Anda di halaman 1dari 7

PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian

2022; Volume 20; No 1.


Website: journals.itspku.ac.id

Pengaruh Kompres Daun Bunga Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L)


Terhadap Penurunan Demam Pada Anak

Anis Prabowo1*, Nurul Istiqomah2, Azra Modeleima3


1,2,3
DIII Keperawatan/Fakultas Ilmu Kesehatan, ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
*Email: anisprabowo@itspku.ac.id

Kata Kunci: Abstrak


Anak, Demam, Latar Belakang: Demam merupakan suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih
Kompres Daun tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Prevalensi
Bunga Sepatu kejadian demam di wilayah Jawa Tengah sekitar 2%-5% terjadi pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun disetiap tahunnya. Kompres daun bunga sepatu
merupakan salah satu intervensi alternatif yang dapat digunakan keluarga
untuk menurunkan demam pada anak. Tujuan: Mengetahui efektifitas
pengaruh kompres daun bunga sepatu terhadap penurunan demam pada anak.
Metode penelitian: Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental
dengan rancangan penelitian one group pre test and post test design.
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan 36 responden.
Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan SOP pemberian
kompres daun bunga sepatu. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil:
Sebagian besar suhu pada anak di Puskesmas Nusukan sebelum perlakuan
adalah 37.6 – 38.0 sebesar 19 responden (52,8%). Sebagian besar suhu pada
anak di Puskesmas Nusukan setelah perlakuan adalah 37.5 atau normal
sejumlah 15 responden (41,7%). Perbedaan suhu anak sebelum dan sesudah
pemberian kompres daun bunga sepatu (P value = 0,000). Kesimpulan: Ada
pengaruh kompres daun bunga sepatu terhadap penurunan demam pada anak

The Influence of Shoe Flower (Hibiscus Rosa-Sinensis L) Compresses


on Fever Reduction in Children

Keyword: Abstract
The child, Fever, The Background: Fever is a condition where the body temperature is higher than
Influence of Shoe usual, and is a symptom of a disease. The prevalence of fever in the Central
Flower Compress Java region is around 2%-5%, occurred in children aged 6 months to 5 years
each year. The hibiscus leaf compress is an alternative intervention that can be
used by families to reduce fever in children. Objective: To determine the effect
of hibiscus leaf compress on reducing fever in children. Research method: The
research method uses a quasi-experimental research design with one group
pre-test and post-test design. Sampling used purposive sampling with 36
respondents. The research instrument used observation sheets and SOPs for
giving hibiscus leaf compresses. Data analysis used Wilcoxon test. Results:
Most of the temperatures in children at the Public Health Center of Nusukan
before treatment were 37.6 – 38.0 by 19 respondents (52.8%). Most of the
temperatures in children at the Public Health Center of Nusukan after
treatment were 37.5 or normal for 15 respondents (41.7%). The difference in
the child's temperature before and after being given the hibiscus leaf compress
(P value = 0.000). Conclusion: There is an effect of hibiscus leaf compresses
on reducing fever in children.

