Anda di halaman 1dari 6

Skrip materi

Kerentanaan Terhadap Krisis Ekonomi

➢ Menurut para ahli


• GORDON CORDINA : Kerentanan ekonomi merupakan suatu kajian terhadap
aspek spesifik yang menjadi kelemahan negara yang bisa meningkatkan ancaman
terhadap pertumbuhan ekonomi dan kinerja negara, terutama yang berdampak pada
pendapatan perkapita negara tersebut

➢ Kerentanan dalam Krisi ekonomi, Dalam dua dekade terakhir ini Indonesia sudah
dua kali diterpa krisis ekonomi besar.
• Pertama: Krisi keuangan asia yang muncul sekitar tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya pada pertengahan tahun 1993
• Kedua : krisis ekonomi global yang terjadi dan mempengaruhi banyak negara,
termasuk Indonesia, selama periode 2008-2009

➢ Faktor kerentanaan Ekonomi Indonesia


1. Ekonomi Indonesia semakin terbuka dibandingkan, pada awal pemerintahan orde
baru
• Faktor utama yang menyebabkan ekonomi Indonesia semakin terbuka sejak
awal pemerintahan Orde Baru adalah kebijakan liberalisasi perdagangan
dan investasi asing. Ini meningkatkan arus modal dan perdagangan dengan
negara-negara lain. Namun, pembukaan ekonomi juga membuat Indonesia
rentan terhadap perubahan di pasar global, seperti yang terjadi saat krisis
keuangan Asia pada 1997. Terbukanya ekonomi juga menyebabkan
ketimpangan antara sektor perkotaan dan pedesaan. Pemerintah telah
berupaya mengurangi ketergantungan pada pasar global dengan
memperkuat sektor ekonomi dalam negeri dan diversifikasi ekonomi.

2. Indonesia masi tetap bergantungan pada ekspor dari banyak komoditi primer, yaitu
pertambangan dan pertanian.
• Hampir setengah dari ekspor Indonesia berasal dari sektor pertambangan
dan pertanian, yang membuat negara ini bergantung pada komoditas primer.
Ada beberapa faktor yang menjadikan hal ini sebagai faktor utama
kerentanan ekonomi Indonesia:
• 1.Ketergantungan pada Harga Komoditas: Harga komoditas seperti minyak,
batu bara, kelapa sawit, dan karet sangat fluktuatif di pasar global. Ketika
harga turun, pendapatan ekspor Indonesia juga menurun, mengakibatkan
tekanan pada perekonomian.
• 2. Ketidakstabilan Pasar Global: Perubahan permintaan global, kebijakan
perdagangan internasional, dan perubahan harga komoditas dapat
mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia. Ketika pasar global mengalami
ketidakstabilan, ekonomi Indonesia menjadi rentan terhadap perubahan
tersebut.

• 3. Rendahnya Diversifikasi Ekonomi: Ketergantungan yang tinggi pada


sektor pertambangan dan pertanian menunjukkan rendahnya diversifikasi
ekonomi di Indonesia. Diversifikasi ekonomi yang lebih baik akan
mengurangi risiko terhadap fluktuasi harga komoditas dan perubahan
permintaan global.

• 4. Infrastruktur Terbatas: Kendala infrastruktur di Indonesia dapat menjadi


hambatan dalam mengembangkan sektor industri dan jasa yang lebih
beragam. Infrastruktur yang kurang mendukung dapat membatasi
kemampuan Indonesia untuk memperluas sektor ekonomi yang lebih
beragam.

Untuk mengurangi kerentanan ekonomi Indonesia, pemerintah telah


melakukan berbagai upaya, seperti mendorong diversifikasi ekonomi,
memperkuat sektor manufaktur, dan meningkatkan investasi di sektor-
sektor non-primer.

