Anda di halaman 1dari 43

MANAJEMEN MEDIA SOSIAL DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KABUPATEN PEMALANG DALAM MENINGKATKAN


REPUTASI ORGANISASI

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Sastra, Budaya, Dan Komunikasi Universitas Ahmad
Dahlan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi

Oleh :
ADITYA KUNCORO JATI
1900030089

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS SASTRA BUDAYA DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
Abstract

Perkembangan platform media sosial dengan berbagai fiturnya menjadi


media baru yang efektif dalam penyebaran informasi, hal ini menjadi salah satu
sebab sebuah perusahaan/instansi/organisasi ikut menggunakan berbagai media
sosial yang ada untuk meningkatkan reputasi. Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pemalang memerlukan manajemen media sosial agar tercapai tujuan
untuk meningkatkan reputasi.
Fokus dari penelitian ini adalah bagaimana Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Pemalang dalam memanajemen berbagai platform media
sosialnya untuk meningkatkan reputasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
upaya Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang dalam
meningkatkan reputasi perusahaan/instansi/organisasi melalui media sosial seperti
instagram, facebook, twitter, website dengan penerapan manajemen media sosial
yang sesuai. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif karena
pengambilan data dengan proses wawancara, observasi, dokumentasi.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi untuk khalayak
terkhusus Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang, bahwasannya
dengan memanajemen media sosial yang sesuai serta memaksimalkannya mampu
untuk meningkatkan reputasi dari perusahaan/instansi/organisasi.

Kata Kunci : Manajemen Media, Media Sosial, Dinas Komunikasi dan


Informatika, Reputasi Organisasi.
A. Latar Belakang

Manajemen media adalah ilmu yang mempelajari bagaimana pengelolaan

media menggunakan prinsip-prinsip dan seluruh proses manajemennya dilakukan,

seperti halnya media sebagai industri yang bersifat komersial maupun sosial.

Media menjadi salah satu objek pembelajaran yang secara lengkap mempelajari

karakteristiknya, posisi dan perannya dalam lingkungan, kemudian sistem

ekonominya, serta sosial politik tempat media tersebut berada dan termasuk juga

mempelajari tentang perkembangan teknologi yang mempengaruhi media dan

diperhitungkan dengan manajemen media (Junaedi, 2017:14).

Manajemen media sosial sejatinya merupakan salah satu tugas dari public

relations atau tim media, didalam media sosial terdapat banyak fitur-fitur

didalamnya dan tentunya berbeda satu dengan yang lainnya. Tetapi pada

umumnya media sosial yang saat ini sedang digemari oleh khalayak umum

mempunyai fitur yang secara garis besar sama dengan membentuk konsep The

circular model of some, yang bertujuan untuk melakukan suatu perencanaan

komunikasi sesuai dengan tujuan masing-masing penggunanya pada media sosial.

Manajemen tersebut secara umum dilakukan dengan empat tahap yaitu: (1) Share

(berbagi), merupakan tahap dimana perusahaan menjalin interaksi dengan

khalayak umum, membangun kepercayaan dan menentukan saluran yang tepat

untuk membagikannya. (2) Optimize (mengoptimalkan), merupakan tahapan

untuk mengoptimalkan perencanaan suatu komunikasi yang kuat. (3) Manage

(manajemen), merupakan pesan relevan yang harus dikelola, memantau dan

mengukur. (4) Engage (terlihat), hal ini merupakan siapa yang akan terlihat,

dengan menentukan tindakan apa yang ingin khalayak ambil dari yang telah

1
terbagikan oleh suatu pengguna baik personal, lembaga, instansi, perusahaan,

ataupun organisasi untuk menentukan tindakan apa yang perusahaan inginkan dari

khalayak umum (Luttrell, 2019).

Media sosial merupakan platform dimana penggunanya dapat berinteraksi

dengan pengguna lain dan dapat meningkatkan eksistensi baik perusahaan,

instansi maupun diri mereka pribadi. Media sosial juga sebagai tempat untuk

berbagi kegiatan atau aktifitas penggunanya, pengguna tidak dirumitkan dalam

pembuatan media sosial dan tidak ada batasan ruang dan waktu sehingga

pengguna dapat mengakses media sosial dalam waktu 24 jam, sehingga dapat

dapat berdampak kecanduan bagi para pengguna media sosial. Masyarakat

Indonesia banyak yang sudah memanfaatkan perkembangan media sosial dengan

memakai berbagai macam platform diantaranya Facebook, Twitter, Instagram,

Line dan sebagainya (Ma’ruf & Putra, 2019).

Fajar Suderajat dan Kenanga Puspitasari (2017) dalam jurnalnya yang

berjudul “Pengelolaan Media Sosial oleh Unit Corporate Communication pt Gmf

Aerosia Vol 9 (2)”, menyebutkan bahwasannya media sosial menjadai sarana

yang digunakan untuk menyebarkan dan menyampaikan informasi secara

menyeluruh dalam waktu yang singkat dan memiliki tingkat keefektifitasan dan

efisiensi yang tinggi dalam hal ini tidak kalah dengan media massa atau media

cetak yang mudah dalam memberikan akses dengan cepat dan menyeluruh. Ada

begitu banyak media sosial yang saat ini berkembang, namun hanya beberapa saja

yang berhasil menarik minat khalayak umum untuk menggunakannya dalam

memenuhi kebutuhan informasinya.

2
Gambar 1. Tampilan profil akun instagram @kominfo_pemalang

https://instagram.com/kominfo_Pemalang?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Berdasarkan pengamatan, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Pemalang yang telah memiliki akun sosial media Instagram dengan nama akun

@kominfo_pemalang yang jumlah pengikutnya 2.030 belum memaksimalkan

dengan baik dilihat dari jumlah postingannya yang masih berjumlah 853 dengan

rata jumlah like yang didapat 13 like untuk postingan berupa gambar/foto serta

100 like untuk postingan berupa video pemanfaatan fitur story dan highligt pun

belum dimanfaatkan dengan begitu baik seperti jarang mempublish kegiatan-

kegiatan atau isu dan berita terkini di story serta haghligt berisikin informasi-

informasi yang sudah terlalu lama di publish. 853 Unggahan yang di publish dan

terdapat pada akun instagram ini merupakan berbagai informasi mengenai sekilas

berita atau isu terkini, laporan tentang kegiatan yang dilakukan Diskominfo baik

3
formal seperti rapat maupun informal seperti konten talkshow, dan informasi atau

isu-isu serta kegiatan umum lainnya.