58
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id

1. PENDAHULUAN Penggunaan tekhnik kompres dengan mengguna-


kan kain yang sudah dibasahi dalam cairan kom-
Demam dapat didefinisikan sebagai suatu pres air hangat dengan tujuan untuk mengurangi
keadaan suhu tubuh diatas normal akibat adanya panas. Kompres hangat yang diberikan pada anak
peningkatan pengaturan suhu tubuh yang berada dapat ditambahkan kain menggunakan tanaman
di hipotalamus terjadi gangguan produksi dan tradisional seperti Daun Bunga Sepatu (Wahyudi,
pelepasan panas yang disebut dengan hipertermi 2016).
yang merupakan awal dari gejala penyakit Pengobatan tradisional menggunakan tanam-
(Kania, 2013;Setiawati, 2009). Demam merupa- an obat ini dapat memberikan pengetahuan
kan suatu penyakit yang dapat disebabkan adanya bahwa bukan hanya obat farmakimia saja yang
infeksi virus (Maryunani, 2010). Demam dapat dapat menurunkan demam, melainkan tanaman
juga menyerang system imun tubuh yang obat juga berkhasiat menurunkan demam salah
menyebabkan suhu tubuh meningkat yaitu diatas satunya khasiat daun bunga sepatu (Sodikin,
37,5ºC (Sodikin, 2012). 2012). Bunga sepatu adalah jenis tanaman yang
World Health Organization (WH0) (2018) tumbuh subur dan banyak terdapat di Indonesia.
menyatakan bahwa di Amerika Serikat, demam Tanaman ini biasa dijumpai di dataran rendah
umum yang terjadi pada anak usia 6 bulan-5 dan pegunungan tinggi. Khasiat dari kembang
tahun. Demam lebih sering terjadi pada usia 9 sepatu ini adalah sebagai antibakteri seperti bisul,
bulan sampai 5 tahun khususnya anak laki-laki. anti radang, batuk, panas, infeksi saluran kemih,
Hal tersebut disebabkan akibat terpaparnya menormalkan siklus haid,ekspektoran, dan meng-
infeksi mikroorganisme (virus, bakteri, parasit), hentikan perdarahan. Dimana bagian daun bunga
serta adanya factor non infeksi seperti kompleks sepatu tersebut terdapat kandungan flavonoida,
imun atau inflamasi peradangan lainnya. Dinas saponin, dan polifenol yang dapat sebagai
Kesehatan Jawa tengah (2010) menyatakan antipretik untuk menurunkan demam pada anak.
jumlah penderita demam di Indonesia dilaporkan Bagian dari tanaman ini yang biasanya dijadikan
lebih tinggi angka kejadiannya dibangdingkan di sebagai obat adalah bagian bunga daun daunnya
negara-negara lain yaitu sekitar 80-90 % dari baik dengan pemakaian segar maupun dengan
seluruh febris mengalami febris sederhana. cara dikeringkan (Dalimartha, 2009).
Angka kejadian febris di tahun 2010 wilayah Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
Jawa Tengah sekitar 2-5 % terjadi pada anak usia UPTD Puskesmas Nusukan pada hari Senin, 14
6 bulan sampai 5 tahun disetiap tahunnya. Oktober 2019 kepada 6 orang ibu yang sedang
Hasil penelitian dari Caroline (2018) terkait memeriksakan anaknya usia rata-rata 1tahun di
penatalaksanaan demam anak menggunakan UPTD Puskesmas Nusukan dengan melakukan
terapi komplementer daun bunga sepatu, menya- wawancara. Hasil yang didapatkan bahwa dari
takan bahwa terdapat pengaruh pendidikan ke-6 ibu tersebut hanya 1 yang melakukan
kesehatan tentang terapi komplementer meng- kompres daun bunga sepatu saat anaknya demam
gunakan daun kembang sepatu terhadap tingkat dan ke 5 ibu lainnya menyatakan saat anaknya
pengetahuan dan sikap ibu dalam mengkompres demam segera memberika obat penurun demam
untuk demam pada anak. Peran petugas kese- (antipiretik) dan melakukan kompres air hangat
hatan dalam memberikan informasi kesehatan saja.
tentang terapi komplementer daun kembang
sepatu, selain dari penggunaan obat generik yang
2. METODE PENELITIAN
diberikan pada orang tua yang memiliki anak
demam. Penelitian ini termasuk penelitian ekspe-
Perawatan demam pada anak dilakukan rimen yaitu suatu penelitian dengan Quasi
dengan berbagai cara, seperti pemberian obat Eksperimental Design. Penelitian yang ini
penurun panas (antipiretik), pemberian cairan bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
dengan minum air banyak (manajemen cairan), pengaruh yang timbul akibat perlakuan tertentu
menggunakan pakaian yang tipis agar lebih atau eksperimen tersebut. Penelitian ini meng-
mudah menyerap keringat, dan pemberian terapi gunakan One group pretest posttest design,
kompres hangat (tepid sponge) (Pediatri, 2011). dimana peneliti dapat menguji perubahan-
perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan,

