Melestarikan Pohon Aren Sebagai Tanaman Penghasil Gula
Melestarikan Pohon Aren Sebagai Tanaman Penghasil Gula
Disusun Oleh
Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma
yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di
wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam
kondisi tanah, baik pada tanah berlempung, berkapur ataupun berpasir. Tetapi,
pohon aren ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di
Indonesia, tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah
yang memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu
1
udara rata-rata 250 derajat celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh,
namun kurang optimal dalam berproduksi.
Menurut ahli kesehatan, manfaat gula aren bagi kesehatan sangat banyak,
diantaranya yaitu jumlah kalori yang terkandung dalam gula aren lebih sedikit
dibandingkan kalori yang terdapat dalam gula putih, dengan demikian gula aren
lebih sehat dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang
signifikan. Selain itu salah satu unsur yang terkandung dalam gula aren memiliki
fungsi untuk mengontrol dan membersihkan saluran pencernaan, mulai dari
bagian lambung dan tenggorokan. Riboflavin yang merupakan salah satu unsur
yang terkandung dalam gula aren berfungsi melancarkan metabolisme dan
mengoptimalkan fungsi sel, sehingga stamina tubuh tetap terjaga. Dengan
demikian gula aren memiliki manfaat yang sangat baik khususnya bagi penderita
epilepsi, diabetes, hipertensi, kolestrol tinggi, maag, asam urat, rematik, dan lain-
lain.
2
diusahakan petani tumbuh secara alama bersama tanaman lain. Setelah tanaman
aren mati, pemulihan populasi terjadi secara alami dengan sedikit campur tangan
manusia, seperti penjarangan jika tanaman tumbuh berdekatan. Produktifitas rata-
rata tanaman aren di tingkat petani saat ini terggolong rendah. Hal ini antara lain
disebabkan benih yang digunakan umumnya berasal dari benih yang kurang
intensif. Usaha dalam pengembangan tanaman aren sangat memungkinkan.
Lahan-lahan tidak produktif masih luas, dan dapat memenuhi kebutuhan
komsumsi dalam negeri seperti gula aren dan bioethanol. Selain itu, dapat
meningkatkan pendapatan petani aren serta ikut melestarikan sumber daya alam
juga lingkungan hidup. Budidaya tanaman aren dapat meningkatkan produktifitas
tanaman degan penggunaan benih unggul dan pemeliharaan tanaman yang
dilakukan secara kontinu.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keberadaan tanaman aren yang
tidak dibudidayakan secara baik , dan bayak areal tanaman aren yang sudah
beralih fungsi dengan tanaman lain atau pemukiman. Hal penting yang mendesak
saat ini yaitu pelaksanaan budidaya tanaman aren. Terkait hal tersebut, penyediaan
benih bermutu yang berasal dari pohon-pohon aren berproduksi tinggi sudah
sangat diperlukan. Observasi aren genjah di Kutai Timur selama beberapa tahun
yang cukup potensial dapat dijadikan sumber benih untuk pengembangan aren di
wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Aren Genjah Kutim telah memenuhi
syarat untuk diedarkan sebagai sumber benih bina dalam pengembangan tanaman
aren.
Suatu upaya yang dapat dilakukan agar ketersediaan nira aren dapat
berkelanjutan dengan cara dilakukan penanaman Aren Genjah. Populasi aren tipe
Genjah cukup potensial untuk dikembangkan, selain pohonnya pendek dan cepat
menghasilkan buah, produksi nira tinggi sekitar 12 liter perhari dan periode
penyadapan per-mayang cukup lama yaitu kurang lebih 2 bulan.