Gambar 2. Tampilan profil akun facebook Diskominfo Pemalang

https://www.facebook.com/dsikominfopemalang/

Kemudian Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang juga

mempunyai akun media sosial lain yaitu Facebook dengan nama akunnya

@Diskominfo Pemalang yang jumlah keseluruhan likenya berkisar 1.424, setiap

postingan yang di upload oleh @Diskominfo Pemalang rata-rata hanya

mengantongi jumalah like yang terbilang masih kurang yaitu hanya sekitar 1-15

like saja, namun ada beberapa postingan facebook yang mencapai jumlah like

sebesar 257 like. Sama halnya dengan akun Instagramnya, pada Facebook

@Diskominfo Pemalang juga berisikan informasi-informasi yang kurang lebih

sama seperti yang telah ditampilkan pada akun Instagramnya. Terlihat

@Diskominfo Pemalang belum begitu memanfaatkan fitur yang ada pada media

4
sosial Facebook seperti Story misalnya yang kurang dimanfaatkan secara

maksimal.

Gambar 3. Tampilan profil twitter DiskominfoPemalang

https://twitter.com/KominfoPemalang?t=rfy-LG8hpSlr6T-kRprmrg&s=09

Dinas Komunikasi dan Informati Kabupaten Pemalang juga memiliki aku

media sosial selain instagram dan facebook yaitu media sosial Twitter, dengan

nama akun @DiskominfoPemalang. Akun tersebut telah memiliki jumlah

pengikut sebanyak 4.755 dan telah membagikan 4.756 tweet semenjak bergabung

dengan platform twitter ini pada tahun 2017. berbagai tweet yang cukup

informatif telah terpublish pada akun @DiskominfoPemalang baik dari beberapa

kegiatan yang dilakukan oleh jajaran Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Pemalang dan beberapa informasi terkini yang ada di Pemalang serta

sering kali membagikan kegiatan dan kebijakan yang dilakukan oleh Pemkab

Pemalang. Namun dilihat dari kondisi faktualnya menunjukan bahwa dengan

5
tweet sebanyak itu @DiskominfoPemalang hanya mendapatkan jumlah like yang

terbilang masih sedikit yaitu sekitar 2-15 saja.

Gambar 3. Tampilan profil website Diskominfo Kab.Pemalang

https://diskominfo.pemalangkab.go.id/

Selain Instagram, Facebook, dan Twitter Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Pemalang juga memiliki web yaitu Diskominfo

Kab.Pemalang yang didalamnya cukup informatif dan tergolong lengkap untuk

informasi-informasinya seperti profil instansi yang lengkap dari Profil Dinas,

Kepala Dinas, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi, Daftar Pegawai, serta

Struktur PPID Pembantu (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi). Selain

itu didalam web Diskominfo Kab Pemalang juga terdapat agenda dan tentunya

berita yang selalu update seputar Kabupaten Pemalang.

Dilihat dari seluruh akun platform media sosial Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Pemalang kurang merespon atas informasi dan isu yang

terjadi di lingkungan Wilayah Kabupaten Pemalang serta kurang merespon atas

konten-konten yang diberikan oleh pihak Dinas Komunikasi dan Informatika

6
kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Pemalang mengenai berbagai

informasi-informasi yang diberikan pihak lembaga. Seharusnya dengan adanya

berbagai media sosial yang ada seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Website

tersebut merupakan peluang bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Pemalang untuk memaksimalkan penyebaran informasi melalui seluruh akun

media sosial yang dimilikinya tersebut.

Media sosial saat ini sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, hal

ini menjadikan media sosial sebagai platform yang saat ini memiliki peran penting

dalam pembentukan sebuah citra lembaga. Reputasi merupakan sebuah

pandangan atau persepsi khalayak, masyarakat terhadap sesuatu, hal ini yang

dianggap reputasi sangat dianggap penting bagi kebanyakan instansi atau lembaga

baik milik Pemerintah maupun swasta terkhusus lembaga milik Pemerintah.

Pengalaman dari sebuah instansi atau lembaga mampu membentuk reputasi

organisasi, baik itu bersifat positiv maupun negative yang akan menentukan

bagaimana reputasi dari suatu lembagai, instansi, atau organisasi tersebut.

Reputasi dari suatu organisasi atau instansi bukan hanya dilihat dari riwayat

pengalaman sebelumnya saja, tetapi dapat dilihat dari berbagai media, dan seperti

apa pengelolaan media sosialnya seperti instagram.

Menurut Rosidah (2011: 7), Reputasi perusahaan atau organisasi sendiri

adalah persepsi dari konsumen mengenai bagaimana kemampuan sebuah

perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik, atau suatu penilaian tentang

keadaan masa lalu sekaligus prospek di masa yang akan datang mengenai kualitas

dari sebuah perusahaan atau organisasi. Selanjutnya dengan Wals et al (2008: 4)

mendefinisikan reputasi dari suatu perusahaan atau organisasi sebagai sebuah

7
bentuk dari evaluasi dari keseluruhan rencana dan kegiatan yang dilakukan oleh

stakeholders terhadap perusahaan dari waktu ke waktu. Evaluasi tersebut

berdasarkan kepada pengalaman langsung dari berbagai stakeholders terhadap

suatu perusahaan, kemudian bentuk lain dari komunikasi dan simbolisme yang

menyediakan berbagai informasi tentang aksi dan tindakan dari perusahaan atau

dari perbandingan dengan tindakan yang dilakukan pesaing utama.

Fombrun (1996) dalam Herwin dan Ferryal Abadi (2018) mengemukakan

bahwa terdapat empat elemen yang dipercaya dapat membangun reputasi dari

sebuah perusahaan atau organisasi supaya menjadi kearah yang lebih kuat dan

baik, yaitu : (1) Reliability (Keterandalan di mata publik), dimaksudkan bahwa

perusahaan yang terlihat handal oleh konstituen/publik/follower, maka akan

semakin baik sebuah perusahaan/organisasi tersebut.; (2) Credibility (kredibilitas

di mata publik dan investor), artinya bahwa semakin kredibel perusahaan tersebut

di mata konstituen/konsumen/pengikutnya, maka semakin baik pula sebuah

perusahaan/organisasi tersebut.; (3) Trustworthiness (terpercaya di mata pegawai

dan publik), maksudnya kepercayaan yang semakin tinggi terhadap perusahaan,

maka akan semakin baik suatu perusahaan /organisasi tersebut.; (4) Responsibility

(tanggung jawab sosial di mata komunitas), artinya bahwa semakin tanggung

jawab perusahaan tersebut yang dilihat oleh konstituen/publik/follower, maka

akan semakin baik sebuah perusahaan/oraganisasi tersebut. Dari elemen-elemen

tersebut diatas untuk meningkatkan reputasi dari sebuah perusahaan/organisasi

yang dalam hal ini akan dikaitkan dengan media sosial.

