tercantum dalam UUD ’45 pasal 33 ayat 1, 2, dan 3. Dalam UUD ’45 pada ayat 1 berbunyi :
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan; ayat 2 : Cabang-cabang
produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara;
ayat 3 : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat.”1
Sistem perekonomian tidak lain adalah bentuk hubungan produksi, yang merupakan jawaban terhadap
pertanyaan siapa yang memiliki atau menguasai alat-alat produksi. Jika yang memiliki alat-alat produksi
tersebut negara dan rakyat dalam organisasi koperasi, sedangkan swasta perorangan atau berbadan
hukum tidak diperkenankan, maka sistem perekonomian semacam itu dinamakan sistem perekonomian
sosialis, seperti Uni Soviet pada masa lampau. Jika alat-alat produksi didominasi pemilikannya dan
penguasaannya oleh swasta perorangan atau badan hukum perseroan, maka dinamakan sistem
perekonomian kapitalis. Jika alat-alat produksi dimiliki atau dikuasai oleh negara, masyarakat dalam
organisasi koperasi, dan perusahaan swasta perorangan maupun perseroan, maka sistem perekonomian
itu disebut sitem perekonomian campuran (mixed economy) 2
KPPU adalah singkatan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Badan ini dibentuk berdasarkan amanat
UU no. 5 tahun 1999 dan Keputusan Presiden nomor 75 tahun 1999. KPPU adalah lembaga independen
yang dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat di Indonesia. Fungsi KPPU adalah: 1) menyusun peraturan pelaksanaan, 2)
memeriksa berbagai pihak yang diduga melanggar UU No. 5 tahun 1999 serta, 3) member putusan
1
Republik ndonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan Perubahannya
2
Buyung Syafei, Sekali Lagi Tentang Sistem Perekonomian, (http://deroe.wordpress.com/2009/02/13/sekali-lagi-
tentang-sistem-perekonomian/ diakses pada tanggal 15 Juni 2009).
3
Ibrahim, Johnny, 2006, Hukum Persaingan Usaha, Filosofi, Teori, dan Implikasi Penerapannya di Indonesia,
Bayumedia Publishing, Malang
mengikat, dan 4) menjatuhkan sanksi terhadap para pelanggarnya. Maksud dan tujuan didirikannya
KPPU adalah : a) mencegah praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat sehingga terwujud
persaingan usaha yang sehat dan wajar, b) menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang
sama bagi semua pelaku usaha, sehingga memungkinkan konsumen mendapat pilihan produk tak
terbatas, c) mewujudkan perekonomian Indonesia yang efisien melalui penciptaan iklim usaha yang
kondusif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara organisasi KPPU
bertanggung jawab kepada Presiden dan melaporkan hasil kerjanya kepada DPR. Diresmikan pada 7 Juni
2000. Terdiri atas 13 anggota termasuk seorang Ketua dan Wakil Ketua. Anggota KPPU diangkat atas
persetujuan DPR untuk masa jabatan selama 5 tahun. Perlindungan konsumen yang diberikan KPPU
bersifat tidak langsung, melainkan melalui pengawasan terhadap pelaku usaha agar persaingan usaha
yang efektif berjalan dengan baik. Interaksi bebas antara pasokan dan permintaan akan membentuk 26
harga yang wajar buat konsumen, sehingga mereka bebas memilih barang dan jasa dengan harga dan
kualitas yang sesuai kemampuan mereka. Pengawasan KPPU adalah untuk menjaga agar system
ekonomi pasar tetap dalam kondisi efisien melalui kegiatan produksi yang dapat menekan biaya
seoptimal mungkin dengan penggunaan sumber daya yang hemat sehingga memungkinkan kegiatan
konsumsi oleh masyarakat secara proporsional dan berfaedah tinggi. Kegiatan produksi dan konsumsi
itu didasarkan pada pengalokasian sumber-sumber daya yang yang tepat dan berdaya guna tinggi dan
pada akhirnya system ekonomi pasar yang efisien tersebut mampu menghasilkan kesejahteraan
masyarakat luas.4
4
KPPU, 2008, Berita KPPU, diakses melalui www.kppu.org.id tanggal 27 April 2008