59
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id

tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok apabila p<0,05 maka Ha diterima Ho ditolak, dan
pembanding (Riyanto, 2017). Penelitian telah apabila p>0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
dilakukan di UPTD Puskesmas Nusukan pada
tanggal 14 April-20 April 2020. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dalam penelitian ini diperoleh dari
a. Hasil
data pasien demam anak yang berjumlah 40
1) Karakteristik Responden
orang dalam 1 bulan terakhir yaitu bulan Novem-
Karakteristik responden yang berupa distri-
ber di UPTD Puskesmas Nusukan. Besar sampel
busi frekuensi responden berdasarkan jenis
yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 36
kelamin, usia, jenis pekerjaan orangtua. Analisis
responden dengan teknik pengambilan sampel
Univariat dalam penelitian ini disajikan dalam
menggunakan purposive sampling. Penelitian ini
bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
menggunakan teknik non random (non proba-
bility sampling) yaitu pengambilan sampel tanpa
a) Distribusi Frekuensi Responden Berdasar-kan
didasari kemungkinan yang diperhitungkan
Jenis Kelamin
dengan kriteria hasil kriteria inklusi dan eksklusi.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Kriteria inklusi merupakan karakterisitik
jenis kelamin dapat dilihat berdasarkan tabel
umum subjek penelitian pada populasi target dan
berikut:
sumber (Arikunto, 2010). Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah:
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
Pada anak yang belum mendapatkan obat
berdasarkan jenis kelamin
penurun panas, Pada anak-anak yang mengalami
demam diatas 37,5ºC Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Kriteria eksklusi adalah ciri atau kriteria
Laki-Laki 14 38,9
anggota populasi yang tidak boleh ada, dan jika
subyek mempunyai kriteria eksklusi maka subjek Perempuan 22 61,1
harus dikeluarkan dari penelitian (Arikunto, Total 36 100,0
2010). Kriteria eksklusi sebagai berikut: Tidak
dapat diajak komunikasi., Tidak bersedia menjadi Sumber: Data Primer, 2022
responden. Mempunyai riwayat penyakit kompli- Tabel 1 distribusi frekuensi responden jenis
kasi demam, meliputi takikardi, infusiensi kelamin menunjukkan bahwa sebagian besar
jantung, dan lain-lain. responden berjenis kelamin perempuan sejumlah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 22 responden.
dua variabel yaitu variabel independen (variabel
bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). b) Distribusi Frekuensi Responden Berdasar-kan
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Usia
kompres daun bunga sepatu.Variabel terikat Distribusi frekuensi responden berdasarkan
dalam penelitian ini adalah demam pada anak. usia dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:
Analisis yang digunakan adalah Analisis
Bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
dua variabel yang berhubungan. Selanjutnya berdasarkan usia
untuk mengetahui pengaruh kompres daun bunga
sepatu terhadap penurunan demam pada anak Usia (tahun) Frekuensi (%)
dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data. Uji 1 1 2,8
normalitas data yang digunakan pada sampel 2 8 22,2
yang kurang dari 50 sampel menggunakan uji 3 15 41,7
Shapiro Wilk, jika hasil normal (p>0,05) maka 4 7 19,4
menggunakan uji T-Test paired dan jika hasil 5 5 13,9
tidak normal (p<0,05) maka menggunakan uji Total 36 100,0
Wilcoxon. Peneliti menggunakan SPSS versi 19. Sumber: Data Primer, 2022
Interpretasi hasil, hasil dikatakan signifikan