Selalu aktif dan terus update tentang isu terkini khalayak umum akan

mendapatnya informasi terkini tentang apa yang sedang terjadi maka rasa

8
ketertarikan khalayak akan meningkat menjadi senang apa bila kebutuhan dapat

terpenuhi. Pada empat elemen untuk meningkatkan reputasi berkitan dengan

media sosial, sebab dalam menggunakan media sosial saat ini bukan hanya

sekedar hadir dan ada di media sosial, melainkan harus bisa mengangkat konten

semanarik mungkin dari isu-isu yang sedang hangat dibicarakan oleh publik

dengan manajemen yang baik, sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan akan

informasi terkini berpeluang besar menimbulkan rasa senang serta kepuasan,

maka masyarakat akan selalu menantikan berita terupdate yang di publish di

setiap akun media sosial Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang.

Pada sisi lain ada kalanya masyarakat tidak mendapatkan informasi yang

dibutuhkannya sesuai dengan keinginan sehingga menjadi kecewa dan tidak puas

(Kotler & Keller 2007).

Kondisi faktual lapangan menunjukan, meskipun Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Pemalang telah memiliki akun official diberbagai media

sosial seperti Instagram yaitu @kominfo_Pemlang, Facebook @Diskominfo

Pemalang, Twitter @KominfoPemalang, dan Websitenya

diskominfo.pemalang.go.id yang dibuat untuk mengikuti tren penyebaran

inormasi yang saat ini sedang banyak digunakan agar bisa terus update, sebab

dalam kenyataannya belum begitu dikelola dengan baik dan terlihat kurang aktif

dalam menyebarkan informasi. Maksudnya disini walaupun terus update dengan

berita terkini namun dibeberapa platform media sosialnya belum dimanfaatkan

secara maksimal fitur-fitur yang ada. Hampir seluruh kalangan masyarakat

mempunyai akun berbagai platform media sosial, dengan kurang aktifnya

menyebarkan informasi ini dapat memberikan dampak seperti berita-berita hoaks

9
yang tetap masuk di wilayah Kabupaten Pemalang, dan masyarakat yang sampai

tidak mengetahui keberadaan Diskominfo Pemalang sebagai salah satu instansi

Pemerintah yang seharusnya ikut andil dalam pemenuhan kebutuhan informasi

masyarakat dengan dibuktikan masih sedikit followers yang menandai akun

@kominfo_pemalang dalam postingannya.

Proses penyebaran informasi dan publikasi untuk meningkatkan reputasi

instansi menggunakan media sosial yang belakangan ini tengah digemari oleh

khalayak umum sebenarnya merupakan tahap transisi peralihan media penyebaran

informasi yang baik dan tepat. Segala bentuk dan penyebaran informasi serta

publikasi sesuatu pada dasarnya harus mempunyai rencana sistematis untuk

mencapai tujuan lembaga baik perusahaan atau pun instansi. Memanfaatkan dan

memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai media informasi dan publikasi

telah banyak dilakukan oleh humas dari berbagai lembagai instansi maupun

perusahaan, salah satunya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

yang sudah menggunakan media sosial sebagai media baru dalam menyampaikan

informasi dan publikasi (Adiatama, 2022).

Oleh karena itu, keberadaan media sosial seperti instagram, facebook,

twitter, serta website dengan berbagai manfaatnya merupakan peluang besar bagi

suatu lembaga perusahaan atau instansi seperti Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Pemalang sebagai media baru dalam menginformasikan berbagai

informasi kepada khalayak umum agar terus update dengan berita-berita atau isu-

isu terkini. Bukan hanya sekedar hadir pada ruang-ruang media sosial saja, tetapi

suatu lembaga instansi atau perusahaan harus terus berkomitmen untuk selalu

aktif dalam menyampaikan berbagai informasi terkini terlebih sebagai

10
Diskominfo yang mana merepresentasikan instansi pemerintah dengan berbagai

sumber informasi.

Dalam manajemen media sosial tentu tidak bisa disamakan, sebab masing-

masing media sosial mempunyai karakter dan fitur yang beragam antara media

sosial satu dengan yang lainnya, sehingga dalam manajemen pembuatan konten-

kontennya akan berbeda. Melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

tentang bagaimana manajemen media sosial Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Pemelang dalam menyebarkan berbagai informasi kepada khalayak

umum untuk tujuan menaikan reputasi dengan menaikan engagement media

sosialnya. Penelti akan meneliti manajemen media sosial Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Pemalang khususnya pada media sosial instagram,

facebook, twitter, dan website yang secara resmi mereka kelola. Peneliti lebih

fokus untuk meneliti manajemen media sosial dari keempat media yang mereka

gunakan tersebut karena memiliki karakteristik yang serupa yakni dengan

menampilkan konten teks, foto, ataupun Video. Selain itu media sosial (instagram,

facebook, twitter, website) Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Pemalang dilihat memiliki konten yang serupa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah Bagaimana manajemen media sosial Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Pemalang dalam meningkatkan reputasi organisasi ?

11
C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis dan mengkaji realitas

mengenai bagaimana manajemen media sosial oleh Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten dalam meningkatkan reputasi organisasi.

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Akademis

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu bahan literatur

yang tentunya bisa menjadi ilmu baru sesuai dengan teori yang

berhubungan dengan bagaimana manajemen media sosial dalam

meningkatkan reputasi organisasi suatu perusahaan ataupun lembaga,

selain itu penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi sumber

penelitian yang akan datang.

D.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat untuk instansi yang

ingin atau sudah menggunakan media sosial sebagai media publikasi untuk

menyebarkan informasi kepada publik, serta untuk seperti tim atau devisi

media sosial, praktisi public relations ataupun humas diberbagai

perusahaan ataupun lembaga terkhusus milik pemerintah agar bisa

meningkatkan reputasinya dengan cara menggunakan media sosial sebagai

media baru saat ini.

12
E. Limitasi

Saat ini Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang telah

menggunakan berbagai macam media penyebaran informasi seperti instagram,

facebook, twitter, dan website begitupun dengan media baru yang saat ini sedang

banyak digunakan oleh berbagai lembaga atau instansi baik milik Pemerintah

maupun Swasta. Tetapi Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Pemalang

belum begitu memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalam setiap platform media

sosial seperti salah satunya Instagram misalnya, sehingga banyak dari masyarakat

khususnya masyarakat Kabupaten Pemalang belum begitu mengetahui bahwa ada

lembaga pengelolaan informasi yang valid dalam data informasinya di platform

media sosial seprti Instagram. Oleh sebab itu peneliti akan membahas mengenai

bagaimana penggunaan sosial media Dinas Komunkasi dan Informatika

Kabupaten Pemalang bisa meningkatkan reputasi dan penyebaran.

