Anda di halaman 1dari 12

IJIS Indonesian Journal on Information System e-ISSN 2548-6438

p-ISSN 2614-7173

CASE-BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT


MALARIA DI RSUD KABUPATEN PULAU MOROTAI

CASE-BASED REASONING FOR MALARIA DISEASES DIAGNOSIS


SYSTEM AT THE HOSPITAL OF MOROTAI ISLAND

Miswar Papuangan1, Hean Rakomole2


12
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik
Universitas Pasifik Morotai
miswarpapuangan@gmail.com

Abstrak
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
plasmodium. Penyakit malaria menyebar lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi
parasit. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan
komplikasi berat yang dapat berujung pada kematian. Infeksi malaria dapat terjadi
hanya dengan satu gigitan nyamuk saja. Penuluaran dapat terjadi apabila ada
kontak dengan darah penderita. Untuk mendiagnosis pasien penderita penyakit
malaria dapat diketahui gejal-gejala yang dirasakan dan faktor resiko yang
dialami. Penggunaan konsep case-based reasoning sebagai sistem untuk
membantu melakukan diagnosis penyakit malaria. Fitur-fitur yang digunakan
dalam melakukan diagnosis penyakit malaria diantaranya fitur usia, jenis kelamin,
gejala, dan faktor resiko yang dialami. Algoritma nearest neighbor digunakan
untuk menghitung tingkat kemiripan permasalahan baru dengan kasus yang
tersimpn dalam basis kasus. Hasil pengujian menggunakan data rekam medik
menunjukan bahwa sistem mampu mengenali tiga jenis penyakit malaria secara
benar dengan tingkat akurasi sebesar 95,45%.
Kata Kunci: Malaria, Nearest Neighbor, Case-Based Reasoning.

Abstract
Malaria is a deadly disease caused by the plasmodium parasite. This disease
spreads through a bite of a particular type of mosquito that a parasite has
infected. If it is not handled fast and appropriately, it can cause a serious
complication that leads to death, except through blood contamination with the
sufferer. To diagnose a patient infected from malaria can be recognized with the
symptoms and factors of risk experienced by a patient. It uses a concept of case-
based reasoning to assist in diagnosing malaria diseases such as age, gender,
experienced symptoms, and risk. The nearest neighbor algorithm is used to
calculate the similarity between new case problems and basis-saved cases. The
Volume 6 Nomor 1 | April 2021 89
result used medic-recorded data, which showed the system could recognize three
types of malaria disease correctly with the level of accuracy rate of 95.45%.
Keywords: Malaria, Nearest Neighbor, Case-Based Reasoning.