3. Indonesia semakin tergantung pada impor dari sejumlah produk makanan yang
penting termasuk beras,gandum, jagung, daging, sayur-sayuran, buah-buahan dan
minyak.
• Hal ini menjadi faktor kerentanan ekonomi karena fluktuasi harga dan
pasokan dari negara pengekspor, fluktuasi nilai tukar mata uang,
ketidakstabilan pasar global, dan ketergantungan pada produk tertentu.
Untuk mengurangi kerentanan, pemerintah perlu mendorong
pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan domestik, meningkatkan
produktivitas dan kualitas produk lokal, serta mengurangi ketergantungan
pada impor makanan
4. Dalam 20 tahun belakangan ini semakin banyak tenaga kerja Indonesia (TKI),
termasuk Wanita yang bekerja di luar negeri
• 1. Ketergantungan pada remitansi: Indonesia mengandalkan remitansi yang
dikirimkan oleh TKI sebagai kontribusi signifikan pada perekonomian.
Namun, ketergantungan yang tinggi pada remitansi membuat Indonesia
rentan terhadap fluktuasi nilai mata uang, perubahan kebijakan migrasi, atau
krisis di negara tujuan.
• 2. Risiko eksploitasi dan pelanggaran hak: Bekerja di luar negeri membuat
TKI rentan terhadap eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Kondisi kerja yang tidak aman, upah rendah, dan penyalahgunaan fisik dan
psikologis dapat berdampak pada reputasi Indonesia dan hubungan dengan
negara tujuan.
• 3. Ketergantungan pada sektor pekerjaan tertentu: Banyak TKI bekerja di
sektor-sektor tertentu seperti pekerja rumah tangga, perawat, atau buruh
pabrik. Ketergantungan yang tinggi pada sektor-sektor ini membuat
Indonesia rentan terhadap perubahan kebijakan atau permintaan di negara
tujuan.

• 4. Dampak sosial dan keluarga: Bekerja di luar negeri dapat menyebabkan


masalah sosial dan keluarga, termasuk perpisahan, masalah pernikahan, dan
dampak psikologis pada anggota keluarga. Hal ini dapat mempengaruhi
stabilitas keluarga, kesejahteraan sosial, dan kesehatan mental.

Untuk mengurangi kerentanan ekonomi terkait dengan TKI, pemerintah


Indonesia perlu meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan TKI,
memperkuat sektor pekerjaan di dalam negeri, dan mempromosikan
diversifikasi ekonomi untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja. Kerja
sama dengan negara tujuan juga penting untuk memastikan perlindungan
dan hak-hak TKI dihormati.
5. Sebagai sebuah negara dengan jumlah populasi yang besar, yang artinya Tingkat
konsumsi makanan domestic yang sangat tinggi akselerasi laju pertumbuhan output
disektor pertanian di dalam negeri menjadi sangat krusial.
• Kerentanan ekonomi Indonesia terkait dengan sektor pertanian disebabkan
oleh ketergantungan tinggi pada impor pangan, rendahnya produktivitas
sektor pertanian, fluktuasi harga komoditas pertanian, perubahan iklim, dan
bencana alam. UNTUK mengatasi kerentanan ini, perlu dilakukan
peningkatan investasi dalam infrastruktur pertanian, pengembangan
teknologi pertanian, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
diversifikasi komoditas pertanian, dan peningkatan ketahanan terhadap
perubahan iklim.

