Anda di halaman 1dari 5

RESUME SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“DETERMINAN MINAT PERILAKU PENGGUNAAN ELEKTRONIK


MONEY (E-MONEY): PENDEKATAN MODEL DECOMPOSSED
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR ”

Karimatun Nisa Magister HA / 225020300111024

Sistem pembayaran elektronik merupakan sistem pembayaran inovatif yang


memanfaatkan kemajuan teknologi yang sangat memengaruhi transaksi micro payment.
Banyak negara maju yang telah memanfaatkan teknologi ini dengan transaksi tunai secara
elektronik, yang juga banyak diterapkan di negara berkembang dengan menerapkan sistem
pembayaran inovatif. Secara global, mengaplikasikan electronic money (e-money) sudah ada
sejak 20 tahun yang lalu. Namub tren e-money di negara berkembang dan negara tidak
berkembang masih lambat dan terbatas dibandingkan dengan negara maju. Selain itu, dapat
dilihat bahwa penerapan dan penggunaan sistem ini di negara tidak berkembang terhambat oleh
banyak faktor, padahal sektor keuangan merupakan kunci pembangunan negara mana pun.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan populasi besar dan upaya harus
diarahkan untuk mengorientasikan penduduknya pada manfaat dan dampak dari sistem
cashless. Indonesia wajib diprioritaskan sepenuhnya untuk terdigitalisasi dalam transaksi
keuangan.
Isu kontekstual minat konsumen perilaku menggunakan e-money di Indonesia
ditonjolkan dengan data yang menunjukkan frekuensi transaksi per tahun paling rendah
dibandingkan dengan kartu ATM (kartu debit dan kartu kredit). Meskipun volume transaksi e-
money meningkat, penggunaan kartu ATM masih turun. Selain itu, isu keterbatasan
pengetahuan tentang e-money menyebabkan konsumen memiliki persepsi yang berbeda
tentang penggunaan dan layanan. Padahal, kartu ATM (kartu debit dan kartu kredit) sudah
lebih dulu ada dan diterima konsumen. Integrasi layanan e-money seharusnya dapat
meningkatkan layanan. Namun, ternyata layanan tersebut masih belum dimanfaatkan oleh
pelanggan. Faktanya, kesadaran penggunaan e-money dari fungsi dan prosedur transaksinya
masih kurang di kalangan banyak nasabah.
Isu tersebut dapat disebabkan adanya minat keperilakuan dalam diri individu, yaitu
munculnya suatu perilaku tertentu baik perilaku untuk menerima atau menolak. Jika
dihubungkan dengan penggunaan teknologi informasi, dengan penelitian terhadap minat
perilaku untuk menggunakan teknologi informasi dapat mengakibatkan diketahuinya perilaku
seseorang baik menerima atau menolak penggunaan teknologi informasi tersebut. Minat

1
perilaku merupakan determinan utama dalam mengukur suatu perilaku penggunaan teknologi
(Davis et al., 1989). Minat perilaku terhadap perilaku dapat diprediksi dengan tingkat akurat
yang tinggi, yaitu ketika individu berminat untuk menggunakan atau memilih sesuatu, maka
akan muncul perilaku nyata penggunaan atau pemilihan dari sesuatu tersebut. Namun, perlu di
bawahi bahwa minat perilaku tidak bersifat permanen, tetapi dapat berubah-ubah seiring
dengan waktu dan kondisi yang ada.
Theory Decomposed Planned Behavior diperkenalkan sebagai dasar studi, pada tahap
pengenalan masalah kontektual teori untuk menganalisis fokus pada minat konsumen namun
tidak termasuk perilaku penggunaan ke dalam penelitian (Balasubramaniam, et al., 2002;
Rohm dan Sultan, 2006). Jenis penelitian ini adalah penelitian replikasi dengan
mengembangkan model Decomposed Theory of Planned Behavior (DTPB) melalui
penggabungan beberapa studi pendahulu (Shih dan Fang, 2004 dan Lin, 2007). Peneliti
melakukan pembatasan hanya menggunakan model DTPB saja tanpa melakukan perbandingan
tiga model tersebut dari penelitian terdahulu. Alasan peneliti memilih model DTPB karena
peneliti berdasarkan rekomendasi penelitian Shih dan Fang (2004) yang menyatakan bahwa
model DTPB mempunyai kekuatan penjelas dan lebih baik untukmemprediksi suatu minat
perilaku dalam mengaplikasikan teknologi informasi, sikap, dan norma subjektif jika
dibandingkan dengan model lainnya.
Determinan minat perilaku yang diteliti akan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian 1
menunjukkan struktur kepercayaan sikap berpedoman pada TAM (Technology Acceptance
Model) dengan mengambil sub-kontruk persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan yang
mengacu pada penelitian Lin (2007). Bagian 2 menunjukkan struktur kepercayaan normatif
dengan mengambil sub-konstruk pengaruh interpersonal dan pengaruh eksternal yang diambil
pada penelitian Lin (2007). Bagian 3 yang menunjukkan struktur kepercayaan kontrol perilaku
dengan mengambil sub-konstruk fasilitas kondisi dari Shih dan Fang (2004). Bagian 4 akan
menunjukkan hasil perilaku yang diteorikan oleh TPB dengan mengambil konstruk sikap,
norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku yang direplikasi dari studi Lin (2007).
Penelitian ini menggabungkan beberapa konstruk dan sub-konstruk untuk
memprediksi dan mengidentifikasi determinan dari minat keperilakuan e-money dan
merupakan replikasi penelitian terdahulu (Lin, 2007; Shih dan Fang, 2004; dan Al-somali et
al, 2008). Konstruk dan sub-konstruk dalam penelitian ini diadopsi dari Decomposed Theory
of Planned Behavior.

