147-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
Abstrak
Salah satu upaya yang saat ini dilakukan berbagai lembaga atau organisasi dalam mempromosikan produk
atau jasanya adalah dengan menggunakan social. Interaksi sosial dapat dilakukan melalui media sosial
dalam memberikan ruang kepada masyarakat untuk mengirimkan pesan dan menerima pesan di dunia maya
atau virtual. Media sosial yang banyak digunakan di Indonesia antara lain, Facebook, Instagram, twitter,
whatsApp, line, youtube dan lain sebagainya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
humas SMAU CT Arsa Foundation dalam meningkatkan citra lembaganya dengan menggunakan media
sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial yang dilakukan Humas CT Arsa
Foundation dalam meningkatkan dan mempublikasikan kegaitan dan prestasu siswanya di Instagram dan
juga dalam menjalin hubungan dengan warga sekitar sebagai salah satu strategi humas SMAU CT Arsa
Foundation dalam membangun good image.
Abstract
One of the efforts currently being made by various institutions or organizations in promoting their
products or services is to use social media. Social interaction can be done through social media in
providing space for the public to send messages and receive messages in cyberspace or virtual. Social
media that are widely used in Indonesia include Facebook, Instagram, twitter, whatsApp, line, youtube.
The purpose and so onof this study is to find out how public relations at SMAU CT Arsa Foundation
improve the image of its institution by using social media. The results of this study indicate that the use of
social media by PR CT Arsa Foundation in improving and publicizing the activities and achievements of
its students on Instagram and also in establishing relationships with local residents as one of the PR
strategies of SMAU CT Arsa Foundation in building a good image.
{147}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{148}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
dan hanya menerima 100 siswa dari berbagai media. Yang pertama kali menggagas teori
daerah Sumatera Utara dengan syarat ini adalah Maxwell McCombs dan Donald
beragama Islam dan juga tergolong kurang Shaw (dalam Griffin, 2015). penelitian yang
mampu. Para murid juga berbondong- mereka lakukan tentang Watergate (1972)
bondong mendaftarkan diri ke sekolah ini. adalah awal dari dimanfaatkannya agenda
Selain memberikan beasiswa penuh, sekolah setting pada media massa. Pada awalnya,
ini juga memberikan memiliki program agenda setting media digunakan untuk
belajar yang bagus. membentuk agenda khalayak menjadi
Dengan banyaknya siswa yang sesuatu yang penting sesuai dengan informasi
mendaftar tiap tahunnya ke sekolah ini yang mereka peroleh dari media massa.
menarik perhatian penulis untuk mencari Masyarakat pada umumnya menganggap
tahu bagaimana lembaga pendidikan ini suatu menjadi penting karena media massa
menaikkan citra lembaganya dengan membentuk prespektif tersebut
memanfaatkan media sosial khususnya menggunakan agenda setting (Budhirianto,
Instagram dan bagaimana humas lembaga 2018).
