Anda di halaman 1dari 1

Di suatu sekolah terdapat siswa bernama Arik.

Ia berasal dari keluarga yang


sederhana, ayahnya bekerja sebagai petani dan ibunya adalah seorang ibu rumah
tangga. Arik seorang siswa yang bersekolah di SMA dan duduk di bangku kelas 10.
Arik adalah anak yang jujur,baik, dan ramah baik di lingkungan masyarakat maupun
sekolah.
Suatu hari terdengar suara ayam berkokok yang menandakan hari mulai pagi.
Arik membuka jendela kamarnya. Terlihat matahari yang mulai beranjak naik. Jam
menunjukkan pukul enam. Lalu ia mandi dan bersiap memakai seragam kemudian ia
segera menuju dapur untuk mengisi perutnya yang kosong. Itulah kegiatannya
sebelum berangkat sekolah.
Selesai sarapan Arik pun segera berangkat ke sekolah. Sesampainya di
sekolah, Arik masuk kedalam kelas lalu duduk di bangkunya. Bel tanda masuk pun
berbunyi, guru mulai memasuki kelas. Guru menerangkan pelajaran hingga bel
istirahat berbunyi. Walaupun ia anak yang baik, namun tak sedikit siswa yang
enggan berteman denggannya. Kemungkinan karena factor ekonominya. Walaupun
begitu masih ada sedikit siswa yang mau berteman dengannya. Sesekali temannya
memberi sedikit jajan untuknya.
Walaupun Arik berasal dari keluarga yang kurang mampu, ia bisa
menutupinya dengan prestasi. Arik giat menekuni kegiatan ekstrakulikulernya, yaitu
pencak silat. Hingga suatu hari ada ajang perlombaan pencak silat tingkat
kabupaten. Tak semua siswa yang mengikuti ekskul pencak silat bisa mengikuti
perlombaan tersebut. Harus melalui seleksi terlebih dahulu. Karena Arik giat dalam
belajar pencak silat, Arik pun lolos dalam seleksi tersebut ditemani lima orang
temannya. Hingga akhirnya hari perlombaan pun tiba. Arik dengan tekadnya yang
kuat, ia bisa memenangi perlombaan tersebut dengan meraih juara pertama.
Dengan juaranya itu membuat Arik lebih semangat dalam latihan. Arik berlatih
dengat giat dan tekun untuk perlombaan selanjutnya di tinggat yang lebih tinggi,
yaitu tinggat profinsi. Dalam tinggkat profinsi tersebut Arik dapat merebut juara satu.
Yang artinya ia lanjut ke tinggat yang lebih tinggi lagi yaitu tinggkat nasional.
Dalam tinggat nasional, Arik belum bisa merebut juara pertama. Ia hanya bisa
meraih juara ke-tiga. Dengan pengalamannya tersebut, Arik sering dipilih untuk
mewakili sekolahnya. Hingga akhirnya Arik bisa meraih juara pertama di tingkat
nasional.
Karena prestasinya tersebut membuat orang tuanya bangga. Dan juga
membuat guru dan temannya bangga atas prestasinya. Yang sebelumnya ia
memiliki teman yang sedikit, sekarang ia memiliki banyak teman. Baik dari teman
sekelasnya maupun adik kelas atau kakak kelasnya.
Hingga akhirnya ia lulus dari SMP. Arik melanjutkan sekolahnya ke jenjang
berikutnya, yaitu SMA. Arik mendaftarkan dirinya di sekolah favorit di daerah
tersebut dengan jalur prestasi. Menggunakan piagam kejuaraannya selama ia duduk
di bangku SMP. Di SMA ia juga sering dipilih untuk mewakili sekolahnya dalam
perlombaan pencak silat. Ia sering mengikuti perlombaan-perlombaan tingkat
nasional. Hingga akhirnya ia mendapat beasiswa di salah satu universitas.

Anda mungkin juga menyukai