Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEORI SOSIOLOGI KLASIK DAN MODERN

Disusun oleh :

Vensen Katumlas

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN TENTENA


BAB I

TOKOH SOSIOLOGI

A. Biografi Daniel Bell s

Daniel Bell lahir pada tahun 1919 di Lower East Side Manhattan di New York City . Orang
tuanya, Benjamin dan Anna Bolotsky, adalah imigran Yahudi berasal dari Eropa
Timur. Mereka bekerja di industri garmen. Ayahnya meninggal ketika dia berusia delapan
bulan, dan dia tumbuh miskin,. tinggal bersama kerabat bersama ibunya dan kakak laki-
lakinya Leo. Ketika dia berumur 13 tahun, nama keluarga diubah dari Bolotsky menjadi Bell.

Bell lulus dari Sekolah Menengah Stuyvesant . Ia menerima gelar sarjana dari City
College of New York pada tahun 1938, dan menyelesaikan pekerjaan pascasarjana
di Universitas Columbia selama tahun akademik 1938–1939. \ Ia menerima gelar
PhD dalam bidang sosiologi dari Columbia pada tahun 1961 setelah ia diizinkan untuk
menyerahkan The End of Ideology: On the Exhaustion of Political Ideas in the
Fifties (kumpulan esai tahun 1960), bukan esai konvensional disertasi doktoral . [10]

Kariersunting

Bell memulai kehidupan profesionalnya sebagai jurnalis, menjadi redaktur pelaksana


majalah The New Leader (1941–1945), editor tenaga kerja Fortune (1948–1958), dan
kemudian, co-editor (bersama teman kuliahnya Irving Kristol ) dari The Public
Majalah Minat (1965–1973). Pada akhir 1940-an, Bell menjadi Instruktur Ilmu Sosial di
Kolese Universitas Chicago . Selama tahun 1950 - an, lembaga ini dekat dengan Kongres
Kebebasan Kebudayaan . Selanjutnya, ia mengajar sosiologi, pertama di Columbia
(1959–1969) dan kemudian di Harvard hingga pensiun pada tahun 1990. Ia terpilih
sebagai Anggota American Academy of Arts and Sciences pada tahun 1964 dan
anggota American Philosophical Society pada tahun 1978.

Bell juga merupakan Profesor Tamu Pitt Sejarah dan Institusi Amerika di Universitas
Cambridge pada tahun 1987. Ia menjabat sebagai anggota Komisi Presiden bidang
Teknologi pada tahun 1964–1965 dan sebagai anggota Komisi Presiden untuk Agenda
Nasional tahun 1980-an pada tahun 1979.

Bell menjabat sebagai dewan penasihat untuk Antioch Review , dan menerbitkan
beberapa esainya yang paling terkenal di majalah tersebut: "Crime as an American Way
of Life" (1953), "Socialism: The Dream and the Reality" (1952), "Buku Catatan Jepang"
(1958), "Etika dan Kejahatan: Kerangka Budaya Abad Kedua Puluh Satu" (2005), dan
"Rekonstruksi Pendidikan Liberal: Silabus Dasar" (2011).

Bell menerima gelar kehormatan dari Harvard, Universitas Chicago , dan empat belas
universitas lain di Amerika Serikat, serta dari Universitas Edinburgh
Napier dan Universitas Keio di Jepang . Ia juga menerima Lifetime Achievement Award
dari American Sociological Association pada tahun 1992, dan Talcott Parsons Prize for
the Social Sciences dari American Academy of Arts and Sciences pada tahun 1993. Ia
dianugerahi Tocqueville Award oleh pemerintah Perancis pada tahun 1995.

Bell adalah direktur Suntory Foundation dan seorang sarjana di kediaman American
Academy of Arts and Sciences.

Bell pernah menggambarkan dirinya sebagai seorang "sosialis di bidang ekonomi,


seorang liberal dalam politik, dan seorang konservatif dalam budaya.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Daniel Bell

Teori yang dikemukakan “ramalan sosial mengenai masyarakat post industri”

Pendekatan sosiologis yang khusus dari Bell ini dikenal sebagai ramalan sosial (social
forecasting). Ramalan sosial sendiri merupakan suatu usaha untuk mencoba membuat garis
besar peringkat kemungkinan dari berbagai kecenderungan historis. Hal ini hanya mungkin
bilamana terdapat keteraturan dan keajegan fenomena atau terdapat kecenderungan kuat yang
arahnya dapat disajikan dalam seritempo secara statistik dirumuskan sebagai kecenderungan-
kecenderungan historis. (Poloma 1984).

Dalam perjalanan hidupnya, Daniel Bell melewati 2 fase yaitu Fase Akhir Ideologi dan Fase
Post Industrial.