F. Kajian Pustaka

F.1 Penelitian Terdahulu

Tujuan dari penelitian terdahulu dengan jenis tema yang sama

yaitu untuk pembanding sebagai tujuan dari penelitian yang akan atau

sedang dilakukan sehingga akan menemukan penelitian yang saat ini yang

memposisikan berada ditengah-tengah penelitian sebelumnya.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Gardatama, H., &

Rahmanto, A. N. (2021) dengan judul “Manajemen Media Sosial

Pemerintah Kota Surakarta dalam Menyampaikan Informasi Covid-19

Kepada Masyarakat” penelitian tersebut menggunakan metode penelitian

13
deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut membahas mengenai Pemerintah

Kota Surakarta agar dapat hadir untuk memenuhi kebutuhan informasi

masyarakat di media sosial. Sebab sudah menjadi tugas pokok dan fungsi

humas Pemerintah Kota Surakarta memberikan penjelasan dan berita

terkini melalui akun resmi media sosial yang dimiliki oleh Pemerintah

Kota Surakarta sebagai media baru yang lebih efektif dikala pandemi

Covid-19.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hajati, R. P., Perbawasari,

S., & Hafiar, H. (2018) “Manajemen Aktivitas Media Sosial Akun

Instagram @INDONESIABAIK.ID” penelitian tersebut menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut membahas

mengenai akun instagram indonesiabaik.id yang merupakan situs yang

dikelola Kementrian Komunikasi dan Informatika yang membuat tim

bernama indonesiabaik.id dalam melakukan kegiatannya, tim ini

menggunakan beberapa media sosial salah satunya instagram, akan tetapi

engagement disisni menjadi hambatan yang dihadapi pada media sosial

instagram tersebut.

Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana media sosial instagram @indonesiabaik.id bisa memberikan

dampak baik bagi tim. Namun dalam penggunaannya belum optimal untuk

membangun kepercayaan publik, oleh sebab itu dilakukanlah penelitian

dengan memantau yang dilakukan untuk mengetahui apa yang dibicarakan

oleh publik mengenai @indonesiabaik.id yang dilakukan dengan cara

manual seperti misalnya pengecekan mention dan hashtag. Pada tahap

14
manag tim indonesiabaik.id telah melakukan beberapa kegiatan, namun

pada tahap ini belum menggunakan tools social media mention yang

kemudian pada tahap terakhir adalah engagement.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Rizqiyah, R. N.,

Kriyantono, R., & Sujoko, A. (2021) “Manajemen Media Relations dalam

Meningkatkan Citra Positif dan Reputasi Perusahaan di Era Artificial

Intelligence” penelitian tersebut menggunakan metode studi literasi yang

dikemukakan secara deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut membahas

mengenai era disruptif sekarang ini dengan akses informasi yang semakin

mudah dan terus berkembang secara praktis. Salah satu perkembangan

teknologi dan digitalisasi yang menjadi bukti kemajuan infastruktur dan

inovasi dalam kehidupan masyarakat adalah hadirnya artificial

intellegence (AI) yang memberikan kemudahan dalm pekerjaan terutama

terkait dengan big data.

Keberlangsungan kegiatan public relation di era sekarang dalam

membangun relasi antar organisasi atau perusahaan dengan publik, media

relations menjadi peranan penting bagi PR dalam manajemen relasi. Oleh

sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan manajemen media

relations dalam meningkatkan citra positif perusahaan atau organisasi.

Ditemukan dalam penelitian ini bahwa peranan AI sangat membantu dan

memudahkan pekerjaan PR terutama dalam kegiatan media relations.

Hadirnya AI bagi perusahaan membantu dalam pengelolaan media yang

digunakan perusahaan untuk menyebarkan informasi melalui media sosial,

sehingga dalam penyebaran informasi melalui media sosial ini

15
memerlukan pengolahan konten dan media monitoring yang bertujuan

sebagai bentuk evaluasi PR dalam kegiatan media relations yang mampu

meningkatkan citra positif perusahaan.

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan

1 Manajeme Gardatama Hasil penelitian Penelitian Perbedaanny

n Media , H., & menunjukan tersebut dan a yaitu pada

Sosial Rahmanto, bahwa penelitian objek yang

Pemerinta A. N. Pemerintah Kota yang peneliti diteliti pada

h Kota (2021) Surakarta melalui lakukan jurnal 1

Surakarta tim media mempunyai Pemerintah

dalam sosialnya mampu persamaan Kota

Menyamp menangani atau pada jenis Surakarta.

aikan mengelola media metodenya Sementara

Informasi sosial dengan yaitu yang akan

Covid-19 baik. Namun kualitatif dan peneliti teliti

Kepada penelitian ini sama-sama adalah Dinas

Masyaraka menemukan meneliti Komunikasi

t bahwa tim media tentang dan

sosial Pemerintah media sosial Informatika

Kota Surakarta untuk Kabupaten

tidak dapat pemenuhan Pemalang,

16
memanfaatkan kebutuhan perbedaan

perbedaan informasi selanjutnya

karakteristik publik adalah jika

antara platform- sebagai peneliti

platform media media baru menggunaka

sosial yang saat ini n sosial

digunakan karena media untuk

kesamaan konten manaikan

antara media reputasi

sosial yang sedangkan

digunakan. penelitian

tersebut

hanya

sebagai

media

penyampaian

informasi

kepada

publik saja.

No Judul Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan

2 “Manajem Hajati, R. Hasil penelitian Penelitian Perbedaan

en P., menunjukan tersebut dan yang terdapat

Aktivitas Perbawasa bahwa penelitian pada

Media ri, S., & penggunaan yang peneliti penelitian

17
Sosial Hafiar, H. media sosial lakukan tersebut

Akun (2018) instagram oleh mempunyai dengan

Instagram @indonesiabaik.i persamaan penelitian

@INDON d belum optimal yaitu dari peneliti

ESIABAI dalam meneliti jika

K.ID” membangun media sosial, penelitian

kepercayaan dan sama- tersebut

publik, oleh sama menggunaka

sebab itu menggunaka satu platform

pemantauan perlu n metode media sosial

dilakukan untuk penelitian saja yaitu

mengetahui apa kualitatif instagram

yang dibicarakan dengan akun

oleh publik @indonesiab

mengenai aik.id

@indonesiabaik.i Sedangkan

d dengan cara peneliti

manual yaitu menggunaka

pengecekan 4 media

mention dan sosial milik

hashtag. Pada Dinas

tahap Komunikasi

management dan

@indonesia.id Informatika

18
sudah melakukan Kabupaten

kegiatan Pemalang

beberapa yaitu

kegiatan namun instagram,

dalam tahap ini facebook,

belum twitter, dan

menggunakan website

tools social media sebagai

mentiondengan objek

tahap terakhir penelitiannya

yaitu

engagement.