3
Gula Aren diperoleh melalui proses pemekatan nira aren sehingga
memiliki kandungan air yang rendah dan juga melewati proses pendinginan
sehingga dapat memeras. Gula Aren membutuhkan proses pengemasan yang
baik dikarenakan gula aren sangat mudah mengalami kerusakan sebab
sifatnya yang higroskopis. Oleh karena itu, dibutuhkan proses pegemasan
yang baik agar gula aren tetap bermutu baik pada saat penyimpanan. Nira
yang telah dipanen kemudian dimasak, proses pemasakan nira butuh waktu
hamper satu hari. Hasil penyadapan nira aren pada pagi hari dimasak
keudian nira yang diperoleh pada sore hari ditambahkan pada nira yang
dimasak pada pagi hari. Nira dimasak hingga mengental dan bewarna
kecoklatan kemudian diaduk hingga siap untuk dicetak dengan
menggunakan cetakan tradisional yang dibuat dari bambu.
b. Gula Semut
Gula Semut adalah gula merah berbentuk serbuk, beraroma khas dan
berwarna kuning kecoklatan. Proses pengolahan gula semut sama dengan
pengolahan gula cetak, setelah diperoleh nira kental, wajan diangkat dari
tungku, dilakukan pencetakan, sedangkan pada pengolahan gula semut
setelah diperoleh nira kental dilanjutkan dengan pendinginan dan
pengkristalan. Pengkristalan dilakukan dengan cara mengaduk dengan garpu
kayu. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan, dan makin lama makin
cepat hingga terbentuk serbuk gula (gula semut). Gula semut aren
merupakan salah satu produk turunan aren yang memiliki nilai ekonomis
4
yang tinggi dan memiliki prospek yang sangat bagus untuk dikembangkan.
Hal ini dikarenakan permintaan akan gula semut aren ini tidak pernah
menurun. Selain itu, kebutuhan gula aren semut masih belum terpenuhi,
baik untuk kebutuhan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri.
c. Gula Kristal
Gula kristal adalah gula aren dalam bentuk butiran menyerupai gula
semut, dengan ukuran butiran mengikuti gula pasir dan nira tebu. Gula
kristal ini berbeda dengan gula semut. Gula kristal tidak dapat melewati
ayakan berukuran 20 mesh, sedangkan gula semut dapat melewati ayakan
tersebut. Bahan baku nira aren berasal dari petani aren di wilayah Tomohon
dan sekitarnya. Nira aren mudah mengalami fermentasi secara alami,
sehingga untuk keawetan nira agar tidak menjadi masam sebelum
pengolahan, petani melakukan pemanasan hingga nira mendidih, kemudian
didinginkan.
5
Gambar 2.3. Gula Kristal
6
Sementara itu, gula aren sudah menjadi salah satu alternatif komoditi ekspor
yang mampu menerobos beberapa negara importir seperti Saudi Arabia, Belanda,
Turki dan sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa selera konsumen di beberapa
negara maju mulai melirik ke “Gula Tradisional” mengingat khasiat dari gula tipe
tersebut sangatlah banyak. Di sanalah alasan gula aren sangat tepat
diperdagangkan sekaligus dikonsumsi.
7
dapat membantu mewujudkan swasembada gula dalam mendukung ketahanan
pangan di Indonesia.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adli MZ. 2010. Pemanfaatan Gula Bubuk Aren Sebagai Bahan Pembuatan
Permen Anti Diabetes. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Mutu Gula Aren menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI 01-3743-1995).
Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Gula Aren (Gula
Semut dan Cetak). Direktorat Kredit, BPR dan UMKM BI. Jakarta.
Dewan Standarisasi Nasional. 1995. SNI: Gula Kelapa Kristal SII 0268-85.
Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.
9
https://unnes.ac.id/new/potensi-pohon-aren-penghasil-gula?
BIODATA PENULIS
PENULIS I
Nama Lengkap : Maulidiyah Nur Annisa
Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan, 31 Maret 2007
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Purwosari
Kelas : XI
No. Telp/HP : 085755401124
E-mail : mldannisa37@gmail.com
Alamat Tempat Tinggal : Dsn. Jombor Bawah, Sukorejo, Pasuruan
PENULIS III
Nama Lengkap : Muhammad Ilyas Arrosyid
Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan 4 Januari 2007
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Purwosari
Kelas : XI
No. Telp/HP : 085733047629
E-mail : ilyasprapen@gmail.com
Alamat Tempat Tinggal : Dsn. Tudan, Pandaan, Pasuruan
PENULIS III
Nama Lengkap : Bertha Kathrine Priskyla Kumambow
Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan, 21 April 2007
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Purwosari
Kelas : XI
No. Telp/HP : 082139401301
E-mail : berthakpk@gmail.com
Alamat Tempat Tinggal : Dsn. Pandelegan, Pandaan, Pasuruan
10