Dalam fase pertama yakni akhir ideologi ada beberapa titik yang menyokong pendapat ini.
Diantaranya mengenai pemberontakan yang terjadi di beberapa tempat yang melibatkan
massa hal ini mendorong mereka untuk melakukan hal yang bersifat kepentingan kelompok.
Terdengar mirip dengan pertentangan antar kelas namun yang ada disini dipengaruhi oleh
kaum intelek dan elit berpendidikan yang mengatur dibalik layar. Disamping itu setiap orang
mulai mengembangkan asumsinya terhadap suatu hal dan menuntut akan suatu yang
dikehendaki secara kolektif. Suatu ideologi dalam hal ini sosialis mulai dianggap tidak
relevan dengan zaman. Dari hal itu berangkatlah masyarakat dalam gejolak idealisme yang
berdinamika.

Daniel Bell mengungkapkan juga kalau ide mengenai masyarakat yang sama rata sama rasa
tidaklah relevan dan tidak mampu berdiri menghadapi era yang bersangkutan di era
masyarakat kontemporer di zaman itu. Baginya solusi ideologis telah berakhir saat ide yang
dikemukakan tidak mampu menyesuaikan zaman dan mengubah masyarakat untuk
diterapkan dalam kehidupan. Pada alinea diatas disebutkan mengenai utopia sosialis dan
inilah yang terjadi yang mana ide yang didengungkan hanya impian belaka yang tidak bisa
menjadi kenyataan disamping itu berkembangnya paham kapitalis menjadi penanda akhir
bahwa ide dalam sosialis semakin sulit terealisasi.

Dalam hal diatas Daniel Bell menolak teori yang dikemukakan Marx karena saat itu Marx
dianggap hanya memikirkan zaman dimana teorinya didasarkan pada kondisi masyarakat
lama di Eropa (tanpa dipertimbangkan kedepannya). Daniel bell juga menjelaskan bahwa
pemberontakan dan revolusi yang terjadi mengubah tatanan masyarakat dimana utopia
mayarakat tanpa kelas malah memunculkan fragmentasi sosial (ada berbagai golongan yang
mengusung idenya masing-masing), diversivikasi (muncul kelas di era baru yang semakin
bervariasi) dan konflik baru (tidak hanya antar kelas namun juga kepentingan yang diusung
nantinya menjadi manusia-manusia)

Pada fase kedua yakni post industrial, Daniel Bell secara optimis melihat perkembangan yang
menjanjikan pada masa depan kapitalisme di barat. Seperti diketahui pada masa itu industri
menjadi pekerjaan yang dilakukan nyaris setiap orang, disertai pendapatan yang besar juga.

Sesuai idenya mengenai ramalan sosial, Daniel Bell berusaha menggambarkan keadaan
masyarakat setelah era industri. Pada era pra industri manusia masih hidup dalam
ketergantungannya terhadap alam, sedangkan di era industri setiap orang bekerja di pabrik
dengan mengolah alam dan tak lagi tergantung. Pada masa pasca industri ini ada banyak
pergeseran yang terjadi di masyarakat. Menurut Daniel Bell, masyarakat pasca industri akan
menggantikan masyarakat industri secara dominan, maksudnya dengan tatanan yang terus
berkembang dan berubah lama kelamaan model industri tidak lagi menjadi populer dan
berganti seiring perubahan zaman.

Selain itu Daniel Bell membagi era pasca industri ini menjadi beberapa poin:

1. Ada pergeseran dari industri manufaktur ke layanan


2. Sentralitas ilmu baru industri berbasis
3. Munculnya elit teknis baru dan prinsip baru stratifikasi
Di era ini Bell menilai bahwa yang mendominasi ialah ilmu pengetahuan dan
teknologi. Disamping itu masa pasca industri jenis perekonomian yang dianut masyarakat
bergeser dari yang berbasis barang menjadi jasa. Misalnya dari industri pakaian menjadi kurir
pakaian, pelayanan pendidikan, jasa penerapan teknologi tepat guna.

Berikut adalah tanda yang mencirikan era modern, antara lain sebagai berikut.

 Pekerjaan bidang produksi meski jasa juga ada seperti transportasi, pelayanan
telekomunikasi.
 Konflik yang ada seputar kepemilikan kekayaan, alat produksi sehingga muncul kelas
borjuis yang kaya dan menguasai banyak hal dengan materinya.
 Modal jadi patokan kesuksesan.
 Modal jadi patokan kesuksesan.
 Memperoleh laba menggerakkan kehidupan ekonomi dan sosial
Sedangkan ciri yang muncul pada era post indusrial society yang tentu saja berbeda
dengan era indutri, antara lain sebagai berikut.

