Oleh :
HOIRUMAN
NIM: 170201067
i
RESPONS TOKOH AGAMA TERHADAP PRAKTIK PERJANJIAN KERJA
PENEPEK ANTARA BURUH ANAK DENGAN MAJIKAN
(Studi di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk Mengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
HOIRUMAN
NIM: 170201067
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Hoiruman, NIM: 170201067 dengan judul “Respons Tokoh Agama
Terhadap Praktik Perjanjia Kerja Penepek Antara Buruh Anak Dengan Majikan (Studi
Di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur)” telah memenuhi syarat dan
Pembimbing I, Pembimbing II
iii
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Syariah
Di Mataram
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, tentang
kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Hoiruman
Nim : 170201067
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Hoiruman
Nim : 170201067
Fakultas : Syariah
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Respons Tokoh Agama Terhadap Praktik
Perjanjian Kerja Penepek Antara Buruh Anak Dengan Majikan (Studi Di Desa Bagik
Payung Timur Kabupaten Lombok Timur)” ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian atau karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan atau karya orang lain, saya menerima sanksi
yang telah ditentukan oleh lembaga.
Hoiruman
170201067
vi
PENGESAHAN
Skripi oleh : Hoiruman NIM : 170201067 dengan judul: “Respons Tokoh Agama
Terhadap Praktik Perjanjian Kerja Penepek Antara Buruh Anak Dengan Majikan (Studi
Di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur) telah di pertahankan di depan
Dewan penguji
3.
4.
Mengetahui
Dekan Fakultas Syariah
vii
MOTO
1
Q.S. At-Tagabun (64):15
viii
HALAMAN PERSEMBAHASAN
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt., karena atas rahmat
dan hidayah-Nya proposal skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam penulis
panjatkan kepada Nabi besar Muhammad saw., yang telah membimbing umat manuia ke
jalan yang benar dan sekaligus menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk ilahi.
Penepek Antara Buruh Anak dengan Majikan (Studi di Desa Bagik Payuug Timur
Kabupaten Lombok Timur)”, yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Hukum (SH) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah
Penulis menyadari dalam setiap proses penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari
segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak khususnya kedua dosen
kepada :
1. Bapak Dr. H. Musawar, M.Ag., selaku dosen pembimbing I., dan Bapak Heru
Sunardi S.H., M.H., selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak meluangkan
2. Bapak Dekan Fakultas Syariah Univeritas Islam Negeri (UIN) Mataram beserta
x
akademik serta bapak dan ibu pegawai perpustakaan yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis untuk mendapatkan literatur atau referensi yang berguna
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN Mataram yang telah membekali
4. Aparat Desa Bagik Payung Timur, para tokoh agama Desa Bagik Payung Timur,
5. Sahabat peneliti dan semua teman-teman kelas B Muamalah angkatan tahun 2017
yang telah berkenan membantu peneliti berfikir, memberikan saran dan motivasi
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu peneliti berharap adanya kritik dan saran yang konstruktif demi
kesempurnaan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat kedepannya dan
Hoiruman
170201067
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5 : Daftar Nama Buruh dari Majikan/Bos Tambang Khozaizun Khudzi. .49
Tabel 8: Daftar Nama Buruh Serabutan di Desa Bagik Payung Timur ..............52
Table 9: Daftar Nama Tokoh Agama di Desa Bagik Payung Timur ..................89
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL................................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN....................................................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
xiii
BAB II PRAKTIK PERJANJIAN KERJA PENEPEK ANTARA BURUH
ANAK DENGAN MAJIKAN DI DESA BAGIK PAYUNG TIMUR
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
A. Gambaran Umum Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok
Timur.....................................................................................................39
B. Praktik Perjanjian Kerja Penepek Antara Buruh Anak Dengan Majikan
di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur....................44
1. Gambaran Umum Lokasi Tambang Pasir di Desa Bagik Payung
Timur Kabupaten Lombok Timur...................................................44
2. Praktik Perjanjia Kerja Penepek Antara Buruh Anak dengan
Majikan...........................................................................................54
a. Mekanisme Terjadinya Perjanjian Kerja Penepek Antara Buruh
Anak dengan Majikan Di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten
Lombok Timur…………………………54
b. Bentuk Perjanjian dan Isi Perjanjian Kerja Penepek...............63
c. Faktor Yang Menyebabkan Anak Menjadi Buruh Penepek Di
Tambang Pasir dan Tanggapan Orang Tua Terkait Perjanjian
Kerja Penepek Antara Anak dengan Majikan.........................75
d. Alasan Majikan/bos di Desa Bagik Payung Timur Memilih
Anak-Anak Menjadi Buruh Penepek......................................82
3. Respons Tokoh Agama Terhadap Praktik Perjanjian Kerja Penepek
Antara Buruh Anak dengan Majikan di Desa Bagik Payung Timur
Kabupaten Lombok Timur............................................................88
A. Pengetahuan Tokoh Agama Terhadap Keberadaan Tambang dan
Anak-Anak Yang Menjadi Buruh Penepek...........................89
B. Pengetahuan Dan Pemahaman Tokoh Agama Terhadap Isi Dari
Perjanjian Kerja Penepek Yang Dilakukan Antara Anak dengan
Majikan..................................................................................93
C. Pemahaman Tokoh Agama Terhadap Aturan-Aturan Agama
Yang Membahas Tentang Pekerja Anak................................97
xiv
BAB III ANALISIS RESPONS TOKOH AGAMA TERHADAP PRAKTIK
PERJANJIAN KERJA PENEPEK ANTARA BURUH ANAK
DENGAN MAJIKAN di DESA BAGIK PAYUNG TIMUR
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
A. Analisis Terhadap Praktik Perjanjian Kerja Penepek Antara Buruh Anak
dengan Majikan di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok
Timur.....................................................................................................99
1. Analisis Terhadap Mekanisme Perjanjian Kerja Penepek Antara
Buruh Anak dengan Majikan ……………………………………102
2. Analisis Terhadap Bentuk Dan Isi Perjanjian Kerja Penepek Antara
Buruh Anak dengan Majikan…………………………………….104
3. Faktor yang Menyebabkan Anak Menjadi Buruh Penepek di
Tambang Pasir dan Tanggapan Orang Tua Terkait Perjanjian Kerja
Penepek Antara Anak Dengan Majikan
…………………………………..118
4. Alasan Majikan/bos di Desa Bagik Payung Timur Memilih Anak-
Anak Menjadi Buruh Penepek……………………………………….120
B. Analisis Terhadap Respons Tokoh Agama Terhadap Praktik Perjanjian
Kerja Penepek Antara Buruh Anak dengan Majikan di Desa Bagik
Payung Timur Kabupaten Lombok Timur………………………….148
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................156
B. Saran.....................................................................................156
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
“Respons Tokoh Agama Terhadap Perjanjian Kerja Penepek Antara Buruh Anak
Dengan Majikan”
(Studi di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur)
Oleh:
Hoiruman
Nim.1702010667
Abstrak
Secara bahasa, respons berarti reaksi atau jawaban. Sedangkan menurut
terminoligi, respons berarti rangsangan-rangsangan yang menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan sikap. Secara umum respons dapat diartikan sebagai hasil atau
kesan yang didapat dari pengamatan tentang subyek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang bagaimana praktik perjanjian kerja
penepek di desa bagik payung timur dan bagaimana respons tokoh agama terhadap
praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan di Desa Bagik
Payung Timur Kabupaten Lombok Timur.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif
sosiologis, jenis data berupa data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data
yang digunakan yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data
digunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan antara: a) Mekanisme perjanjian
kerja penepek buruh anak dengan majikan terdiri dari empat tahap: Tahap pertama ,
anak-anak hanya hanya bermain di pangkalan dan tambang pasir. Tahap kedua, anak-
anak membantu pekerjaan buruh tetap tanpa dibayar, Tahap ketiga, anak-anak
ditawarkan untuk menjadi penepek, dalam tahap ini cukup beragam, ada yang melalui
ajakan buruh tetap, ketua buruh, majikan/bos tambang dan kemauan sendiri. Tahap
keempat, anak-anak yang telah diterima dan diberikan pekerjaan oleh majikan/bos
tambang dapat langsung bekerja pada hari itu. b) Bentuk dan isi perjanjian kerja
penepek. Bentuk dan isi perjanjia kerja penepek ada yang tertulis dan lisan. c) Faktor
yang menyebabkan anak-anak menjadi buruh penepek . Faktor-faktornyaantara lain:
faktor lingkungan disekitarnya merupakan lokasi penambangan, anak-anak memiliki
waktu luang yang tinggi, dan memiliki rasa iri hati terhadap teman sebaya yang
memiliki banyak uang. d) Alasan majikan/bos memilih anak-anak menjadi buruh
penepek, yaitu: anak-anak memiliki waktu luang yang banyak, pekerjaannya sangat
cocok untuk anak-anak, dan anak-anak itu sangat mudah untuk diajak bekerja sama. e)
Tanggapan orang tua terkait perjanjian kerja penepek, yaitu orang tua mengetahuinya
dan membiarkannya bekerja sebagai penepek. Dalam respons tokoh agama, ada tokoh
agama yang setuju dan ada juga tokoh agama yang tidak setuju jika anak-anak bekerja
menjadi buruh penepek.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
ayah, ibu dan anak-anak, sehingga hal ini sering pula disebut sebagai conjugal
family.2 Sosok seorang ayah dalam keluarga sangatlah penting mengingat ayah
dibebankan kepada sosok ayah, sedangkan anak-anak dalam hal ini merupakan
pihak yang diberikan hasil dari penghasilan seorang ayah. Oleh karena itu dalam
ajaran Islam, orangtua yang memiliki anak diwajibkan untuk memelihara anak
karakter agar sang anak dapat tumbuh dengan kuat dan tidak menjadi anak yang
2
Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam, (Malang: Uin Press, 2008), Hlm.48.
1
2
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
hubungan balik atas kewajiban orangtua untuk memberikan perlindungan yang baik
terhadap mereka agar anak dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, seorang
anak berposisi sebagai pihak yang selalu diberikan hak-haknya dari orangtuanya.
dipenuhi oleh siapapun juga khususnya orangtua yang dikenal dengan lima macam
hak asasi anak atau maqasid al-shariah yaitu pemeliharaan atas hak beragama (hifz
al-din), pemeliharaan atas jiwa (hifz al-nafs), pemeliharaan atas kehormatan dan
3
Q.S. An-Nisa (5): 4
4
Q.S. At-Tahrim (66):6
3
pemeliharaan atas harta (hifz al-mal). Kelima hak asasi ini kemudian tertuang dalam
hak-hak lainnya yang lebih rinci seperti hak untuk mendapatkan pendidikan,
pengajaran, dan atau pembinaan agama yaitu penanaman nilai-nilai ketuhanan, hak
untuk hidup dan tumbuh berkembang, hak mendapatkan perlindungan dan penjagaan
dari siksa api neraka, hak untuk mendapatkan keadilan dan persamaan derajat, hak
untuk mendapatkan cinta kasih, hak untuk mendapatkan nafkah dan kesejahteraan.5
hak-hak tersebut mengingat anak merupakan titipan Allah swt., yang diberikan
kepada orangtuanya. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah seorang anak menikmati
anak secara maksimal dan bukan dijadikan bahan eksploitasi sebagai pekerja atau
ketentuan Pasal 68 ini dapat dikecualikan berdasarkan ketentuan Pasal 69 ayat (1),
dimana menyatakan “bagi anak yang berumur antara 13 sampai 15 tahun dapat
perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial”. Pada ayat (2)nya dinyatakan
pula bahwa pengusaha atau majikan yang mempekerjakan anak pada pekerjaan
5
Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Menurut Perspektif Islam, (Jakarta: Kpai, 2017), Hlm. 23.
4
ringan harus memenuhi persyaratan, diantaranya : i). Adanya ijin tertulis dari
orangtua atau walinya; ii). Adanya perjanjian kerja antara majikan/bos dengan
orangtua atau walinya; iii). Waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam kerja; iv).
Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah; v). Adanya
keselamatan dan kesehatan kerja; vi). Aadanya hubungan kerja yang jelas; viii)
Berangkat dari ketentuan Pasal 68 dan Pasal 69 ayat (1) dan (2) di atas, sangat
atau wali, adanya perjanjian kerja antara majikan/bos dengan orangtua atau walinya,
Pasal 69 ayat (2) tersebut di atas, secara gamblang menyatakan harus adanya
ijin dari orangtua dan adanya perjanjian kerja antara majikan/bos dengan orangtua
atau walinya. Dengan demikian, tidak dibolehkan terjadi perjanjian kerja antara anak
secara langsung dengan majikan/bos, apalagi perjanjian kerja yang dilakukan anak
Terkait dengan perjanjian kerja ini jika ditelisik lebih jauh merupakan salah
satu syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata,
yang hal ini juga dikenal dalam konsep hukum perjanjian Islam dengan apa yang
disebut dengan rukun dan syarat sahnya perjanjian. Salah satu rukun perjanjian
Islam adalah adanya para pihak yang membuat akad, dimana rukun ini memiliki
syarat sahnya yaitu orang yang melakukan perjanjian memiliki tingkat kecakapan
5
seseorang untuk perkataan dan perbuatannya dianggap sah secara hukum syariah.
maka perjanjian itu dianggap sah secara hukum syariah. Kecakapan bertindak
hukum sempurna ini dimiliki oleh seseorang sejak ia dewasa dan berlangsung terus
hingga ia meninggal dunia. Jika ia belum dewasa atau dalam periode tamyiz, maka
kecakapan bertindak hukum ini belum sempurna sehingga perjanjian yang dibuat
pada periode ini masih memerlukan persetujuan dari orangtua atau walinya agar
perjanjian yang dibuat oleh mereka pada masa tamyiz ini dapat dikatakan sempurna.6
Berkaitan dengan perjanjian kerja yang dilakukan oleh pekerja anak dalam
kapasitasnya sebagai buruh, terlihat jelas bahwa hukum perjanjian Islam maupun
orangtua atau wali sang anak serta perjanjian tersebut harus dilakukan baik oleh
orangtua atau wali dengan pengusaha atau majikan atau bisa juga dilakukan oleh si
anak secara langsung dengan pengusaha atau majikan selama dan sepanjang adanya
Terkait dengan perjanjian kerja antara pekerja anak dengan pengusaha atau
majikan ini, berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis di Desa Bagik Payung
Timur Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur ternyata sangat jauh dari
peraturan dan norma hukum yang berlaku. Kondisi desa yang berbukit dan memiliki
6
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah : Studi Tentang Teori Akad Dalam Fikih Muamalat,
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), Hlm.110-111..
6
aliran sungai ini secara tidak langsung telah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat
setempat untuk bertindak menjadi pengusaha tambang batu apung dan tambang
untuk menjadi pekerja atau buruh tambang pasir, dimana anak-anak ini dijadikan
sebagai buruh yang bertugas sebagai penepek yaitu buruh yang bertugas merapikan
pasir di atas truk dan terkadang sebagian mereka juga bertugas menaikkan pasir ke
atas truk pengangkut. Mereka bekerja dengan jam kerja mulai jam 08.00 sampai jam
17.00, dengan menggunakan sift. Ada yang bekerja pada sift pagi sampai siang dan
ada yang bekerja pada sift siang sampai sore dengan upah harian berkisar antara
Kabupaten Lombok Timur sebagai pekerja / buruh penepek terdapat dua sisi, ada
yang diketahui oleh orangtuanya sebagai buruh penepek, namun lebih banyak yang
penepek ini terjadi atas dasar kesepakatan langsung antara pengusaha tambang atau
majikan dengan anak-anak yang menjadi buruh. Kesepakatan ini tidak dilandasi oleh
adanya persetujuan orangtua dan perjanjian yang mereka lakukan juga lebih banyak
kondisi tersebut, para pemuka agama atau tokoh agama desa setempat memiliki dua
cara pandang yang berbeda. Pada satu sisi ada tokoh agama yang memandang
keberadaan buruh anak sebagai penepek tersebut sebagai salah satu kegiatan positif
7
Riski, Riduan, Fajri (Buruh Anak) Dan Kenata Putri (Asisten Pengusaha Tambang), Wawancara, Desa
Bagik Payung Timur, Tanggal 12-19 Maret 2021.
7
namun pada sisi lainnya, ada juga tokoh agama yang memandang negatif terhadap
menjadi sebuah penelitian yang dituangkan kedalam karya ilmiah dalam bentuk
skripsi dengan judul “Respons Tokoh Agama terhadap Praktik Perjanjian Kerja
Penepek Antara Buruh Anak dengan Majikan (Studi di Desa Bagik Payuug Timur
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan
antara buruh anak dengan majikan di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten
Lombok TImur?
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
buruh anak dengan majikan di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok
TImur.
8
perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan di Desa Bagik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dari dua aspek yaitu
perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan di Desa Bagik
Payung Timur Kabupaten Lombok Timur serta respon tokoh agama terhadap
praktik tersebut.
2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi
praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan serta respons
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada praktik perjanjian kerja
penepek antara buruh anak dengan majikan serta respons tokoh agama terhadap
Timur dengan alasan bahwa di Desa tersebut terdapat lokasi tambang pasir dan
penepek. Pada sisi lainnya ternyata tokoh agama desa tersebut sebagian ada yang
keberatan namun ada juga yang menerima kehadiran buruh anak pada lokasi
masing.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan salah satu cara penulis untuk mengetahui nilai
kebaruan dari penelitian agar penelitian yang penulis lakukan tidak terjadi plagiasi
dan duplikasi. Hal ini penulis lakukan dengan melakukan pencarian kemudian
telaah pustaka yang penulis lakukan, ditemukan beberapa hasil penelitian yang
diantaranya yaitu :
pandangan hukum Islam terhadap pekerja anak dan perlindungan pekerja anak
dalam hukum Islam. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka
member nafkah. Jika anak bekerja maka anak tidak memiliki kesempatan untuk
argumentasinya berdasarkan firman Allah swt., dalam Q.S. an-Nisa (4) : 9. Lebih
10
mereka baligh atau dewasa karena itu merupakan hak anak yang harus dipenuhi
penelitian yang penulis lakukan. Persamaan, topik inti yang diteliti sama-sama
meneliti pekerja anak. Perbedaannya, jenis penelitian yang dilakukan oleh Indar
lainnya, penelitian Indar Wahyuni sama sekali tidak melakukan kajian terhadap
praktik perjanjian kerja anak di bawah umur dengan majikan dan respon tokoh
agama setempat terhadap praktik perjanjian kerja pemepek buruh anak dengan
di Desa Wanglukulon adalah dalam rangka mendidik anak serta dalam rangka
membantu orangtua dan pekerjaan yang dilakukan anak di desa ini dianggap
8
Indar Wahyuni, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pekerja Anak”, (Skripsi, Fak. Syariah Uin Sunan
Kalijaga. Yogyakarta, 2005), Diunduh Dari Http://Digilib.Uin-Suka.Ac.Id Pada Tanggal 28 Pebruari
2021, Pukul 10.00 Wita.
11
sebagai pekerjaan yang tidak berbahaya. Lebih lanjut Eko menyatakan pula
fisik, jiwa dan mentalnya maka tindakan tersebut jelas bertentangan dengan
walaupun Eko Prasetyo meneliti tentang pekerja anak, namun Eko Prasteyo tidak
menyinggung sama sekali tentang praktik perjanjian kerja yang dilakukan oleh
anak yang bertindak sebagai buruh tersebut serta sama sekali tidak menyinggung
tentang respons tokoh agama terhadap praktik perjanjian kerja yang dilakukan
oleh buruh anak dengan majikan, hal ini justru merupakan fokus inti
melindungi nasib dan masa depan dan tenaga kerja, dan melindungi hak-haknya.
Dengan kata lain, keberadaan Undang-Undang ini maka pengusaha atau majikan
meneliti tentang pekerja anak. Perbedaannya, terletak pada jenis penelitian dan
lainnya adalah Thoriqul Azizah konsen meneliti tentang isi ketentuan Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenakerjaan yang mana dicoba dilihat dari
persoalan tentang praktik perjanjian kerja antara buruh anak dengan majikan,
dimana nak tersebut bekerja sebagai pemepek serta respons tokoh agama
F. Kerangka Teori
10
Thoriqotul Azizah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pekerja Anak Di Bawah Umur : Studi Analisis
Uu Ri No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Perspektif Maslahah ”, (Skripsi, Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2015), Diunduh Dari
Http://Eprint.Walisongo.Ac.Id/Id/Eprint/4752/1/082311070.Pdf Pada Tanggal 1 Maret 2021, Pukul
21.45 Wita.
13
dari organisme yang bukan semata-mata suatu gerakan yang positif, namun juga
setiap kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut
dengan respons. Secara umum respons dapat diartikan sebagai hasil atau kesan
Respons dapat terbentuk karena adanya dua faktor yaitu yaitu : Pertama,
faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu sendiri dari
unsur rohani dan jasmani. Apabila terganggu salah satu unsur saja, maka akan
melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang
melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang
keutuhan, dan cara kerja atau alat indera, alat syaraf dan bagian-bagian tertentu
pada otak. Unsur rohani meliputi keberadaan dan perasaan, akal, fantasi,
11
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Hlm.746.
12
M. Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Bpfe, 1980), Hlm.58.
13
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Hlm.13.
14
M. Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Bpfe, 1980), Hlm.58.
14
ekternal yaitu faktor yang ada pada lingkungan, dimana faktor ini merupakan
faktor stimulus.15 Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Howlan,
Janis dan Kelley seperti dikutip oleh Efendi yang mengatakan bahwa respons
Ketiga terbentuknya respons ini dikenal dengan teori SOR singkatan Stimulus-
tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Dimana stimulus yang
disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya kemungkinan akan diterima
atau ditolak. Penyampaian pesan ini akan berlangsung jika ada perhatian dari si
pemberi pesan, proses berikutnya adalah mengerti. 16 Respons terdiri atas 3 jenis,
yaitu :Pertama, respon kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang
bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, dibenci khalayak.
Respon ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai; Ketiga, respons
behavioral merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola-
15
Bimo Walgito, Pengantar Pisikologi Umum, (Yogyakarta: Ugm, 2006), Hlm.54
16
O.U. Efendi, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2000), Hlm.254-
256.
17
Jalaludin Rakhmat, Metode…, Hlm.118.
15
perspektif al-Quran, ulama dilihat sebagai bagian dari umat yang memegang
peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan umat. Ulama
berasal dari bahas arab‘alima, ya’limu, ‘alim yang artinya orang yang
mengetahui. Kata ‘alim bentuk jamaknya dari ‘alim yang merupakan bentuk
Agama yang dimaksud adalah orang yang memiliki pengetahuan dalam bidang
hukum Islam khususnya tentang kegiatan muamalah, yang dimana tokoh agama
itu sering disebut sebagai Ustadz, Kyai, atau tuan guru, yang mengerti tentang
hukum Islam.
ajaran Allah swt.,yang termaksud dalam al-Qur’an dan hadis; 2). Menjelaskan
dengan merujuk kepada ajaran Allah swt; 4). Menjadi teladan umat Islam dalam
Selain itu, seseorang dikategorikan sebagai tokoh agama jika memiliki ciri-
ciri sebagai berikut : 1). Keilmuan dan kewajiban yakni seseorang yang
dijadikan tokoh agama itu harus memahami al-Qur‟an dan Sunah Rasul, mampu
hablum minalloh, hablum minannas, dan hablum minal alam; 2). Pengabdian
yakni pengabdian seluruh hidup dan kehidupannya hanya kepada Allah swt.,
menjadi pelindung, pembela dan pelayan ummat; 3). Akhlak dan kepribadian
padahal keduanya memiliki arti dan makna yang sedikit berbeda. Dalam
dan istilah aqd (akad) untuk menyebut perjanjian dan bahkan untuk
menyebut kontrak. Istilah aqd (akad) merupakan istilah tua yang sudah
digunakan sejak zaman klasik sehingga sudah sangat baku. Sedangkan istilah
20
Asma Sari Rambe, “Peran Tokoh Agama Dalam Pembinaan Akhlak Remajadi Desa Biru Kecamatan
Aek Bilah Kabupaten Tapanuli Selatan”, (Skripsi: Iain Padang Sidempuan, Sumtaera Utara, 2020),
Diunduh Dari Http://Etd.Iain-Padangsidimpuan.Ac.Id/Id/Eprint/6385, Diakses Tanggal 11 Maret 2021,
Pukul 19:41 Wita.
21
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian…, Hlm. 47.
17
Semula dalam hukum Islam pra modern, istilah iltizam hanya dipakai
untuk menunjukkan perikatan yang timbul dari kehendak sepihak saja, hanya
kadang-kadang saja dipakai dalam arti perikatan yang timbul dari perjanjian.