pendidikan ini mengemas informasi yang Namun, seiring dengan
akan dipublikasikan ke media sosial berkembangnya teknologi komunikasi secara
instagram ini. cepat memberikan pengaruh pada
pemaknaan agenda setting itu sendiri. Jika
Teori Agenda Setting awalnya agenda setting media ada pada
Teori Penetapan Agenda (Agenda tradisi media massa konvensional, tetapi
Setting Theory) adalah sebuah teori yang pada saat ini dalam mengkonsumsi informasi
menyatakan bahwa media massa menjadi telah dimediasi oleh suatu sistem komunikasi
pusat penentuan kebenaran dengan berbasis Internet. Hadirnya Internet yang
kemampuan media massa untuk mentransfer sangat cepat telah membuat gagasan tentang
dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke media baru (new media). Penggunaan istilah
dalam agenda publik dengan mengarahkan media baru menjadi penanda akan
kesadaran publik dengan membimbing berakhirnya tradisi media lama yang sering
perhatian publik dan fokus terhadap isu-isu dilekatkan pada media massa berbasis mesin
yang dianggap penting oleh media massa. cetak. Kemajuan teknologi yang selalu
Dua asumsi penting yang mendasari sejalan dengan peningkatan komunikasi
penelitian tentang penentuan agenda adalah: mengingat perbaikan media untuk itu juga
1. Masyarakat dan media massa tidak berdampak pada perkembangan agenda
mencerminkan kenyataan; mereka setting pada media sebelumnya. Sebagai
membentuk isu dan menyaring data. penggagas agenda setting media, Maxwell
2. Pengelompokan media massa hanya McCombs sendiri kemudian melakukan
terhadap isu-isu publik yang akan pembahasan ulang pada teori yang pernah
disiarkan sebagai isu yang lebih mereka usung. Melakukan audit terhadap
prioritas daripada isu-isu lainnya gagasan agenda setting media dilakukan
(Wikipedia, 2017). dengan meninjau kembali terhadap
McCombs dalam jurnal Syarif perubahan situasi karena kehadiran media
penelitian ini memakai teori agenda setting baru yang berbasis Internet. Hasilnya,
{149}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{150}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
persuasif yang bertujuan untuk membentuk masyarakat luas, agar mampu membentuk
opini yang mendukung (maintain favourable opini masyarakat tentang lembaga
opinion), membentuk opini yang belum pendidikan tersebut. Selain itu tujuan dari
terlihat atau yang belum diekspresikan publitas ini untuk memberikan informasi
(create opinion where none exist or where it kepada masyarakat luas tentang lembaga
is latent), serta membuat opini menjadi lebih pendidikan (Mahfuzhah, 2018).
netral (neutralize hostile opinion). Media sosial
4) Membentuk goodwill dan kerjasama. Afriani mendefenisikan media sosial
Pada tahap ini, tujuan humas sudah merupakan media online yang para
pada tahap tindakan nyata. Maksudnya, menggunakan media ini mampu dengan
sudah terbentuk hubungan kerjasama dalam mudah berpartisipasi, berbagi dan
bentuk perilaku tertentu yang mampu menciptakan isi seperti blog, social network
mendorong keberhasilan lembaga. Goodwill atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
dan kerjasama ini bisa tercapai karena ada virtual (Kurniawan, 2017). Menurut Kaplan
dorongan yang dilakukan berulang kali oleh dan Haenlin media sosial adalah suatu
humas untuk membentuk saling pengertian kelompok aplikasi berbasis internet yang
dan kepercayaan terhadap publik. Dan juga, memakai ideologi dan teknologi 2.0, yang
disertai dengan tindakan nyata lembaga pemakai medsos ini bisa bertukar informasi
untuk selalu mewujudkan kepentingan publik dengan mudah (Untari D. , Strategi
(Eisyiah, 2017). Pemasaran Melalui Melalui Media Sosial
Pada umumnya, setidaknya seorang Instagram (Studi Deskriptif Pada Akun
humas harus mempunyai 5 agenda besar @Subur_Batik, 2018).
dalam aktivitas manajerialnya, yaitu: Beberapa media sosial yang sangat
1. Menjalin hubungan dengan pers digemari dan memiliki banyak pengguna di
adalah salah satu relasi yang harus Indonesia adalah Facebook, Twitter,
dibangun media agar bisa Instagram, Youtube, Blog, dan lainnya.