60
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id

Tabel 2 distribusi frekuensi responden usia e) Uji Statistik Deskriptif


menunjukkan bahwa sebagian besar responden Uji statistik deskriptif ini digunakan untuk
berusia 3 tahun sejumlah 15 responden dan mengetahui nilai skor tertinggi, skor terendah,
paling sedikit berusia 1 tahun sejumlah 1 dan rata-rata skor suatu data. Uji statistik
responden. deskriptik suhu prestest dan posttest dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
c) Distribusi Frekuensi Responden Berdasar-kan
Skor Suhu Pre Test Tabel 5 Statistik Deskriptif Suhu Pretest dan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Posttest
skor suhu pre test dapat dilihat berdasarkan tabel
Std.
berikut: Mean Median Min Max
Deviation
Pre
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden Test 38,21 38,00 0,453 37,6 39,2
berdasarkan suhu Pretest
Post
Suhu Pre Test Frekuensi Persentase (%) test
38,00 37,80 0,465 37,3 39,0
>39,1 3 8,3
38,1-39 14 38,9 Sumber: Data Primer, 2022
37,6-38 19 52,8
Total 36 100,0 Tabel 4.5 uji statistik deskriptif prestest dan
posttest menunjukkan bahwa rata – rata suhu
Tabel 3 distribusi frekuensi responden suhu sebelum perlakuan sebesar 38.2 dan sesudah
Pretest menunjukkan bahwa sebagian besar suhu perlakuan 37.8. Perbedaan suhu antara sebelum
responden berada di rentang 37.6 – 38.0 sejumah dan sesudah menunjukkan ada perbedaan suhu
19 responden dan sebagian kecil lebih dari 39.0 dari sebelum dan sesudah perlakuan.
sejumlah 3 responden.
2) Analisa Bivariat
d) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Analisa bivariat adalah analisa yang dilaku-
Skor Suhu Post Test kan untuk menguji hubungan antara masing-
Distribusi frekuensi responden berdasarkan masing variabel bebas dan terikat.
skor suhu pre test dapat dilihat berdasarkan tabel
berikut: a) Uji Kenormalan Data
Uji kenormalan data menggunakan uji
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden Shapiro wilk ini digunakan untuk mengetahui
berdasarkan suhu Posttest apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Pengaruh kompres daun bunga sepatu terhadap
Suhu Post Test Frekuensi Persentase (%) penurunan demam pada anak dapat dilihat pada
≤37,5 15 41,7 tabel berikut ini:
37,6 – 38 13 36,1
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Data
38,1 – 39 8 22,2
Tabel of Normality
Total 36 100,0 Shapiro-Wilk
Sumber: Data Primer, 2022 P value*
Post Test 0,000
Tabel 4 distribusi frekuensi responden suhu Pre Test 0,000
Post Test menunjukkan bahwa sebagian besar *Uji Shapiro Wilk
suhu responden ≤ 37.5 sejumlah 15 responden Tabel 6 memperlihatkan hasil uji normalitas
dan sebagian kecil berada pada rentang suhu 38.1 masing masing variable penelitian. Probabilitas
– 39.0 sejumlah 8 responden. (p) uji normalitas data pada anak sebelum
diberikan perlakuan adalah sebesar 0,000.

