Melda Fix Bendel
Melda Fix Bendel
HALAMAN COVER
Oleh:
MELDA SURYA DEVI
NIM. 361741333026
HALAMAN JUD
LAPORAN TUGAS AKHIR
Poposal Tugas Akhir Ini Dibuat Dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Program Studi Diploma IV Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Dan Mencapai Gelar Sarjana
Terapan Peternakan (S.Tr.Pt.)
HALAMAN JUD
UL
Oleh:
MELDA SURYA DEVI
NIM. 361741333026
ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
Judul : Perbedaan Pemberian Bahan penggumpal Kalsium Sulfat dan Glucono Delta-
Lakton Terhadap Kualitas Tahu Susu
Oleh : Melda Surya Devi
Nim : 361741333026
Mengetahui / Menyetujui :
Dosen Penguji : Dosen Pembimbing :
(Asmaul Khusna, S.Pt., MM.) (Ninik Sri Rahayu Wilujeng, S.H., M.H)
NIP. 198804062018032001 NIP. 196501152021212001
(Anis Usfah Prastujati, S.Pt., M.Si) (Trias Ayu Laksanawati, ST., M.T) NIP.
198904022019032013 NIK. 2021.36.232
iii
--- Halaman ini sengaja dikosongkan---
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tjuan Penelitian.............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................................2
1.5 Batasan Masalah............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
2.1 Susu Sapi.......................................................................................................................4
2.2 Tahu Susu......................................................................................................................5
2.3 Kalsium Sulfat...............................................................................................................5
2.4 Gluconodelta-lakton (GDL)..........................................................................................6
2.5 Koagulasi Protein..........................................................................................................7
2.6 Landasan Teori..............................................................................................................7
2.7 Hipotesis........................................................................................................................8
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................10
3.1 Tempat dan Waktu.........................................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan..............................................................................................................10
3.3 Rancangan Penelitian....................................................................................................11
3.4 Teknik Analisis Data.....................................................................................................11
3.5 Prosedur Penelitian........................................................................................................12
3.6 Parameter Penelitian......................................................................................................13
JADWAL PENELITIAN..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
v
--- Halaman ini sengaja dikosongkan---
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Syarat Mutu Susu Segar.....................................................................................................4
3.1 Alat dan Bahan...................................................................................................................10
3.2 Independent Sampel T-test.................................................................................................11
3.4 Uji Organoleptik.................................................................................................................14
3.5 Jadwal Penelitian................................................................................................................16
vii
--- Halaman ini sengaja dikosongkan---
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
--- Halaman ini sengaja dikosongkan--
x
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Faktor yang mempengaruhi komposisi susu antara lain jenis ternak, waktu pemerahan,
urutan pemerahan, keragamana akibat musim, umur sapi, penyakit, makanan ternak. Protein
merupakan zat organik komplek yang berat molekulnya sangat besar. Dalam menu makanan
protein sebagian besar terdiri dari asam amino baik esensial maupun non esensial (Suhardi,
1989).
Susu mengandung protein berupa kasein yang dapat mengalami penggumpalan.
Penggumpalan susu dalam proses pembuatan tahu susu dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain dengan asam, enzim proteolitik, dan alkohol serta dapat dipercepat dengan
pemanasan. Faktor yang mempengaruhi suatu mutu tahu susu adalah pemberian penggumpal.
Penggumpal yang biasa digunakan adalah penggumpal kimia antara lain kalsium atau
magnesium-klorida, kalsium sulfat, glukano delta-laktone, dan penggumpal asam (asam
laktat, asam asetat). Kalsium atau magnesium-klorida akan menghasilkan tahu dengan flavor
sangat baik, pembentukan curd cepat tetapi daya ikat airnya rendah sehingga rendemen yang
diperoleh kecil dan tekstur tahu cenderung kasar.
