Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PANCASILA

POLITIK DINASTI MERUSAK KONSTITUSI DAN UUD 1945

Dosen:
Dra. Hj. Zohrah Basalamah,M.Si

Disusun Oleh:
Ayzah Puspita Syam (23044014005)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI FISKAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
TAHUN 2024
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah beserta
kesempatan yang diberikan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan penuh
kesadaran akan urgensi isu politik, makalah ini mengangkat tema krusial yang melibatkan
dinamika politik dinasti dan dampaknya terhadap Konstitusi dan UUD 1945 di Indonesia.
Melalui analisis mendalam, kita akan menjelajahi bagaimana politik dinasti dapat
mengancam fondasi dasar negara, melemahkan prinsip demokrasi, dan menciptakan
tantangan yang signifikan terhadap pembangunan institusi hukum. Penyelidikan ini
diharapkan mampu memberikan wawasan kritis dan konstruktif terhadap permasalahan ini,
serta mendorong refleksi bersama untuk mencari solusi yang memperkuat landasan
demokrasi Indonesia.
Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh Karen itu kritik dan saran yang berdiat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan informasi bagi masayarat, dan bermanfat untuk pengembangan wawasan
dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Maros, 27 Januari 2024

Ayzah Puspita Syam

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. Pengaruh Politik Dinasti Dapat Merusak Konstitusi Dan UUD 1945 Terhadap Prinsip
Demokrasi Dan Pemerintahan Yang Baik.........................................................................................2
B. Praktik Kampanye Yang Baik Dan Benar..................................................................................2
C. Praktik Kampanye Yang Tidak Dibenarkan..............................................................................3
D. Karakteristik Yang Harus Dimiliki Pemimpin Untuk Indonesia................................................3
E. Aspek Penting Dari Integritas Politik........................................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................................5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dampak politik dinasti di Indonesia terhadap fondasi hukum dan demokrasi
mencakup ketidaksetaraan akses politik, penguatan oligarki, risiko korupsi dan
nepotisme, ketergantungan pemilih, pelekatan kuat terhadap kekuasaan, dan
penurunan kualitas demokrasi. Fenomena ini merusak prinsip-prinsip demokrasi,
melemahkan integritas hukum, dan dapat mengancam keseimbangan kekuasaan
dalam sistem politik. Latar belakang makalah ini muncul dari kekhawatiran akan
dampak politik dinasti terhadap fondasi hukum dan demokrasi di Indonesia.
Fenomena politik dinasti, di mana keluarga atau keturunan pejabat publik
mendominasi panggung politik, menjadi perhatian serius karena dapat mengganggu
keseimbangan kekuasaan dan merusak prinsip-prinsip demokrasi.
Pentingnya menjaga integritas Konstitusi dan UUD 1945 sebagai landasan
negara menjadi dasar pemilihan topik ini. Dalam latar belakang ini, makalah akan
menyelidiki secara mendalam bagaimana praktik politik dinasti dapat membahayakan
sistem politik dan mengancam nilai-nilai demokrasi yang dijunjung tinggi dalam
kerangka konstitusional Indonesia.
Melalui pemahaman lebih lanjut tentang isu ini, diharapkan makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang dinamika politik dinasti, serta
merangsang pertimbangan kritis terkait peran dan dampaknya terhadap Konstitusi dan
UUD 1945 di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh politik dinasti dapat merusak konstitusi dan UUD 1945 terhadap
prinsip demokrasi dan pemerintahan yang baik.
2. Bagaimana praktik kampanye yang baik dan benar.
3. Bagaimana praktik kampanye yang tidak dibenarkan.
4. Bagaimana karakteristik yang harus dimiliki pemimpin untuk Indonesia
5. Apa aspek penting dari integritas politik.

C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan pengaruh politik dinasti dapat merusak konstitusi dan UUD 1945
terhadap prinsip demokrasi dan pemerintahan yang baik.
2. Menjelaskan praktik kampanye yang baik dan benar.
3. Menjelaskan praktik kampanye yang tidak dibenarkan.
4. Menjelaskan karakteristik yang harus dimiliki pemimpin untuk Indonesia
5. Menjelaskan aspek penting dari integritas politik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Politik Dinasti Dapat Merusak Konstitusi Dan UUD 1945 Terhadap Prinsip
Demokrasi Dan Pemerintahan Yang Baik.
Politik dinasti dapat merusak prinsip demokrasi dan pemerintahan yang baik
dengan menciptakan ketidaksetaraan akses politik, menghambat rotasi kekuasaan, dan
menciptakan monopoli kekuasaan di tangan kelompok tertentu. Hal ini bisa
mengakibatkan ketidaksetaraan dalam partisipasi politik dan mengurangi pluralisme
dalam pengambilan keputusan, yang seharusnya menjadi ciri utama sistem
demokratis. Dinasti politik juga dapat memperkuat korupsi dan praktik nepotisme,
mengabaikan aspek meritokrasi dan kompetensi dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Kesemuanya ini bersama-sama dapat merusak integritas konstitusi dan
UUD 1945.