Para fukaha apabila berbicara tentang hubungan perutangan antara dua pihak
secara terminology berarti suatu wadah dalam diri setiap orang tempat
menampung hak dan kewajiban. Apabila pada seseorang terdapat hak orang
lain yang wajib ditunaikannya kepada orang tersebut, maka dikatakan bahwa
dzimmah-nya berisi suatu hak atau suatu kewajiban. Artinya, ada kewajiban
baginya yang menjadi hak orang lain dan yang harus dilaksanakannya untuk
hak orang lain tersebut dikatakan dzimmah-nya telah kosong atau bebas.
Berangkat dari apa yang ada di atas, maka perikatan (iltizam) dalam hukum
Islam adalah terisinya dzimmah seseorang atau suatu pihak dengan suatu hak
yang wajib ditunaikannya kepada orang atau pihak lainnya. Terkait dengan
22
Ibid., Hlm. 48.
18
Perikatan kerja adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak untuk
melakukan sesuatu. Sumber perikatan kerja di sini adalah akad ijarah yang
pemberian manfaat yang mubah dan jelas yang diambil sedikit demi sedikit
dalam masa tertentu dengan pengganti yang tertentu pula; keempat, mazhab
Namun yang paling popular adalah makna kedua (upah). 26 Chairuman dan
Suhwardi menjelaskan bahwa ijarah adalah yaitu suatu jenis akad untuk
23
Ibid., Hlm. 51-54..
24
Muslihun Muslim, Fiqh Ekonomi, (Mataram: Lkim Iain Mataram, 2005), Hlm. 218.
25
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamy Wa ‘Adilatuh, (Damsyik: Dar Al-Fikr, 1989), Hlm. 94-98
26
M. Ali Hasan, Fiqh Muamalah : Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), Hlm.227.
19
disewakan.27
Manusia yang lazim disebut perburuhan.29 Menurut Moh Anwar seperti yang
rukun.31
27
Chairuman Pasaribu Dan Sahrawardi, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996),
Hlm.52.
28
Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), Hlm.29.
29
Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Hlm.182.
30
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Hlm.422.
31
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian…, Hlm. 95.
20
(ungkapan) dan qabul (persetujuan) dari dua belah pihak yang bertransaksi. 32
sukarela timbal balik terhadap perikatan yang dilakukan oleh dua pihak yang
bersangkutan.33
ijab dan qabul, Syarat ijab qabul antara ʻȃjir dan mustajir sama dengan ijab
dan qabul yang dilakukan dalam jual beli, antara lain: pertama, ujrah(upah);
Adapun salah satu syarat terpenting dalam transaksi ini adalah bahwa jasa
yang diberikan adalah jasa halal. Jika pekerjaannya haram, maka upahnya
32
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2013), Hlm.320.
33
Ahmad Azhar Basyir,Asas-Asas Hukum Muamalat: Hukum Perdata Islam (Yogyakarta: Uii Prss, 2000),
Hlm..65.
34
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islȃmī Wa Adilatuhū, (Jakarta: Gema Insani, 2011), Hlm.387-388.
21
atau pembunuhan, maka upah yang nanti diterimanya juga haram karena
berjalan sesuai dengan aturan Islam Ketiga, Uang sewa atau imbalan,
pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk
Keempat, Manfaat, manfaat dari objek yang diijarahkan harus sesuatu yang
seperti seseorang yang menggaji orang lain untuk mengerjakan ilmu sihir,
akan disewakan dapat dipenuhi secara hakiki, maka tidak boleh menyewakan
sesuatu yang tidak dapat dipenuhi secara hakiki, seperti menyewa orang bisu
untuk bicara.
22
terjadinya akad. Syarat yang paling utama berkaitan dengan syarat adalah
(dewasa). Oleh sebab itu, apabila orang yang belum atau tidak berakal,
seperti anak kecil dan orang gila ijarah-nya tidak sah. Akan tetapi, ulama
itu tidak harus mencapai usia baligh. Oleh karenanya, anak yang baru
persetujuan walinya.
dijadikan sebagai objek ijarah mesti sesuatu yang dimiliki atau dikuasai
secara penuh. Oleh karena itu, akad ijarah tidak akan terlaksana apabila
Apabila akad ijarah dilakukan oleh orang yang tidak memiliki atau
hewan yang lepas dari pemiliknya, lahan tandus untuk pertanian dan lain
belah pihak. Barang yang akan disewakan harus jelas dandapat langsung
wujud objek ijarah. Jika ada seorang fudhuli melakukan akad ijarah lalu
barang digunakan, maka akad ijarah itu sah dan pemilik barang berhak
atas upahnya karena objek akadnya ada. Sebaliknya, jika persetujuan atas
akad terjadi setelah manfaat barang digunakan, maka akad itu tidak sah
dan upah dikembalikan ke pelaku akad, karena objek akad telah lenyap
sehingga tidak ada pada saat pelaksanaan akad ijarah. Maka akad itu
menjadi tidak ada karena tidak terdapat objek akadnya sehingga akad
ijarah-nya tidak sah sebagaimana yang kita ketahui dalam akad jual beli.
35
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syari’ah, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2015), Hlm. 89.
36
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh…, Hlm. 322.
24
mahal ma‘qud ‘alaih, ujrah, dan nafs al-‘aqd. Dalam konteks ini ada
penjelasan waktu, dan penjelasan jenis amal atas barang yang disewa.
37
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh…, Hlm. 390.
38
Rahmat Syafi‟I, Fikih Muamalat, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), Hlm 122.
25
yang disewa. Apabila terdapat suatu cacat pada sifat objek atau
Apabila rumah yang disewa itu hancur seluruhnya maka akad ijarah
jelas harus fasakh (batal), karena ma‘qud ‘alaih rusak total, dan hal
Misalnya udzur pada salah seorang yang melakukan akad, atau pada
Menurut jumhur ulama, akad ijarah tidak batal karena adanya udzur,
Islam
a. Pengertian Anak
merupakan salah satu tujuan dari adanya pernikahan. Sebelum seorang anak
26
orang tuanya. Tanggung jawab ini terkait berbagai aspek kehidupan, baik
menjaga, membesarkan dan mendidik anak tersebut agar kelak dapat menjadi
usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun,
sepanjang anak tersebut tidak cacat fisik maupun mental atau belum pernah
1) Anak yang belum mencapai umut 18 (delapan belas) tahun atau belum
ahliyyah yang berarti kelayakan. Atas dasar itu, kecakapan hukum (al-
39
Zakiyah Daradjat. Dkk, Ilmu Fiqh Ii, (Jakarta: Departemen Agama, 1983), Hlm.171-172
40
Dadan Muttaqien, Cakap Hukum: Bidang Perkawinan Dan Perjanjian, (Yogyakarta: Insania Citra
Press,2006), Hlm.1
27
dan bertindak hukum, atau sebagai kelayakan seseorang untuk menerima hak
syariah.41
tentang masa-masa perkembangan anak fisik maupun psikis. Di satu sisi Islam
mengekui ke-fitrah-an seorang anak yang akan membawa potensi kea rah
kebaikan, akan tetapi di sisi lain Islam juga menuntut dan menuntun para orang
tua agar dapat mengawal seorang anak menjadi manusia yang mengerti
yaitu:
4) Baligh (mempu diberi beban hukum, bagi anak laki-laki ditandai dengan
mimpi basah atau ihtilam sekitar usia 14 tahun, dan darah haid bagi
Sejalan dengan itu, pendapat Tuan Guru dalam menetapkan kriteria anak
perkembangan manusia sehingga dapat disebut anak dalam hukum Islam, yaitu
41
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian …, Hlm.109.
42
Moh Faishol Khusni, Fase Perkembangan Anak Dan Pola Pembinaannya Dalam Perspektif Islam,
(Jurnal, Universitas Muhammadyah Yogyakarta, Yogyakarta, Tt), Hlm. 6-7 Repository.Umy.Ac.Id.
Diakses Pada Tanggal 12 April 2021, Pukul 10.02
28
Pertama, tahap marhalah janin yaitu tahap ini dimulai sejak masa janin
sudah berada dalam kandugan hingga lahir dalam keadaan hidup. Kedua,
marhalah as-sabi’ yaitu dimulai semenjak manusia lahir dalam keadaan hidup
menyebutkan hal yang sama bahwa fase anak itu adalah marhalah in’idam al-
Idrak, marhalah idraku dh’if, dan marhalah idrak at-tam. Fase pertama
Dalam usia ini dapat dipastikan anak itu belum mempunyai kesadaran dalam
bertindak. Dalam bahasa fiqh anak tersebut disebut sebagai mummayiz. Fase
kedua, yaitu marhalah al-Idraku dha’if dimulai sejak anak berusia 7 (tujuh)
tahun sampai 15 (lima belas) tahun. Anak dalam kondisi ini disebut anak
mummayiz. Artinnya anak telah mampu membedakan antara yang baik dan
Menurut ‘Abdul Qadir ‘Audah fase ini dapat dikatakan sebagai mukallaf atau
43
Zaenudin Mansyur, Pandangan Tuan Guru Tentang Anak Sebagai Mahkum ‘Alaih Dalam Akad
Muamalah Kontemporer Di Kota Mataram, (Jurnal, Fsei Iain Mataram, Mataram, 2015), Hlm. 8-10
29
seorang anak sehingga dapat dikatakan mukallaf dengan usia yang dimilikinya,
seperti usia 17 (tujuh belas) tahun bagi wanita dan 18 (delapan belas) tahun
kedewasaan itu dengan kondisi seorang anak sudah berusia 15 (lima belas)
tahun serta pernah istilam untuk laki-laki dan sudah mengalami haid bagi
15 (lima belas) tahun dapat diklaim sebagai anak-anak apalagai belum ada
Menurut Imam Malik, batasan umur baligh bagi laki-laki dan perempuan
adalah sama yaitu genap 18 tahun atau genap 17 tahun memasuki usia 18
pada organ intim merupakan tanda baligh untuk orang kafir. Adapun bagi
hal tersebut merupakan tanda baligh sebagaimana orang kafir, dan pendapat
G. Metode Penelitian
44
Ibid., Hlm. 12.13
45
Al- Dardiri, Al Syarh Al Kabir Hasiyah Dasuki,(Mesir: Al Babi Al Halabi, T.Thn), Hlm. 393
30
atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala atau untuk menentukan ada
tidaknya hubunagn antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.46
kondisi objek yang alamiah yaitu kondisi alamiah terhadap pratik perjanjian
kerja penepek antara buruh anak dengan majikan di Desa Bagik Payung Timur
hukum dimana hukum dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang bersumber
dari peraturan maupun doktrin hukum.47 Norma hukum yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah norma-norma yang ada dalam hukum perjanjian terkait
dengan konsep perjanjian kerja yang dilakukan oleh anak-anak selaku subyek
sosiologis berupa praktik perjanjian penepek antara buruh anak dengan majikan
di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur serta respon tokoh
46
Amiruddin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), Hlm.25.
47
Bachtiar, Metode Penelitian Hukum, (Tangerang Selatan: Unpam Press, 2018), Hlm.57.
31
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
sumber utama dari fenomena yang sedang dikaji yang diperoleh dari wawancara,
observasi, maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian
penulis selaku peneliti mengolahnya.48 Data primer ini diperoleh peneliti dengan
cara terjun langsung ke lapangan dan tidak diwakilkan oleh pihak lain dalam
data-data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain yang
buku atau hasi penelitian yang berwujud laporan yang diperoleh dengan
Merujuk pada uraian di atas, maka sumber data primer dalam penelitian ini
peneliti peroleh dari hasil observasi dan wawacara peneiti dengan masyarakat
yang menjadi pelaku atau subyek perjanjian kerja penepek yaitu majikan dan
anak-anak yang menjadi buruh serta orangtua anak-anak tersebut serta tokoh
agama dan tokoh masyarakat Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok
Timur. Sedangkan sumber data sekunder yang peneliti gunakan berasal dari
berbagai sumber yakni buku, dan kitab-kitab yang berkaitan dengan perjanjian
kerja jurnal ilmiah, hasil penelitian baik skripsi, thesis dan disertasi serta
48
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), Hlm.106.
49
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Insttrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014),
Hlm.22.
50
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986), Hlm.51-
52.
32
a. Observasi
terhadap perilaku atau perbuatan, aktivitas dan gejala yang terjadi terhadap
partisipan. Observasi non partisipan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
penelitian dan tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan objek penelitian
pengamatan kepada para pihak yang terlibat dalam praktik perjanjian kerja
penepek yaitu, anak sebagai buruh, majikan, dan orang tua dari anak yang
menjadi buruh serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Hal-hal
yang peneliti observasi adalah aktivitas kegiatan kerja sebagai penepek yang
51
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Hlm.58.
