Anda di halaman 1dari 4

Cerpen Gelora pendidikan

MAMA “I LOVE YOU”

Siang dibawah terik matahari tampak seorang gadis kecil berlari dengan
bercucuran keringat dan tergesa-gesa menuju kediamannya sepulang sekolah,
berniat akan menyampaikan hal gembira kepada mamanya yang berada di rumah.
Sesampainya di rumah, Airin menunjukan sebuah kertas ujian bernilaikan 90
kepada mamanya dengan senyum yang mengembang. Namun senyum airin
perlahan memudar setelah mendengar tanggapan dari mama Balqis,

“kenapa nilainya cuma sembilan puluh Airin seharusnya seratus” Ucap mama
Balqis

Airin yang awalnya riang gembira sekarang berlari menuju kamar dengan
bercucuran air mata.

flashback

Airin adalah anak tunggal dari mama Balqis dan papa Juna. Namun papa Juna
telah berpulang 2 tahun yang lalu,tepatnya saat Airin berada di kelas 1 SMP.
Mama Balqis sangat berharap putri satu-satunya kelak dapat menjadi anak yang
pintar, sehingga ketika nanti ia tiada anaknya bisa hidup tanpa dirinya. Airin
adalah seorang anak Tuna Wicara yang pintar, sekarang iya sedang menginjak
bangku SMP yang sebentar lagi akan menginjak bangku SMA.

Malam telah tiba,Airin pun terbangun dari tidur dengan kantung mata
yang menghitam karena menangis sedari pulang sekolah , sadar sudah mulai larut
malam dan ia belum mengganti seragamnya sejak siang maka Airin berbegas
untuk mandi dan berganti baju, setelah selesai ia pun pergi kedapur untuk makan
malam dengan keadaan sepi karna mama Balqis sudah tidur.

Suara ayam jantan berkokok mulai terdengar menandakan pagi telah tiba,
airin mulai perlahan bangun dari tidurnya karena pagi ini ia harus pergi ke
Sekolah.

Sesampainya disekolah Airin hanya seorang diri karena sinta sahabat dan satu
satuya teman Airin belum sampai di sekolah. Setelah duduk seorang diri ditaman
sekolah akhirnya tampak dari depan gerbang sahabat Airin yang perlahan
berjalanan menghampiri Airin.

Flashback

Sinta adalah sahabat Airin, mereka sudah bersahabat sampir 3 tahun dari awal
masuk SMP,Sinta dan Airin sama sama Tuna wicara mereka berkomunikasi
menggunakan bahasa isyarat pada setiap harinya.

Pada saat proses belajar mengajar,datang seorang guru menemui Airin


hendak membicarakan sesuatu hal di kantor kepala sekolah. Akhirnya Airin pergi
ke kantor, sesampainya di kanton pihak guru memberikan kabar kepada Airin
bahwa dirinya terpilih sebagai perwakilan sekolah untuk mejadi perwakilan
olimpiade IPA tingkat kabupaten.

Sepulang sekolah sebenarnya Airin enggan memberitahukan perihal


olimpiade kepada mamanya, karena menurut Airin mamanya pasti biasa saja,
namun ini tetap berita gembira sehingga dia harus tetap memberitahukan hal ini
kepada mamanya.

Dengan isyarat Airin mulai memberitahukan hal ini kepada mamanya, namun
tanpa disangka mama Airin sangat senang mendengarnya,tetapi hal buruk terjadi
setelah itu.
“kamu harus jadi yang terbaik,harus menjadi juara pertama,mama gamau denger
kalo kamu kalah olimpiade” ucap mama

Raut wajah Airin yang awalnya mulai sumringah kini mejadi muram
kembali,hati Airin pun berbisik “jika saja aku bukan Tuna wicara, pasti aku sudah
teriak sekencang-kencangnya sekarang, namun apalah daya berbicara sepatah kata
pun aku tak mampu”. Dengan suasana hati yang kurang baik Airin pun tetap
menyempatkan diri untuk belajar.Mungkin oleh sebagian orang belajar adalah hal
yang membosankan dan melelahkan, namun beda halnya dengan Airin, belajar
dijadikannya hoby dikala senggang, menurut Airin belajar juga bisa dijadikan
wadah untuk menyealurkan rasa sedih ataupun senang karena ia seorang yang
memiliki sedikit teman dan berkepribadian tertutup (introvert).

Hari demi hari airin jalani seperti biasanya, tidak ada yang istimewa yang
ada hanyalah tuntutan dari mamanya kepada Airin agar Airin lebih giat lagi
belajar, sehingga diharapkan airin dapat terus menjadi juara pertama dikelasnya
dan juga bisa juara di Olimpiade matematika tingkat kabupaten yang akan di
laksanakan satu minggu lagi.

Airin merupakan anak yang berprestasi walau ia seorang tuna wicara, ia


bersekolah dengan beasiswa dan sejak SD sering mengikuti olimpiade, dapat di
buktikan sekarang Airin menempuuh pendidikan di Sekolah swasta dengan
akredtasi A berbasis inklusi menggunakan beasiswa prestasi. Tuna wicara tidak
menghalanginnya untuk terus belajar dan mengukir prestasi.

Hari ini adalah hari senin, tiba waktunya untuk melaksanakan olimpiade
matematika tingkat kabupaten/kota yang diikuti oleh 30 SMP sekabupaten
prabumulih. Hari ini adalah hari dimana Airin menumpahkan jerih payah usaha ia
dalam belajar setiap harinya. Setelah 2 jam berkutat dengan soal matematika
akhirnya Airin keluar ruangan, setelah 15 menit Airin sedikit meregangkan
ototnya, terdengar suara speaker yang memberi info bahwa pengumuman
pemenang olimpiade akan diumumkam 3 hari kedepan secara online di laman
website.
Tiba dihari pengumuman pemenang olimpiade, Airin membuka website
lomba tersebut lalu memasukan identitas dan nomor peserta. Airin tidak
sendirian ketika membuka hasil ini melainkan bersama mama nya di kamar Airin.
Setelah 3 detik terpampang hasil nilai olimpiade Airin yang bagus dan Airin
dinyatakan sebagai juara 2 pada Olimpiade matematika tingkat Kabupaten/Kota.

Namun mama Airin kurang puas akan hal itu, karna ia menginginkan
anaknya mendapat juara satu agar sertifikat yang di peroleh bisa untuk mendaftar
beasiswa di SMA yang mama Airin inginkan untuk anaknya. Maka dari itu mama
Airin menekan Airin untuk menjadi juara pertama saat olimpiade tingkat provinsi
nanti, karena 3 besar juara olimpiade akan dikirim ke provinsi untuk mengikuti
olimpiade satu bulan lagi.

Dengan langkah malas airin pergi ke tempat les karena semakin hari ia
semakin lemah, ia letih karena sepulang sekolah harus les dengan gurunya untuk
persiapan olimpiade matematika yang semakin dekat, serta harus bimble bahasa
inggris setelahnya, ia lelah namun takut untuk bercerita kepada mamanya karena
ia tahu bahwa mamanya akan tetap memberikan les tambahan untuknya dengan
dalih “agar kamu lebih pintar lagi dan lagi”

Tiba saat Olimpiade tingkat kabupaten di laksanakan di

Anda mungkin juga menyukai