menjangkau masyarakat yang Social media memungkinkan pengguna
berfungsi untuk melakukan untuk bertukar pesan dengan jutaan
pencitraan, kepercayaan, dan penggunaan lainnya. Bagi para pemasar hal
tercapainya tujuan kerjasama. ini merupakan suatu potensi dan kesempatan
2. Publisitas yang sangat besar untuk digunakan sebagai
3. Komunikasi perusahaan, hal ini salah satu alat komunikasi pemasaran.
terdiri dari komunikasi internal dan Media sosial memiliki beberapa
eksternal guna menunjang saling perbedaan dengan media komunikasi
pengertian pemasaran lainnya, yaitu Always on dan
4. Melakukan lobi Everywhere. Penggunaan media sosial dapat
5. Counselling mengakses kapan saja dan dimana saja,
Hampir semua lembaga pendidikan karena selain diakses melalui komputer dapat
mempunyai ciri masing-masing, visi misi, diakses melalui mobile/smart phone. Hal
serta memiliki budaya sekolah yang menjadi tersebut yang memberikan peluang bagi para
keunggulan. Ini merupakan wadah bagi pemasaran untuk dapat melakukan
seorang humas untuk dipublikasikan ke komunikasi pemasaran kapan saja dan
{151}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
dimana saja (Untari D. , Strategi Komunikasi negatif, jika kemudian tidak didukung oleh
Melalui Media Sosial Instagram (Studi kapasitas atau kondisi nyata. Citra juga
Deskriftif pada Akun @Subur_Batik), 2018). merupakan tujuan utama, dan sekaligus
Citra merupakan reputasi dan prestasi yang harus
Bill Canton dalam sukatendel (1990) dicapai bagi dunia kehumasan (Ariandry,
dalam Ardianto mengatakan Bahwa citra 2019).
adalah “image: the impresson, the feeling the Memahami gambaran sebenarnya
conception which the public has a company; adalah unik (teoretis) dan tidak dapat
a conciussly created impression of an object, diperkirakan secara numerik, namun hasilnya
person or organization” (Citra adalah kesan, dapat dirasakan tergantung pada konsekuensi
gambaran diri public terhadap perusahaan penilaian hasil yang baik atau tidak. Seperti
kesan yang dengan sengaja diciptakan dari penerimaan reaksi positif maupun negatif,
suatu obyek orang atau organisasi). yang secara khusus datang dari publik (main
Menurut Katz dalam proposisi Nindy interest group) dan masyarakat luas. citra
menyatakan bahwa Citra adalah cara memiliki pengaruh yang kuat pada suatu
pertemuan yang berbeda melihat organisasi, pandangan masyarakat terhadap organisasi
individu, kelompok penasihat, atau tindakan. atau lembaga , karena citra akan menentukan
Sebuah organisasi memiliki citra Sebuah positif atau tidaknya suatu organisasi dimata
sebanyak jumlah individu yang melihatnya. masyarakat (Ariandry, 2019).
Citra perusahaan berasal dari customer setia, Frank jefkins, dalam bukunya Public
klien potensial, banker, staf organisasi, Relations Tehnique, beralasan bahwa sebagai
pesaing, distributor, penyedia, asosiadi suatu peraturan, gambaran dicirikan sebagai
dagang, dan perkembangan klien di area bagaimana individu melihat sebuah
pertukaran yang memiliki perspektif tentang organisasi/yayasan/asosiasi bergantung pada
organisasi (Ariandry, 2019). pengalaman dan informasi tentangnya.
Sedangkan menurut Sumirat dan Dalam buku Essential of Public Relations,
Ardianto dalam jurnal Evawani mengartikan Jeffkins mengatakan bahwa citra adalah
bahwa citra hanyalah kesan, perasaan, kesan yang didapat tergantung pada
gambaran publik tentang organisasi. Kesan informasi dan pemahaman seseorang tentang
ini dibuat dengan sengaja dari sebuah objek, fakta-fakta atau realitas. Jalaluddin Rakhmat
individu atau lembaga. Jadi citra harus dalam bukunya, psikologi komunikasi
sengaja dibuat untuk memperoleh nilai mengungkapkan bahwa citra adalah
positif. Citra yang sebenarnya merupakan penggambaran realitas dan tidak perlu
salah satu sumber aset utama dari suatu berhubungan dengan realitas, citra adalah
organisasi atau lembaga, atau biasa disebut dunia sesuai wawasan. Solomon dalam
dengan favourable Opinion (Lubis, 2012) Rakhmat, mengatakan bahwa sikap
Usaha organisasi dalam membangun seseorang terhadap perusahaan tergantung
citra adalah dengan membedakan citra seperti pada citra lembaga atau organisasi
apa yang perlu dibingkai dimata publik. Citra (Ariandry, 2019).