61
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id

Sedangkan variabel penelitian sesudah diberikan puan, sehingga perempuan lebih rentan terkena
perlakuan adalah sebesar 0,000 sehingga nilai demam.
p<0,05. Dapat disimpulkan bahwa kedua variabel Distribusi responden berdasarkan usia anak
berdistribusi tidak normal, sehingga tehnik ana- yang paling banyak adalah responden berusia 3
lisis yang digunakan non parametric dengan uji tahun sejumlah 15 responden. Hasil penelitian ini
Wilcoxon. selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
World Health Organization (WHO) (2018)
b) Perbedaan suhu sebelum dan sesudah menyatakan bahwa demam umum yang terjadi
pemberian kompres bunga sepatu pada usia anak 6 bulan – 5 tahun. Hasil penelitian
Uji Wilcoxon ini digunakan apabila kedua yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Jawa
variabel berdistribusi tidak normal sehingga Tengah (2010) menyatakan jumlah penderita
tekhnik analisis yang digunakan yaitu non demam di Indonesia dilaporkan lebih tinggi
parametric dengan uji Wilcoxon. terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun karena
pada usia tersebut imun tubuh anak relative lebih
Tabel 7 Perbedaan suhu sebelum dan sesudah rendah daripada orang dewasa.
pemberian kompres bunga sepatu Distribusi responden berdasarkan suhu
pretest (sebelum dilakukan perlakuan kompres)
Pemberian P ditemukan bahwa sebagian besar suhu responden
Mean Z
Kompres Value berada di rentang 37.6 – 38.0 oC sejumah 19
Pre Test 38,21 -5,273 0,000 responden. Hal ini selaras dengan hasil penelitian
Post test 38,00 yang telah dilakukan oleh Hayati Rahayuningsih
*Uji Wilcoxon (2018) menyatakan bahwa diketahui rata-rata
nilai suhu sebelum dilakukan kompres yaitu 37,6-
Tabel 7 Uji Bivariat Wilcoxon menunjukkan 38,0 oC. Artinya sebelum suhu diberikan perlaku-
bahwa tabel hasil uji menggunakan nilai an kompres maka suhu akan berada pada rentang
signifikan (p) sebesar 0,000 sehingga nilai suhu 37,6 - 38 oC.
p<0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh Distribusi responden berdasarkan suhu
kompres daun bunga sepatu terhadap penurunan posttest (sesudah diberikan perlakuan kompres)
demam pada anak. Nilai z sebesar -5,273 yang ditemukan bahwa sebagian besar suhu responden
berarti terdapat perbedaan yang signifikan ≤ 37.5 sejumlah 15 responden. Hal ini selaras
dengan p value 0,000<0,05. dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dari uraian diatas maka dinyatakan Ha Maling (2012) menyatakan bahwa Nilai rata-rata
diterima, yang berarti ada pengaruh kompres setelah diberikan kompres sebesar 37,1ºC dengan
daun bunga sepatu terhadap penurunan demam standar deviasi 0,5ºC, sehingga dapat diketahui
pada anak. ada penurunan nilai rata-rata suhu tubuh sebesar
1,4ºC. Artinya pada saat suhu tubuh telah
b. Pembahasan diberikan perlakuan kompres maka akan ada
1) Karakteristik Responden penurunan suhu tubuh sebesar 0,5ºC dikarenakan
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kompres tersebut masuk ke hipotalamus yang
peneliti di UPT Puskesmas Nusukan, didapatkan berfungsi menstabilkan suhu tubuh.
distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Dari uraian hasil suhu responden prestes
ditemukan bahwa sebagian besar responden posttest diatas menunjukkan bahwa pemberian
berjenis kelamin perempuan sejumlah 22 respon- pengaruh kompres daun bunga sepatu memiliki
den. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pengaruh terhadap penurunan demam pada anak.
dilakukan oleh Caroline (2018) menyatakan Pada penelitian tersebut responden menunjukkan
bahwa demam umum yang terjadi biasanya pengaruh kompres suhu demam pada anak lebih
paling banyak terjadi pada anak berjenis kelamin rendah daripada suhu pada anak yang tidak
perempuan disebabkan karena imun tubuh diberikan kompres.
perempuan lebih rendah daripada imun laki-laki.
Artinya daya tahan tubuh laki laki lebih kuat
dibandingan daya tahan tubuh seorang perem-