B. Praktik Kampanye Yang Baik Dan Benar.


Praktik kampanye yang baik dan benar melibatkan berbagai aspek untuk
memastikan proses politik yang sehat dan demokratis. Berikut beberapa prinsip yang
dapat diikuti:
1. Transparansi Dana Kampanye: Menjaga keterbukaan dan transparansi terkait
sumber dan penggunaan dana kampanye untuk menghindari korupsi atau pengaruh
yang tidak sah.
2. Ketidakdiskriminan dan Etika: Menghindari retorika atau tindakan yang bersifat
diskriminatif dan memastikan kampanye didasarkan pada etika, menghormati
martabat lawan politik dan pendukungnya.
3. Presentasi Visi dan Rencana: Fokus pada presentasi visi, ide, dan rencana aksi
yang jelas untuk memperbaiki masalah dan memajukan kepentingan masyarakat.
4. Kampanye Berbasis Fakta: Menghindari penyebaran informasi palsu dan
memastikan bahwa pesan kampanye didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi.
5. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif dan informasi masyarakat,
serta menghormati hak pemilih untuk membuat keputusan yang informasional.
6. Debat Terbuka dan Adil: Berpartisipasi dalam debat terbuka dan adil untuk
memperjelas pandangan dan perbandingan kebijakan tanpa memanipulasi fakta atau
mengadopsi retorika agresif.
7. Komitmen pada Aturan Demokratis: Mematuhi aturan demokratis dan regulasi
pemilihan yang berlaku, termasuk batasan waktu kampanye dan batasan pengeluaran.
8. Keterlibatan Relawan yang Positif: Mengelola relawan kampanye dengan etika
dan memastikan kegiatan mereka mencerminkan nilai-nilai kampanye.
9. Kritik Konstruktif: Menerima kritik dengan terbuka dan mempertimbangkan
masukan konstruktif untuk meningkatkan kualitas kampanye.
10. Kampanye Dengan Pendidikan Politik: Mendorong pendidikan politik dan
pemahaman masyarakat terkait proses pemilihan, isu-isu kunci, dan pentingnya
partisipasi.

Praktik kampanye yang baik dan benar menciptakan lingkungan yang positif dan
transparan, meningkatkan integritas proses demokratis, dan membangun kepercayaan
masyarakat terhadap pemimpin dan institusi politik.

2
C. Praktik Kampanye Yang Tidak Dibenarkan.
Praktik kampanye yang tidak dibenarkan mencakup berbagai tindakan yang
melanggar etika, hukum, atau prinsip dasar demokrasi. Beberapa contoh meliputi:
1. Penyebaran Informasi Palsu: Menyebarkan berita palsu atau informasi yang tidak
akurat untuk merusak reputasi lawan politik.
2. Pembelian Suara: Memberikan hadiah atau uang kepada pemilih dengan maksud
mempengaruhi hasil pemilihan, yang merugikan integritas proses demokratis.
3. Penindasan dan Intimidasi: Menggunakan kekerasan, ancaman, atau intimidasi
terhadap lawan politik, pendukung, atau pemilih untuk mencapai tujuan politik.
4. Penggunaan Dana Kampanye yang Tidak Jelas: Tidak transparan dalam
penggunaan dan sumber dana kampanye, yang dapat meningkatkan risiko korupsi dan
manipulasi.
5. Diskriminasi dan Propaganda Keji: Menggunakan retorika atau propaganda yang
bersifat diskriminatif, rasis, atau merendahkan lawan politik atau kelompok tertentu.
6. Penyalahgunaan Kekuasaan: Menyalahgunakan jabatan atau kekuasaan untuk
kepentingan politik pribadi, termasuk menggunakan sumber daya publik untuk
keuntungan kampanye pribadi.
7. Penghalangan Akses Informasi: Menghalangi akses informasi atau membatasi
kebebasan berpendapat sebagai strategi untuk membatasi persaingan politik.

Praktik-praktik ini merugikan integritas proses demokratis dan dapat mengancam


fondasi sistem politik. Sebagai alternatif, kampanye seharusnya didasarkan pada
prinsip transparansi, kejujuran, dan keterbukaan untuk memastikan pemilihan yang
adil dan demokratis.