diartikan sebagai the picture of mind yaitu Jadi dapat disimpulkan bahwa citra
suatu gambaran yang ada dalam pikiran tersebut adalah sarana yang digunakan oleh
publik. Citra itu bisa berubah menjadi pihak-pihak di luar organisasi untuk menilai
{152}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{153}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{154}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{155}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{156}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{157}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
membuat pengajuan perbaikan sarana informasi dan publikasi yang di lakukan oleh
branding sekolah. Yang nantinya jika Humas CT Foundation membentuk
membuat video atau foto yang akan diupload kesadaran masyarakat terhadap kehadiran
ke instagram bisa menonjolkan plang nama sekolah tersebut di masyarakat. Dalam setiap
sekolahnya. Selagi meunggu ACC pengajuan postingan informasi dan publikasi kegiatan di
dan pencairan dananya, Humas SMAU CT setting sedemikian mungkin untuk menarik
Foundation memanfaatkan apa yang ada saja perhatian followernya. Sehingga dengan
dan fokus pada apa yang bisa dimaksimalkan menggunakan Instagram sebagai media
oleh Humas SMAU CT Foundation tersebut informasi dan publikasi dapat meningkatkan
untuk meningkatkan citra lembaganya. citra lembaganya dengan cepat.
Dari hasil wawancara dengan humas
SMAU CT Foundation sendiri, peneliti juga PENUTUP
mengambil data dari akun Instagram sekolah Humas SMAU CT Foundation
tersebut. Sesuai dengan apa yang dikatakan memilih media sosial khususnya instagram
Humas SMAU CT Foundation ini, media sebagai media untuk Informasi dan
sosial Instagram digunakan sebagai media publikasi karena pada saat ini instagram
informasi dan publikasi dalam meningkatkan lebih memiliki pasar dibanding media
citra lembaganya. Sebagian besar yang cetak dan memiliki jangkauan yang luas.
posting oleh humas untuk meningkatkan citra Saat ini juga instagram sebagai media
lembaganya adalah dengan terfavorit dan memiliki peluang yang
mempublikasikan prestasi-prestasi yang sangat bagus dalam membentuk citra
pernah di raih oleh siswanya. Dengan sekolah ini dimata publik. Dan juga media
postingan ini juga salah satu strategi untuk sosial instagram sedang digandrungi oleh
meningkatkan citra, yang secara langsung sebagian besar masyarakat, baik itu anak
follower yang melihatnya tahu bahwa muda maupun tua.Strategi Humas CT
sekolah ini memiliki kualitas yang sangat Foundation dalam meningkat citra
bagus. Selain postingan informasi ada juga lembaganya adalah dengan
postingan yang memberikan informasi, mempromosikan dan mengenalkan
misalnya adalah informasi penerimaan siswa sekolah tersebut ke publik, salah satunya
baru dan postingan-postingan lainnya. dengan mempublikasikan segala kegiatan
Teori Penentuan Agenda (bahasa yang dilakukan sekolah tersebut ke
Inggris: Agenda Setting Theory) adalah teori Instagram.
yang menyatakan bahwa media massa
Selain promosi online, humas juga
berlaku merupakan pusat penentuan
melakukan promosi offline dengan cara
kebenaran dengan kemampuan media massa
mengundang masyarakat sekitar untuk
untuk mentransfer dua elemen yaitu
datang ke sekolah dengan mengadakan
kesadaran dan informasi ke dalam agenda
beberapa kegiatan diantaranya bazar
publik dengan mengarahkan kesadaran
kewirausahaan, seminar gratis, penyuluhan
publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang
kewirausahaan gratis dan lain sebagainya.
dianggap penting oleh media massa.
Dalam kegiatan ini Humas SMAU CT
Hubungan penelitian ini dengan teori
Foundation bekerjasama dengan OSIS.
agenda setting adalah dalam setiap postingan
{158}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{159}
Jurnal Ilmu Komunikasi | Vol. 10, No. 2, September 2021: Hal. 140-160
P-ISSN: 2252-665X | E-ISSN: 2176-1889
{160}