No Judul Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan

3 “Manajem Rizqiyah, Hasil dari Penelitian Penelitian

en Media R. N., penelitian ini tersebut tersebut

Relations Kriyanton Ditemukan dalam dengan berbeda

dalam o, R., & penelitian ini penelitian dengan

Meningkat Sujoko, A. bahwa peranan yang peneliti penelitian

kan Citra (2021) AI sangat lakukan ialah yang peneliti

Positif dan membantu dan sama-sama lakukan

Reputasi memudahkan meneliti sebab

Perusahaa pekerjaan PR tentang penelitian

n di Era terutama dalam media sosial tersebut

19
Artificial kegiatan media sebagai menggunaka

Intelligenc relations. media n metode

e” Hadirnya AI bagi penyebaran penulisan

perusahaan informasi studi lietrasi

membantu dalam untuk sedangkan

pengelolaan meningkatka peneliti

media yang n reputasi menggunaka

digunakan suatu n metode

perusahaan untuk perusahaan penulisan

menyebarkan atau kualitatif.

informasi melalui organisasi Perbedaan

media sosial, selanjutnya

sehingga dalam pada objek

penyebaran penelitian

informasi melalui yang masih

media sosial ini spesifik

memerlukan perusahaan

pengolahan apa yang

konten dan media diteliti,

monitoring yang sedangkan

bertujuan sebagai peneliti lebih

bentuk evaluasi spesifik

PR dalam dengan

kegiatan media menggunaka

20
relations yang n perusahaan

mampu atau instansi

meningkatkan yaitu Dinas

citra positif Komunikasi

perusahaan. dan

Informatika

Kabupaten

Pemalang.

F.2 Landasan Teori

Teori adalah dasar penyusunan yang harus ada dalam suatu

penelitian yang di perlukan untuk menganalisis dan

menginterprestasikan sebagai data yang didapatkan salah satunya dari

hasil penelitian yang sebelumnya dilakukan. Teori yang menjabarkan

proses penggunaan media sosial dalam meningkatkan reputasi organisasi

adalah konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Konsep penelitian

merupakan suatu hal yang memberikan kajian literatur terbaru dalam

penlitian yang relevan dengan fokus kajian penelitian mengenai

penggunaan media sosial dalam meningkatkan reputasi organisasi.

A. Manajemen Media Sosial

Kurniasih dalam buku Memaksimalkan Media Sosial dalam

Lembaga Pemerintah (Widiastuti, 2018). Menjelaskan bahwa terdapat

beberapa catatan dalam penggunaan media sosial oleh lembaga

pemerintah. Pertama, media sosial didesain untuk menjaga dan

21
meningkatkan reputasi dari lembaga pemerintahan itu sendiri serta untuk

menggali aspirasi publik. Kedua, media sosial adalah media interaktif.

Ketiga, media sosial adalah dokumentasi online. Keempat media sosial

menjangkau publik yang sangat luas sehingga diperlukan pemahaman

dalam hal penyebaran informasi dan cara berkomunikasi lintas budaya.

Bagi sebagian kalangan media sosial dianggap sebagai antisosial. Untuk

menghindari stigma ini, sebagai lembaga pemerintah penyedia atau

penyalur informasi dari pemerintah kepada seluruh masyarakat harus

mampu menyeimbangkan antara peran media komunikasi online dengan

komunikasi langsung dengan publiknya, terutama publik internal yang

secara fisik dan geografis sangat dekat. Dalam manajemen media sosial

ada beberapa tahapan yaitu :

1) Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah pemilihan dari sekumpulan kegiatan

dan pemutusan selanjutnya tentang apa yang nantinya harus

dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan

sendiri merupakan proses dasar dimana manajemen memutuskan

tujuan yang akan dicapainya, Perencanaan memegang lebih

dibandingkan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Sebab fungsi

seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan hanya

melaksanakan, keputusan-keputusannya berada ditahap

perencanaan.

2) Organizing (Pengorganisasian)

22
Pengorganisasian adalah proses untuk merancang struktur

formal dengan mengelompokan dan mengatur serta membagi

tugas dan pekerjaan dalam sebuah organisasi, agar tujuan bisa

dicapai secra efisien. Pengorganisasian sangat diperlukan karena

pada tahap awal ini memerlukan tahapan yang dilakukan untuk

menghimpun dan menyusun seluruh dari sumber yang telah

direncanakan pada tahap sebelumnya.

3) Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan proses untuk menambahkan

semangat (motivation) supaya dapat bekerja keras dan giat

dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang

efektif dan efisien. Pergerakan anggota disini tergantung kepada

pemimpin, sebab memotivasi para anggota tim dalam setiap

kegiatan memerlukan seseorang yang dapat memberikan

dorongan dan dukungan.

4) Controling (Pengawasan)

Pelaksanaan mempunyai peranan dan kedudukan yang

sangat penting dalam manajemen media, sebab mempunyai

fungsi untuk menguji apakah saat pelaksanaan kerja teratur

dengan tertib, terarahkah atau tidak, meskipun pada tahapan-

tahapan sebelumnya baik. Tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak

teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan

tidak akan tercapai.

23
B. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online dimana para

penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagai, dan

menciptakan isi dari platform-platform media sosial yang ada yang

meliputi blog, social network, atau jejaring sosial, wiki, mungkin

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digukan oleh

masyarakat pada umumnya di seluruh dunia (Kurniawan, 2017).

Media sosial juga di pahami sebagai media baru dan menjadi

bagian penting dalam penyebaran informasi di era digital karena

mempermudah komunikasi yang dapat melampaui waktu, jangkauan, dan

bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja (Subekti, 2020). terdapat

beberapa platform media sosial yang paling banyak dan sering diakses

oleh masyarakat, seperti :

1) Instagram

Instagram adalah platform media sosial yang digunakan

untuk berbagi foto dan video. Seperti media sosial lainnya di

instagram juga dapat menemukan teman yang disebut dengan

follow (ikut) dan followers (mengikuti). instagram memliki

berbagai fitur seperti Feed, Story, Filter, Live, IGtv, dan Reels.

2) Facebook

Facebook adalah salah satu situs media sosial yang

menghadirkan layanan jejaring sosial untuk penggunanya agar

dapat saling berinteraksi dengan para pengguna lainnya tanpa

mengenal batas jarak. Facebook juga memliki berbagai fitur

24
seperti Posting baik foto dan video serta story karena saat ini

sudah tersambung dengan instagram.

3) Twitter

Twitter merupakan platform jejaring sosial yang

memfasilitasi penggunanya untuk mengirim sebuah tweet yang

berguna juga untuk saling menghubungkan antara pengguna satu

dengan pengguna lainnya. Twitter lebih sering dan condong

memainkan taggar untuk menaikan sebuah berita atau isu.

