Anda di halaman 1dari 2

CERITA 2 : KISAH CINTA PEMUDA DESA

Menghiasi perjalanan Indonesia menjadi negara yang semakin berkembang. Ada disekitar
kita segelintir kisah asmara para pemuda-pemudi Indonesia. Berbalut nuansa desa dan
kesederhanaan, sebuah kisah cinta romatis antara Nurlela dan Rokimin, menyuguhkan
betapa bahagianya rasa kasmaran, dan cinta adalah bahasa universal yang dirasakan dan
dimiliki setiap insan di muka bumi

(sore hari di tepi sungai, Rokimin, sang pemuda desa yg tampan dan rupawan sedang duduk
membaca bait-bait puisi yang dibuatannya, untuk sang kekasih hati, anak semata wayang
Pak Lurah yang cantik jelita, Nurlela)

Rokimin : (menyayikan petikan lagu “SAYANG”. Setelah selesai kemudian membacakan


puisi). Nurlela. Wajahmu indah, elok dan rupawan. Paras ayu berbinar aduhai mempesona.
Senyum manis menedukan batin, bibir legit menggoda hati. Sungguh, aku tergila-gila hingga
benar gila karenamu. Datanglah kemari menghampiri ku duhai kekasih hatiku.
(Tak berapa lapa Nurlela yang sedang menuju pasar melewati tepi sungai. Dia tak sengaja
mendengar puisi yang dibacakan oleh Rokimin)

Nurlela : Mas Rokimin, bagus sekali puisi mu Mas. Aku jadi malu (sambil senyum2 dan
menggerakkan badan ke kanan dan ke kiri)
Rokimin : Ehh ada Dek Nur lela, aku jadi malu (sambil menggigit kaosnya). Kamu cantik
Nurlela. Mau kah kau menjadi kekasihku ?
Nurlela : Ehhhmmm..mau nggak ya ? (sambil menuju tempat duduk dan memaikan kerudung
/ rambutnya). Ada syaratnya Mas Rokimin kalau mau jadi kekasihku.
Rokimin : Apa itu Nurlela ?
Nurlela : Aku mau punya sebidng tanah untuk berkebun nanti. Aku suka menanam sayuran
Rokimin : Ohhh..itu mudahh Gadis cantikku (sambil mengedipkan mata ke arah Nurlela). Itu
ada tanah luas di selatan desa, akan ku berikan untukmu Nurlela
Nurlela : (sambil kaget) Mas, itu tanah Kuburan
Rokimin : Ehh salah, tanah di tengah desa Dek (terkejut sambil tertawa)
Nurlela : Mas, itu tanah Wakaf Masjid. (sambi mencubit manja lengan Rokimin)
Rokimin : Selain tanah Dek Nurlela.

1
Nurlela : Apa yah mas. Ehhhmmm.... Mas Rokimin, aku ingin punya mobil Mas untuk jalan-
jalan.
Rokimin : Oohh gitu, tenang Nurlela. Itu di depan ada mobil bagus warna putih. Aku
persembahkan untukmu (sambil menunjuk mobil)
Nurlela : (sambil kaget) Mas, itu mobil jenazah Mas
Rokimin : Ehmm... itu ada mobil besar berwarna biru Dek Nurlela
Nurlela : Mas, itu mobil sedot WC Mas Rokimin (sambi mencubit manja lengan Rokimin).
iiiihhh... kamu tuh benar cinta nggak sih sama aku Mas ? (sambil ngambek dan berbalik
badan)
Rokimin : Ya cinta dong Dek. (sambil memegang pundak Nurlela). (diakhiri dgn berceloteh
setelah melihat punggung Nulela dan berkata : Loh kamu panuan toh Dek ?)
Nurlela : (sambil menabok pelan pundak Rokimin). Aaahh Mas Rokimin nakal iihhh. Terima
kasihh Mas Rokimin. Sebenarnya aku juga suka sama kamu Mas
Rokimin : Kamu adalah bidadari ku Nurlela. Suara lembutmu, Wajah cantikmu, senyum
manismu
Nurlela : (berjalan ke kedepan sambil senyum2 malu) (duduk bersimpuh di dekat bunga)
(makan buah dengan lahap)
Rokimin : Lhoh, kamu kok NGGRAGAS Dek (sambil mendekati Nurlela yang terus lahap makan
buah)
(Keduanya kembali berdiri dan berbincang lagi)

Rokimin : Sudah Dek Nurlela. Tenanglah. Aku sungguh mencintaimu. Suatu saat nanti aku akan
datang ke rumahmu menemui orang tuamu, dan aku akan melamarmu (sambil memberikan
bunga)
Nurlela : (menerima bunga). Baik mas Rokimin. Aku akan menunggumu datang ke rumah. Aku
begitu aku pergi ke pasar dulu Mas Rokimin. Dahhh....(sambil mendadah Rokimin dan
memberikan cium jauh kepada Rokimin)
Rokimin : (sambil senyum dan menyambut cium jauh Nurlela pergi meninggalkan tepi
sungai). Dah... Nurlela kekasihku

Anda mungkin juga menyukai