➢ Mengukur Tingkat Kerentanaan Ekonomi


Indikator: Tingkat kerentanan tergantung pada 3 faktor utama, derajat dari
sensitivitas, derajat dari ketahuan, dan sifat alami dari suatu goncangan.
A. Analisi Empiris (Indikator- Indikator pada Tingkat makro)
• Luas Ekonomi/ pasar
Suatu negara (wialayah) kecil dalam arti jumlah populasinya sedikit
membatasi kemampuannya untuk mendapatkankeuntungan dari skala
ekonomis dan menjadi penghambat bagi kemungkinan produksi
• Kepadatan dan struktur penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk, semakin besar luas pasar
domestic/local, semakin banyak unit dari suatu jenis produk yang bisa di
buat, semakin penuh pemakaian kapasitas produksi yang terpasang dan
semakin rendah biaya produksi per satu unit produk tersebut.
• Lokasi geografi
Lokasi yang tersolasi seperti pulau-pulau kecil di perbatasan sering di sebut
sebagai pulau-pulau terluar membuat biaya transportasi menjadi sangat
mahal dan marjinalisasi dalam semua aspek (ekonomi, sosial dan politik)
kehidupan dari masyarakatnya.
• Struktur konsumsi rumah tangga
Di Indonesia, provinsi-provinsi atau kabupaten dengan rasio konsumsi
beras terhadap konsumsi non-beras yang lebih tinggi atau yang memiliki
persentase dari konsumsi beras di dalam total pengeluaran yang lebih besar
pada prinsipnya lebih rentan terhadap krisis tipe ini di bandingkan provinsi
atau kabupaten dengan rasio yang lebih rendah.
• Keterbukaan ekonomi
Suatu wilayah dengan derajat keterbukaan ekonomi yang tinggi
menandakan wilayah tersebut melakukan ekspor dan impor(Jika wilayah itu
berdah di dalam suatu negara) secara insentif dan ini bisa di ukur dengan
rasio perdagangan eksternal terhadap PDRB (PDB dalam kasus negara)
• Ketergantungan dan diversifikasi ekspor
Wilayah-wilayah dengan suatu ketergantungan ekspor yang sangat besar,
diukur dengan rasio ekspor terhadap PDB, mempunyai suatu keterbukaan
yang lebih besar terhadap goncangan- goncangan eksogen dibandingkan
wilayah-wilayah yang tidak terlalu tergantung pada ekspor
• Ketergantungan dan diversifikasi impor
wilayah-wilayah dengan derajat ketergantungan impor yang tinggi,terutama
impor-impor startegis seperti energi ( minyak bumi dan gas) makanan SDA
krusial lainnya dan bahan-bahan industri, diperburuk dengan kemungkinan
substitusi impor yang terbatas sangat rentan terhadap ketidakstabilan suplai
dunia atau dalam harga dunia untuk import-import tersebut
• Diversifikasi Ekonomi
Satu Hipotesis terkaitnya adalah semakin terkonsentrasi ekonomi suatu
wilayah hanya pada suatu atau dua sektor, maka semakin rentan wilayah
tersebut terhadap goncangan-goncangan eksternal.
• Pendapatan rill perkapita
Pendapatan rill perkapita sering digunakan sebagai sebuah indikator
kesejahteraan, yang menandakan daya beli dari sebuah ekonomi
• Rumah tangga menurut kelompok pendapatan
Hipotesis terkaitnya yaitu wilayah-wilayah di mana Sebagian besar dari
jumlah RT adalah kelompok berpendapat terendah paling paling rentan
terhadap suatu goncangan ekonomis di bandingkan wilayah-wilayah yang
mayoritas RTnya berpenghasilan tinggi
• Kemiskinan
Hipotesisnya adalah wilayah miskin lebih rentan terhadap suatu krisis
ekonomis dibandingkan wilayah kaya.
• Kemajuan Pendidikan
Kemajuan Pendidikan biasanya diukur dengan dua indikator modal
manusia, yang jumlah anak-anak yang bisa membaca dan menulis .
• Kondisi Kesehatan
Seperti dalam kasus kondisi pendidikan tersebut,kondisi Kesehatan juga
merupakan suatu indikator modal manusia yang krusial, jika kemajuan
dalam Pendidikan atau keberhasilan mencapai Pendidikan tinggi tidak akan
perna tercapai dalam suatu komunitas yang tidak sehat
• Kemajuan Teknologi
Hipotesis terkaitnya yaitu: wilayah dengan kemampuan teknologi tinggi