PENDAHULUAN kotor dan dilumuri banyak bekas


Malaria merupakan penyakit sampah, genangan air di samping
menular yang disebabkan oleh parasite rumah yang tentunya dapat
plasmodium. Penyakit ini menyebar berpotensi terjangkit penyakit
lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi malaria.
parasite [1]. Jika tidak ditangani Faktor lingkungan juga
dengan cepat dan tepat dapat berpengaruh besar terhadap
menimbulkan komplikasi berat yang penularan malaria, karena jika
dapat berujung pada kematian. kondisi lingkungan memiliki tempat
Penularan dapat terjadi apabila ada perindukan, maka nyamuk akan
kontak dengan darah penderita. dapat berkembangbiak dengan
Infeksi malaria selama kehamilan mudah dan cepat.
dapat menyebabkan abortus dan berat Pemerintah melalui peraturan
bayi lahir rendah [1]. Kurang lebih 2,3 Presiden nomor 2 tahun 2015,
milyar (41%) penduduk dunia beresiko tentang rencana pembangunan
terkena penyakit malaria. Diperkirakan jangka menengah Nasional tahun
setiap tahunya terdapat 300-500 juta 2015 sampai 2019, dimana penyakit
kasus malaria dengan jumlah kematian malaria termasuk penyakit prioritas
bersikar 1,5 sampai 2,7 juta jiwa. yang perlu dan harus ditanggulangi
Menurut World Health [2].
Organization (WHO), pada 2015 Penelitian ini dilakukan untuk
terdapat 214 juta kasus malaria baru di merancang dan membangun sistem
seluruh Dunia. Di tahun yang sama, CBR untuk kepentingan membantu
438.000 kasus malaria yang berujung tenaga medis maupun asisten dokter
pada kematian dengan Asia Tenggara dalam melakukan diagnosis pasien
sebanyak 7%. Sedangkan di Indonesia pederita penyakit malaria sehingga
tingkat penderita malaria dengan pasien dapat ditangani dengan
prevalensi mencapai 6%. mudah dan cepat.
Pemahaman masyarakat terhadap CBR sebagai sistem diagnosis
pentingnya menjaga sanitasi penyakit telah menghasilkan akurasi
lingkungan agar terhindar dari sarang sistem yang baik. CBR untuk
nyamuk yang menyebabkan terinfeksi diagnosis pasien penderita penyakit
malaria kurang teredukasi, seperti THT pernah dilakukan dengan
dibiarkan semak-semak yang tunbuh menghasilkan akurasi sebesar
lebat di pinggiran rumah, selokan yang 91,89% [3].
Volume 6 Nomor 2 | September 2021 90
Untuk mengukur tingkat paling panjang pada plasmodium
kemiripan antar kasus dalam CBR malariae.
yang pernah dilakukan, yakni Keluhan prodromal dapat
menggunakan algoritma induksi dan terjadi sebelum demam, berupa
nearest neighbor. Hasil mengindikasi kelesuhan, malaise, sakit kepala,
bahwa algoritma nearest neighbor berkeringat, menggigil, mual,
lebih baik dibandingkan dengan muntah, nyeri pada tulang, sakit
algoritma induksi dengan tingkat belakang, nyeri pada otot,
akurasi 53,8% dan 100% [4]. anoreksia, diare, perut berasa tidak
Metode CBR adalah salah satu enak, dan kadang-kadang merasa
sistem yang sering sering digunakan dingin di punggung [5].
pada bidang kedokteran/medis untuk Gejala malaria paling cepat
membantu melakukan diagnosis muncul sekitar satu minggu setelah
pasien. Sedangkan algoritma nearest digigit nyamuk anopheles yang
neighbor untuk mengukur tingkat terinfkesi. Umumnya masa
kemiripan antara permasalahan kasus inkubasi antara gigitan nyamuk
baru dengan kasus yang pernah terjadi malaria gejalan berlangsung 7-8
sebelumnya. Sistem ini diharapkan hari. Gejala khas malaria adalah
dapat membantu pihak RSUD dalam adanya siklus menggigil, demam
melakukan diagnosis awal pasien dan berkeringat yang terjadi
penderita penyakit malaria dengan berulang-ulang. Pengulangan bisa
keluhan terhadap gejala-gejala awal berlangsung tiap hari, dua hari
yang dirasakan. seklai atau tiga hari sekali
Sistem yang dirancang dan tergantung jenis malaria yang
dibangun ini bersifat fleksibel dan menginfeksi [6].
dinamis sehingga bisa digunakan
sesuai dengan kondisi dilapangan yang Jenis Penyakit Malaria
terjadi. 1. Malaria Falsiparum
Disebakan oleh Plasmodium
LANDASAN TEORI falciparum. Gejala demam
Penyakit Malaria timbul intermiten dan dapat
Malaria adalah penyakit yang kontinyu. Malaria jenis ini
disebabkan parasit dari genius menjadi malaria berat yang bisa
plasmodium yang hidup dan menyebabkan kematian.
berkembangbiak dalam sel darah 2. Malaria Vivaks
merah manusia [1]. Masa inkubasi Disebabkan oleh plasmodium
malaria dapat bervariasi, paling pendek vivax. Gejala demam pada jenis
pada plasmodium falsiparum, dan malaria ini dapat berulang

Volume 6 Nomor 2 | September 2021 91


dengan interval bebas demam
selama 2 hari. Entity Relationship Diagram
3. Malaria Malariae (ERD)
Disebabkan oleh plasmodium ERD berisi kompenen-
malariae. Jenis malaria ini demam komponen himpunan entitas dan
terjadi berulang dengan interval himpunan relasi yang masing-
bebas selama 3 hari. masing dilengkapi dengan atribut-
atribut yang merepresentasikan
Case-Based Reasoning seluruh fakta, dapat digambarkan
Case-base reasoning atau disingkat dengan lebih sistematis [10].
CBR merupakan metode penyelesaian
yang menggunakan pengetahuan Relasi Tabel
kejadian terdahulu untuk memecahkan Relasi tabel merupakan
permsalahan kasus baru [7]. CBR kumpulan dari tabel-tabel yang
diselesaikan dengan melakukan saling berelasi, disusun secara logis,
pencocokan tingkat kemiripan dengan sehingga menghasilkan informasi
masalah kasus yang sudah terjadi yang bernilai dalam proses
sebelumnnya. pengambilan keputusan [10].
Terdapat empat tahapan proses
dalam CBR [8]. Representasi Kasus
1. Retrieve, mencari kasus terdahulu Pemecahan masalah sistem CBR
yang mirip dengan permasalahan bergantung pada representasi kasus
kasus baru. yang memberikan informasi untuk
2. Reuse, menyalin atau penalaran kasus. kasus yang
menggabungkan solusi dari kasus dimaksud adalah catatan rekam
terdahulu. medik pasien penderita penyakit
3. Revise, solusi dari kasus malaria. Kasus direpresentasikan
sebelumnya digunakan sebagai dalam bentuk fitur-fitur yang
solusi kasus baru. disimpan dan merupakan parameter
4. Retain, solusi kasus baru tersebut yang menjadi ciri dan penyelesaian
divalidasi. dalam menangani masalah kasus.
Terdapat tiga kategori penilaian
Data Flow Diagram (DFD) terhadap masing-masing fitur, yaitu:
Data flow diagram merupakan alat 1. Ketegori fitur usia. Kategori ini
yang digunakan untuk membuat dinilai berdasarkan nilai usia
diagram yang serbaguna. DFD terdiri yang terekam pada data pasien
dari notasi penyimpanan data, proses, rawat inap pasien penderita
aliran data, dan sumber masukan penyakit malaria.
(entity) [9].
Volume 6 Nomor 2 | September 2021 92
2. Kategori fitur jenis kelamin. s,t adalah nilai fitur yang
Penilaian jenis kategori ini, jika dibandingkan dan R adalah range
jenis kelamin laki-laki memiliki nilai fitur tersebut.
nilai 1 dan jenis kelamin perempuan Untuk data boolean, menggunakan
memiliki nilai 0. fungsi similaritas lokal [12]
3. Ketegori fitur gejala dan faktor 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠 = 𝑡
𝑓(𝑠, 𝑡) = { (2)
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠 ≠ 𝑡
resiko. Jika gejala atau faktor resiko
2. Similaritas global
muncul pada suatu kasus, maka
Pengukuran similaritas global
bernilai 1. Jika gejala atau faktor
digunakan untuk menghitung
tidak muncul pada suatu kasus,
kasus baru dengan kasus-kasus
maka bernilai 0.
yang tersimpan pada basis kasus.
Setiap atribut yang menyusun
Fungsi similaritas global
sebuah kasus mempunyai penlaian
menggunakan teknik nearest
tersendiri. Jenis dan penilaian setiap
neighbor [13].
ditunjukan pada tabel 1. ∑𝑛
𝑖=1 𝑓(𝑆𝑖, 𝑇𝑖)∗𝑊𝑖
simNN(S,T) = (3)
Tabel 1. Jenis dan Penilaian Atribut ∑𝑛
𝑖 = 1 𝑊𝑖

Atribut Nilai
simNN (s,t): similaritas global basis
Usia Dalam satuan tahun
Jenis kelamin Laki-laki = 1 dan kasus (s) dan kasus baru (t)
Perempuan = 0 t : target kasus/kasus baru
Gejala dan faktor Ya = 1 dan Tidak = 0 s : kasus yang ada pada basis kasus
resiko n : banyaknya atribut pada tiap
Diagnosis Malaria Falsiparum kasus
Malaria Vivaks
i : atribut individu antara 1-n
Malaria Malariae
f(Si,Ti) : Fungsi similaritas lokal
atribut ke-i antara kasus S dan kasus
Pengukuran Similaritas T
Pengukuran similaritas di lakukan Wi : Nilai bobot yang diberikan
untuk mendapatkan nilai untuk pada atribut ke-i
menentukan kemiripan antara
permasalahan kasus baru dengan kasus Apabila nilai kemiripan tersebut
yang tersimpan dalam basis kasus kecil dari nilai ambang batas
dengan membandingkat setiap fitur (threshold) yang ditentukan, yaitu
yang terdapat pada basis kasus. 80%, maka kasus tersebut akan
Berikut adalah persamaan yang disimpan di basis sebagai kasus
digunakan untuk mengukur similaritas, yang akan direvisi oleh pakar
yaitu: sebagai solusi. Sedangkan output
1. Similaritas lokal dari sistem yang dirancang adalah
Untuk data numerik, menggunakan nama jenis penyakit malaria yang
fungsi similaritas lokal [11]. tingkat kemiripannya paling tinggi
𝑓(𝑠, 𝑡) = 1 −
|𝑠−𝑡|
(1) dengan permasalahan kasus baru.
𝑅
Volume 6 Nomor 2 | September 2021 93
melalui modul input data barbasis
METODE PENELITIAN graphical user interface (GUI).
Deskripsi Sistem Kasus terdahulu yang memiliki nilai
Sistem yang dirancang untuk similaritas tertinggi dipilih sebagai
melakukan diagnosis penyakit malaria solusi dari permasalahan kasus baru
dengan mengimplementasi sistem yang diinput.
case-based reasoning (CBR). Pada tahap reuse, dimana solusi
Sedangkan algoritma nearest neighbor kasus terdahulu digunakan untuk
digunakan untuk menghitung nilai menyelesaikan permasalahan kasus
similaritas kasus baru dengan kasus baru. Kandidat solusi yang
yang ada pada basis kasus. mempunyai nilai similaritas kurang
Secara garis besar digambarkan dari threshold yang ditentukan,
dalam diagram alir penelitian seperti disimpan untuk kemudian dilakukan
ditunjukan pada gambar 1. revisi oleh pakar. Jika nilai
Mulai similaritas ≥ nilai threshold maka
solusi dari kandidat solusi diambil
Masalah
kasus baru sebagai solusi permasalahan kasus
baru yang disampaikan kepada user
Menghitung similaritas Basis kasus
lokal melalui modul output. Rancangan
Menghitung similaritas global arsitektur sistem CBR ditunjukan
menggunakan nearest neighbor pada gambar 2.
Mencari kasus dengan
similaritas tertinggi

Similaritas
Ya
(target kasus) Reuse
≥ 80%?
Ya
Tidak
Masalah kasus Solusi di simpan
dikirim ke pakar
Tidak

Pakar memberi Ya
diagnosis

Tidak
Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Rancangan Arsitektur Sistem


Pada tahap awal paramedis Gambar 2. Arsitektur Sistem
memasukkan permalasahan kasus baru CBR untuk Diagnosis Malaria
seperti data pasien ke dalam sistem
Diagram Konteks
Volume 6 Nomor 2 | September 2021 94
Sistem CBR diagnosis penyakit DFD level merupakan uraian proses
malaria terdiri dari tiga entitas yang dibuat berdasarkan diagram
pengguna sistem, diantaranya admin, konteks. Terdapat empat proses
pakar, dan paramedis. yang terjadi dalam sistem yaitu,
Pakar menginput data pasien ke proses manajemen hak akses, proses
dalam sistem berupa data gejala, faktor rekam data, proses konsultasi dan
resiko, data penyakit, data proses revisi. DFD level ditunjukan
pembobotan, dan data basis kasus. pada Gambar 4.
pakar juga melakukan revisi kasus 1
Manajemen Konfirmasi pengguna sistem
baru, jika nilai similaritas di bawa Hak Akses
Pengguna sistem
ADMIN

batas ambang. Sistem akan Basis Kasus

Pembobotan Data pengguna sistem User Manager


memberikan notifikasi ke pakar, jika Faktor Resiko
Gejala 2

terdapat kasus yang memerlukan revisi. PAKAR Penyakit


Data Basis Kasus Rekam Data

Paramedis menginputkan data Data Penyakit

identitas pasien dan gejalan serta faktor Revisi


Basis Kasus
Data Pembobotan
Data Faktor Resiko
Data Gejala

resiko yang dialami. Sistem akang Konfirmasi Revisi


Basis Kasus Basis Kasus Pembobotan Faktor Resiko Gejala Penyakit
mengeluarkan hasil diagnosis ke Basis Kasus Pembobotan Faktor Resiko Gejala Penyakit

paramedis. Paramedis bisa juga 4


Data Kasus
Baru
3

menyimpan permalahan solusi kasus Revisi Kasus Konsultasi Identitas Pasien


Gejala Pasien
baru ke dalam basis kasus. yang Faktor Resiko Pasien
Hasil Diagnosis

melakukan diagnosis. Paramedis juga Data Basis Kasus Baru

dapat menyimpan permasalahan baru Data Basis Kasus Baru Diagnosis


PARAMEDIS

ke dalam sistem. Gambar 4. DFD Level


Admin merupakan entitas yang
berhubungan dengan tata kelola Relasi Antar Tabel
pengguna sistem yang dibuat. Relasi tabel menggambarkan
Diagram konteks ditunjukan seperti hubungan antar entitas yang
pada gambar 3. terdapat dalam suatu basis data.
Relasi tabel pada sistem ditunjukan
Konfirmasi hak akses
Konfirmasi revisi kasus baru Konfirmasi hak akses
Konfirmasi manajemen basis kasus Hasil diagnosis

Data basis kasus


pada gambar 4.
Data pembobotan CBR DIAGNOSIS Data identitas
PAKAR Data gejala PENYAKIT Kondisi pasien PARAMEDIS
Data faktor resiko MALARIA Data login
Data penyakit
Data login

Manajemen user
Data login
Konfirmasi hak akses

ADMIN

Gambar 3. Digram Konteks

DFD Level

Volume 6 Nomor 2 | September 2021 95


Basis_Kasus
Gejala digunakan sebagai data uji.
1

No_RM PK
1 Kode_gejala
Nama_gejala
PK
Rekapitulasi data uji ditunjukan
Usia 1
n Jenis_kelamin
Kode_penyakit FK
pada tabel 3.
Keyakinan_pakar
Status
Kasus_Gejala Tabel 3. Data Uji
Nama n Kode_gejala_penyakit
Nama Kode Jumlah
n
No_RM FK
n No
User Kode_gejala
Bobot
FK Penyakit ICD Kasus
Penyakit
1 Malaria
Id_user
Kode_penyakit 1 B50.9 10
Username
Pssword
1 Kode_ICD Falsiparum
Level Nama_penyakit
Faktor_Resiko Malaria
Nama 2 B51.9 7
Kode_resiko PK
1 Vivaks
Diagnosis Nama_resiko
Malaria
1 3 B54 5
No_RM
Nama
PK
1 Malariae
Usia Kasus_Risiko Total 22
Jenis_kelamin
n Kode_penyakit FK n Kode_kasus_risiko
Keyakinan_kasus_baru
No_RM FK n
n Kode_risiko FK
Bobot

