Keyword: Abstract
The child, Fever, The Background: Fever is a condition where the body temperature is higher than
Influence of Shoe usual, and is a symptom of a disease. The prevalence of fever in the Central
Flower Compress Java region is around 2%-5%, occurred in children aged 6 months to 5 years
each year. The hibiscus leaf compress is an alternative intervention that can be
used by families to reduce fever in children. Objective: To determine the effect
of hibiscus leaf compress on reducing fever in children. Research method: The
research method uses a quasi-experimental research design with one group
pre-test and post-test design. Sampling used purposive sampling with 36
respondents. The research instrument used observation sheets and SOPs for
giving hibiscus leaf compresses. Data analysis used Wilcoxon test. Results:
Most of the temperatures in children at the Public Health Center of Nusukan
before treatment were 37.6 – 38.0 by 19 respondents (52.8%). Most of the
temperatures in children at the Public Health Center of Nusukan after
treatment were 37.5 or normal for 15 respondents (41.7%). The difference in
the child's temperature before and after being given the hibiscus leaf compress
(P value = 0.000). Conclusion: There is an effect of hibiscus leaf compresses
on reducing fever in children.
58
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id
59
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id
tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok apabila p<0,05 maka Ha diterima Ho ditolak, dan
pembanding (Riyanto, 2017). Penelitian telah apabila p>0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
dilakukan di UPTD Puskesmas Nusukan pada
tanggal 14 April-20 April 2020. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dalam penelitian ini diperoleh dari
a. Hasil
data pasien demam anak yang berjumlah 40
1) Karakteristik Responden
orang dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Novem-
Karakteristik responden yang berupa distri-
ber di UPTD Puskesmas Nusukan. Besar sampel
busi frekuensi responden berdasarkan jenis
yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 36
kelamin, usia, jenis pekerjaan orangtua. Analisis
responden dengan teknik pengambilan sampel
Univariat dalam penelitian ini disajikan dalam
menggunakan purposive sampling. Penelitian ini
bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
menggunakan teknik non random (non proba-
bility sampling) yaitu pengambilan sampel tanpa
a) Distribusi Frekuensi Responden Berdasar-kan
didasari kemungkinan yang diperhitungkan
Jenis Kelamin
dengan kriteria hasil kriteria inklusi dan eksklusi.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Kriteria inklusi merupakan karakterisitik
jenis kelamin dapat dilihat berdasarkan tabel
umum subjek penelitian pada populasi target dan
berikut:
sumber (Arikunto, 2010). Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah:
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
Pada anak yang belum mendapatkan obat
berdasarkan jenis kelamin
penurun panas, Pada anak-anak yang mengalami
demam diatas 37,5ºC Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Kriteria eksklusi adalah ciri atau kriteria
Laki-Laki 14 38,9
anggota populasi yang tidak boleh ada, dan jika
subyek mempunyai kriteria eksklusi maka subjek Perempuan 22 61,1
harus dikeluarkan dari penelitian (Arikunto, Total 36 100,0
2010). Kriteria eksklusi sebagai berikut: Tidak
dapat diajak komunikasi., Tidak bersedia menjadi Sumber: Data Primer, 2022
responden. Mempunyai riwayat penyakit kompli- Tabel 1 distribusi frekuensi responden jenis
kasi demam, meliputi takikardi, infusiensi kelamin menunjukkan bahwa sebagian besar
jantung, dan lain-lain. responden berjenis kelamin perempuan sejumlah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 22 responden.
dua variabel yaitu variabel independen (variabel
bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). b) Distribusi Frekuensi Responden Berdasar-kan
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Usia
kompres daun bunga sepatu.Variabel terikat Distribusi frekuensi responden berdasarkan
dalam penelitian ini adalah demam pada anak. usia dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:
Analisis yang digunakan adalah Analisis
Bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
dua variabel yang berhubungan. Selanjutnya berdasarkan usia
untuk mengetahui pengaruh kompres daun bunga
sepatu terhadap penurunan demam pada anak Usia (tahun) Frekuensi (%)
dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data. Uji 1 1 2,8
normalitas data yang digunakan pada sampel 2 8 22,2
yang kurang dari 50 sampel menggunakan uji 3 15 41,7
Shapiro Wilk, jika hasil normal (p>0,05) maka 4 7 19,4
menggunakan uji T-Test paired dan jika hasil 5 5 13,9
tidak normal (p<0,05) maka menggunakan uji Total 36 100,0
Wilcoxon. Peneliti menggunakan SPSS versi 19. Sumber: Data Primer, 2022
Interpretasi hasil, hasil dikatakan signifikan
60
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id
61
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id
Sedangkan variabel penelitian sesudah diberikan puan, sehingga perempuan lebih rentan terkena
perlakuan adalah sebesar 0,000 sehingga nilai demam.