1. Bergesernya ekonomi dari produksi barang menjadi menyediakan jasa


2. Pengetahuan menjadi modal utama yang berharga
3. Mencetuskan ide adalah upaya terbesar untuk menggerakkan ekonomi
4. Lewat proses globalisasi dan automasi menyebabkan pekerjaan menggunakan
mesin dan kesempatan kerja menurun (buruh manual, kerah biru) sedangkan
pekerjaan profesional meningkat antara lain guru, dosen, insinyur.
5. Teknologi, sains dan konsumsi informasi meningkat dan jadi kebiasaan
Di era ini Bell menilai bahwa yang mendominasi ialah ilmu pengetahuan dan teknologi, ini
dapat dilihat bagaimana dalam era yang modern ini masayarakat mulai sadar akan pentingnya
pendidikan dalam kehidupan. Seperti yang kita lihat sendiri bagaimana banyaknya
mahasiswa dan juga berbagai macam jurusan yang ada di Universitas Sebelas Maret sendiri.
Ini merupkan cerminan bahwa ilmu semakin berkembang dan masyarakat sendiri
membutuhkannya agar dapat bersaing di kehidupan masyarakat pasca modern yang terus
berkembang.

Disamping itu masa pasca industri jenis perekonomian yang dianut masyarakat bergeser dari
yang berbasis barang menjadi jasa. Misalnya dari industri pakaian menjadi kurir pakaian.
Masyarakat yang awalnya hanya berfokus dalam industri yang menghasilakan barang saja,
namun di era ini sudah banyak masayarakat yang menyadari bahwa industri jasa juga mulai
dibutuhkan.

Selain itu dapat kita rasakan juga bagaimana menjamurnya bisnis online shop yang semakin
marak ditengah masyarakat. Seperti lazada, jualbeli.com, olx, maupun situs jual beli online
yang lain.

Ini merupakan suatu contoh yang diakatakan Bell bagaimana industri masyarakat mulai
bergeser dari indutri barang menjadi industri jasa. Contoh-contoh situs jual beli diatas
merupakan industry yang bergerak dibidang jasa. Mereka tidak membuat barang berupa
pakaian, alat elektronik, alat rumah tangga dan lain-lain. Tetapi mereka disini berfokus
menyediakan jasa situs jual beli online yang mana mmepermudah para produsen untuk
memasarkan barang jualanya kepada konsumen (masyarakat).

Namun dilain pihak dalam perkembangan teori yang dikemukakan Daniel Bell ada beberapa
pihak yang mengkritisi, disamping itu penerapan teori Daniel Bell tidak semuanya terjadi ada
yang tetap bergerak secara dinamis dengan slogan (tanda atau bisa nama) baru namun
mengusung misi yang sama.

 KARYA DANIEL BELL


Karya-karya Daniel Bell yang paling terkenal anatar lain:
 The End of Ideology, On The Exhaustion of Political Idea in The Fifties 1960.
The End of Ideology merupakan karya pertama Bell yang sangat popular masa itu.
Karya ini merupakan kumpulan dari berbagai esai-esai yang ia buat dan dbukukan
dalam satu buku yaitu The End of ideology.

Selanjunya terdapat dua buku termasyhur setalah The End of Idiology, yaitu

 The Comming of Post Industrial Society, A Venture in Social Forecasting 1973


 The Cultural Contradiction of Capitalism 1976
Dua buku ini semakin mengukuhkan Bell sebagai seorang ilmuan yang dianggap
pemikiran cemerlang dalam mengkritisi perkembangan masyarakat industry-kapitalis.
Dua buku berikut ini bermasksud mendefinisikan hubungan antara ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kapitalisme dalam masyarakat.

Tetapi sebagain kalangan menilai apa yang ia sampaikan dalam The End of Ideology
telah kehilangan hubungan antara situasi kontekstual kontemporer. Terlebih buku itu
merupakan kumpulan esai-esainya yang dibuat anatra tahun 50-60-an. Ia sendiri
berpendapat, barang kali pada masa-masa setelah bukunya terbit dan dibaca orang, ide-
idenya telah ketinggalan jaman. Masih banyak lagi karya-karya yang dituliskan oleh
Daniel Bell, namun ketiga karya tersebut merupakan karayanya yang sangat dikenal
dalam dunia sosiologi.
BAB III

PENUTUB

1. kesimpulan

Daniel Bell adalah direktur Suntory Foundation dan seorang sarjana di kediaman
American Academy of Arts and Sciences. Daniel Bell pernah menggambarkan dirinya sebagai
seorang "sosialis di bidang ekonomi, seorang liberal dalam politik, dan seorang konservatif
dalam budaya.menurut Daniel Bell masyarak post industri ditandai oleh perubahan-
perubahan seperti dalam sektor ekonomi, terdapat perubahan kegiatan pembuatan barang-
barang pabrik ke kegiatan pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai