Anda di halaman 1dari 13

Tugas Mawad Ta’lim Lugho Al-Arabiyah

PENYUSUNAN BAHAN AJAR DALAM PROSES


PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Dosen Pengampu:
Dr. Muflihah, MA

Disusun Oleh:
Alfina Nur Fadhilah
(06020222026)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia-Nya yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat
waktu.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ustadzah Dr. Muflihah,
MA. Selaku dosen pengampu mata kuliah Mawad Ta’lim Lugho Al-Arabiyah sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab”.

Kami berharap tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pegangan dalam
mempelajari materi. Saya juga berharap dengan hadirnya tulisan ini dapat mempermudah
semua pihak dalam mempelajari bahan ajar yang baik.

Akhir kata, saya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya dan jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki,
maka dari itu saya membutuhkan saran dan kritik yang dapat memotivasi agar dapat menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, 7 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Bahan Ajar ....................................................................................................... 2
2.2 Prinsip dan Fungsi Bahan Ajar ........................................................................................... 3
2.3 Macam-Macam Bahan Ajar ............................................................................................... 4
2.4 Langkah-Langkah Penyusunan Bahan Ajar ....................................................................... 6
BAB III ........................................................................................................................................ 9
PENUTUP.................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan ajar atau materi pembelajaran merupakan bagian esensial dari pesan dalam
kurikulum yang harus diajarkan kepada siswa. Jenis pesan ini bervariasi, mencakup fakta,
konsep, prinsip, prosedur, permasalahan, dan lain sebagainya. Fungsi utama komponen ini
adalah sebagai isi atau materi yang perlu siswa kuasai selama proses pembelajaran. Silabus
menyusun materi pembelajaran secara sistematis dalam struktur organisasi kurikulum
pendidikan dan pelatihan.
Materi kurikulum yang diatur dalam silabus bersifat pokok-pokok, oleh karena itu,
untuk memastikan kelancaran pembelajaran, perlu adanya pengembangan materi tersebut
dengan menyusunnya dalam bentuk bahan pembelajaran yang komprehensif.
Ketika pelaksanaan pembelajaran dimulai, penting bagi pendidik yang profesional untuk
memahami karakteristik isi pesan pembelajaran yang akan disampaikan. Hal ini bertujuan agar
pemilihan strategi pembelajaran, interaksi dalam pembelajaran, manajemen kelas, pemilihan
bahan dan media pembelajaran, serta alat evaluasi dapat dilakukan dengan tepat dan efektif.
Namun sebelum menerapkan dalam proses pembelajaran, pendidik juga harus mengetahui apa
yang dimaksud bahan ajar, prinsip dan fungsi serta langkah untuk menyusun bahan ajar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Bahan Ajar
2. Prinsip dan Fungsi Bahan Ajar
3. Macam-Macam Bahan Ajar
4. Langkah Penyusunan Bahan Ajar

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bahan Ajar
2. Untuk Mengetahui Prinsip dan Fungsi Bahan Ajar
3. Untuk Mengetahui Macam-Macam Bahan Ajar
4. Untuk Mengetahui Langkah Penyusunan Bahan Ajar

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Ajar


Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang rumit karena melibatkan berbagai
komponen, serupa dengan aktivitas produksi suatu produk atau barang. Dalam konteks ini,
bahan menjadi komponen yang akan mengalami transformasi menjadi produk atau barang jadi.
Analoginya, seperti dalam produksi pakaian, bahan yang diperlukan adalah kain. Apakah
mungkin membuat pakaian tanpa menggunakan kain?
Peranan yang dimainkan oleh tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran di sebuah
lembaga pendidikan masih memiliki tingkat signifikan. Peran tersebut berkaitan dengan
bagaimana siswa terlibat dalam proses belajar. Dalam konteks pembelajaran, siswa melakukan
beragam aktivitas, seperti mendengarkan atau memperhatikan penjelasan dari tenaga pendidik,
mengamati demonstrasi yang diberikan oleh tenaga pendidik, melaksanakan latihan, membaca,
menulis, menggambar, mengerjakan soal, menelaah bahan cetak, dan sebagainya. Oleh karena
itu, peran tenaga pendidik tidak sekadar sebagai penyampai informasi atau penceramah, tetapi
melibatkan lebih dari itu.(Hernawan, Permasih, and Dewi 2008)
Bahan ajar merupakan sumber materi penting bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Tanpa bahan ajar, tampaknya guru akan mengalami kesulitan dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Pada prinsipnya, guru harus selalu menyiapkan bahan ajar dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Pada umumnya, sumber bahan ajar telah tersedia di
perpustakaan atau di berbagai toko buku. Sumber bahan ajar yang dikemas dalam bentuk buku
teks pelajaran ditulis oleh para pakar dan praktisi dari latar mata pelajaran atau bidang studi.
Menulis sumber bahan ajar seperti buku teks tidak boleh dilakukan sembarangan, tetapi harus
mengikuti kaidah penulisan bahan ajar yang standar. Oleh karena itu, tidak semua guru
mengetahui dan memahami bagaimana menulis atau menyusun buku teks sebagai sumber bahan
ajar yang baik.(Aisyah, Noviyanti, and Triyanto 2020)
Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan ajar (learning materials) merupakan seperangkat
materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis serta menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh/
terpadu. Untuk itu sangat penting sorang tenaga pendidik memiliki kompetensi
mengembangkan bahan pembelajaran yang baik sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan yang

2
diperlukan, sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, serta siswa pun
memiliki aktivitas belajar yang cukup baik.
Bahan ajar juga bisa diartikan sebagai rangkuman materi yang diberikan dan diajarkan
kepada siswa dalam bentuk bahan tercetak atau dalam bentuk lain yang tersimpan dalam file
elektronik baik verbal maupun tertulis. Maka sebaiknya, materi pembelajaran ini disampaikan
atau didistribusikan kepada peserta didik sebelum dimulainya proses belajar-mengajar.
Pendekatan ini bertujuan agar siswa memiliki pemahaman awal mengenai materi pembelajaran
yang akan dijadikan topik. Tindakan ini diperlukan untuk memastikan bahwa peserta didik
dapat berpartisipasi secara aktif selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung, karena
mereka telah mempelajarinya sebelumnya.

2.2 Prinsip dan Fungsi Bahan Ajar


Menurut Noviarni prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar adalah:
a. Prinsip relevansi (keterkaitan). Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitannya dengan kompetensi dasar dan indikator yang diinginkan.
b. Prinsip konsistensi. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.(Safrina 2018)
Selain prinsip diatas, Prastowo juga menjelaskan “ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam
pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga
penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau
ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah
dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan
tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik
sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang
tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.
2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat
macam.
3
3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu
dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.(Atang Setiawan 2012)
Menurut beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
pengembangan bahan ajar harus memiliki prinsip seperti relevensi, konsistensi, kecukupan serta
aktivitas, motivasi, individualitas. Penulis juga menyimpulkan bahwa dalam penyusunan bahan
ajar yang utama harus disesuaikan dengan kurikulum, perangkat pembelajaran serta prinsip-
prinsip dari bahan ajar itu sendiri, sehingga bahan ajar dapat digunakan secara optimal.

Secara garis besar, bahan ajar memiliki fungsi yang berbeda baik untuk guru maupun
siswa. Adapun fungsi bahan ajar untuk guru yaitu;
1. Untuk mengarahkan semua aktivitas guru dalam proses pembelajaran sekaligus
merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran.(Magdalena et al. 2020)
Sedangkan fungsi bahan ajar bagi siswa antara lain:

1. Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa lain.
2. Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
3. Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing- masing.
4. Siswa dapat belajar berdasarkan urutan yang dipilihnya sendiri.
5. Membantu potensi siswa untuk enjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.
6. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau
dikuasainya.(Atang Setiawan 2012)

2.3 Macam-Macam Bahan Ajar


A. Bahan Ajar Berdasarkan Bentuknya (Form of Teaching Material)

Bentuk bahan ajar untuk sekolah dasar itu tidak jauh berbeda dengan bentukbentuk bahan ajar
pada umumnya. Menurut Mulyasa, bentuk-bentuk bahan ajar atau materi pembelajaran,antara
lain:
1. Bentuk bahan ajar tercetak, Contoh: hand out, buku, modul, brosur, dan leaflet.
a. Hand out adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
4
b. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya.
c. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa dengan bimbingan guru.
d. Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara
bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid
atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap.
e. Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit.
2. Bentuk bahan ajar non cetak antara lain:
a. Audio Visual, Contoh: video/film,Video Compact Disc (VCD)
b. Audio, Contoh: radio, kaset, Compact Disc (CD) audio, piringan hitam
c. Visual, Contoh: foto, gambar, model/maket.
d. Multi Media, Contoh: CD interaktif, Computer Based, Internet.
3. Bentuk bahan ajar yang berbentuk fasilitas, Contoh: perpustakaan, ruang belajar, studio,
lapangan olah raga.
4. Bentuk bahan ajar berupa kegiatan, Contoh: wawancara, kerja kelompok, observai, simulasi,
permainan.
5. Bentuk bahan ajar berupa lingkungan masyarakat, Contoh: Teman, terminal pasar, toko,
pabrik, museum. ( Reviandari Widyaningtyas, Materi 2006)