4
2.3 Kalsium Sulfat (CaSO4)
Kalsium sulfat merupakan golongan koagulan yang paling banyak digunakan dalam
pembuatan curd protein kedelai. Koagulan ini akan terdispersi perlahan di dalam susu kedelai
sehingga memberikan waktu koagulasi yang lambat. Koagulan sulfat mengkoagulasi protein
kedelai dengan cara membentuk jembatan antar molekul protein dan meningkatkan ikatan
silang polimer sehingga terjadi agresi protein, sedangkan koagulan asam akan menurukan pH
sari kedelai dan menyebabkan agregasi dari protein terdenaturasi dengan meningkatkan sifat
hidrofobik dan ketidaklarutan (Permana, 2001).
Batu tahu atau CaSO4 mengandung kalsium merupakan basa dengan kekuatan sedang.
Larutan batu tahu bereaksi hebat dengan asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan
adanya air, sehingga ketika ditambahkan sebagai bahan penggumpal meningkatkan kadar
kalsium yang terdapat pada tahu susu, sifat kalsium dalam makanan tergolong dalam unsur
kation adalah kalsium mampu memberi ion positif pada suatu reaksi kimia. Kation terkait
dengan isoelektrik pada penggumpalan sehingga dapat berikatan dengan unsur lain dalam
makanan seperti phospat sebagai senyawa anorganik Sedangkan jenis bahan penggumpal dari
sari nanas, asam sitrat, dan asam cuka tidak meningkat kalsium hal ini karena pada dasarnya
tidak mengandung kalsium namun bersifat asam yang membantu penyerapan kalsium di
dalam tubuh sehingga mengoptimalkan penyerapan kalsium, pada prinsipnya susu akan
menggumpal apabila bereaksi dengan asam sehingga protein mengalami koagulasi.
6
produk dengan penggunaan proporsi kacang kedelai 60% dan kacang merah 40% dengan
jumlah konsentrasi glucono delta lactone (GDL) 0,8% .
Penelitian selanjutnya telah dilakukan (Nurhidajah dan Suyanto, 2012) terdahulu yag
berjudul “Kadar Kalsium Dan Sifat Organoleptik Tahu Susu Dengan Variasi Jenis Bahan
Penggumpal“ Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap produk tahu susu dengan
variasi jenis bahan penggumpal kadar kalsium dan rendemen tertinggi terdapat dalam tahu
susu dari jenis bahan penggumpal batu tahu yaitu, 549,120 mg/100gr, rendemen tahu susu
tertinggi seberat 120% dan kekenyalan 2700,60 gf. Secara keseluruhan cita rasa yang
merupakan penggabungan rasa, warna, aroma dan tekstur dengan nilai tertinggi adalah tahu
susu dengan jenis bahan penggumpal batu tahu, dengan skor 2,86, diikuti penggumpal sari
nanas 2,73, asam cuka 2,71 dan asam sitrat 2,15 dari skor 1 sangat tidak suka sampai skor 4
sangat suka.
Penelitian selanjutnya telah dilakukan (Nurhidajah dan Suyanto, 2012) terdahulu yag
berjudul “Kadar Kalsium Dan Sifat Organoleptik Tahu Susu Dengan Variasi Jenis Bahan
Penggumpal“ Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap produk tahu susu dengan
variasi jenis bahan penggumpal kadar kalsium dan rendemen tertinggi terdapat dalam tahu
susu dari jenis bahan penggumpal batu tahu yaitu, 549,120mg/100gr, rendemen tahu susu
tertinggi seberat 120% dan kekenyalan 2700,60gf. Secara keseluruhan cita rasa yang
merupakan penggabungan rasa, warna, aroma dan tekstur dengan nilai tertinggi adalah tahu
susu dengan jenis bahan penggumpal batu tahu, dengan skor 2,86, diikuti penggumpal sari
nanas 2,73, asam cuka 2,71 dan asam sitrat 2,15 dari skor 1 sangat tidak suka sampai skor 4
sangat suka.