4) Website

Website adalah sebuah media sosial dengan keseluruhan

halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang

mengandung informasi. Website juga biasa digunakan oleh

instansi, lembaga, perusahaan, ataupun organisasi untuk

menampilkan berbagai informasi seperti visi, misi, sejarah,

struktur kepengurusan, dan berbagai kegiatan informatif lainnya.

C. New Media

Media Baru (New Media) adalah sebuah terminologi untuk

menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang

terkomputerisasi serta terhubung kedalam jaringan. Media baru adalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi (perantara) dari sumber

informasikepada penerima informasi. “Media baru memiliki dua unsur

utama yaitu digitalisasi dan konvergensi. Unternet sendiri merupakan

bukti darisebuah konvergensi karena menggabungkan beberapa fungsi

25
media lain seperti audio, video, dan teks” (McQuail’s, 2006) dikutip dari

jurnal (Efendi, Astuti dan Rahayu, 2017).

1) Karakteristik New Media

Perkembangan teknoogi yang sangat mempengaruhi new

media juga mempunyai karakter-karakter baru yang berawal dari

kata new, dalam istilah new media menurut Martin Lister (2013)

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Merupakan bentuk dari pengalaman baru dalam sebuah

teks, hiburan, kesenangan, dan pola dari konsumsi

media.

b. Merupakan cara baru dalam mempresentasikan dunia

seperti interaktif di media.

c. Merupakan bentuk hubungan baru antara pengguna

dengan konsumen teknologi media.

d. Merupakan bentuk pengalaman baru dari identitas diri

maupun komunitas saat berinteraksi baik dalam waktu,

ruang, dan tempat.

e. Merupakan bentuk konsepsi baru dari hubungan antar

manusia secara biologis melalui media.

D. Reputasi Organisasi

Reputasi merupakan aset strategis bagi suatu organisasi ataupun

perusahaan karena hal ini berkaitan dengan penilaian dan evaluasi

keberadaan organisasi ataupun perusahaan yang bersangkutan dimata

stakeholders. Eksistensi dari sebuah organisasi atau perusahaan sangat

26
dipengaruhi oleh loyalitas stakeholder sebagai khalayak sasaran yang

memiliki pendapat atau pandangan berbeda mengenai suatu

organisasi/perusahaan, tetapi secara kolektif memberikan kontribusi pada

keseluruhan dari reputasi organisasi/perusahaan.

Fombrun (1996) dalam Herwin dan Ferryal Abadi (2018)

menjelaskan bahwa terdapat empat elemen yang dapat membangun

reputasi dari sebuah perusahaan atau organisasi untuk menuju kearah

yang lebih kuat dan baik, yaitu :

1) Reliability (keterandalan di mata publik), maksud dari pada

elemen pertama ini adalah sebuah perusahaan atau organisasi

yang terlihat handal oleh konstituan/publik/follower terutama

dalam media sosial yang bisa dilihat dari bagaimana perusahaan

atau organisasi tersebut dalam memajemen berbagai akun media

sosialnya baik dari bagaimana konten yang dipublish, isu-isu

atau pemberitaan yang diangkat, maka akan semakin baik

sebuah perusahaan atau organisasi tersebut.

2) Credibility (kredibilitas di mata publik dan investor), maksudnya

bahwa semakin kredibel perusahaan atau organisasi tersebut

dalam mengolah konten yang menarik dari isu-isu yang ada pada

akun media sosialnya, maka semakin baik sebuah perusahaan

atau organisasi tersebut dimata publik pada media sosial.

3) Trustworthiness (terpercaya di mata pegawai dan publik),

dimaksudkan bahwa rasa kepercayaan yang semakin tinggi

terhadap perusahaan dengan bagaimana seorang kepala tim

27
mampu mengarahkan para bawahannya dalam merencanakan

pekerjaan tim dalam hal ini bagaimana agar perusahaan atau

organisasi mendapatkan impact dari media sosial yang

berdasarkan banyaknya respon dari publik, maka akan semakin

baik perusahaan atau organisasi tersebut.

4) Responsibility (tanggung jawab sosial dimata komunitas dan

publik), dimaksudkan bahwa semakin bertanggung jawabnya

sebuah perusahaan atau organisasi yang mempunyai wewenang

untuk menyebarkan informasi terutama di media sosial yang

salah satunya memenuhi kebutuhan informasi terkait dengan isu

terkini dengan sumber yang falid terhadap publik, maka akan

semakin baik perusahaan atau organisasi tersebut.

Reputasi kini dipercaya sebagai senjata ampuh yang dianggap sakti

terutama dalam menjaga dan memelihara eksistensi dari sebuah

organisasi ataupun perusahaan, bahkan diyakini sebagai salah satu

penjamin untuk tercapainya pertumbuhan ditengah turbulensi dan

ketatnya persaingan baik dalam dunia usaha maupun dunia maya. Dahulu,

para penggiat komunikasi dan korporasi mengandalkan citra (image) dan

menempatkannya sebagai orientasi capaian utama atau semacam ultimate

goal pada segala kiprah yang dilakukannya. Kini, mereka beralih pada

persoalan terbangunnya “nama baik” atau reputasi (reputation) sebagai

titik tumpu harapan hidup dan berkembangnya organisasi (Warta,

1:2017).

28
F.3 Kerangka Berfikir

Dinas Komunikasi dan Informatika


Kabupaten Pemalang

Manajem Media Sosial :


1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Pelaksanaan)
4. Controling (Pengawasan)

Reputasi Organisasi :
1. Reliability (keterandalan di mata publik)
2. Credibility (kredibilitas di mata publik& investor)
3. Trustworthiness (terpercaya di mata pegawai dan publik)
4. Responsibility (tanggung jawab sosial)

Manajemen Sosial Media Dinas Komunikasi


dan Informatika Kabupaten Pemalang dalam
Meningkatkan Reputasi Organisasi

29
G. Metode Penelitian

G.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Fraenkel & Wallen dalam Creswell, 2002 mengemukakan bahwa

penelitian kualitatif berfokus pada proses yang terjadi bukan pada hasil.

Untuk itu didalam penelitian ini peneliti berusaha memahami bagaimana

sebuah fenomena itu terjadi (Subekti & dkk, 2020). Tujuan dari penelitian

ini yaitu untuk membuktikan sekaligus mendeskripsikan objek dengan

fenomena yang berkaitan dengan penggunaan media sosial oleh Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang dalam menaikan

engagement untuk meningkatkan reputasi sebagai salah satu instansi

pemerintah penyedia informasi dengan sumber yang credible.

G.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu pelaksanaan pada penelitian ini yang akan di

ambil guna untuk menyelesaikan permasalahan yang peneliti inginkan

yaitu di Dinas Komunikasi dan Informatika yang terletak di Kabupaten

Pemalang, Jawa Tengah. Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Pemalang terletak di pusat kota sehingga peneliti dapat dengan

mudah memaksimalkan dalam melaksanakan proses penelitian ini.

Penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan dalam pengerjaan

setelah proposal ini sudah dinyatakan siap untuk dilanjutkan. Sehingga

peneliti dapat memanfaatkan waktu yang telah ditetapkan dalam

penyusunan penelitian ini untuk kedepannya.

30
G.3 Sumber Data

1) pengumpulan data primer akan dilakukan dengan wawancara yang

mengacu pada instrumen penelitian berupa daftar wawancara.

Namun disini wawancara hanya digunakan sebagai pedoman,

maksudnya ketika wawancara berlangsung, topik dan pertanyaan

akan berkembang sesuai dengan diskusi nantinya. Teknik pemelihan

informan secara purposif memilih informan secara sengaja dan tidak

acak. Informan yang akan dipilih nantinya adalah mereka yang

memang diasumsikan dapat memberi informasi yang sehubungan

dengan penelitian ini. Sebab pada dasarnya jumlah informan dalam

suatu penelitian kualitatif tergantung dari kebutuhan data yang

diperlukan.

2) pengumpulan data sekunder yaitu melalui pencarian dan penemuan

bukti-bukti. Metode ini adalah metode pengumpulan data yang

berasal dari sumber non-manusia. Sumber-sumber informasi

golongan ini seringkali diabaikan dalam penelitian kualitatif, padahal

sumber ini sebenarnya kebanyakan sudah tersedia dan siap

digunakan. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar

belakang yang lebih luas tentang pokok penelitian. Selain dokumen

tertulis, foto juga merupakan salah satu bahan dokumenter, karena

foto bermanfaat sebagai sumber informasi yang sekaligus mampu

menggambarkan peristiwa yang terjadi.

31
G. 3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, teknik yang peneliti

akan gunakan ialah dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a) Wawancara

Pengumpulan data dengan teknik wawancara secara mendalam,

wawancara secara mendalam dimaksudkan sebagai proses untuk

mendapatkan data atau informasi untuk tujuan dari penyelidikan dengan

soalan dan jawaban secara bersemuka antara pewawancara dan

narasumber atau orang yang diwawancarai, dengan menggunakan

panduan wawancara dimana pewawancara dan narasumber terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif panjang (Daymon 2008: 258). Menurut

Esterberg dalam (Sugiono, 2013) wawancara merupakan pertemuan yang

dilakukan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide yang

dibutuhkan melalui pendekatan dengan tanya jawab, sehingga dapat

menghasilkan kontruksi makna dalam suatu topik tertentu. Adapaun

beberapa narasumber yang nantinya akan di wawancarai untuk

memperoleh beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu :

a. Kepala Diskominfo Kabupaten Pemalang.

b. Kabid Penyelenggaraan e-Government.

c. Kabid Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik.

d. Muhammad Abdan, Dinda Zulmarihana, Muhammad Tsaqif

Selaku Followers Akun Media Sosial Dinas Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Pemalang, dan sekaligus

perwakilan dari masyarakat Kabupaten Pemalang yang

32
mengikuti akun media sosial Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Pemalang.

b) Observasi

Observasi adalah tahap selanjutnya dari pengolahan dat objek yang

sedang dikaji secara langsung atau tidak langsung untuk mendapatkan

data yang mesti dikumpulkan dalam penyelidikan. Kaedah yang

digunakan dalam semua keadaan akan senantiasa memberi perhatian

kepada sesuatu untuk mendapatkan lebih banyak bukti agar membantu

dalam memahami konteks dari penyelidikan. Tetapi pemerhatian ini

melibatkan sebuah rekaman sistematik awal yang dilihat di lapangan

(Daymon, 2008: 319). Observasi dalam penelitian untuk pengumpulan

data merupakan salah satu tehnik yang cukup efektif terutama dalam

mempelajari suatu sistem. Tehnik observasi ini juga dikatakan sebuah

tehnik pengumpulan data secara langsung dari para pembuat keputusan

dan pengamatan secara langsung pada suatu kegiatan tertentu (Darmadi,

2014).

c) Dokumentasi

Dokumentasi yaitu tehnik pengumpulan data-data serta fakta-fakta

yang termuat dalam dokumen pengumpulan data. Dokumentasi yang

dimaksud ini berupa catatan pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen,

rapat, catatan khusus, rekaman kaset, rekaman video, photo dan

sebagainya (Sukandarrumidi, 2004: 101-102).

33
G. 4 Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan

Huberman yang dikutip oleh silalahi (2012:339-341) dalam buku yang

berjudul Metode Pwnwlitian Sosial yang mempunyai tiga alur dalam

teknik analisis datanya, yaitu :

1) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses menumpun data sumber yang

dilakukan saat penelitian. Tahap ini merupakan proses untuk

mengarahkan, menggolongkan, menajamkan, serta membuang yang tidak

dibutuhkan terutama yang terkait dengan kepentingan juga fokus pada

data yang sesuai dengan yang didapat saat penelitian.

2) Penyajian Data

Proses untuk menyusun data dan informasi yang sudah diambil dan

terkumpul kemudian telah dilakukan tindakan dan simpulan dari data-

data tersebut, tahap ini dinamakan penyajian data narasi, grafik, bagan

merupakan komponen bentuk dalam penyajian data pada penelitian

kualitatif yang didapat saat ini. Peneliti memakai alur ini sebagai

pemahaman data yang telah didapat dengan melakukan analisis jauh

mendetail.

3) Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Proses tahapan terakhir dari penelitian yang sedang dilaksanakan,

dengan menguji kebenarannya, kesesuaian dan kecocokan data yang telah

terkumpul selama kegiatan penelitian berlangsung. Kemudian menarik

kesimpulan serta verifikasi untuk dilakukan kesesuaian tahapan data

34
terkumpul selama dilapangan, untuk dilakukan penyimpanan dan

pengumpulan data akhir hingga mencapai final.

G.4 Teknik Validasi Data

Untuk memperoleh data yang akurat pada penelitian ini, maka

peneliti akan menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiono

(2012:241) Triangulasi diartikan sebagai sebuah teknik dalam

pengumpulan data yang bersifat untuk menggabungkan berbagai teknik

dalam pengumpulan data serta sumber data yang terlah ada dan terkumpul.

Dalam hal ini, peneliti akan melakukan sebuah perbandingan antara

sumber informasi yang didapatkan dari hasil wawancara yang telah

didapatkan dari informan dengan teknik wawancara pada narasumber

lainnya yang nantinya akan dilihat sejauh mana kecocokan serta kebenaran

dari sumber informasi pertama yang sudah didapat.