B. Bahan Ajar Berdasarkan Sifatnya

1. Bahan ajar yang berbasis cetak misalnya buku, pamflet, panduan belajar siswa, bahan
tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan dari majalah, koran, dan lain sebagainya.
2. Bahan ajar yang berbasis teknologi misalnya audio cassette, siaran radio, slide, filmstrips,
film video cassettes, siaran televisi, video interaktif,computer based tutorial, dan multimedia.
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek misalnya kit sains, lembar observasi,
lembar wawancara, dan lain sebagainya.
4. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaktif manusia (terutama untuk keperluan
pendidikan jarak jauh) misalnya, telepon, hand phone, video conferencing, dan lain
sebagainya.(Fauziyah 2016)

C. Bahan Ajar Berdasarkan Cara Kerjanya

1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan seperti foto, diagram, display, model;

5
2. Bahan ajar yang diproyeksikan, seperti slide, film strips, overhad, trasfarenceis, proyeksi
computer;
3. Bahan ajar audio, seperi kaset dan compact disc;
4. Bahan ajar video dan film;
5. Bahan ajar (media) komputer, misalnya computer mediated instruction, computer based
multimedia atau hypermedia.(Learning, Citizenship, and Strongmen 2014)

2.4 Langkah-Langkah Penyusunan Bahan Ajar


Ada beberapa langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan
penyusunan bahan ajar, adapaun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar


Menganalisis Kebutuhan Bahan Ajar Ini adalah proses awal dalam menyusun bahan ajar.
Analisis bertujuan agar bahan ajar yang dibuat sesuai dnegan tuntutan kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik. Analisis kebutuhan bahan ajar meliputi tiga tahapan, yaitu:
analisis terhadap kurikulum, sumber belajar dan penentuan jenis serta judul bahan ajar.
(1) Menganalisis kurikulum tematik
a. Pemetaan Tema dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan
tema merupakan langkah awal yang sangat penting dalam pembelajaran tematik.
Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambara secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi (atau kompetensi inti, dalam istilah Kurikulum 2013),
kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam
tema yang dipilih.
b. Menetapkan jaringan tema Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari
penerapan pembelajaran terpadu model webbed. Pembelajaran terpadu model webbed
adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema dapat ditetapkan
dengan negosiasi antara guru dan peserta didik, tetapi dapat pula dengan cara diskusi
sesama pendidik. Setelah tema disepaktai, dikembangkan subtemanya dnegan
memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Pengembangan tema menajdi
subtema serta membuat pola keterkaitannya inilah yang kemudian menjadi jaring tema.
Langkah-langkah membuat jaringan tema:
1. Menemukan tema
2. Inventarisasi materi yang masuk atau sesuai dengan tema
3. Kelompokkan materi ke dalam rumpun mata pelajaran masingmasing
6
4. Hubungkan materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran
dengan tema
c. Identifikasi Materi Pokok
Setelah jaringan tema dibuat, selanjutnya adalah mengidentifikasi materi pokok. Materi
pokok berisi mengenai pokok-pokok bahan pembelajaran yang harus dipelajari peserta
didik sebagai sarana untuk pencapaian kompetensi dasar. Pendidik memiliki tugas
menjabarkan materi pokok ke dalam materi pembelajaran tematik dengan mengacu pada
tema yang akan disajikan.
d. Penentuan Pengalaman Belajar Bahan Ajar
Pengalaman belajar merupakan suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya
dilakukan oleh peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan
melalui kegiatan pembelajaran tematik. Pengalaman belajar harus disusun secara jelas
dan operasional.
(2) Menganalisis Sumber Belajar
Setelah menganalisis kurikulum, langkah berikutnya yaitu menganalisis sumber
belajar. Analisis sumber belajar dilakukan terhadap beberapa aspek. Ada tiga aspek
yang menjadi perhatian dalam analisis ini, yaitu: aspek ketersediaan, kesesuaian, dan
kemudahan dalam memanfaatkannya.
(3) Memilih dan Menentukan Bahan Ajar
Langkah ketiga ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar
harus menarik, dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Setidaknya
ada tiga prinsip yang bisa dijadikan pedoman dalam melakukan pemilihan bahan ajar,
yaitu prinsip relevansi, prinsip konsistensi, prinsip kecukupan.