p<0,05. Dapat disimpulkan bahwa kedua variabel Distribusi responden berdasarkan usia anak
berdistribusi tidak normal, sehingga tehnik ana- yang paling banyak adalah responden berusia 3
lisis yang digunakan non parametric dengan uji tahun sejumlah 15 responden. Hasil penelitian ini
Wilcoxon. selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
World Health Organization (WHO) (2018)
b) Perbedaan suhu sebelum dan sesudah menyatakan bahwa demam umum yang terjadi
pemberian kompres bunga sepatu pada usia anak 6 bulan – 5 tahun. Hasil penelitian
Uji Wilcoxon ini digunakan apabila kedua yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Jawa
variabel berdistribusi tidak normal sehingga Tengah (2010) menyatakan jumlah penderita
tekhnik analisis yang digunakan yaitu non demam di Indonesia dilaporkan lebih tinggi
parametric dengan uji Wilcoxon. terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun karena
pada usia tersebut imun tubuh anak relative lebih
Tabel 7 Perbedaan suhu sebelum dan sesudah rendah daripada orang dewasa.
pemberian kompres bunga sepatu Distribusi responden berdasarkan suhu
pretest (sebelum dilakukan perlakuan kompres)
Pemberian P ditemukan bahwa sebagian besar suhu responden
Mean Z
Kompres Value berada di rentang 37.6 – 38.0 oC sejumah 19
Pre Test 38,21 -5,273 0,000 responden. Hal ini selaras dengan hasil penelitian
Post test 38,00 yang telah dilakukan oleh Hayati Rahayuningsih
*Uji Wilcoxon (2018) menyatakan bahwa diketahui rata-rata
nilai suhu sebelum dilakukan kompres yaitu 37,6-
Tabel 7 Uji Bivariat Wilcoxon menunjukkan 38,0 oC. Artinya sebelum suhu diberikan perlaku-
bahwa tabel hasil uji menggunakan nilai an kompres maka suhu akan berada pada rentang
signifikan (p) sebesar 0,000 sehingga nilai suhu 37,6 - 38 oC.
p<0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh Distribusi responden berdasarkan suhu
kompres daun bunga sepatu terhadap penurunan posttest (sesudah diberikan perlakuan kompres)
demam pada anak. Nilai z sebesar -5,273 yang ditemukan bahwa sebagian besar suhu responden
berarti terdapat perbedaan yang signifikan ≤ 37.5 sejumlah 15 responden. Hal ini selaras
dengan p value 0,000<0,05. dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dari uraian diatas maka dinyatakan Ha Maling (2012) menyatakan bahwa Nilai rata-rata
diterima, yang berarti ada pengaruh kompres setelah diberikan kompres sebesar 37,1ºC dengan
daun bunga sepatu terhadap penurunan demam standar deviasi 0,5ºC, sehingga dapat diketahui
pada anak. ada penurunan nilai rata-rata suhu tubuh sebesar
1,4ºC. Artinya pada saat suhu tubuh telah
b. Pembahasan diberikan perlakuan kompres maka akan ada
1) Karakteristik Responden penurunan suhu tubuh sebesar 0,5ºC dikarenakan
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kompres tersebut masuk ke hipotalamus yang
peneliti di UPT Puskesmas Nusukan, didapatkan berfungsi menstabilkan suhu tubuh.
distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Dari uraian hasil suhu responden prestes
ditemukan bahwa sebagian besar responden posttest diatas menunjukkan bahwa pemberian
berjenis kelamin perempuan sejumlah 22 respon- pengaruh kompres daun bunga sepatu memiliki
den. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pengaruh terhadap penurunan demam pada anak.
dilakukan oleh Caroline (2018) menyatakan Pada penelitian tersebut responden menunjukkan
bahwa demam umum yang terjadi biasanya pengaruh kompres suhu demam pada anak lebih
paling banyak terjadi pada anak berjenis kelamin rendah daripada suhu pada anak yang tidak
perempuan disebabkan karena imun tubuh diberikan kompres.
perempuan lebih rendah daripada imun laki-laki.