Terdapat 3 macam triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi

teknik, dan triangulasi waktu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

jenis triangulasi sumber, yang dipergunakan untuk mengecek validitas,

dimana pada jenis triangulasi ini lebih memanfaatkan sumber yang

berbeda untuk melakukan pemeriksaan terhadap data yang diperoleh

nantinya. Proses pengolahan pada data yang dilakukan adalah dengan

data-data yang diperoleh dari narasumber yang merupakan hasil

wawancara, kemudian hasil wawancara tersebut akan dibandingkan antara

persamaan dan perbedaannya. Persamaan dari hasil wawancara ini akan

menunjukan validitas data, sedangkan perbedaan hasil wawancara dapat

35
dipergunakan untuk memberikan pandangan lain yang tentunya berguna

untuk melengkapi hasil penelitian.

Kemudian peneliti juga akan memeriksa kembali dari setiap

pengumpulan data yang telah didapat dari proses wawancara yang telah

dilakukan serta observasi dan dokumentasi yang telah didapat. Sehingga

nantinya peneliti akan mendapatkan hasil data yang diinginkan dan

tentunya valid supaya penelitian ini bisa sesuai dengan kaidah penelitian

yang benar terutama mengenai data penelitian yang harus benar-benar

valid.

36
H. Daftar Pustaka

Adiatama, B. (2022). Pengelolaan media sosial dalam penyebaran informasi

sebagai bentuk kegiatan online public relations: Studi deskriptif pada

media sosial kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai tipe

Madya Pabean Cikarang (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati

Bandung).

Ali, M. Y., & Kodrat, D. S. (2020). Faktor-faktor penyebab kegagalan bisnis pada

perusahaan mitra jaya abadi.

Apriananta, Y. J., & Wijaya, L. S. (2018). Penggunaan website dan media sosial

dalam membangun citra positif perguruan tinggi. KOMUNIKATIF: Jurnal

Ilmiah Komunikasi, 7(2), 187-209.

Asmara, J. (2019). Rancang Bangun Sistem Informasi Desa Berbasis Website

(Studi Kasus Desa Netpala). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi

(JUKANTI), 2(1), 1-7.

Basri, H., & Syafrizal, S. (2017). Peranmedia Sosial Twitter dalam Interaksi

Sosial Pelajar Sekolah Menengah Pertama di Kota Pekanbaru (Studi

Kasus Pelajar SMPN 1 Kota Pekanbaru) (Doctoral dissertation, Riau

University).

Fathiyyah, R. N., & Rina, N. (2019). Pengaruh Kredibilitas Youtuber Terhadap

Sikap Penonton Pada Channel Youtube Atta Halilintar. Journal Acta

Diurna 15(2), 98-118.

Gardatama, H., & Rahmanto, A. N. (2021). MANAJEMEN MEDIA SOSIAL

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM MENYAMPAIKAN


INFORMASI MENGENAI COVID-19 KEPADA MASYARAKAT.

Jurnal Komunikasi Massa, 1, 1-22.

Hajati, R. P., Perbawasari, S., & Hafiar, H. (2018). Manajemen aktivitas media

sosial akun Instagram@ indonesiabaik. id. Meta Communication, 3(2).

Handayani, D. (2020). Pemanfaatan media youtube pada saat pandemi covid 19

untuk media pembelajaran bahasa inggris dalam meningkatkan vocabulary

dan pemahaman siswa. Jupendik: Jurnal Pendidikan, 4(2), 12-18.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin L. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi 12.

Jilid 1. Alih Bahasa Benyamin Molan.

Ma'aruf, A. R. S., & Putra, D. K. S. (2019). Efektivitas Penggunaan Media Sosial

Instagram Terhadap Personal Branding Joko Widodo Pada Pemilih

Pemula Pemilu 2019. Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna, 15(2), 1-18.

Mustika, T., & Anggraini, R. (2019). Pengaruh Terpaan Media Terhadap Reputasi

Lembaga Pemerintah. Inter Script: Journal of Creative Communication,

1(1).

Nadhiroh, R dan Kusumawati, Diah. (2014). “Peran Website, Facebook dan

Twitter Resmi UNS Dalam Membangun Image Positif Dan Meningkatkan

Reputasi UNS (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Peran Website,

Facebook, Twitter Resmi UNS dalam Membangun Image Positif dan

Meningkatkan Reputasi Word Class University UNS di Kalangan

Mahasiswa Asing UNS)”, Jurnal Publikasi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP.

UNS Solo.
Raturahmi, L., SY, R. U. D., & Meisani, S. (2021). Strategi Komunikasi PT. Pos

Indonesia Dalam Meningkatkan Reputasi Perusahaan. Jurnal Digital

Media dan Relationship, 3(1), 30-42.

Rezeki, S. R. I. (2020). Penggunaan Sosial Media Twitter dalam Komunikasi

Organisasi (Studi Kasus Pemerintah Provinsi Dki Jakarta Dalam

Penanganan Covid-19). JOURNAL OF ISLAMIC AND LAW STUDIES,

4(2).

Rizqiyah, R. N., Kriyantono, R., & Sujoko, A. (2021). MANAJEMEN MEDIA

RELATIONS DALAM MENINGKATKAN CITRA POSITIF DAN

REPUTASI PERUSAHAAN DI ERA ARTIFICIAL INTELLIGENCE.

Metacommunication; Journal of Communication Studies, 6(1), 53-66.

Robbani, A. M., & Vebrynda, R. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Instagram

Sebagai Media Dakwah (Strategi Nurul Azka Dalam Mengelola Akun@

nunuzoo).

Sanjaya, R., & Hesinto, S. (2017). Rancang Bangun Website Profil Hotel Agung

Prabumulih Menggunakan Framework Bootstrap. Jurnal Teknologi Dan

Informasi, 7(2), 57-64.


Sjoraida, D. F., Dewi, R., Adi, A. N., & Dipa, A. K. (2021). Penggunaan media

sosial dalam membangun reputasi anggota legislatif di Jawa Barat.

PRofesi Humas, 6(1), 89-110.

Subekti, P., Hafiar, H., & Bakti, I. (2020). Penggunaan Instagram oleh Badan

Penanggulangan Bencana Daerah untuk mengoptimalkan destination

branding Pangandaran. PRofesi Humas, 4(2), 174-192.

Wogo, A. N. (2020). PENGGUNAAN INSTAGRAM DAN FACEBOOK SEBAGAI

MEDIA PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELI

KONSUMEN DI TOKO SAHABAT PONSEL DUTA MALL

BANJARMASIN (Doctoral dissertation, Universitas Islam Kalimantan

MAB).

Zahra, R., & Rina, N. (2018). Pengaruh Celebrity Endorser Hamidah

Rachmayanti Terhadap Keputusan Pembelian Produk Online Shop

MAYOUTFIT Di Kota Bandung. LONTAR: Jurnal Ilmu

Komunikasi 6(1)

Anda mungkin juga menyukai