52
Ibid., Hlm.26.
33
dilakukan oleh buruh anak, aktivitas kegiatan antara majikan dan buruh anak
ketika melakukan perjanjian kerja, sikap dan perilaku majikan dan anak yang
menjadi buruh penepek saat menjalankan isi perjanjian kerja, sikap dan
yang menjadi buruh penepek, serta sikap dan perilaku tokoh agama dan
b. Wawancara
merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dari data mengenai objek
53
Sumitro Dan Ronny Hinitiyo, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, (Jakarta: Balai Aksara Dan
Saadiyah, 1990), Hlm.57.
34
bersangkutan yaitu, majikan, orang tua, anak sebagai buruh penepek serta
serta tokoh agama dan tokoh masyarakat Desa Bagik Payung Timur
Kabupaten Lombok Timur. Dalam wawancara ini, data atau informasi yang
penepek, bentuk dan isi perjanjian kerja penepek, sistem dan upah kerja,
dan aparat Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur terhadap
tokoh agama terhadap perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan
majikannya.
c. Dokumentasi
serta dapat berbentuk gambar, seperti foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-
54
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), Hlm.160-161.
35
Data yang diharapkan diperoleh dari metode ini adalah profil Desa
Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur, perjanjian kerja yang dibuat
oleh para pihak jika dilakukan secara tertulis, atau catatan-catatan harian
majikan atas pembayaran upah buruh anak, serta dokumen tertulis lainnya
Analisis data yaitu menguraikan data dalam bentuk kalimat yang baik dan
benar, sehingga mudah dibaca dan diberi arti (diinterprestasikan). 55Pada tahap
Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data kualitatif yaitu
pendekatan atau cara berfikir induksif, yaitu suatu analisis yang berangkat dari
data ini melalui tiga tahap yaitu : a) reduksi data, b) penyajian data, dan c)
Proses analisis data yang peneliti lakukan adalah peneliti terlebih dahulu
melakukan reduksi data yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara,
55
Abdulkadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, (Lampung: Citra Aditya Bakti, 2004), Hlm.
91.
56
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), Hlm.107.
57
Matthew B. Miles Dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-
Metode Baru, Ter. Tjetjep Rohendi Rohidi, (Jakarta: Ui-Press, 1992), Hlm.20.
36
penepek buruh anak dengan majikan, lalu merangkum, memisahkan mana hal-
itu peneliti melakukan penyajian data penelitian sedemikian rupa sehingga hasil
penelitian diambil kesimpulan yang disajikan dalam bentuk naratif dan pada
akhirnya dilakukan analisis terkait respons tokoh agama dan perspektif hukum
ekonomi syariahnya.
kecukupan referensi.
a. Trianggulasi
dengan wawancara.
b. Kecukupan Refrensi
37
ataupun data yang diperoleh dari sumber lainya akan dibandingkan dengan
dipandang sangat perlu bagi kesempurnaan hasil penelitian ini. Oleh karna
jawabkan.
f. Sistematika Pembahasan
tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setinggan penelitian, telaah
berupa gambaran umum Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur,
38
praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan di Desa
Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur, serta respons tokoh agama
terhadap praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan di
Bab III Analisis. Sebuah bab di mana peneliti menganalisis hasil temuan
Desa Bagik Payung Timur adalah sebuah Desa baru yang dimekarkan pada
akhir 2011 dari Desa Bagik Payung dan baru dapat didefinitifkan pada
Pemekaran Desa Bagik Payung Timur dari Desa Bagik Payung dimaksud untuk
adanya pemekara desa telah dapat dirasakan manfaatnya, dimana jalannya roda
Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur. 58 Adapun kepala desa
a. Nasrun sebagai Kepala Desa ( periode pertama dari tahun 2012-2017 dan
58
Dokumentasi, Profil Desa Bagik Payung Timur Tahun 2020, Dikutip Tanggal 23 November 2021.
39
40
Desa Bagik Payung Timur memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
b. Misi
4) Membangun prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui peran serta
lembaga masyarakat.
keterampilan.
Desa Bagik Payung Timur memiliki luas wilayah yaitu sebesar 250 Ha
terbagi dalam 4 (empat) wilayah kekadusan yaitu Dusun Praida, Dusun Lendang
Bagik, Dusun Keroya, dan Dusun Karang Baru, dengan ketinggian ketinggian
pertahun, terkadang musim kemarau lebih panjang dari pada musim hujan, suhu
±9,3 Km, jarak ke Kecamatan Suralaga ±4,7 Km, dan jarak ke Ibu Kota Popinsi
±67 Km. Batas-batas wilayah Desa Bagik Payung Timur, sebagai berikut:
- Pekarangan : 90 Ha
- Mushalla : 20,146 Ha
a. Pembagian Dusun
a) Dusun Praida
2) Dusun Kroya
59
Ibid
42
a) Lendang Bagik
4. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Agama Masyarakat Desa Bagik Payung Timur
Desa Bagik Payung Timur merupkan salah satu desa dengan penduduk
mencapai 7.229 jiwa terdiri dari 3.462 jiwa laki-laki dan 3.767 jiwa perempuan
dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.764, yang terdiri dari 18 rukun
tetangga.
yang merupakan salah satu ciri khas di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten
1. Kondisi Sosial
tumbuhan rumput gajah merupakan tanaman wajib yang harus ada di kebun.
Karena, rumput gajah ini akan digunakan untuk pakan sapi yang mereka
punya.
setiap hari digeluti oleh masyarakat dari berbagai kalangan di Desa bagik
kawasan tambang pasir inilah yang membuat hal tersebut menjadi fenomena
Kondisi sosial yang dapat dilihat dengan jelas di Desa Bagik Payung
Timur ini yaitu masyarakat Desa Bagik Payung Timur memegang teguh adat
istiadat leluhur. Hal tersebut terbukti dari keseharian mereka yang selalu
2. Ekonomi
3. Kondisi Keagamaan
60
Observasi Lapangan, Di Desa Bagik Payung Timur, Tanggal 14 November 2021, Pukul 12.00 Wita
44
Desa dengan penduduk 100% memeluk agama Islam, hal ini dapat diketahui
dari banyaknya bangunan masjid dan musholla serta selalu saja ada kegiatan
keagamaan yang lain yang pastinya bernuansa islami seperti pengajian dan
B. Praktik Perjanjian Kerja Penepek antara Buruh Anak dengan Majikan di Desa
buruh anak dengan majikan di Desa Bagik Payung Timur Kabupten Lombok Timur,
salah satu lokasi yang dijadikan sebagai kegiatan ekonomi masyarakat setempat.
a. Latar Belakang dan Sejarah Tambang Pasir di Desa Bagik Payung Timur
Tambang pasir di Desa Bagik Payung Timur ini bediri sejak tahun 1990
dengan menggunakan alat tradisional seperti linggis dan pahat beseta loader
Tambang pasir ini dimulai pertama kali oleh amak Khudzi yaitu Bapak dari
Tambang pasir di Desa Bagik Payung Timur ini merupakan tambang pasir
Bagik Payung Timur saat ini terdiri dari lima pengusaha yang masih aktif
45
hingga saat ini. Berikut data majikan/bos tambang pasir di Desa Bagik
Tabel 1
Nama-nama Majikan/bos Tambang Pasir di Desa Bagik Payung Timur
Kabupaten Lombok Timur
No Nama Majikan Jenis Usaha Menjadi Jenis alat berat
Pengusaha
Sejak
1 Samsul hadi Tambang pasir 10 tahun 2 excavator, dan
3 truk
2 Isman hayadi Tambang pasir 3 tahun 2 excavator, 2
dan batu apung wheel loader, dan
3 truk
3 Dedi jauhari Tambang pasir 10 tahun 2 wheel loader,
dan batu apung dan 2 truk
4 Khozaizun Tambang pasir 5 tahun 2 excavator, dan
khudzi 4 truk
5 Ropi’i Tambang Pasir 15 tahun 2 wheel loader,
dan 4 truk
dan disetiap pangkalan buruh tersebut terdapat ketua buruh yang mengatur
dan mengorganisir para buruh yang lain. Ketua buruh dan bawahannya ini
buruh /penepek untuk mengankut pasir tersebut ke dalam truk. Berikut data
1) Samsul Hadi memiliki lima belas orang buruh tetap yang terdiri dari lima
orang dewasa dan delapan orang anak-anak. Samsul Hadi juga memiliki
2) Isman Hayadi memiliki sepuluh buruh tetap yang terdiri dari orang
dewasa saja dan lima orang buruh serabutan yang berusia dewasa.
3) Dedi Jauhari memiliki tujuh orang buruh tetap yang berusia dewasa.
4) Khozaizun Khudzi memiliki lima belas buruh tetap yang terdiri dari
sepuluh orang buruh dewasa dan lima orang buruh yang masih berusia
serabutan yang berusia anak-anak dan enam orang buruh serabutan yang
berusia dewasa.
5) Ropi’i memiliki dua buruh tetap yang berusia anak-anak dan enam buruh
tetap yang berusia dewasa. Ropi’i juga memiliki lima orang buruh
47
Paparan data para buruh yang dimiliki oleh kelima majikan/bos tambang
pasir di Desa Bagik Payun Timur Kecamatan Lombok Timur, sebagai berikut:
Tabel 2
Data Buruh Tetap dan Buruh Tidak Tetap dari Majikan/Bos Samsul Hadi
No Nama Jenis Umur Status
Kelamin
1 Riski Maulana Laki-Laki 25 Tahun Buruh Tetap
2 Lalu Alfian Laki-Laki 30 Tahun Buruh Tetap
3 Jefry Islahudin Laki-Laki 28 Tahun Buruh Tetap
4 Irfan Pratama Laki-Laki 25 Tahun Buruh Tetap
5 Hayadi Laki-Laki 25 Tahun Buruh Tetap
6 Adiyat Fito Laki-Laki 13 Tahun Buruh Tetap
7 Wisnu Aminata Laki-Laki 13 Tahun Buruh Tetap
8 Rifki Saputra Laki-Laki 13 Tahun Buruh Tetap
9 Lalu Sudi Laki-Laki 12 Tahun Buruh Tetap
10 Hadi Laki-Laki 12 Tahun Buruh Tetap
11 Jauhari Laki-Laki 14 Tahun Buruh Tetap
12 Ali Laki-Laki 12 Tahun Buruh Tetap
13 Pendi Laki-Laki 13 Tahun Buruh Tetap
14 Arman Hidayat Laki-Laki 34 Tahun Serabutan
15 Dilga Laki-Laki 30 Tahun Serabutan
16 Lalu Hasbi Laki-Laki 31 Tahun Serabutan
17 Muhammad Rizkian Laki-Laki 30 Tahun Serabutan
18 Selamet Riyadi Laki-Laki 25 Tahun Serabutan
19 Gunawan Laki-Laki 27 Tahun Serabutan
20 Suhartini Perempuan 25 Tahun Serabutan
21 Intan Darmawangsah Perempuan 25 Tahun Serabutan
22 Kiki Rahmi Perempuan 26 Tahun Serabutan
23 Lala Putri Perempuan 23 Tahun Serabutan
Data Primer diolah pada November 2021
49
Tabel 3
Data Buruh Tetap dan Buruh Tidak Tetap dari Majikan/Bos Isman Hayadi
No Nama Jenis Kelamin Umur Status
1 Asep Saputra Laki-laki 30 tahun Buruh tetap
2 Agus jayadi Laki-laki 30 tahun Buruh tetap
3 Ilham Hakiki Laki-laki 30 tahun Buruh tetap
4 Junaedi Laki-laki 25 tahun Buruh tetap
5 Aprian Papoy Laki-laki 23 tahun Buruh tetap
6 Abdul Hafiz Laki-laki 23 tahun Buruh tetap
7 Lukmanul Hakim Laki-laki 20 tahun Buruh tetap
8 Amirudin Laki-laki 21 tahun Buruh tetap
9 Siti aminah Perempuan 23 tahun Buruh tetap
10 Nurlaelah Perempuan 23 tahun Buruh tetap
11 Himam Haroki Laki-laki 20 tahun Serabutan
12 Helmiatun Laki-laki 20 tahun Serabutan
13 Nukmah Perempuan 23 tahun Serabutan
14 Atikah Perempuan 23 tahun Serabutan
15 Muna’ah Perempuan 23 tahun Serabutan
Data primer diolah pada November 2021
Tabel 4
Data Buruh Tetap dan Buruh Tidak Tetap dari Majikan/Bos Dedi Jauhari
No Nama Jenis kelamin umur Status
1 Julian pratama Laki-laki 30 tahun Buruh tetap
2 Aditya Purnama Laki-laki 30 tahun Buruh tetap
3 Edi Kurniawan Laki-laki 25 tahun Buruh tetap
4 Hanip Laki-laki 20 tahun Buruh tetap
5 Mutmainah Perempuan 23 tahun Buruh tetap
6 Ummayah Perempuan 24 tahun Buruh tetap
Data primer diolah pada November 2021
Tabel 5
50
Data Buruh Tetap Dan Buruh Tidak Tetap Dari Majikan/Bos Khozaizun
Khudzi
No Nama Jenis Kelamin Umur Status
1 Udin Laki-laki 35 tahun Buruh tetap
2 Umar Laki-laki 32 tahun Buruh tetap
3 Arta Laki-laki 25 tahun Buruh tetap
4 M.Hamdi Laki-laki 27 tahun Buruh tetap
5 Sahdi Laki-laki 27 tahun Buruh tetap
6 Sapoan Laki-laki 35 tahun Buruh tetap
7 Sahrul Laki-laki 22 tahun Buruh tetap
8 Mirasmina Perempuan 22 tahun Buruh tetap
9 Amrina rosyada Perempuan 22 tahun Buruh tetap
10 Emi safitri Perempuan 22 tahun Buruh tetap
11 Sultan aulia Laki-laki 14 tahun Buruh tetap
12 Ahmad hazaini Laki-laki 12 tahun Buruh tetap
13 Wahyu Laki-laki 15 tahun Buruh tetap
14 Jauhari Laki-laki 14 tahun Buruh tetap
15 Suryadi Laki-laki 14 tahun Buruh tetap
16 Fajar Laki-laki 14 tahun Serabutan
17 Haryanto Laki-laki 15 tahun Serabutan
18 Doni alfasya Laki-laki 15 tahun Serabutan
19 Hamidi Laki-laki 16 tahun Serabutan
20 Lia arprilia Perempuan 22 tahun Serabutan
21 Sumiati Perempuan 30 tahun Serabutan
22 Winda Perempuan 23 tahun Serabutan
23 Ica maharani Perempuan 24 tahun Serabutan
24 Septia putri Perempuan 22 tahun Serabutam
Data primer diolah pada November 2021
Tabel 6
Berikut Data Buruh Tetap dan Buruh Tidak Tetap dari Majikan/Bos Ropi’i
51
tetap berjumlah 15 orang dan buruh tidak tetap berjumlah 13 orang. Total anak-
anak di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur yang bekerja
Tabel 7
52
Tabel 8
Data Anak-Anak Sebagai Buruh Penepek tidak Tetap Di Desa Bagik Payung
Timur
53
Lombok Timur ini memiliki kondisi yang hampir sama disetiap tambang
yang tersebar di Desa Bagik Payung Timur yaitu memiliki suatu lokasi yang
merupakan tanah tandus yang berada didataran tinggi sehingga hanya bisa
54
diairi dengan air hujan saja karena aliran sungai tidak bisa mencapai lahan
tersebut.
