Anda di halaman 1dari 3

UAS Studi Hadist

Dosen Pengampu : Dr. Lutfi Hakim, M. Ag.


Nama Mahasiswa : Faza Vicanafillah
NIM : H03219005

1. Adakah nash al-Qur’an yang menunjukkan bahwa hadits merupakan sumber


hukum Islam yang ke-dua, tuliskan teks ayatnya serta penjelasannya..?
2. Uraikan dengan jelas Bagaimana pembagian hadits, ditinjau dari segi kwalitas
SANAD dan Kwalitas MATAN. Bagaimana SANAD dan MATAN dapat disebut
berkwalitas, tuliskan satu contoh satu hadits kemudian tunjukkan mana yang
disebut SANAD, MATAN dan Rowi Hadits ..?
3. Apa yang saudara ketahui tentang Hadits Dloif, bagaimana ciri cirinya,
bagaimana pendapat ulama’ tentang penggunaannya dalam penetapan Hukum
Islam, berikan satu Contoh haditsnya dan sebab ke-dloifannya..…?
4. Selain hadits dloif kita mengenal juga hadits maudlu’, apa yang disebut dengan
Hadits Maudlu’, mengapa Maudlu’, Bagaimana hadits Maudlu’ dapat terjadi dan
bagaimana pendapat ulama’ tentang penerapan hukum dengan hadits Maudlu’
ini…?

Jawaban :

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi,


1. ‫َو َم ٓا ٰا ٰت ُك ُم الَّرُسْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َو َم ا َنٰه ُك ْم َع ْنُه َفاْنَتُهْو ۚا َو اَّتُقوا َهّٰللا ِۗاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِۘب‬
Artinya: "...Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya
bagimu tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya". Fungsi hadits adalah untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an
yang belum jelas dan rinci, serta menafsirkan ayat yang umum, menjelaskan
maknanya, memberi batas atau syarat ayat Al-Qur'an yang mutlak, dan
mengkhususkan yang umum.

2. Ditinjau dari segi kualitas sanad dan matannya, hadits terbagi menjadi empat. Yakni hadits sahih,
hadits hasan, hadits dha'if dan hadits mawdu'.
Berikut ini contoh haditsnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

‫ َأَّن َر ُج اًل َس َأَل الَّن ِبَّي‬،‫ َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْب ِن َع ْم ٍر و َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُهَم ا‬، ‫ َع ْن َأِبي الَخ ْي ِر‬، ‫ َع ْن َي ِز يَد‬، ‫ َح َّد َث َن ا الَّلْي ُث‬: ‫ َق اَل‬،‫َح َّد َث َن ا َع ْم ُرو ْبُن َخ اِلٍد‬
‫ َو َت ْق َر ُأ الَّس َالَم َع َلى َم ْن َعَر ْف َت َو َم ْن َلْم َت ْع ِر ْف‬، ‫ ُتْط ِع ُم الَّط َع اَم‬: ‫ َأُّي اِإلْس َالِم َخ ْيٌر؟ َقاَل‬: ‫َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬

Artinya: "Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (Imam Bukhari), ia berkata: Al-Laits
menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki bertanya pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
"Manakah Islam yang paling baik?' Beliau menjawab: 'Memberikan makanan, dan membaca salam
pada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal'." (HR Bukhari).

Contoh Sanad hadits dari hadits diatas :

‫ َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْب ِن َع ْم ٍر و َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُهَم ا‬، ‫ َع ْن َأِبي الَخ ْي ِر‬، ‫ َع ْن َي ِز يَد‬، ‫ َح َّد َث َن ا الَّلْي ُث‬: ‫ َق اَل‬،‫َح َّد َث َن ا َع ْم ُرو ْبُن َخ اِلٍد‬

Contoh matan hadits dari hadits diatas :


‫ َو َت ْق َر ُأ الَّس َالَم َع َلى َم ْن َع َر ْف َت َو َم ْن َلْم َت ْع ِر ْف‬، ‫ ُتْط ِع ُم الَّط َع اَم‬: ‫َأُّي اِإلْس َالِم َخ ْيٌر؟ َق اَل‬

3. Hadits dhaif adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat shahih, dan juga tidak
menghimpun sifat-sifat hadits hasan.
Kriteria hadits dhaif yaitu hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadits shahih dan
hasan. Dengan demikian, hadits dhaif itu bukan tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih,
juga tidak memenuhi persyaratan hadits-hadits hasan. Para hadits dhaif terdapat hal-hal yang
menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk menetapkan hadits tersebut bukan berasal dari
Rasulullah SAW.
ciri-cirinya :
1. Dalam hadits tersebut ada sanad yang terputus atau tidak bersambung
2.Terdapat kekurangan dalam pribadi perawi hadits seperti kurang adilnya perawi tersebut.
3. Terdapat keadaan dimana hadits tersebut masih mengundang selisih karena ada hadits lain
yang perawinya jauh lebih tsiqah.
4. Adanya kesamaran, atau istilahnya biasa disebut illat, pada hadits tersebut. Hal ini
menyebabkan hadits tersebut menjadi tercemar dan tidak bisa menjadi landasan yang kuat.
5. Adanya kekurangan dalam hal dhobit perawi hadits tersebut.
Sebagian besar ulama memperbolehkan untuk mengamalkan hadits dhaif, selama hadits
tersebut tidak berkaitan dengan akidah, sifat-sifat Allah, dan hukum Islam (fikih).

4. Hadits Maudhu’ yaitu hadits yang dibuat sendiri oleh seorang perawi, lalu menisbahkannya
kepada Rasulullah Saw. Baik secara sengaja maupun tidak. Istilah mudahnya, hadits maudhu’
itu adalah hadits palsu. Sama maknanya dengan ijazah palsu, polisi palsu, ataupun tangan palsu.
Bila kita sudah mengetahui bahwa suatu hadits merupakan hadits palsu, maka haram
hukumnya menyampaikan hadits itu kepada orang lain. Kecuali untuk menerangkan
kepalsuannya. Rasulullah Saw. bersabda:

‫َم ْن َح َّد َث َع ِّن ى ِبَح ِديٍث ُيَر ى َأَّنُه َك ِذ ٌب َفُهَو َأَح ُد اْلَك اِذ ِبيَن‬
“Barangsiapa menyampaikan berita tentang diriku, dan dia sudah mengetahui bahwa berita itu
dusta, maka dia termasuk seorang pendusta.” (HR. Imam Muslim.)
5.

Anda mungkin juga menyukai