Penelitian dengan judul “Perbedaan Pemberian Bahan Penggumpal Kalsium Sulfat Dan
Glucono Delta-Lakton tehadap kualitas Tahu Susu” belum pernah diteliti. Oleh karena itu,
penelitian ini berfokus pada pembuatan tahu susu dengan penambahan bahan penggumpal
yang digunakan adalah Glucono delta-lakton (GDL) 2% dan kalsium sulfat (CaSO4) 2% dari
jumlah susu sapi 1 liter. Parameter yang diamti yaitu uji rendemen, kadar protein dan
organoleptik.
2.7 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini yaitu diduga dengan penambahan penggumpal kalsium sulfat
(CaSO4) dan Glucono delta-lakton (GDL) dengan penggumpalan yang berbeda akan
berpengaruh terhadap uji kadar protein dan organoleptik dalam pembuatan tahu susu, tetapi
tidak berpengaruh pada uji rendemen tahu susu.
7
--- Halaman ini sengaja dikosongkan---
8
BAB 3
METODE PENELITIAN
9
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis
sampel yaitu bahan penggumpal kalsium sulfat dan glucono delta-lactone, kemudian
dilakukan pengujian mutu kimia dan uji organoleptik. Mutu kimia meliputi uji kadar protein,
uji fisik meliputi uji rendemen, sedangkan parameter uji orgonoleptik meliputi rasa, warna,
tekstur, dan aroma hasil pengujian di analisis menggunakan Independen Sample T-test.
Prosedur Independen Sample Uji T-test digunakan untuk menguji bahwa analisis statistik
yang bertujuan untuk membandingkan dua sampel yang tidak saling berpasangan. Masing-
masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 6 unit percobaan. Independent
sampel t-test dalam penelitian ini tersaji pada tabel 3.3.
Tabel 3.2 Independent Sampel T-test.
Pelakuan Ulangan
C U1 U2 U3
C1 T1C1U1 T1C1U2 T1C1U3
C2 T1C2U1 T1C2U2 T1C2U3
keterangan :
C1 = Bahan penggumpal CaSO4 2%
C2 = Bahan penggumpal GDL 2%
U1 = Ulangan 1
U2 = Ulangan 2
U3 = Ulangan 3
10
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian mulai dari persiapan alat dan bahan hingga pengujian
setiap parameter.
11
Tahap pembuatan tahu susu tersaji pada Gambar 3.1
Penyaringan
whey curd
Pengepresan
Pemotongan
Pengukusan 15 menit
Tahu susu
12
Tabel 3.4 Uji Organoleptik
Angka penilaian Warna Aroma Rasa Tekstur
Sangat tidak Sangat tidak
1 Kuning muda Sangat asam
beraroma susu kenyal
Tidak beraroma
2 Sedikit kekuningan Asam Tidak kenyal
susu
Agak beraroma
3 Agak putih Sedikit asam Agak kenyal
susu
4 putih Beraroma susu Tidak asam Kenyal
Sangat tidak
Sangat
5 Sangat putih asam Sangat kenyal
beraroma susu
(hambar)
14
JADWAL PENELITIAN
Adapun jadwal penelitian yang dapat dilihat secara terinci pada tabel 5.
Tabel 5. Jadwal penelitian
No Aktivitas Bulan
Mei Juni Juli Agustus September
1 Penyusunan proposal
2 Seminar poposal
3 Pelaksanaan
penelitian
4 Pengambilan data
5 Penyusunan laporan
hasil TA (Tugas
Akhir)
6 Seminar hasil TA
7 Sidang TA
8 Revisi dan
penyelesaian TA
15
--- Halaman ini sengaja dikosongkan---
16
DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. (2005). Official Methods of Analysis. Benjamin
Franklin Station, Washington.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. (2011). Tentang Susu Sapi Segar Bagian 1. SNI 3141.1:
2011. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Anggraeni, D., Christyaningsih, J. (2016). Uji Daya Terima Dan Kadar Protein Dalam Formulasi
Tahu Susu Sebagai Makanan Potensial Untuk Anak Kekurangan Energi Protein (Kep). 2 (2).