Artinya daya tahan tubuh laki laki lebih kuat
dibandingan daya tahan tubuh seorang perem-
62
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id
63
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id
Santoso, B. (2009). Teknologi Tepat Guna Nelson. (2014). Ilmu Kesehatan Anak Essensial.
TOGA. Jakarta: Kanisius Yogyakarta: Wahyu Pustaka
Cahyaningrum, E. (2016). Perbedaan Suhu Nelwan, R.H. (2009). Demam: Tipe dan
Tubuh Anak Sebelum dan Sesudah Pendekatan. Jakarta: Interna Publishing
Kompres Bawang Merah. MEDISAINS: Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Jurnal Ilmu-ilmu Kesehatan. 15 (2) : 66- Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
74.
Pediatri. (2011). Kumpulan Tips Pediatri.
Meilitha, C. (2018). Pengaruh Pendidikan Kese- Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter
hatan Terhadap Pengetahuan Dan Peran Anak Indonesia
Orang Tua Tentang Penatalaksanaan
Demam Anak Menggunakan Terapi Puspita. (2018). Pengaruh Ekstra Daun Kembang
Komplementer Daun Kembang Sepatu Sepatu Sebagai Ovisida terhadap
Di UPTD Puskesmas Kayon Palangka nyamuk Aedes Aegepyti. Dinamika
Raya. Dinamika Kesehatan. 9(2). Kesehatan. Vol. 15 No. 3
Corwin, A. (2009). Diary of Nursing II. Jakarta: Radhi, A. (2009). Cara Tepat Penangan Demam
Salemba Medika pada Anak. Jakarta: CV. Agung
Dahlan, S. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Riyanto. (2017). Metode Penelitian Untuk
dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Dalimarta, S. (2009). Atlas Tumbuhan Obat Santosa, Z. (2019). Mengawasi Penyakit Demam.
Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara Yogyakarta:CV Alaf Media
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2010). Dinkes Sodikin. (2012). Penanganan Demam pada
tentang Angka Prevalensi Febris. Anak. Jakarta:EGC
Eveline. (2010). Panduan pintar Merawat Bayi Sofwan,R. (2010). Cara tepat atasi demam pada
dan Balita. Jakarta: PT Wahyu Media anak. Jakarta: BIP Gramedia
Fajar, J. (2014). Penanganan Batuk yang Tepat. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: CV. Agung. Bandung: CV Alfabeta
Handayani, L. (2010). Mengatasi Penyakit Anak Suwartono. (2014). Dasar-Dasar Metodologi
Dengan Ramuan Tradisional. Penelitian. Yogyakarta:ANDI
Surabaya: CV. Mitra Suyanto. (2009). Riset kebidanan Metodologi dan
Hasdianah. (2015). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Aplikasi.Yogyakarta: Mitra Cendikia
Keperawatan. Yogyakarta: CV Agung Swarjana. (2015). Dasar-Dasar Riset Penelitian.
Kania, R. (2013). Penanganan Demam yang Yogyakarta: PT. Ripka Cipta
tepat pada Anak. Jakarta: Mocomedia Wahab, S. (2009). Kardiologi Anak. Yogyakarta:
Ling, H, K., Kian, T, C., Hoon, C, T.(2009). A Mahakarya
Guide to Medicinal Plan. Jakarta: Wahyudi. (2016). Pertolongan Pertama pada
Salemba Medika Anak. Jakarta: EGC
Lusia. (2015). Mengenal Demam dan Pera- Werner, D. (2010). Apa yang Anda Kerjakan Bila
watannya pada Anak. Surabaya: Tidak Ada Dokter. Yogyakarta: CV Andi
Airlangga University Press (AUP) Offset
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak da- World Health Organization (WHO). (2018).
lam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Hasil Utama Risketdas 2018 (Risketdas
Media 2018).
Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Kardio-
vaskular. Jakarta: Salemba Medika.
64