memiliki ketahanan lebih besar terhadap goncangan dibandingkan wilayah
dengan kapabilitas rendah dalam pengembangan atau penguasaan teknologi
• Infstruktur sosial-ekonomi
Hipotesis terkait yaitu: Tingkat kerentanan ekonomi di wilayah yang
infrastruktur sosial dan ekonominya maju lebih rendah/tinggi di bandingkan
wilayah yang masih terbelakang atau wilayah pertama yang lebih mampu/
cepat untuk pulih Kembali dari suatu krisis ekonomi dengan kerugian kecil
dibandingkan dengan wilayah yang infrastruktur sosial ekonominya buruk.
• Modal sosial
Di dalam bidang ekonomi, modal sosial penting sebagai suatu factor
penentuan Tingkat kelayakan dan produktivitas dari kegiatan-kegiatan
ekonomi. Hal ini memberi kesan adaanya suatu keterkaitan positif antara
sifat alamiah dari proses Pembangunan ekonomi dan modal sosial.
• Partisipasi Wanita dalam kesempatan kerja/kegiatan ekonomi
Mungkin isu gender lebih relvan untuk Indonesia dari pada untuk negara-
negara yang lebih maju atau negara-negara Dimana kaum perempuannya
lebih maju atau Tingkat partisispasi wanitanya sudah tinggi dalam segala
aspek kehidupan,baik ekonomi, sosial, maupun pollitik
• Efesiensi pasar ekonomi mikro
Pembenaran teoritis dari pemakaian komponen tersebut adalah: sebuah
ekonomi akan mendapatkan lebih banyak keuntungan jika semua sumber
daya produktif yang ada di alokasinya melalui mekanisme harga yang tidak
terdistorsi
• Stabilitas ekonomi makro
Mengikuti kinerja dari brigugio dkk.(2008) dalam membuat suatu indeks
ketahanan, stabilitas ekonomi makro di anggap sebagai suatu variable
penting yang menangkap efek dari penyerapan goncangan atau kebijakan-
kebijakan anti goncangan.
B. Indikator-indikator pada Tingkat mikro
Yaang paling menjadi masalah dalam kerentanan individua tau RT, terutama
dari kelompok miskin, hal yang sangat jelas bahwa kerentanan ekonomi dari
suatu negara pada Tingkat makro berasosiasi dengan keretanan pada
Tingkat mikro, tergantung pada bagaimana suatu krisis mempengaruhi
ekonomi negara tersebut dan kehidupan masyarakatnya secara individu
maupun kelompok, misalnya RT.
➢ Beberapa Isu penting
CONTOH
1. Korupsi: Korupsi dapat mengakibatkan pengalihan dana publik ke tangan individu atau
kelompok tertentu, yang mengurangi anggaran yang seharusnya digunakan untuk
pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan publik lainnya. Korupsi juga dapat
menghambat investasi asing dan domestik karena menciptakan ketidakpastian hukum
dan bisnis yang merugikan.

2. Perubahan iklim dan bencana alam juga menjadi kerentanan ekonomi Indonesia karena:

• Kerusakan infrastruktur: Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan


kebakaran hutan dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur seperti jalan,
jembatan, pelabuhan, dan bandara. Hal ini dapat menghambat aktivitas ekonomi
dan mobilitas barang dan jasa.

• Kerugian produksi pertanian: Perubahan iklim dan bencana alam juga dapat
berdampak negatif pada sektor pertanian, yang merupakan salah satu sektor
penting dalam perekonomian Indonesia. Banjir, kekeringan, atau serangan hama
yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat merusak tanaman dan mengurangi
produksi pertanian, yang berdampak pada ketahanan pangan dan pendapatan
petani.

➢ Untuk mengatasi kerentanan ekonomi Indonesia:


1. Terapkan kebijakan fiskal yang bijaksana.
2. Fokus pada pengembangan sektor riil.
3. Dorong diversifikasi ekonomi.
4. Perkuat sektor keuangan.
5. Tingkatkan kerjasama regional dan internasional

• Selain itu, penting bagi pemerintah untuk mempertahankan stabilitas politik dan
hukum, serta memastikan adanya kebijakan yang mendukung pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai