Anda di halaman 1dari 8

Pagi hari di kediaman keluarga Wijaya, nampaknya para pelayan serta bodyguard tengah sibuk mondar-

mandir di Mansion, untuk mempersiapkan keperluan si kembar. Walaupun, kepindahan nya sudah
diurus, tetap saja, Wijaya dan Wina tetap memanjakan ketiganya, karena, ketiganya adalah bungsu di
keluarga mereka. Ya meskipun terlihat tegas dan sangat disiplin, keduanya tetap memanjakan para
cucunya. Adin, Alex dan Alfa sama sekali tidak boleh ikut membantu. Sedari tadi, hanya para pelayan lah,
yang memasangkan seragam, almamater sekolah, sepatu dan kaos kaki pun juga para pelayan yang
memasangkan juga termasuk dasi. Dan yang lain meyiapkan jadwal untuk mereka bertiga di tas yang bisa
di bilang harganya fantastis. Setelah semuanya beres, barulah para pelayan pergi dan ketiganya
menuruni anak tangga.

"Pagi Oma dan Opa." Sapa ketiganya ramah.

"Pagi twins. Ayo kita sarapan sama-sama. Berhubung, ketiga sepupu kalian ada rapat OSIS, jadi, kalian
nanti, berangkat sama Oma ya sayang." Jelas Wina.

"Siap laksanakan Oma." Ucap Ketiganya serempak.

Dan mereka pun makan dalam keadaan hening. Peraturan saat makan, tidak boleh berbicara dan
memegang ponsel. Kedua itu boleh di lakukan setelah makan selesai. Dan mereka termasuk sepupu nya
telah menjalankan perintah itu dengan baik. Dan juga, mereka di ajarkan untuk bersih-bersih piring
kotor, dan membereskan tempat tidur. Hanya itu. Selebihnya, para pelayan lah yang mengurus
semuanya. Karena, baik Wijaya dan Wina, para cucunya tidak boleh lecet apalagi sampai sakit. Jadi,
pekerjaan yang terbilang mudah pun harus di batasi oleh Oma dan Opa nya. Sesudah membersihkan
piring kotor, ketiganya segera berangkat ke SMA Bakti Persada yang mana sekolah itu juga merupakan
milik keluarga nya dan ketiganya akan satu sekolah dengan sepupunya. Di perjalanan, Wina sedang
berkomunikasi lewat pesan dengan kepala sekolah untuk mempersiapkan kelas Adin, Alex dan Alfa serta
jurusan. Kepala sekolah bernama Pak Hamid, mengirim pesan kepada Wina dan Wina pun tersenyum
melihat pesan dari Pak Hamid, karena, apa yang diinginkan oleh Wina terwujud. Setibanya mereka di
SMA Bakti Persada, membuat para siswa-siswi yang lain terkagum dengan kedatangan mobil mewah. Pak
Andi selaku supir, membukakan pintu untuk mereka. Wina serta Adin, Alex dan Alfa, turun dari mobil.
Ketiganya tersenyum kepada para siswa-siswi SMA Bakti Persada. Sementara Wina tetap dengan wajah
yang tegas.

"Ayo sayang, kita ke ruang kepala sekolah." Ucap Wina pada ketiganya.

"Siap Oma." Ucap Ketiganya serempak dan mengikuti jejak Wina.

Para siswa-siswi SMA Bakti Persada, terkejut, akibat mereka mempunyai teman baru dari keluarga
Sultan. Banyak yang mengetahui siapa itu Wijaya dan Wina. Dan, mereka akan berteman dengan cucu
pemilik sekolah ini. Bagi para siswi yang sering gosip, mereka selalu update di akun sekolah mereka.
Wajar, mereka begitu, karena ingin terkenal. Dan yang pasti, mencari cuan dengan mengirim informasi
kepada teman-teman yang lain, ya secara cuma-cuma atau bisa di bilang tidak gratis. Tapi, demi
kelancaran informasi, ya banyak juga yang kepo dengan berita yang sedang ngetop. Wina dan ketiganya
tiba di ruang kepala sekolah. Dan Pak Hamid, selaku kepala sekolah mempersilahkan mereka duduk di
sofa. Dan Wina membuka pembicaraan.

"Jadi, bagaimana dengan kelas untuk ketiga cucu saya Pak?" Tanya Wina.

"Untuk kelas nya yang sudah saya jelaskan di pesan, bahwa Adinda Agatha Winanta di kelas X IPA 1,
untuk Alexander Wijaya Leonardo dan Alfaro Wijaya Leonardo Putra di kelas X IPS 1." Jelas Pak Hamid.

"Terimakasih banyak Pak Hamid. Kalau begitu, saya saja Pak yang mengantar cucu saya." Ucap Wina yang
di angguki oleh Pak Hamid.

"Iya Bu silahkan. Untuk kalian, selamat bergabung di SMA Bakti Persada dan semoga betah disini." Ucap
Pak Hamid ramah.

Ketiganya hanya tersenyum dan meninggalkan ruang kepala sekolah. Sepanjang jalan, tak henti-hentinya
mereka tersenyum kepada siswa dan siswi yang menyapa mereka. Baik siswa maupun siswi, mengagumi
mereka karena mereka sangat pintar dan cerdas. Dan mereka, sangat apresiasi ketiga nya ketimbang
geng populer yang bisanya cuman bully di sekolah. Ini merupakan keburuntungan mereka bisa satu
sekolah dengan ketiga anak kembar tersebut. Setibanya di depan kelas para cucunya, Wina membuka
pembicaraan.

"Sayang, belajar yang rajin. Jam istirahat, harus ke kantin. Nanti, semisal udah pulang sekolah, langsung
telfon Oma. Kalau mau pergi sama temen juga harus bilang. Selama di pelajaran, tidak boleh main
ponsel. Kecuali, jam kosong. Sampai sini paham twins?" Tanya Wina.

"Paham Oma." Ucap Ketiganya.

Wina mencium kening Adin, Alex dan Alfa secara bergantian. Dan ketiganya pun mengetuk pintu kelas
mereka masing-masing. Dan ternyata, bel masuk pun juga belum berbunyi. Adin masuk dengan malu-
malu sambil tersenyum ramah kepada teman-teman sekelas nya. Banyak siswa-siswi yang ikut tersenyum
melihat tingkah Adin. Salah satu siswa bernama Azka, menghampiri Adin dan membuka pembicaraan.

"Hai, gue Azka. Tenang aja, kelas ini, seru kok anak-anaknya. Jadi, jangan takut." Ucap Azka pada Adin
sembari mengusap rambut Adin.

"Hai, gue Adin. Salam kenal semuanya." Ucap Adin tersenyum ramah.

"Aduh neng Adin teh, jangan senyum terus atuh. Nanti, Aa Ucup teh bisa meleleh ini neng." Ucap Ucup
dengan logat sundanya.
"Yeee...bisa aja lo Cup modusnya." Ucap Egi sembari melempar kulit kacang kearah Ucup.

Adin hanya terkekeh sembari menggeleng kan kepalanya. Ternyata benar apa kata Azka, bahwa kelas ini,
pada seru dan asik. Adin pun mencari tempat duduk yang masih kosong dan beralih ke bangku urutan
ketiga depan, dan menaruh tasnya dan mengeluarkan pelajaran hari ini dan di taruh di atas meja lengkap
dengan alat tulis. Sebelum kelas di mulai, Adin membuka ponselnya dan mengirim pesan kepada kedua
saudaranya. Yang lain pun memperhatikan Adin yang asik mengetik pesan dengan ponsel mahalnya.

Smart Twins

Adin : semangat belajarnya adik-adik ku 🤗

Ting

Alex dan Alfa yang kelas nya sebelahan dengan Adin tersenyum melihat pesan dari kembaran tertuanya.
Dengan perasaan senang, mereka membalas pesan Adin. Sama seperti Adin, Alex dan Alfa pun menjadi
pusat perhatian karena hanya mereka yang memiliki ponsel mahal tersebut. Mereka pun tertawa melihat
pesan yang mereka kirim kepada Adin sang kakak. Senyuman mereka menjadi pusat perhatian para siswi
yang sepertinya mereka akan menjadi fans keduanya. Dan mereka segera membuat grup penggemar
untuk Alex dan Alfa. Dan geng populer pun akan tersingkir dengan adanya tiga anak kembar masuk ke
SMA Bakti Persada. Adin yang sedang menatap layar ponselnya, tersenyum dengan adanya pesan masuk
dari kedua adiknya. Dan Adin pun ikut membalas pesan mereka.

Ting

Ting

Alex : semangat juga belajarnya kakak Adin🥰

Alfa : Met belajar juga Kak Adin cantik❤

Adin : 🤗🤗🤗
Bel masuk pun berbunyi. Para siswa-siswi SMA Bakti Persada memasuki kelasnya masing-masing. Adin
memasukkan ponselnya ke dalam tas dengan ponselnya sudah di non aktifkan. Begitu juga dengan Alex
dan Alfa. Bu Mega memasuki kelas X IPA 1 dan duduk di meja, sembari menatap kelas yang masih
terlihat belum pas jumlah murid nya. Dan tak lama kemudian, para pasukan update, memasuki kelas X
IPA 1 dan duduk di bangku masing-masing. Bu Mega berdiri dan menghitung kembali jumlah murid yang
ada di kelas X IPA 1. Bu Mega memanggil Adin ke depan untuk memperkenalkan diri.

"Hai semua. Gue Adinda Agatha Winanta, pindahan dari Surabaya. Dan sebelum disini, gue sekolah di
International Boarding School Surabaya. Semoga, kita bisa berteman dengan baik." Ucap Adin
tersenyum.

"Baik terimakasih Adin. Untuk yang lain ada yang ingin di tanyakan sama Adin?" Tanya Bu Mega ramah.

"Saya Bu." Ucap salah satu siswa bernama Bayu.

"Iya Bayu silahkan." Ucap Bu Mega.

"Adin, apakah boleh babang Bayu minta nomor Hp Adin? Siapa tau aja, babang Bayu bisa ngapelin Adin."
Ucap Bayu genit yang membuat semuanya menyoraki Bayu.

"Sudah-sudah. Nah, Adin, perkenalkan saya ibu Mega wali kelas X IPA 1 di mata pelajaran Biologi. Nanti,
setelah pulang sekolah, ke ruang guru ya, ada beberapa hal yang ingin ibu sampaikan. Silahkan, kamu
kembali ke tempat duduk kamu." Ucap Bu Mega.

Adin mengangguk dan kembali ke tempat duduknya. Bu Mega menulis di papan tulis tentang materi
bakteri beserta gambar. Adin yang kebetulan sudah sangat suka dengan dunia IPA, sangat mudah baginya
untuk menggambar siklus bakteri yang ada di papan tulis. Bahkan, gambar nya pun sama persis dengan
yang ada di papan tulis. Chiara yang merupakan teman sebangku Adin, sangat takjub dengan apa yang di
lihatnya. Sementara di kelas X IPS 1, Alex dan Alfa sedang mabar game online yaitu mobile legend.
Karena kebetulan, guru yang mengajar sedang sakit dan mereka hanya mengerjakan tugas dan sudah di
kumpulkan ke ketua kelas. Ya mereka sama-sama mengerjakan bareng dengan Alex dan Alfa yang
memberikan jawaban kepada mereka. Ya, hitung-hitung sebagai tanda perkenalan mereka. Tak terasa,
sudah jam pergantian pelajaran, yang mana sekarang kelas X IPS 1 jam olahraga. Alex dan Alfa,
menyudahi mabarnya dan segera ganti baju olahraga. Alex dan Alfa melihat Adin yang seperti nya masih
belajar dilihat Bu Mega masih di kelas Adin. Adin seketika menoleh ke jendela dan memberikan
semangat kepada kedua saudaranya. Alex dan Alfa juga memberikan semangat kepada Adin. Adin yang
sudah selesai mencatat, mengumpulkan ke Bu Mega. Bu Mega sangat takjub dengan Adin, karena,
gambar bakteri yang Adin buat sama persis dengan apa yang dirinya buat. Adin pun segera kembali ke
tempat duduk. Bu Mega berdiri dan membuka pembicaraan.

"Baik anak-anak, sekian dari ibu, jika kalian sudah selesai, bisa kumpul di meja guru ya. Harusnya ini
masih jam ibu, tetapi, ibu ada hal yang tidak bisa ibu tinggal. Jadi, hari ini, tugasnya hanya mencatat
sekaligus gambar nya juga ya. Kalau gitu kalian boleh keluar kelas, tapi, tidak boleh ke kantin ya. Sampai
jumpa di pertemuan selanjutnya." Ucap Bu Mega meninggalkan kelas.

"Din, kita ke perpustakaan yuk? Atau lo, mau ke lepangan liat kelas anak IPS olahraga?" Tanya Chiara
antusias.

"Boleh deh ke perpustakaan. Sekalian, gue mau baca novel di perpus." Ucap Adin tersenyum.

Adin dan Chiara berjalan menuju perpustakaan dengan bercanda satu sama lain. Banyak siswa-siswi yang
lain memuji kecantikan Adin dan Chiara. Padahal, Chiara hanya anak beasiswa. Tapi, beruntung Chiara
masuk ke kelas X IPA 1 yang mana kelas itu, merupakan kelas favorit. Rata-rata, X IPA 1 merupakan
tempat anak-anak terpintar. Walaupun, masih ada yang lebih pintar, setidaknya mereka selalu mencapai
KKM. Maka dari itu, kelas itu merupakan kelas unggulan dan selalu ada free class dari setiap guru. Dan
juga, saat jam pertama mulai, sampai dengan jam itu berakhir, di kelas IPA, pergantian jam akan terlihat
mengulur waktu dan juga nantinya, selesai akan lebih cepat. Begitulah jika kalian masuk di kelas IPA.
Keduanya masuk ke dalam perpustakaan dan mulai mencari buku atau novel untuk di baca. Salah satu
dari banyak nya siswa-siswi yang juga di perpustakaan, tersenyum melihat Adin yang begitu akrab
dengan Chiara. Tidak banyak yang tau, bahwa Chiara mempunyai sosok kakak laki-laki. Dan yang
memantau mereka berdua adalah Chio Adam Revendra. Namun, Chio tinggal di rumah mewah keluarga
nya, sementara Chiara tinggal dengan ibu angkat nya. Chio meninggalkan perpustakaan tanpa
sepengetahuan keduanya. Adin dan Chiara sibuk membaca sembari sesekali mengobrol. Saking asiknya
mengobrol, keduanya sampai tidak sadar kalau ada pengumuman untuk datang ke aula sekolah.
Keduanya pun segera ke aula dan mereka duduk di barisan belakang, karena, hanya mereka yang datang
belakangan. Untung nya, belum ada informasi apapun dari pihak sekolah.

"Huf! Untung aja belum mulai ya Chi." Ucap Adin lega.

"Lega gue Din. Gue pikir, kita bakalan ketinggalan informasi." Ucap Chiara ikut lega.

Para anak OSIS masuk ke dalam aula, dan mereka menatap adik kelas dan juga teman sebayanya mereka.
Ketiga nya tersenyum melihat adik sepupu mereka yang sudah ada di dalam aula. Dan juga mereka
sangat senang karena, bisa satu sekolah dengan ketiga adik sepupu mereka. Dan yang pasti, setelah ini,
mereka akan senang dengan informasi yang mereka dengar dari anak-anak OSIS. Sebelum anak OSIS
memberikan informasi, Pak Hamid selaku kepala sekolah, membuka pembicaraan.

"Selamat pagi menjelang siang semua. Bapak disini ingin memberitahu, bahwa, hari ini, kalian pulang
cepat, karena, para guru ada rapat. Untuk itu, setelah informasi dari OSIS selesai, kalian bisa langsung
pulang. Baik, itu saja yang Bapak sampaikan. Untuk selanjutnya, Bapak serahkan kepada Bintang selaku
ketua OSIS." Ucap Pak Hamid meninggalkan aula.

"Selamat pagi menjelang siang semua. Gue Bintang Adi Wijaya, selaku Ketua OSIS disini ada Bulan Ana
Winanta selaku Wakil OSIS, serta disini ada anggota OSIS yang lain. Gue ingin menyampaikan sesuatu,
yaitu, selamat datang untuk Adin, Alex dan Alfa, di SMA Bakti Persada. Semoga, kalian betah ya dek.
Untuk informasi yang ingin gue sampaikan adalah, seminggu lagi kita akan ada kemah 3 hari di daerah
Puncak. Apa aja yang mesti kalian bawa, bisa di lihat besok di mading. Kenapa cepet banget kak
kemahnya? Kan baru masuk juga yang anak baru? Mungkin, dari kalian akan bertanya seperti itu. Jadi, ini
merupakan kemah terakhir untuk kakak kelas kita yang kelas XII. Sampai sini paham? Kalau semisal
paham, gue sudahi. Dan kalian bisa langsung pulang kerumah masing-masing." Jelas Bintang yang
membuat mereka bersorak senang.

"Jadi, mereka itu, sepupu kalian?" Ucap Maya terkejut.

"Betul." Ucap Bintang, Bulan dan Bianca.

"Keluarga Sultan kumpul semua deh." Ledek Chandra.

"Apasih lo, cowok kok lemes banget mulutnya." Kesal Bianca.

Chandra terkekeh geli melihat Bianca yang kesal. Baginya, meledek ketiga saudara itu adalah sesuatu
yang nggak boleh di tinggal. Aneh memang. Tapi, itulah Chandra. Sekali nggak jahil, ya bukan Chandra
namanya. Hobinya ya buat orang-orang naik darah. Tapi, dia sangat bisa diandalkan dalam hal apapun.
Ya, bisa dibilang juga, manusia serba bisa. Walaupun tidak setampan Bintang, Chandra juga ada
penggemar dari adik kelasnya. Apalagi, selain OSIS, dia juga ikut Basket bersama Bintang. Jadilah, dirinya
ikut terkenal. Kenapa bisa di bilang manusia serba bisa? Karena, dirinya sudah seperti komputer berjalan
yang bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat. Serta bisa menjadi tukang foto dadakan dengan hasil yang
keren banget. Juga, Chandra jago dalam hal mengedit foto ataupun video. Jadi itulah sebabnya, mereka
sangat bangga dengan Chandra. Adin dan Chiara memutuskan ke ruang guru. Adin ingin bertemu Bu
Mega, sementara Chiara, mengumpulkan tugas Biologi.

"Permisi Pak, Bu, saya dan Chiara mau bertemu dengan Bu Mega." Ucap Adin ramah.

"Oh, iya, ini ada surat buat Adin dan Chiara. Nanti, surat itu, kasih ke orang tua atau wali kamu ya. Bu
Mega nya sedang ada urusan. Dan, tugasnya kumpulkan saja ke meja Bu Mega." Jelas Pak Jaya.

Adin dan Chiara mengangguk dan meninggalkan ruang guru. Adin dan Chiara berjalan ke kelas untuk
bergegas balik ke rumah. Adin melihat Alex dan Alfa yang sedang berdiri di depan pintu kelas Adin.
Keduanya tersenyum melihat sang kakak datang. Adin membalas senyuman mereka dan membuka
pembicaraan.

"Maaf lama. Yuk kita balik ke rumah. Udah telfon Oma belum?" Tanya Adin.

"Kata Oma, kita balik nya naik taksi aja. Soalnya, kak Bintang, kak Bulan sama kak Bianca ada eskul
sampai sore." Jelas Alex.

"Oh, yaudah kita tunggu aja di depan sekolah." Ucap Adin.


"Yuk." Ucap Keduanya serempak.

Ketiganya menunggu taksi di depan sekolah. Mereka menunggu sambil mengetik pesan kepada Opa dan
Oma mereka agar tidak cemas dan khawatir. Tak lama kemudian, salah satu taksi datang dan mereka
segera masuk dan supir taksi pun berangkat ke arah rumah mereka. Selama di perjalanan, ketiganya
menatap jalanan ibu kota Jakarta. Tak ada sepuluh menit, mereka tiba di rumah mewah milik keluarga
Wijaya. Mereka membayar ongkos taksi dengan patungan dan sengaja di lebihkan, yang membuat supir
taksi itu terharu. Ketiganya turun dari taksi dan masuk kedalam rumah dengan menekan bel rumah
tersebut. Wina selaku Oma mereka tersenyum melihat cucu nya sudah datang. Wina mengantar
ketiganya ke ruang keluarga. Disana, terdapat Wijaya yang sedang bersantai sembari membaca koran.
Wina membuka pembicaraan.

"Gimana hari pertama sekolah? Seneng nggak?" Tanya Wina.

"Seru Oma." Ucap Ketiganya serempak.

"Dapat teman baru kan?" Tanya Wina lagi.

"Iya dong Oma. Temen-temen kelas Adin seru dan asik Oma." Ucap Adin antusias.

"Alex dan Alfa juga Oma. Seru banget." Ucap Alex dan Alfa berbarengan.

"Oh, iya Oma, ini ada surat dari wali kelas Adin Oma Bu Mega namanya. Kata Pak Jaya, kasih ke Oma."
Ucap Adin menyerahkan amplop kearah Wina.

Wina menerima surat tersebut dan membukanya. Wina membaca surat itu dengan seksama. Dan Wina
terkejut sekaligus terharu, karena, Adin sang cucu akan segera mengikuti Olimpiade tingkat nasional
yang diadakan sebulan lagi. Wina memeluk Adin dan merasa bangga atas didikan dirinya, sehingga
membuat para cucunya bisa seperti sekarang ini.

"Oma bangga sama Adin. Makasih udah selalu nurut sama Oma akan selalu mengutamakan belajar.
Intinya, selama kamu olimpiade nanti, harus fokus dan jangan sampe sakit. Belajar semaksimal mungkin.
Tapi, jangan di forsir ya?" Ucap Wina mengusap rambut Adin.

"Hah? Adin kepilih olimpiade Oma?" Tanya Adin kaget.

" Iya serius." Ucap Wina bangga.

Wijaya, serta Alex dan Alfa ikut bangga dengan Adin yang bisa ikut olimpiade. Adin juga heran kenapa
dirinya secepat ini bisa ikut olimpiade? Padahal, Adin aja baru masuk dalam hitungan hari ini. Tapi,
dirinya akan memberikan yang terbaik dan yang pasti akan selalu membuat Oma dan Opanya bangga
dengan dirinya. Dan juga olimpiade ini, akan di berikan untuk almarhum kedua orang tua nya.
Bahagianya Adin adalah, ketika dirinya bisa membuat orang-orang di sekitar mereka bangga atas prestasi
diri nya dan juga bahagia akan tingkah laku Adin. Itu saja lebih dari cukup.

Bersambung

Anda mungkin juga menyukai