (M)
m = orde (tingkat) reaksi terhadap reaktan A
n = orde (tingkat) reaksi terhadap reaktan B
(Suwardi et, al. 2009)
3.1.2. Bahan-bahan
a. Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M dan 0,2 M
b. Asam klorida (HCl) 0,1 M dan 0,2 M
c. Kertas
b. Diketahui:
1
𝑣= 𝑡
t = 35 s
1 1
𝑣= = = 0,028 m/s
𝑡 35
Hamid, Rumansyah Abdul. 2020. BUKU AJAR KIMIA Untuk Guru: Laju Reaksi.
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Yerimadesi, Irma Mon & Hardeli. 2012. KIMIA FISIKA: Kinetika Kimia. Padang:
UNP Press.