D. Karakteristik Yang Harus Dimiliki Pemimpin Untuk Indonesia


Pemimpin yang baik untuk Indonesia seharusnya memiliki beberapa
karakteristik utama, termasuk:
1. Integritas: Pemimpin harus memiliki nilai-nilai moral yang tinggi, keterbukaan,
dan kemampuan untuk bertindak secara jujur dan adil dalam segala situasi.
2. Visi dan Rencana Strategis: Kemampuan untuk merumuskan visi jangka panjang
dan merencanakan langkah-langkah strategis yang mendukung pertumbuhan dan
kesejahteraan bangsa.
3. Kepemimpinan Transformasional: Mampu menginspirasi dan memotivasi
masyarakat, serta memberikan arahan yang membawa perubahan positif dalam
berbagai sektor.
4. Kemampuan Berkomunikasi yang Efektif: Mampu berkomunikasi dengan jelas
dan memberdayakan masyarakat dengan informasi yang benar, serta mendengarkan
aspirasi dan kebutuhan warga.
5. Keterbukaan dan Akuntabilitas: Bersedia menerima tanggung jawab atas
keputusan dan tindakan, serta terbuka terhadap kritik dan masukan konstruktif.
6. Kemampuan Memahami Kebutuhan Rakyat: Pemimpin harus memiliki empati
dan kemampuan untuk memahami serta menanggapi kebutuhan, harapan, dan
tantangan yang dihadapi oleh masyarakat.

3
7. Komitmen pada Keadilan dan Kesetaraan: Memastikan bahwa kebijakan dan
keputusan yang diambil mengedepankan prinsip keadilan, kesetaraan, dan
keberlanjutan.
8. Kemampuan Mengelola Krisis: Pemimpin harus dapat mengatasi krisis dengan
kepemimpinan yang tenang, koordinasi yang efisien, dan solusi yang bijak.
9. Ketegasan dan Konsistensi: Konsisten dalam penerapan kebijakan dan ketegasan
dalam menghadapi berbagai tantangan untuk menciptakan stabilitas.
10. Kemampuan Berkolaborasi: Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak, baik
di tingkat nasional maupun internasional, untuk mencapai tujuan bersama dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemimpin yang memenuhi karakteristik ini dapat berkontribusi secara positif terhadap
pembangunan dan kemajuan Indonesia.

E. Aspek Penting Dari Integritas Politik


Integritas politik mengacu pada kualitas moral dan etika dalam tindakan dan
keputusan politik. Hal ini melibatkan komitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-
nilai yang mendukung kepentingan masyarakat dan menjaga prinsip-prinsip
demokrasi. Beberapa aspek penting dari integritas politik termasuk:
1. Keterbukaan dan Transparansi: Menyediakan informasi yang jelas dan mudah
diakses kepada publik, sehingga warga dapat membuat keputusan yang berdasarkan
pengetahuan.
2. Komitmen pada Keadilan: Menjaga prinsip keadilan dalam semua kebijakan dan
keputusan, tanpa memihak atau mendiskriminasi kelompok tertentu.
3. Akuntabilitas: Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan, serta bersedia
menerima konsekuensi dari tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan hukum.
4. Ketidakberpihakan: Menjauh dari praktik nepotisme, korupsi, atau diskriminasi
dalam pengambilan keputusan politik, dan mengutamakan kepentingan publik di atas
kepentingan pribadi atau kelompok.
5. Pentingnya Hukum: Menghormati dan mematuhi hukum, serta berpartisipasi dalam
proses demokratis dengan penuh keyakinan pada aturan main yang telah ditetapkan.
6. Kritikal dan Terbuka terhadap Kritik: Menerima kritik konstruktif dan
berkomunikasi terbuka dengan masyarakat untuk meningkatkan kebijakan dan praktik
politik.

Integritas politik adalah landasan yang penting untuk membangun kepercayaan


masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga politik. Tanpa integritas, proses politik
bisa menjadi rentan terhadap korupsi, ketidaksetaraan, dan penyalahgunaan
kekuasaan.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan, makalah ini menggambarkan bahwa politik dinasti
memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap fondasi hukum Indonesia,
terutama Konstitusi dan UUD 1945. Praktik politik dinasti dapat menyebabkan
ketidaksetaraan akses politik, penguatan oligarki, risiko korupsi, dan penurunan
kualitas demokrasi. Kesimpulan ini menekankan perlunya tindakan reformasi
politik, peningkatan kesadaran masyarakat, dan penegakan hukum yang kuat
untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan integritas sistem politik dan
hukum negara.

Anda mungkin juga menyukai