2. Memilih sumber belajar


(1) Kriteria umum Ketika memilih sumber belajar perlu diperhatikan empat kriteria
sebagai berikut yaitu, segi ekonomisnya, segi praktis dan sederhananya, segi mudah
diperolehnya dan bersifat fleksibel.
(2) Kriteria khusus Ada lima kriteria khusus untuk pemilihan sumber belajar, yaitu:
sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar, sumber belajar untuk tujuan
pengajaran, sumber belajar untuk penelitian, sumber belajar untuk memecahkan masalah
dan sumber belajar untuk presentasi.

3. Menyusun Peta Bahan Ajar


7
Mengapa perlu menyusun peta bahan ajar? Karena peta bahan ajar memiliki banyak
kegunaan, yaitu untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis, untuk mengetahui
sekuensi atau urutan bahan ajarnya seperti apa, dan untuk menentukan sifat bahan, apakah
dependent atau independent.

4. Mengenal Struktur Bahan Ajar Tematik


(1) Struktur bahan ajar cetak
(2) Struktur bahan ajar model/maket
(3) Struktur bahan ajar audio
(4) Bahan ajar audiovisual
(5) Struktur bahan ajar interaktif
(6) Struktur bahan ajar lingkungan.(Widyaningtyas and Sukmana 2016)

Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan langkah-


langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat. Penatar seringkali
mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika
sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat
digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran.

8
BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar (learning materials)
merupakan seperangkat materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan
sistematis serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Prastowo mengatakan bahwa ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Fungsi bahan ajar terdiri
dari fungsi bahan ajar untuk guru dan fungsi bahan ajar untuk siswa.
Macam-macam bahan ajar diklasifikasikan menjadi tiga yaitu berdasarkan bentuknya,
berdasarkan sifatnya dan berdasarkan cara kerjanya yang sudah dipaparkan dipenjelasan diatas.
Langkah-langkah penyusunan bahan ajar yaitu melakukan analisis kebutuhan bahan ajar,
memilih sumber belajar, menyusun peta bahan belajar dan mengenal struktur bahan ajar
tematik.
Demikian penjelasan mengenai penyusunan bahan ajar dalam proses pembelajaran.
Semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam mata kuliah Mawad Ta’lim Lugho Al-
Arabiyah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti, Evih Noviyanti, and Triyanto Triyanto. 2020. “Bahan Ajar Sebagai Bagian Dalam
Kajian Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia.” Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa,
Sastra, Dan Budaya Indonesia 2(1):62–65. doi: 10.33751/jsalaka.v2i1.1838.
Atang Setiawan. 2012. “No Title ‫طرق تدريس اللغة العربية‬.” Экономика Региона 32.
Fauziyah, Nourma Fahmatullahil. 2016. “Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Integrasi
Sains Dan Islam Kelas X SMA/MA Materi Alat Optik, Suhu Dan Kalor, Listrik Dinamis,
Dan Gelombang Elektromagnetik.” Skripsi 8–32.
Hernawan, Asep Herry, Permasih, and Laksmi Dewi. 2008. “Panduan Pengembangan Bahan
Ajar.” Depdiknas Jakarta 1–13.
Learning, Cooperative, Prospect For Citizenship, and Local Strongmen. 2014. “Jurusan
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial- Universitas Negeri
Medan.”
Magdalena, Ina, Tini Sundari, Silvi Nurkamilah, Dinda Ayu Amalia, and Universitas
Muhammadiyah Tangerang. 2020. “Analisis Bahan Ajar.” Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial 2(2):311–26.
Materi, Penjelasan. 2006. “Jenis-Jenis Bahan Ajar.” 3:46–47.
Safrina, Ayu. 2018. “Analisis Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Guru Ekonomi Di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangkinang Kota Kabupaten Kampar.” 24.
Widyaningtyas, Reviandari, and Rika Widya Sukmana. 2016. “Langkah-Langkah
Pengembangan Bahan Ajar.”
Http://Elearning.Unla.Ac.Id/Pluginfile.Php/28781/Mod_resource/Content/1/Modul_Topik
%205%20Langkah-Langkah%20dalam%20pembuatan%20Bahan%20Ajar.Docx.Pdf 1–9.

10

Anda mungkin juga menyukai