62
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id

2) Pengaruh kompres daun bunga sepatu 4. SIMPULAN


terhadap penurunan demam pada anak
a. Kesimpulan
Hasil Uji Bivariat Wilcoxon menunjukkan
Berdasarkan penelitian dan analisa data
bahwa tabel hasil uji menggunakan nilai signi-
yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa
fikan (p) sebesar 0,000 sehingga nilai p<0,05
kesimpulan sebagai berikut:
yang berarti bahwa terdapat pengaruh kompres
1) Sebagian besar suhu pada anak di Puskes-
daun bunga sepatu terhadap penurunan demam
mas Nusukan sebelum perlakuan adalah
pada anak. Nilai z sebesar -5,273 yang berarti
37.6 – 38.0 sebesar 19 responden (52,8%)
terdapat perbedaan yang signifikan dengan p
2) Sebagian besar suhu pada anak di
value 0,000<0,05.
Puskesmas Nusukan setelah perlakuan
Dari uraian diatas maka mrnyatakan Ha
adalah 37.5 atau normal sejumlah 15
diterima, yang berarti ada pengaruh kompres
responden (41,7%)
daun bunga sepatu terhadap penurunan demam
3) Terdapat pengaruh kompres daun bunga
pada anak.
sepatu terhadap penurunan demam pada
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
anak (P value = 0,000)
dilakukan oleh Wahyudi (2016) menjelaskan
bahwa penggunaan tekhnik kompres dengan
menggunakan kain yang sudah dibasahi dalam b. Saran
cairan kompres, seperti air hangat atau air dingin 1) Bagi Peneliti
dengan tujuan untuk mengurangi panas, bengkak, Peneliti hendaknya lebih mengoptimalkan
dan rasa nyeri. Penelitian lain yang juga men- kondisi responden, sehingga penelitian ini
dukung hasil penelitian dilakukan oleh Dalimarta dapat menjadi referensi bagi peneliti
(2009) menyatakan bahwa bukan hanya obat selanjutnya.
farmakimia saja yang dapat menurunkan demam 2) Bagi Institusi Pendidikan
melainkan tanaman obat juga berkhasiat menu- Institusi Pendidikan hendaknya menjadi-
runan demam salah satunya khasiat daun bunga kan penelitian ini sebagai referensi
sepatu. Wahyudi (2016) juga menyatakan bahwa pembelajaran bagi mahasiswa dan dosen
bagian dari tanaman bunga sepatu yang daopat pengajar.
dijadikan sebagai obat adalah bagian daun bunga 3) Bagi Tenaga Kesehatan
sepatu, baik digunakan secara pemakaian segar Tenaga Kesehatan hendaknya menerapkan
ataupun dengan cara dikeringkan. kompres daun bunga sepatu terhadap
Hal ini juga selaras dengan penelitian yang penurunan demam pada anak.
dilakukan Khoh (2009) juga menyatakan bahwa 4) Bagi Responden
didalam daun bunga sepatu mengandung Orangtua responden hendaknya menerap-
flavorrnoidam saponin, polefenol, minyak atsiri, kan kompres daun bunga sepatu terhadap
kalsium, yang dapat mengatasi demam. Kandu- penurunan demam pada anak sehingga
ngan dari daun bunga sepatu tersebut dapat tidak hanya obat penurun panas saja
digunakan sebagai kompres dalam menurunkan melainkan obat tradisional juga dapat
demam yaitu dengan cara dioleskan ke kulit digunajan dan bisa dijadikan sebagai suatu
kepala (dahi) selama 10 menit. Setelah dilakukan kebiasaan.
kompres tersebut maka dipusat otak akan
merespon pada hipotalamus, dimana fungsi hipo-
talamus bertugas untuk mengatur suhu tubuh. 5. REFERENSI
Ketika melakukan kompres, maka hipotalamus
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
akan merespon dengan menurunkan suhu tubuh
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
lebih “dingin” sehingga suhu tubuh yang awalnya
Cipta
tinggi akan kembali ke suhu tubuh yang normal
(Cahyaningrum, 2016). Avner. (2009). Pertolongan Pertama pada Anak.
Jakarta: Salemba Medika
Aziz, A. (2018). Diary of Nursing. Sukabumi:
CV Jejak

63
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2022; Volume 20; No 1.
Website: journals.itspku.ac.id

Santoso, B. (2009). Teknologi Tepat Guna Nelson. (2014). Ilmu Kesehatan Anak Essensial.
TOGA. Jakarta: Kanisius Yogyakarta: Wahyu Pustaka
Cahyaningrum, E. (2016). Perbedaan Suhu Nelwan, R.H. (2009). Demam: Tipe dan
Tubuh Anak Sebelum dan Sesudah Pendekatan. Jakarta: Interna Publishing
Kompres Bawang Merah. MEDISAINS: Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Jurnal Ilmu-ilmu Kesehatan. 15 (2) : 66- Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
74.
Pediatri. (2011). Kumpulan Tips Pediatri.
Meilitha, C. (2018). Pengaruh Pendidikan Kese- Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter
hatan Terhadap Pengetahuan Dan Peran Anak Indonesia
Orang Tua Tentang Penatalaksanaan
Demam Anak Menggunakan Terapi Puspita. (2018). Pengaruh Ekstra Daun Kembang
Komplementer Daun Kembang Sepatu Sepatu Sebagai Ovisida terhadap
Di UPTD Puskesmas Kayon Palangka nyamuk Aedes Aegepyti. Dinamika
Raya. Dinamika Kesehatan. 9(2). Kesehatan. Vol. 15 No. 3
Corwin, A. (2009). Diary of Nursing II. Jakarta: Radhi, A. (2009). Cara Tepat Penangan Demam
Salemba Medika pada Anak. Jakarta: CV. Agung
Dahlan, S. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Riyanto. (2017). Metode Penelitian Untuk
dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Dalimarta, S. (2009). Atlas Tumbuhan Obat Santosa, Z. (2019). Mengawasi Penyakit Demam.
Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara Yogyakarta:CV Alaf Media
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2010). Dinkes Sodikin. (2012). Penanganan Demam pada
tentang Angka Prevalensi Febris. Anak. Jakarta:EGC
Eveline. (2010). Panduan pintar Merawat Bayi Sofwan,R. (2010). Cara tepat atasi demam pada
dan Balita. Jakarta: PT Wahyu Media anak. Jakarta: BIP Gramedia
Fajar, J. (2014). Penanganan Batuk yang Tepat. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: CV. Agung. Bandung: CV Alfabeta
Handayani, L. (2010). Mengatasi Penyakit Anak Suwartono. (2014). Dasar-Dasar Metodologi
Dengan Ramuan Tradisional. Penelitian. Yogyakarta:ANDI
Surabaya: CV. Mitra Suyanto. (2009). Riset kebidanan Metodologi dan
Hasdianah. (2015). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Aplikasi.Yogyakarta: Mitra Cendikia
Keperawatan. Yogyakarta: CV Agung Swarjana. (2015). Dasar-Dasar Riset Penelitian.
Kania, R. (2013). Penanganan Demam yang Yogyakarta: PT. Ripka Cipta
tepat pada Anak. Jakarta: Mocomedia Wahab, S. (2009). Kardiologi Anak. Yogyakarta:
Ling, H, K., Kian, T, C., Hoon, C, T.(2009). A Mahakarya
Guide to Medicinal Plan. Jakarta: Wahyudi. (2016). Pertolongan Pertama pada
Salemba Medika Anak. Jakarta: EGC
Lusia. (2015). Mengenal Demam dan Pera- Werner, D. (2010). Apa yang Anda Kerjakan Bila
watannya pada Anak. Surabaya: Tidak Ada Dokter. Yogyakarta: CV Andi
Airlangga University Press (AUP) Offset
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak da- World Health Organization (WHO). (2018).
lam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Hasil Utama Risketdas 2018 (Risketdas
Media 2018).
Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Kardio-
vaskular. Jakarta: Salemba Medika.

64

Anda mungkin juga menyukai