Anggraini, Permata, R. Rahardjo A.H.D & Santosa S.S. "Pengaruh level enzim bromelin dari nanas
masak dalam pembuatan tahu susu terhadap rendemen dan kekenyalan tahu susu." Jurnal
Ilmiah Peternakan 1.2 (2013): 507-513.
Anonim. (2011). Alternatif Kacang-Kacangan Non Kedelai Untuk Tahu Dan Tempe.
Astawan, M.W. (1989). Teknologi Pengolahan Pangan Hewan Tepat Guna. Jakarta: CV. Akademia
Presindo.
Blakley, R.F & Bade. (1991). Ilmu Peternakan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Buckle, K.A.R.A. Edward, G.H. Fleek & Wotten. W. (1987 Ilmu Pangan). Jakarta: UI Press.
Daulay, D. (1991). Fermentasi Keju. IPB. Bogor.
Gustantin A, Sielvy. (2015). "Karakteristik Fisik, Kimia, dan Organoleptik Susu Berbahan Baku
Kedelai (Glycine max (L.) Merill.) Dan Koro Kratok (Phaseolus lunatus L.) Putih Dengan
Penambahan Carboxy Methyl Cellulose.
Handoko, dkk., (1998). Buletin Penalaran Mahasiswa. Yogyakarta :Universitas Gadjah Mada.
Indriyanti, dkk. (2008). Pengaruh Perbedaan Kedelai dan Jenis Penggumpal terhadap Kadar
Protein, Sifat Organoleptik, dan Daya Terima pada Pembuatan Tahu. Skripsi thesis.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Liu, K. (1997). Soybean Chemistry. Technology and Utilization. AN Aspen Publication
Gaithersburg. Maryland.
Masruroh & Iffah. (2013). Pengaruh Proporsi Kacang Kedelai Dengan Kacang Merah Dan
Konsentrasi Glucono Delta Lacton (GDL) Terhadap Mutu Organoleptik Tahu Sutera. E-
journal boga. Volume 2, nomor 1, tahun (2013.
Masruroh, Z.I. Afifah, C.A.N. (2013). Pengaruh Proporsi Kacang Kedelai dengan Kacang Merah
dan Konsentrasi Glucono Delta Lactone (GDL) Terhadap Mutu Organoleptik Tahu Sutera. 2
(1) : 164-174.
Nurhidajah & Sunyoto, A. (2012). Kadar Kalsium Dan Sifat Organoleptik Tahu Susu Dengan
Variasi Jenis Bahan Penggumpal. Jurnal pangan. 3 (5) : 45-46
Permana, I. (2000). Pengaruh Varietas Kedelai (Glycine Max Merr) dan Jenis Koagulan Pada
Rendemen dan Kualitas Tahu. IPB. Bogor.
Rokhayati, U. A. (2011). Pengaruh Penggunaan Asam Cuka dan Substitusi Susu Kedelai terhadap
Bau Tahu Susu. Jurnal Sains dan Teknologi. 82: 113-122.
17
Santoso, H.B. , (1993). Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai Bahan Makanan Bergizi. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Setyadi, D. (2008). Pengaruh Pencelupan Tahu dalam Pengawet Asam Organik terhadap Mutu
Sensori dan Umur Simpan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Shurfleff, W. & Aoyagi, (1977). The Book of Tafu. Autum Press, Massachussets.
Shurtleff, W. &Aoyagi. (1975). The Book of Tofu, Food for Mankind, Autumn Press, Kamgara-
Kan.
Sudarmadji, S. dkk. (2007). Analisis bahan makanan dan pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Suhardi, M.G. Marsono YS & Kanoni, S.(1989). Kimia Teknologi Protein Pusat Antar Universitas.
Pangan dan Gizi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sulistyowati, M. D. Ningsih, S. Wasito, & Hendarto. I. (1990). Sifat Organoleptik, Persentase
Jumlah Produk Kandungan Gizi Tahu Susu. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan.
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak ddipublikasikan).
Usmiati, S., & Abubakar. (2009). Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.
Winarno F.G .(2008). Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit M-Brio Press, Bogor.
18