Pengujian dilakukan dengan


membandingkan hasil diagnosis
Gambar 4. Relasi Antar Tabel
sistem yang dibangun dengan
diagnosis permasalahan kasus yang
Data dan Metode Pengujian
telah divalidasi pakar.
Data yang digunakan yaitu data
rekam medik pasien rawat inap
HASIL DAN PEMBAHASAN
penderita penyakit malaria yang
Antar Muka Sistem
diperoleh dari Instalasi Catatan Medik
Form login merpupakan form
RSUD Morotai. kasus yang dijadikan
yang menjadi antar muka pengguna
basis kasus sebanyak 54 kasus (70%)
sistem pertama yang
dari total data kasus yang diperoleh.
menghubungkan pengguna dengan
Tabel 2 menunjukan rekapitulasi data
sistem. Tampilan form login
rekam medik yang digunakan sebagai
ditunjukan pada gambar 5.
data basis kasus.
Tabel 2. Data Basis Kasus
Kode Jumlah
No Nama Penyakit
ICD kasus
Malaria
1 B50.9 24
Falsiparum
2 Malaria Vivaks B51.9 18

3
Malaria
B54 12 Gambar 5. Tampilan Form Login
Malariae
Total 54
Menu admin memungkinkan
user untuk melakukan manajemen
Sedangkan 22 data kasus (30%)
user. Admin dapat melakukan
dari total keseluruhan data kasus
penambahan dan penghapusan
Volume 6 Nomor 2 | September 2021 96
pengguna sistem melalui form
manajemen user. Tampilan form admin
ditunjukan pada gambar 6.

Gambar 9. Tampilan Data Inputan


Gejala
Menu paramedis terdiri dari
Gambar 6. Tampilan Form menu diagnosis. Proses diagnosis
Manajemen user mencakup prose memasukkan data
Menu pakar memiliki tiga sub pasien, proses perhitungan
menu yaitu manajemen kasus, revisi similaritas, proses penyimpanan
kasus dan ubah bobot. Tampilan form permasalahan kasus baru, dan
menu pakar ditunjukan pada gambar 7 proses menampilkan hasil
diagnosis. Form diagnosis
ditunjukan pada gambar 10.

Gambar 7. Tampilan Menu


Manajemen Kasus
Gambar 10. Tampilan Form
Menu pakar juga terdapat Diagnosis
manajeman inputan penyakit, gejala,
dan faktor resiko. Tampilan inputan Setelah melalui proses
penyakit ditunjukan pada gambar 8 dan diagnosis, maka solusi yang
9. dihasilkan adalah solusi dari sistem.
Solusi ini ditampilkan kepada user
melalui form hasil diagnosis, seperti
ditunjukan pada gambar 11.

Gambar 8. Tampilan Data Inputan


Penyakit
Volume 6 Nomor 2 | September 2021 97
Malaria
2 7 0 7
Vivaks
Malaria
3 5 0 5
Malariae
Total 21 1 22

10
10 9

8 7 7
5 5
6
Gambar 11. Tampilan Hasil Data Uji
4
Diagnosis
2
Diagnosis
0
Hasil diagnosis menunjukan jenis Benar
penyakit malaria yang diderita pasien
dengan nilai similaritas tertinggi
terhadap kasus sebelumnya.
Permasalahan kasus yang memiliki
Gambar 12. Grafik Hasil
fitur lengkap dapat disimpan untuk
Pengujian
menambah basis kasus.
Hasil pengujian dari keseluruhan
Pengujian Akurasi Sistem
data yang diujikan diperoleh satu
Akurasi merupakan tingkat
permasalahan yang mempunyai nilai
kedekatan pengukuran kuantitas
similaritas bawah 80%, sehingga tidak
terhadap nilai sebenarnya.
dapat dikategorikan ke dalam jenis
Pengujian akurasi sistem dilakukan
penyakit malaria. Hasil pengujian
dengan membandingkan jumlah
untuk setiap data ditunjukan pata tabel
diagnosis benar oleh sistem dengan
4 (confusion matrix) [14], dan
jumlah data uji.
ilustrasikan ke dalam bentuk grafik
Unjuk kerja sistem dihitung
oleh gambar 12.
dengan menggunakan persamaan
Pada ilustrasi grafik, sumbu
[15].
vertikal menunjukkan jumlah diagnosis ∑ 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑛𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
yang benar sesuai dengan jenis 𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = × 100%
∑ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑗𝑖
penyakit malaria, sedangkan untuk
21
sumbu horizontal menunjukkan jenis 𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = × 100% = 95,45%
20 + 1
penyakit malaria. Hasil Pengujian menunjukan
Tabel 4. Confusion Matrix Hasil persentase unjuk kerja sistem dalam
Pengujian mengenali jenis penyakit malaria
Jenis Hasil Diagnosis
No secara benar dengan nilai akurasi
penyakit Benar Salah Total
1
Malaria
9 1 10
sebesar 90,91%.
Falsiparum