2
Penelitian di laksanakan di Kota Batu. Alasan Kota Batu dipilih peneliti pertama,
karena tingkat wisatawan tahun 2020 yang datang ke Kota Batu senilai 7 juta orang (Badan
Pusat Statistik, 2020) sehingga mendorong UMKM beralih ke digital. Hal ini dibuktikan
berdasarkan data dari Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Usaha Mikro Kecil
Menengah Kota Batu (Diskoperindag dan UMKM), dengan masuknya 54 UMKM Kota Batu
Go Digital yang sudah terdaftar di pasar online Tokopedia. Metode pengumpulan data yang

3
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui jaringan (web survey) yang
berminat untuk melakukan transaksi pembelian barang atau jasa melalui e-money. Melakukan
metode survei dengan melakukan pengumpulan data menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data.

Studi ini berhasil membuktikan bahwa, pertama persepsi kegunaan tidak terbukti
berpengaruh positif dengan terhadap sikap penggunaan e-money dan persepsi kemudahan
berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan e-money. Kedua, pengaruh interpersonal dan
pengaruh eksternal berpengaruh positif terhadap norma subkektif penggunaan e-money.
Ketiga, kondisi fasilitas berpengaruh positif terhadap persepsi kontrol perilaku. Keempat,
sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap minat
perilaku penggunaan e-money.
Hasil penelitian ini bahwa minat perilaku responden Kota Wisata Batu untuk
melakukan pembelian barang dan jasa melalu e-money ditentukan oleh sikap, norma subjektif,
dan persepsi kontrol perilaku. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan penjelasan dan
bermanfaat untuk mengetahui perilaku penggunaan e-money berdasarkan teori Decomposed
Theory of Planned Behavior (DTPB). Penelitian ini membuktikan bahwa sikap
mengindetifikasi bahwa konsumen mempunyai hasil evaluasi yang positif atau negative
terhadap layanan pembelian e-money, sehingga mendorong adanya minat perilaku mereka
untuk menggunakan layanan tersebut. Persepsi kontrol perilaku mengindentifikasi bahwa
konsumen percaya apabila ketika mereka dapat melakukan kontrol terhadap apa yang akan
dilakukannya maka akan mendorong minat yang semakin besar terhadap layanan pembelian

4
melalui e-money. Norma subjektif mengindentifikasi bahwa minat perilaku konsumen untuk
melakukan pembelian melalui e-money juga dikarenakan adanya informasi dan pengaruh dari
lingkungan interpersonal dan lingkungan eksternal mereka.
Sikap penggunaan terhadap pembelian melalui e-money tidak didukung dengan
adanya persepsi kegunaan. Hal ini dikarenakan responden yang dipilih dalam penelitian saat
ini merupakan konsumen atau pelanggan yang berumur antara 21-25 tahun. Pelanggan disini
akan lebih cenderung untuk lebih mengikuti trend saat itu tanpa memahami manfaat secara
utuh dari pengadopsian layanan yang digunakannya. Konsumen lebih cenderung untuk melihat
trend daripada manfaat yang sesungguhnya ingin ditawarkan pada suatu layanan agar tidak
dianggap remeh dalam komunitasnya. Kedua, adanya perbedaan kebiasaan dalam pemakaian
layanan e-money. Sebagian besar respondennya telah masuk dalam usia pekerja. Para pekerja
atau pebisnis disini tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan aktivitas perbankannya,
apalagi seorang pebisnis yang mempunyai mobilitas tinggi sehingga mereka merasa
membutuhkan layanan yang mempunyai manfaat yang tinggi tanpa mengurangi waktu mereka
untuk melakukannya secara manual. Sikap yang positif dari pelanggan terhadap pembelian
melalui e-money dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan. Dua faktor tersebut
mengindikasi bahwa layanan e-money berguna, mudah digunakan dan dipelajari, dapat
dipercaya keberadaanya, serta sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup konsumen sehingga
memperkuat sikap positif mereka terhadap layanan tersebut.
Persepsi kontrol perilaku dipenangaruhi oleh faktor kondisi fasilitas yang ada dengan
adanya fasilitas yang didukung dan fungsinya terhadap layanan e-money menjadi penting bagi
konsumen untuk melakukan kontrol terhadap perilaku yang akan mereka lakukan. Norma
subjektif dipengaruhi oleh pengaruh interpersonal dan pengaruh eksternal. Kedua pengaruh
tersebut mengindikasikan bahwa konsumen pengaruh dari pihak-pihak terdekat seperti
keluarga, saudara, dan sahabat atau teman, serta pengaruh dari pihak-pihak eksternal seperti
iklan media masa, iklan di media sosial, review konsumen dan pengalaman konsumen lain
dapat mempengaruhi minat mereka dalam melakukan transaksi layanan e-money. Ketika
pengaruh yang positif diberikan maka dapat memperbesar minat perilaku konsumen untuk
menggunakan layanan e-money.

Anda mungkin juga menyukai