mengelola tanah tandus menjadi sebuah tambang pasir. tambang pasir ini
memiliki luas sekitar ±5 sampai 10 Hektar. Kondisi tanah yang tandus ini
menjadikan tanah tersebut susah untuk digali oleh Karena itu para
majikan/bos tambang membuat alat penyedot air yang terbuat dari mesin
excavator.61
dataran tinggi untuk menggali pasir yang ada di dalam tanah, ada juga
manual yaitu dengan sekop dan linggis. Ketika proses pengolahan tanah
mengarah ke aliran sungai dan juga saluran tersebut dijadikan sebagai tempat
61
Observasi Lapangan, Di Desa Bagik Payung Timur, Pada 14 November 2021, Pukul 08.30.
55
Praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan ini
paling banyak dilakukan di tambang amak zun alias Khozaizun Khudzi, tambang
amak Samsul alias Samsul Hadi dan amak Ropi’i.. Melihat tambang mereka
berada ditempat yang sangat strategis karena tidak terlalu jauh dari pemukiman
tidak terlalu jauh dari lokasi tambang yang membuat para buruh khususnya
buruh penepek berlomba-lomba untuk menunggu truk karena ramai dan dekat.
Selain dari letak yang tidak jauh dari pemukiman warga faktor lain ialah lokasi
tambang tidak terlalu jauh dari tempat anak-anak bersekolah oleh karena itu
tambang dari pada amak Zun dan amak Samsul ini menjadi pilihan utama anak-
dengan majikan di Desa Bagik Payung Timur, dalam skripsi ini peneliti
menguraikan beberapak hal terkait dengan hasil temuan yang peneliti lakukan
diantaranya adalah:
Timur
Desa Bagik Payung Timur ini melalui beberapa mekanisme sebelum anak-
1) Tahap Pertama
penjelasan Lalu Sudi “laguk sendekman jadi begawean tetap jak awal
sebelum saya bekerja menjadi buruh tetap awalnya saya hanya main-
63
Observasi Lapangan Di Desa Bagik Payung Timur, 15 November 2021, Pukul 12.00 Wita
64
Lalu Sudi (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur-Kab. Lombok Timur, 20
November 2021
65
Jauhari(Buruh Penepek), Wawancara Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur, 20 November
2021
57
2) Tahap Kedua
menutup bagian atas truk, dan nepek-nepek pasir saja. Di dalam tahap
membantu pekerjaan orang dewasa saja oleh karena itu pada tahap kedua
begawean mulai smp kelas 2, nepek nepek laguk” 68 (sudah lama saya
66
Wisnu Aminata (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur, 21
November 2021
67
Amak Zun (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur, 21
November 2021
68
Saepudin (Buruh Penepek), Wawancara Desa Bagik Payung Timur Kab Lombok Timur, 21 November
2021
69
Rifki Saputra ( Buruh Penepek) Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 21
November 2021
58
“awalkan saya bekerja disitu itu, awalnya kan saya hanya bantu orang-
“Wah begak laek wah begawean jari buruh jak, laguk sendekman
jadi begawean tetap jak awal jak cume mekedek-kedek doang
wah lek tambang gerisak trus tulong dengan toak begawean lek
pangkalan kance tambang sekedar nepek-nepek gerisak wah.” 71
(sudah lumayan lama saya bekerja jadi buruh, tetapi sebelum saya
menjadi buruh tetap awalnya hanya sekedar main-main saja di
lokasi tambang dan membantu pekerjaan orang yang tua di
pangkalan dan di tambang hanya sekedar nepek-nepek pasir saja.)
”Sebelum bekerja jadi penepek disini, anak-anak kecil ini cuma bantu-
3) Tahap Ketiga
buruh maupun di tambang pasir akan diajak bekerja, namun ada beberapa
70
Wisnu Aminata (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur-Kab. Lombok Timur, 22
November 2021
71
Lalu Sudi (Buruh Penepek), Wawancara ,Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 22
November 2021
72
Muhasim (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur-Kab.Lombok Timur, 22 November
2021
73
Amak Samsul (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Di Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok
Timur, 23 November 2021
59
becik sak wah biase lek perempatan kance milu jok tambang gerisak
ni wah aku badak ida jok bos.”74( anak-anak yang sudah biasa di
“te empoh aku sik ketua gerisak niki tebeng surat niki surat
74
Amak Rabik (Ketua Buruh), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 23
November 2021
75
Hamidi (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 23 November
2021
60
sering dilihat oleh bos/majikan baik itu saat berada di tambang dan di
pangkalan buruh.
penepek:
“Aku tulong batur wik lek tambang bos ke ni, nah trus tibe-
tibe te telpon aku, tesuruk begawean jari buruh penepek lek
to, aku jak mele-mele doang.”77(saya membantu teman di
tambang bos tambang ini, lalu kemudia bos/majikan tambang
menelfon saya untuk disuruh kerja sebagai buruh penepek,
saya mau-mau saja.)
76
Haryanto (Buruh Penepek, Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 23 November
2021
77
Rifki Saputra (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 24
November 2021
78
Amak Samsul (Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur. 24
November 2021
61
tertulis.”79
menjelaskan juga:
penepek
untuknya baik itu dari ketua buruh, buruh tetap, maupun bos/majikan
bekerja.)
79
Ibid.24 November 2021
80
Amak Zun (Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur-Kab.Lombok Timur, 24 November
2021
81
Amak Ropi’i (Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 25
November 2021
62
penepek:
“Endarak sak tenyak aku lalo nepek, aku sak lalo mesak jok
lokasi sak lek gerisak no,terus bebadak lek bos sak lek
tambang no baruk mulai begawean nepek lek gerisak”82.
(tidak ada yang mengajak saya pergi nepek¸saya sendiri yang
pergi ke lokasi tambang pasir, kemudian memberitahukan
kepada bos tambang dan kemudiann bos tambang menyuruh
saya langsung mulai bekerja.)
bahwa:
4) Tahap keempat
82
Dani (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 25 November
2021
83
Wahyu (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur, 25 November
2021
63
perjanjian kance tanda tangan bos langsung nyuruk ite begawean lek
begitu mengisi surat perjanjian kerja dan tanda tangan bos langsung
surat penerimaan tersebut langsung sudah saya disuruh bekerja tidak ada
penepek.)
turut serta membantu pekerjaan buruh tetap disana namun tanpa adanya
84
Hadi (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 25 November
2021
85
Pendi (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Laombok Timur, 25 November
2021
86
Amak Rabik (Ketua Buruh), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur-Kab.Lombok Timur, 25
November 2021
64
diberikan tawaran oleh bos tambang, ada yang diajak oleh buruh tetap
dan ketua buruh disana, adapula yang menawarkan dirinya sendiri untuk
Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur ini terdiri dari dua bentuk
perjanjian kerja yaitu, perjanjian kerja penepek secara tertulis dan perjanjian
bentuk perjanjian kerja secara tertulis hanya amak Samsul dan sisanya yaitu
amak Isman, amak Dedi, amak Zun, dan amak Ropi’i menggunakan bentuk
lisan hampir sama yang membedakannya hanya dalam tahap ketiga yaitu
anak-anak yang menawarkan diri untuk bekerja di tambang pasir dan anak-
anak yang ditawarkan langsung oleh bos/ketua buruh tambang untuk bekerja
isi dari perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan
untuk lebih mengorganisir dan lebih bisa memantau baik itu dalam hal
65
Nama :
Kartu Identitas :
Tgl. Lahir/usia :
Alamat :
Bertindak atas nama dan untuk diri sendiri sebagai Pemberi Kerja, yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama :
Tgl. Lahir/usia :
Alamat :
Bertindak atas nama dan untuk diri sendiri sebagai Buruh Penepek, yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersepakat untuk membuat
perjanjian kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
Atas kerja yang diberikan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA
berkewajiban memenuhi hak-hak PIHAK KEDUA sebagai berikut :
1. Upah sebesar Rp……………,- perhari
2. Tunjangan Hari Raya (THR) yang akan dibayarkan sebelum hari raya
3. Waktu istirahat antar jam kerja
4. Upah lembur apabila PIHAK PERTAMA dengan persetujuan
PIHAK KEDUA mempekerjakan PIHAK KEDUA melebihi waktu kerja
5. Hari Libur pada hari Libur Nasional
6. Apabila PIHAK PERTAMA mempekerjakan PIHAK KEDUA pada hari
libur, maka PIHAK KEDUA berhak mendapatkan uang pengganti libur
sebesar Rp ……………….untuk setiap 1 hari libur.
8. Mendapatkan cuti tahunan sebanyak sekurang-kurangnya 12 hari setiap
tahun
9. Jaminan sosial berupa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan
Keselamatan dan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian
10. Kebebasan berkumpul, berorganisasi dan berserikat
11. Kenaikan gaji secara periodik setahun sekali minimal sebesar .... dari jumlah
gaji apabila Perjanjian Kerja diperpanjang
Pasal 4
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerja ini akan diatur kemudian
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak
Pasal 7
......................................................... ........................................................
SAKSI I SAKSI II
..................................................... ............................................................
68
buruh anak dengan majikan ini membahas hak dan kewajiban para pihak.
menjelaskan :
yang diterapkan di Tambang itu secara tertulis agar dapat lebih menjamin
87
Amak Samsul (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur,
November 2021
69
keamanan dan lebih terorganisir antara para buruh penepek anak yang
menjelaskan bahwa:
Wisnu Aminata selaku buruh penepek anak yang telah bekerja dari
sekolah.