Volume 6 Nomor 2 | September 2021 98


KESIMPULAN [6] Anonim. 2014. Infodatin Pusat
Penelitian ini menghasilkan Data dan Informasi
sistem case-based reasoning untuk Kementerian Kesehatan RI.
melakukan diagnosis penyakit malaria Situasi Malaria di Indonesia.
dengan pengukuran similaritas kasus Jakarta.
menggunakan algoritma nerest [7] Pal, S. K., dan Shiu, S. C. K.
neighbor. 2004. Foundations of Soft
Dari hasil perancangan sistem Case-Based Reasoning.
CBR diagnosis malaria hingga proses Wiley-Interscience
pengujian sistem yang telah dilakukan Publication.
terhadap data uji penyakit malaria, [8] Aamodt, A., dan Plaza, E. 1994.
sistem menunjukan unjuk kerja dengan Case-Based Reasoning:
nilai tingkat akurasi sebesar 95,45%. Foundational Issues,
Methodological Variations,
DAFTAR PUSTAKA and System Approaches. AI
[1] Sutanto dan Cania, B. E., 2017. Communication IOS Press. 7
Faktor Lingkungan, Perilaku (1): 39-59.
dan Penyakit Malaria. Jurnal [9] Yakub. 2012. Pengantar Sistem
Agromedia Unila, 4 (1): 173- Informasi. Graha Ilmu,
184. Yogyakarta, ISBN 978-979-
[2] Anonim. 2017. Buku Saku 756-807-8.
Penatalaksanaan Kasus [10] Whitten, J. L., Bentley, L. D.,
Malaria. Ditjen Pencegahan dan dan Dittman, K. C., 2014.
Pengendalian Penyakit. Metode Desain dan Analisis
Kementerian Kesehatan RI, Sistem 6. ANDI, Yogyakarta.
Jakarta. [11] Jha, M.K., Pakhira, D., dan
[3] Pressman, R. S., 2012. Rekayasa Chakraborty, B., 2013.
Perangkat Lunak Edisi 7. Diabetes Detection and Care
Gramedia, Yogyakarta. Applying CBR Techniques,
[4] Salem, A. B. M., Roushdy, M., dan IJSCE, 6, 2, 132-137.
Hodhod, R. A., 2005. A Case- [12] Nurdiansyah, Y., dan Hartati,
Based Expert System For S., 2014. Case-Based
Supporting Diagnosis of Heart Reasoning Untuk Pendukung
Disease. AIML Journal. 5 (1): Diagnosa Gangguan Pada
33-39. Anak Autis, Tesis, Ilmu
[5] Harijanto, P. N., Nugroho, A., dan Komputer, Universitas
Gunawan, C. A. 2008. Malaria: Gadjah Mada, Yogyakarta.
dari Molekul dan Klinis. Edisi [13] Ong, L., S., Shepherd, B.,
ke-2. EGC. Jakarta. Tong, L. C., Choen, F. S.,
Volume 6 Nomor 2 | September 2021 99
Ho, H. K., Tang. C. L., Ho. Y.
S., dan Tan. K., 1997, The
Colorectal Cancer Recurrence
Support (CARES) System,
Artificial intelligence in
Medicine Elsevier, vol 11, 175-
188.
[14] Bramer, M., 2007, Principles of
Data Mining, Springer-Verlag,
London.
[15] Whitten, I.H., dan Frank, E., 2005,
Data Mining: Practical Machine
Learning Tools and Techniques,
2, Morgan Kaufmann Publisher,
San Francisco

Volume 6 Nomor 2 | September 2021 100

Anda mungkin juga menyukai