Wisnu Aminata ini dibenarkan oleh Dani selaku buruh penepek anak,
sebagai berikut:
“Aku tulong batur wik lek tambang bos ke ni, nah trus tibe-tibe te
telpon aku, tesuruk begawean jari buruh penepek lek to, aku jak
88
Wisnu Aminata (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 25
November 2021
70
dokumen tertulis yang membahas hak dan kewajiban buruh penepek dan
akan dikerjakan.
sebagai berikut:
Aulia selaku Buruh penepek yang telah lumayan lama bekerja di tambang
“wah ngonek wah begawean mulai smp kelas 2, Dengan toak taok
ne ite begawean laguk bos ne ndekn aran badak lek iye.
Keselamatn kerja lek alat berat doang sengkan wahn tegorokan
90
Lalu Sudi (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
72
para pihak ini sangat minim yang dimana perjanjian yang tertulis tidak
mengatakan bahwa:
“Kalo keselamatan kerja atau alat untuk keselamatan sih kerja ini
kita begitu menyediakan ya karena disini pekerja kita itu tidak
terlalu beresiko untuk terjadinya hal-hal seperti yang tidak
diinginkan tapi kalo adapun kejadian beresiko sepeti itu ya
asuransinya kan sudah tertulis langsung di kontrak kerja”92
91
Sultan Aulia (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
92
Amak Samsul (Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 26
November 2021
93
Ali (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 26 November 2021
73
“Wah ngonek wah ni jari bos tambang, lek tahun 2000. Ndeqne
nentu kirak-kirak pegawean, mun ne luek pegawean jak puluan ye,
sekitar 15-20. secara lisan, ngete sak ngene yen ne denebuik saik
pegaawean langsung gaji, ndekn arak secara tulisan. Ye sendiri
ngetean dirikne, ndekn toaq dengan toakne. Biasene 8 jam kanak
begawean.94(sudah lama saya jadi bos tambang, dari tahun 2000.
Tidak menentu pekerja anak yang bekerja, jika ada pekerjaan
barulah puluhan pekerja yang datang. Sekita 15-20 orang untuk
buruh anak. Perjanjian kerja yang dilakukan disini adalah
perjanjian kerja secara lisan, jika sudah menyelesaikan satu
pekerjaan, buruh anak langsung mendapatkat gaji dan tidak ada
perjanjian secara tulisan. Buruh anak tersebut yang datang sendiri
bekerja dan tanpa sepengetahuan orang tuannya. Biasanya ia
bekerja 8 jam dari jam 8.)
perjanjian secara lisan yang dimana buruh penepek anak itu yang datang
sendiri ke tambangnya dan kerja sendiri jika ada truk pengangkut pasir,
disini juga orang tua daripada buruh penepek ini tidak mengetahui bahwa
94
Amak Ropi’i (Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 26
November 2021
95
Wahyu (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur. 26 November
2021
74
yang dilakukan sangat fleksibel dan tidak adanya paksaan jika buruh
ungkapan dari amak Ropi’i ini ialah pendapat yang dijelaskan oleh
dari SMP kelas 2 mengatakan bahwa ia hanya pergi nepek-nepek saja dan
96
Sultan Aulia (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 26
November 2021
97
Amak Takhirudin (Orang Tua Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok
Timur, 26 November 2021
75
anaknya disaat bekerja di tambang pasir ataupun ketika naik di atas truk.
1) Faktor lingkungan
orang yang menjadi buruh ini menjadi pemicu anak-anak ikut menjadi
buruh.
98
Dilga (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 27 November
2021
76
sengak ne rapet aning bale, luek sak begawean jari penepek endah kan,
anak-anak ini tidak memiliki kesibukan lain dan hanya bermain saja yang
ndek arak pegawean begelamang arikan sih boyak kepeng jari malem
mingguan.)
99
Rifki Saputra (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 27
November 2021
100
Wahyu (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 27november
2021
101
Ali (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur. 27 November
2021
77
anak untuk bekerja dan sudah merupakan kebiasaan yang ada di Desa
penepek ini juga tidak memiliki orang tua itulah yang membuat anak-
102
Hadi (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 27 November
2021
103
Wahyu (Buruh Penepek). Wawancara, Desa Bagik Payung Timur-Kab.Lombok Timur, 27 November
2021
104
Saepudin (Buruh Anak Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
Tanggal 28 November 2021
78
juga bekerja sebagai buruh penepek di salah satu tambang pasir, sebagai
berikut:
arak kepeng dengan toak ni jarine milu aku begawean molah bau tulung-
tulung sekedik”106
penepek lantaran ingin mengikuti dan tidak ingin kalah dengan temannya
anak-anak ini ikut bekerja. Sebagaimana yang katakan oleh Adiyat fito
105
Wisnu Aminata (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 28
November 2021
106
Haryanto (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 28
November 2021
107
Adyat Fito (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, Kab. Lombok Timur, November
2021
79
memiliki hp baru dan selalu memiliki uang jajan banyak gara-gara bekerja
perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan di Desa Bagik
Payung Timur ini rata-rata orang tua bersikap membolehkan dan acuh tak
tambang pasir ini. Memandang lumrah hal tersebut membuat orang tua tidak
108
Doni Alfasya (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 28
November 2021
109
Amak Takhirudin (Orang Tua Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 25 November
2021
80
buruh penepek perjanjian kerja yang inak Sahnim ini ketahui sebatas anaknya
menjadi buruh penepek, jam kerja, dan upah yang diterima oleh anaknya,
“Saya tau anaknya bekerja sebagai penepek tapi bos tambang tidak
ada kasi tau saya, mungkin karena tidak ada pakenya belanja jadi
terpaksa dia bekerja, tetapi saya tau kalau dia bekerja.111
Orang tua buruh penepek anak yaitu inak Sahnim juga memaparkan
bahwa:
110
Inak Sahnim (Orang Tua Buruh Penepek), Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur. 25
November 2021
111
Inak Aminah (Orang Tua Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lotim. 25
November 2021
112
Inak Rukyah (Orang Tua Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur-Kab.Lombok
Timur. 25 November 2021
81
Penjelasan dari inak Sahnim ini dibenarkan oleh orang tua buruh
113
Inak Sahnim (Orang Tua Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok
Timur, 26 November 2021
114
Amak Takhirudin (Orang Tua Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 26 November
2021
82
banyak.
ndek arak pegawean begelamang arikan sih boyak kepeng jari malem
mingguan.)
115
Amak Ropi’i (Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur. November
2021
116
Ali (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, November 2021
117
Wahyu (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, November
2021
83
sekretaris tambang:
“Tidak terlalu beratlah yang tidak harus angkut sendiri pasir, kan
pasirnya sudah diangkut oleh alat berat, ya kalau ada batu besar
barulah meraka buang dari dam truknya kayak gitu lah tugasnya
untuk penepek sama kalau sudah ful pasirnya itu ya di tepuk-tepuk
gitulah yang aku tau pekerjaan mereka”118
“Waktu ku ngisik surat perjanjian nojak mene sih unin bos no,
kamu cocok jari penepek soalne awakm kodek trus teganem belek,
intin kamu cocok wah aneh jari penepek aneh.” 119(waktu saya
mengisi surat perjanjian itu begini sih katanya bos itu, kamu cocok
menjadi buruh penepek soalnya badanmu kecil dan tenagamu
besar, intinya kamu cocok sudah.)
118
Kenata Putrid (Sekretaris Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
November 2021
119
Lalu Sudi (Buruh Penepek), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 2021
120
Amak Zun (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timut,
November 2021
121
Dedi Jauhari (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur.
2021
84
diminimalisir.
berdasarkan temuan dilapangan dan pengakuan dari bos dan ketua buruh
yaitu anak-anak itu gampang diajak kerja sama, penurut dan jarang sekali
bos/majikan tambang.
yang nepek ini masih kecil mereka gesit juga dalam bekerja, anak-anak
ini juga lebih cepat diatur dan diajak bekerjasama daripada buruh
dewasa”122
kodek ni, ye adek ite demen”123(waktu bekerja yang paling cepat dan
122
Amak Samsul (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
2021
123
Amak Ropi’i (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
2021
85
“seneng juga jika ada anak-anak kerja disini, jadi lebih ceria tambang,
baik itu di tempat kerja, tambang pasir, maupun pangkalan buruh penepek.
124
Amak Zun (Majikan/Bos Tambang), Wawancaram Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
2021
86
“iya jadi begini, anak-anak ini setelah dua sampai tiga minggu
mereka mulai bekerja, minggu-minggu selanjutnya banyak
daripada mereka yang tidak datang untuk bekerja lagi, oleh karena
itu saya sendiri yang pergi untuk mencari-cari mereka, jika ada
nomer hp nya, saya telfon dia,”
“anak-anak ini ketika bantu-bantu dulu itu saja mereka kerja keras,
ketika sudah diajak untuk bekerja trus jadi buruh tetap mereka
malah males-malesan dan kadang ketua buruh pangkalan yang
mencari mereka ketika tidak datang bekerja.”
bekerja anak-anak ini dirasa kurang serius dan malah bermain-main pasir
memang tidak bisa untuk diajak bekerja secara serius dan kaku seperti di
125
Amak Samsul (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
2021
126
Amak Zun (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
2021
87
dalam fase bermain, jadi saya disini membiarkannya saja selagi tidak
Lombok Timur
buruh anak dengan majikan ini akan peneliti akan paparkan terlebih dahulu data
tokoh agama di Desa Bagik Payung Timur Kabupaten Lombok Timur. Tokoh agama
di Desa Bagik Payung Timur ini terdiri dari 4 tokoh agama yang memiliki latar
Tabel 8
Data Tokoh Agama Desa Bagik Payung Timur
No Nama Umur Pekerjaan
1 Kamaruddin 35 Tahun Ustadz/Guru
2 Satria Atmaja 35 tahun Guru Yayasan Tahfizh
Darussomad
3 Abdullah 40 tahun Guru Ponpes Ibnu Abbas
4 Andar Wijayanto 45 tahun Guru TPQ Bagik Payung Timur
6 Ahyar Sopian 45 tahun Guru TPQ/TPA Nurul Yakin
127
Amak Samsul (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
2021
128
Amak Zun (Majikan/Bos Tambang), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur
2021
88
berikut.
menjadi buruh penepek dan Pengetahuan Tokoh agama terhadap hukum yang
buruh penepek
desa bagik payung timur bahwa para tokoh agama di desa bagik payung
buruh penepek ini. Sebagai hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan
“Di desa Bagik Payung Timur ini memiliki lima tambang yang aktif
sampai sekarang sehingga ketika kita berjalan menyusuri jalan desa
bagik payung timur dan menemui suatu pangkalan buruh terdapat
anak-anak yang bersiap untuk bekerja disana.”129
Ustadz Kamarudin atau yang lebih dikenal dengan amak Kamar juga
“Tambang Pasir dan Batu Apung di Desa Bagik Payung Timur ini
merupakan tambang yang terbesar. Di Kerleko juga ada dan dari
129
Kamarudin (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
89
Longswak itu juga ada tapi yang pertama itu dari sini di Desa Bagik
Payung Timur ini, kalau tidak salah dari tahun 90an tetapi masih
secara manual, pakai orang tidak pakai alat, pakai pahat itu ,
linggislah. Awalnya itu kan tanah seperti tanah biasa, tetapi dikupas
pakai loader baru orang yang bekerja pakai orang secara manual
jarang lah menggunakan alat karena dulu alat belum ada barulah
dinaikan pakai sekop. Itu ongkosnya itu lima ribu per dam itu dulu,
dua ribu atau tiga ribu dulu itu.130
Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Desa Bagik Payung Timur, sebagai
berikut:
“Iya lima yang aktif termasuk pak kadus juga, amak Samsul, Pak Isman,
Pak Kadus, Pak Zun, dan amak Ropi’i kalau tidak salah namanya, itu
yang memiliki tambang besar. Dan sering saya melihat anak-anak nepek
disana”131
dan tokoh masyarat adat dari Desa Bagik Payung Timur ini semakin
Tambang Pasir yang rata-rata hampir semua orang tau, sebagai berikut:
“Wah laek wah pire tahun age ye arak tambang ni, amak Zun tie
baruk-baruk, pasir aslinya bae amak Isman naok ye, tie wah tanak
arane tie. Ulak te kucak. Tanak te tamak jok aik ampokn te kucak sik
alatnu, jari geres wah ye. Ye tetaekan. Biasene jak kanak-kanak kodek
sak nepek yakn geres ni luek sih endah lek lain lek deket Labuan no,
lek Kerleko. Laguk ye terkenal pertama wah lek Bagik Payung Timur
ni.132(sudah dari dulu, sudah berapa tahun mungkin tambang ini ada.
Kalau amak Zun ini baru-baru dia, pasir aslinya saja hanya ada di
amak Isman. Sekarang sudah tanah saja. Tanpa harus dikucak. Tanah
tersebut di masukan ke air menggunakan alat berat lalu kemudian
dikucak menggunakan alat. Biasanya anak-anak kecil yang bertugas
nepek pasirnya Di Desa Bagik Payung Timur ini merupakan tambang
pasir yang paling besar, banyak tambang pasir seperti di Labuan dan
Kerleko. Tetapi di Desa Bagik Payung Timur ini yang pertama.)
130
Ibid. 2021
131
Ustadz Satria (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 2021
132
Ustadz Abdullah (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 2021
90
“masyarakat disini, mohon maaf sudah bisa kerja sediri sejak kecil,
ngikut orang tuanya ke tambang pasir ada juga yang ke tambang batu
apung, sehingga ketika ia besar menjadi terbiasa dan mulai bekerja.
Ada juga yang lulus SD pergi menepek pasir di tambang untuk uang
jajan.”133
anak-anak yang bekerja sebagai penepek di Desa Bagik Payung Timur. Dari
hasil temuan dan wawancara yang peneliti lakukan hampir rata-rata semua
pasir, menunggu truk di pangkalan buruh yang letaknya sangat strategis dan
“Sudah dari dulu, dari awal adanya tambang yang dikerjakan secara
manual, buruh yang bekerja sebagai penepek di tambang ini masih
kecil-kecil. Wahn tak balak laguk sak aran kebiasaan kence endek
arak sik ne belanje jari beng ye jari penepek.”134
“Yang namanya sudah kebiasaan itu sudah dirubah, waktu dulu saja,
orang tua yang sekarang jadi buruh penepek ini juga kerja nepek, sama
juga karena kurangnya uang jajan dan juga orang tua dulu-dulu itu
sangat mandiri tanpa adanya bantua orang tuanya, beanja dari uang
sendiri sampai mampu membeli motor dan kawin malah.”135
“kalau waktu dulu karena saya juga sering ikut nepek-nepek jadi tau.
Masih-masih di bayar dua ribu sampai lima ribu. Kalau sekarang saya
133
Ustadz Andar (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
134
Ustadz Dar (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
135
Ustadz Satria (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
91
Berdasarkan dari pendapat para tokoh agama yang ada di Desa Bagik
sudah merupakan kebiasan di Desa Bagik Payung Timur ini jika anak-anak
dan pemahaman tokoh agama terhadap hukum yang mengatur tentang buruh
agama terhadap perjanjian kerja penepek yang dipraktikan di Desa Bagik Payung
“Waktu dulu itu waktu saya masih ikut nepek-nepek tidak ada itu yang
namanya perjanjian kerja, secara lisan tidak ada, secara tertulis tidak ada.
Sekedar ikut-ikut sama orang yang lebih tua ke tambang. Kalo sekarang
sudah canggih mana ada alat berat ada juga namanya perjanjian kerja
penepek anak-anak, tapi setau saya sabagai tokoh agama disini jarang
anak-anak beritahu orang tuanya itu, jadinya orang tua itu tau karena lihat
anaknya di pangkalan sama di tambang.137
136
Ustadz Dar (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payunng Timur, 2021
137
Ustadz Kamar (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
92
“Saya taunya Cuma dari cerita-cerita warga saja, kalo bos tambang yang
telfon anak-anak yang sudah lama bantu-bantu pekerjaan orang tua,
masalah perjanjian kerja penepek itu saya kurang begitu paham.138
“saya tau perjanjian penepek ini dari ceritanya Pak Kadus karena beliau
kan juga pengusahan tambang di Desa Bagik Payung Timur. Beliau
mengatakan bahwa anak-anak itu yang biasa bantu-bantu itu dipanggil
menghadap belai, lalu kemudian dikasih surat perjanjian kerja penepek
bagi yang mau tetapi atas sepengetahuan orang tua.”139
anak dengan majikan ini masih kurang begitu menegtahui penuh terkait perjanjia
kerja penepek khususnya untuk isi daripada perjanjian kerja tersebut, beeberapa
daripada tokoh agama ini hanya mengetehaui bahwa anak-anak yang bekerja itu
atas keinginan sendiri dan datang sendiri ke tambang, dan mereka hanya
mengetahui bahwa bentuk perjanjianya dilakukan secara tertulis dan lisan saja,
dulu mereka ikut menjadi penepek di Desa Bagik Payung Timur, lebih ke faktor
kedekatan tokoh agama dengan bos/majikan tambang yang membuat mereka tau
betul akan perjanjian kerja penepek seperti yang ustadz Satria yang telah
dijelaskan sebelumnya.
138
Ahyar Sopian (Tokoh Agama ), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
139
Ustadz Satria (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur, 2021
93
pekerja anak ini sangat beragam, berdasarkan hasil temuan dan wawancara
biasanya tokoh agama ini memiliki yayasan dan membuka pengajian di Desa
sebagai berikut:
140
Ustadz Abdullah (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 2021
94
islam yang melarang anak-anak ini bekerja, sebenarnya tokoh agama yang
masuk golongan ini paham bahwa anak-anak tidak dianjurkan untuk bekerja
bersama teman sebaya, namun karena unsur kebiasaan di Desa Bagik Payung
Timur ini membuat hal tersebut lumrah. Mereka menganggap anak-anak ini
sudah masuk kategori dewasa secara fisik dan sudah mampu untuk bekerja,
seperti yang di katakana oleh Ustadz Ahyar Sopian selaku tokoh agama
mengatakan:
“Sebenarne jak ndek kanggo laguk kan jak keadaan terpaksa laguk
sejauh ini tidaklah mengganggu sekolah. Tetapi menurut Undang-
undang ndekn kanggo laguk keadaan yang memaksa. Sebaiknya kan
fokus sekolah, tetapi dia merasa ingin memanfaatkan waktu, ada
waktu luang, waktu dia sudah balik sekolah, dia memanfaatkannya
untuk mencari duit. Boleh-boleh saja intinya sekolah tidak
terganggu. Secara umur memang ye masih kodek laguk secara fisik
wah belek.”141(sebenarnya tidak boleh anak itu bekerja namun
keadaan yang memaksanya bekerja, akan tetapi sejauh ini tidak
mengganggu sekolahnya. Tetapi menurut undang-undangnya tetap
tidak dibolehkan namun kembali lagi, keadaan yang memaksa.
Sebaiknya kan fokus sekolah, tetapi dia merasa ingin memanfaatkan
waktu luang yang ada, waktu dai sudah pulang sekolah, dia
memanfaatkannya untuk mencari duit. Boleh-boleh saja intinya
sekolah tidak terganggu. Secara umur memang dia masih kecil namun
secara fisik dia sudah besar.)
“Disini di desa ini sudah biasa anak-anak bekerja itu dari kecil mulai
menolong orang tuanya dikebun, mecahin batu apung, dan ngawis.
Saya kurang tau berdasarkan agama bagaimana tetapi saya rasa jika
itu tidak mengganggu kemaslahatan ummat, itu merupakan sesuatu
yang baik-baik saja. Jadi saya rasa tidak ada permasalahan yang
serius dengan anak-anak yang masih kecil bekerja di tambang pasir
sebagai penepek
141
Ustadz Ahyar Sopian (Tokoh Agama), Wawancara. Bagik Payung Timur Kab. Lotim. 2021
95
Menanggapi perjanjian kerja antara buruh anak dengan majikan ini, tokoh
agama di Desa Bagik Payung Timur memiliki respons yang beragam. Dari hasil
berikut:
sebagai buruh penepek ini merupakan hal yang positif demi membangun mental
dan fisik sejak dini daripada anak-anak tersebut. Biasanya tokoh agama ini
agama ini hanya berpeganng teguh pada pendapat masyarakat dan kebiasaan
yang timbul didalam lingkup msyarakat tersebut, sebagai yang dijelaskan oleh
“Tetapi dia merasa ingin memanfaatkan waktu, ada waktu luang, waktu
dia sudah balik sekolah, dia memanfaatkannya untuk mencari duit. Boleh-
boleh saja intinya sekolah tidak terganggu. Secara umur memang ye
masih kodek laguk secara fisik wah belek. Tindakan saya saat itu saya
menyarankan anak-anak ini untuk bekerja menjadi penepek karena tidak
terlalu berbahaya”142
142
Ustadz Ahyar Sopian (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur,
2021
143
Ustadz Kamar (Tokoh Agama), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab Lombok Timur, 2021
96
tokoh agama yang lain, biasanya latar belakang daripada tokoh agama ini
merupakan orang yang berpendidikan dan oleh karena itu ia tidak menyetujui
jika anak-anak ini menjadi pekerja/buruh penepek, karena hal itu tidak
diperbolehkan untuk bekerja karena masih belum cukup umur dan baligh, saya
ustadz Dar:
”Sebaiknya anak-anak itu sekolah dulu, kalau menurut kita yang mohon
maaf punya ilmu lebih lah di dalam pendidikan, jalani dulu pendidikan
minimal SMA lah kalau tidak bisa kuliah, saya dan adek saya juga sudah
memulai membuat suatu yayasan TPQ dan Pengajaran Berbahasa Inggris
untuk anak-anak kecil yang berada di Desa Bagik Payung Timur”144
144
Ustadz Dar (Tokoh Agama), Wawancara. Desa Bagik Payung Timur Kab.Lombok Timur, 2021
145
Ustadz Satria (Tokoh Agama ), Wawancara, Desa Bagik Payung Timur Kab. Lombok Timur, 2021
BAB III
perjanjian kerja sebagai berikut: ““Perjanjian antara pekerja atau buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
para pihak”.
Dunia kerja memang sangat rawan terjadi masalah antara para pihak yaitu
pengusaha dan pekerja karena hubungan para pihak bersifat sub ordinatif.
pelaksanaan perjanjian karena para pihak selalu sebagai atasan dan bawahan.
Kedudukan ini yang memojokkan pekerja sebagai pihak yang tergantung pada
perusahaan selalu menjadi pihak yang kalah. Pengusaha sebagai pihak yang
97
100
lainnya.146
Praktik perjanjian kerja yang dilakukan disini juga tanpa adanya wali dari
pada anak yang akan bekerja sebagai buruh penepek. Anak-anak yang
umurnya masih bisa dikatakan sebagai anak dibawah umur dan tidak
secara tertulis.
menekankan agar perjanjian kerja dibuat secara tertulis yang mudah dipahami
oleh kedua pihak terkait dengan hak dan kewajibannya didalam perjanjian
146
Lalu Husni.2000. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 55.
100
101
ُم َس ًّم ى َف اْك ُت ُب وُه ۚ َو ْل َي ْك ُت ْب َل ٰى َأ َج َي ا َأ ُّي َه ا اَّل يَن آَم ُن وا َذ ا َت َد اَي ْن ُت ْم َد ْي
ٍل ِب ٍن ِإ ِإ ِذ
Fiqh Islam sistem kontrak kerja atau perjanjian kerja adalah suatu akad
yang mengharuskan salah satu pihak untuk bekerja, dengan sendirinya dalam
rangka member manfaat (jasa) kepada orang lain dalam waktu yang telah
papara data sebelumnya terkait dengan perjanjian kerja penepek memang ada
beberapa pihak yang melakukan dan menerapkannya dan ada pula pihak yang
dapatkan tentang praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan
147
Ghufron A. Mas’adi. Fiqh Muamalah Konstektual (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002). Hal.
181
101
102
sebagai berikut:
Lombok Timur
perjanjian kerja sebagai berikut: ““Perjanjian antara pekerja atau buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
para pihak”.
Dunia kerja memang sangat rawan terjadi masalah antara para pihak yaitu
pengusaha dan pekerja karena hubungan para pihak bersifat sub ordinatif.
pelaksanaan perjanjian karena para pihak selalu sebagai atasan dan bawahan.
Kedudukan ini yang memojokkan pekerja sebagai pihak yang tergantung pada
perusahaan selalu menjadi pihak yang kalah. Pengusaha sebagai pihak yang
lainnya.148
102
103
Praktik perjanjian kerja yang dilakukan disini juga tanpa adanya wali dari
pada anak yang akan bekerja sebagai buruh penepek. Anak-anak yang
umurnya masih bisa dikatakan sebagai anak dibawah umur dan tidak
secara tertulis.
menekankan agar perjanjian kerja dibuat secara tertulis yang mudah dipahami
oleh kedua pihak terkait dengan hak dan kewajibannya didalam perjanjian
َي ا َأ ُّي َه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا َذ ا َتَد اَي ْن ُت ْم َد ْي َل ٰى َأ َج ُم َس ًّم ى َف اْك ُت ُب وُه ۚ َو ْل َي ْك ُت ْب
ٍل ِب ٍن ِإ ِإ
103
104
Fiqh Islam sistem kontrak kerja atau perjanjian kerja adalah suatu akad
yang mengharuskan salah satu pihak untuk bekerja, dengan sendirinya dalam
rangka member manfaat (jasa) kepada orang lain dalam waktu yang telah
papara data sebelumnya terkait dengan perjanjian kerja penepek memang ada
beberapa pihak yang melakukan dan menerapkannya dan ada pula pihak yang
dapatkan tentang praktik perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan
sebagai berikut:
Lombok Timur
149
Ghufron A. Mas’adi. Fiqh Muamalah Konstektual (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002). Hal.
181
104
105
dan pekerja/buruh”.
hubungan kerja adalah orang yang berusia di bawah 18 tahun, maka yang
pada hubungan kerja adalah (1) hubungan hukum, (2) pengusaha, (3)
pekerja atau buruh, (4) pekerja, (5) upah, dan perintah. Jika lima unsur ini
disebut sebagai hubungan kerja. Jika pada unsur pekerja atau buruh
150
Destya Ade Rahayu, “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Menurut Undang-Undang
Ketenagakerjaan”, (Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Muhammadyah Palembang, Palembang,
2019), Diunduh Dari Http://Repository.Um-Palembang.Ac.Id . Pada Tanggal 20 Desember
2021, Pukul 10.30
105
106
Lombok Timur
suatu perjanjian kerja ini memang harus ada dan terjadi di dalam setiap
dengan lancar.
ini, sangat menguntungkan juga bagi para pihak, seperti bagi buruh
106
107
perizinan (yang meliputi ijab dan qobul), (3) objek ajkd, (4) tujuan
yaitu:151
1) Tamyiz (berakal)
ar-ridha)
5) Dapat diserahkan
107
108
dalam perjanjian dan kontrak mengikat kedua belah pihak, ada hak dan
adanya kewenangan yang cukup atas objek akad karena adanya hak
usia baligh.
sama sekali tidak sah karena tidak ada kehendak dan prizinan.
152
Lalu Husni, 2000. “Pengantar Hukum Tenaga Kerja Indonesia”. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Hal. 46-47
153
Prof. Dr syamsul anwar, m.a. hukum perjanjian syariah, (Jakarta: raja grafindo), Hlm. 253
108
109
Dengan Majikan
lisan:
kedua belah pihak. Hal itu sesuai dengan konsep islam bahwa
109
110
hukum ketenagakerjaan.154
membedakan antara yang baik dan yang buruk sehingga tidak ada
harus berakal dan dapat membedakan antara yang baik dan yang
buruk atau antara yang hak dan yang bathil, maka akadnya menjadi
sah jika itu terpenuhi. Jika salah satu yang berakad itu gila atau
anak yang masih yang belum dapat membedakan antara yang hak
154
Aloysius Uwiyono. Asas-Asas Hukum Perburuhan. Jakarta: Rajawali Pers 2014, Hal. 53
155
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj, Kamaluddin A.Marzuki (Bandung: Pt.Al-Maarif,1998), H. 180
110
111
dengan baik.156
satunya yaitu; Syarat bagi kedua orang yang berakad, adalah telah
demikian, apabila orang itu belum atau tidak berakal, seperti anak
111
112
itu seperti tukang binatu, juru masak dan buruh angkut (kuli), maka
di Desa Bagik Payung Timur ini juga ada yang dilakukan secara
secara lisan, yang jika buruh penepek datang hanya ketika banyak
pekerjaan saja.159
112
113
kedua belah pihak. Oleh karena itu banyak juga buruh penepek
kesepakatan”.160
dilakukan.
160
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 125
113
114
melakukan penindasan.
َأْع ُطوا اَألِج يَر َأْج َرُه َقْبَل َأْن َيِج َّف َع َر ُقُه
keringatnya kering.”
114
115
bersangkutan.
161
Al- Hasyimi, Sayyid Ahmad, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits, Bandung, Sinar Baru, 1993, Hlm
604- 605
162
Tm. Hasbi Ash-Shiddieqi, Pengantar Fiqh Muamalah. (Jakarta : Pustaka Rizqi Putra, 1997,
Hlm.29
115
116
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َتُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن
َتَر اٍض ِم ْنُك ْم ۚ َو اَل َتْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح يًم ا
َت ُك َن َج َر ًة َح َر ًة ُت ُر َن َه َب ْي َن ُك ْم َف َل ْي َع َل ْي ُك ْم ُج َن ٌح َأ اَّل
ا س ِد ي و ا و ِت ا اِض
َش ْي ٍء َع ِل يٌم
116
117
kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
َر ِح يًم ا
117
118
pun bisa dikatakan sah-sah saja asalkan sesuai dengan rukun dan
faktor waktu luang yang dimiliki, memiliki rasa keinginan keras untuk
tersebut. Dilihat dari lingkungan yang ada disana yaitu terdiri dari
118
119
uang, waktu luang yang dimiliki anak-anak begitu leluasa ini akhirnya
sehari-harinya.
perhatian, etika dan pendidikan dan yang lainnya. Hak-hak ini harus
119
120
Payung Timur
cocok untuk anak-anak, dan anak-anak lebih mudah untuk diajak kerja
sama.
mengelutinya.
164
Pandji puranto, berbagai upaya penanggulangan pekerja anak, (Jakarta: rajawali press: 1995),
hal 15
120
121
kamu di muka bumi: dan carilah allah dan ingatlah allah banyak-
banyak.
berdasarkan paparan data yang ada di bab dua, terdapat tiga hal yang
121
122
adalah wajin bagi orang tua. Terdapat di dalam Q.S Al-Baqarah ayat
besar.
Respon berasal dari kata reponse yang berarti jawaban, menjawab, balasan
165
Sulistyo Anggoro Dan Chandra A.P, Kamus Besar Lengkap Inggris-Indonesia, (Solo:
Delima,1998) H. 123.
122
123
tanggapan dapat diartikan sebagaihasil atau kesan yang didapat (ditinggal) dari
tokoh agama adalah orang yang terkemuka dalam lapangan atau agama
sedangkan menurut istilah tokoh agama adalah seorang yang terpercaya dan
perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan ini sebagaimana
yang telah di paparkan pada BAB II yaitu, ada yang memandang sudah
sekolahnya.
166
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 1999. Hal. 51.
167
Zakiyah Drajat, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), Hal 99
123
124
Dalil itu juga sebagai penguat bahwa anak adalah merupakan titipan dari
Allah SWT, yang dimana selaku orang tua harus menjaga dan tidak
menelantarkan anak-anaknya.
tentang masa-masa perkembangan anak fisik maupun psikis. Di satu sisi Islam
mengekui ke-fitrah-an seorang anak yang akan membawa potensi kea rah
kebaikan, akan tetapi di sisi lain Islam juga menuntut dan menuntun para
orang tua agar dapat mengawal seorang anak menjadi manusia yang mengerti
yaitu:
4) Baligh (mempu diberi beban hukum, bagi anak laki-laki ditandai dengan
mimpi basah atau ihtilam sekitar usia 14 tahun, dan darah haid bagi
Sejalan dengan itu, pendapat Tuan Guru dalam menetapkan kriteria anak
124
125
Pertama, tahap marhalah janin yaitu tahap ini dimulai sejak masa janin
sudah berada dalam kandugan hingga lahir dalam keadaan hidup. Kedua,
marhalah as-sabi’ yaitu dimulai semenjak manusia lahir dalam keadaan hidup
hal yang sama bahwa fase anak itu adalah marhalah in’idam al-Idrak,
marhalah idraku dh’if, dan marhalah idrak at-tam. Fase pertama tersebut
dimulai sejak seseorang dilahirkan sampai umur 7 (tujuh) tahun. Dalam usia
ini dapat dipastikan anak itu belum mempunyai kesadaran dalam bertindak.
Dalam bahasa fiqh anak tersebut disebut sebagai mummayiz. Fase kedua, yaitu
marhalah al-Idraku dha’if dimulai sejak anak berusia 7 (tujuh) tahun sampai
15 (lima belas) tahun. Anak dalam kondisi ini disebut anak mummayiz.
Artinnya anak telah mampu membedakan antara yang baik dan buruh, tetapi ia
Qadir ‘Audah fase ini dapat dikatakan sebagai mukallaf atau dewasa. Karena
169
Zaenudin Mansyur, Pandangan Tuan Guru Tentang Anak Sebagai Mahkum ‘Alaih Dalam
Akad Muamalah Kontemporer Di Kota Mataram, (Jurnal, Fsei Iain Mataram, Mataram, 2015),
Hlm. 8-10
125
126
dimilikinya, seperti usia 17 (tujuh belas) tahun bagi wanita dan 18 (delapan
belas) tahun bagi laki-laki setidaknya menjadi dasar untuk menentukan kriteria
(lima belas) tahun serta pernah istilam untuk laki-laki dan sudah mengalami
apalagai belum ada tanda-tanda fisik seperti yang telah disebutkan di atas.
Menurut Imam Malik, batasan umur baligh bagi laki-laki dan perempuan
adalah sama yaitu genap 18 tahun atau genap 17 tahun memasuki usia 18
rambut pada organ intim merupakan tanda baligh untuk orang kafir. Adapun
bahwa hal tersebut merupakan tanda baligh sebagaimana orang kafir, dan
170
Ibid., Hlm. 12.13
171
Al- Dardiri, Al Syarh Al Kabir Hasiyah Dasuki,(Mesir: Al Babi Al Halabi, T.Thn), Hlm.
393
126
127
mahal ma‘qud ‘alaih, ujrah, dan nafs al-‘aqd. Dalam konteks ini ada
penjelasan waktu, dan penjelasan jenis amal atas barang yang disewa.
yang disewa. Apabila terdapat suatu cacat pada sifat objek atau
172
Rahmat Syafi‟I, Fikih Muamalat, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), Hlm 122.
127
128
Apabila rumah yang disewa itu hancur seluruhnya maka akad ijarah
jelas harus fasakh (batal), karena ma‘qud ‘alaih rusak total, dan hal itu
Misalnya udzur pada salah seorang yang melakukan akad, atau pada
Menurut jumhur ulama, akad ijarah tidak batal karena adanya udzur,
mengacu pada KHA dan Konvensi ILO, maka yang disebut pekerja anak
173
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak,(Jakarta: Kencana, 2013), Hal.115
128
129
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia
akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
Abu Hanifah berpendapat bahwa usia baligh bagi anak laki-laki adalah 18
Muhammad bin Hasan, dan asy-Syafi’i menyebut usia 15 tahun sebagai tanda
َي ا َأ ُّي َه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا َي ْس َت ْأ ِذ ْن ُك ُم اَّل ِذ يَن َم َلَك ْت َأ ْيَم اُن ُك ْم َو اَّل ِذ يَن َل ْم َيْب ُل ُغ وا اْل ُح ُل َم
ِل
َّل َل ُك آْل َك َٰذ ُك َل َل ُك َط ُف
ۗ َب ْع َد ُه َّن ۚ َّو ا وَن َع ْي ْم َب ْع ُض ْم َع ٰى َب ْع ٍض ۚ ِل َك ُيَب ِّي ُن ال ُه ُم ا َي اِت
dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara
174
Habibi, Tinjaun Hukum Islam Dan Psikologi Terhadap Batas Usia Minimal Perkawinan,
(Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2010)Hal.16
129
130
kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum
hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada
dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka
lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha
Kompilasi hukum islam batas usia anak telah diatur dalam bab XIV
tentang pemeliharaan anak yaitu pasal (98) yang berbunyi sebagai berikut:175
1. Batas usia anak yang mampu berdiri atau dewasa adalah 21 tahun,
sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum
mampu.
Namun faktor yang sangat menonjol bagi anak khususnya dipedesaan ini
menjadi buruh penepek adalah faktor ekonomi seperti pendapat dari Bagong
perkotaan tidak terlepas dari keadaan ekonomi rumah tangga, budaya dan
175
Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi
Hukum Islam, (Bandung:Citra Umbara, 2015) Hal.352
130
131
faktor lainnya di mana sebagian besar dari mereka terutama dari kelas sosial
Pekerjaan yang mereka lakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi dua
Secara khusus dampak anak-anak yang bekerja sebagai buruh penepek ini
sangat amat terlihat seperti tidak adanya waktu untuk anak-anak bermain,
faktor lainnya. Hal tersebut karena akan menimbulkan dampak fisik dan
176
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak,(Jakarta: Kencana, 2013), Hal.100
177
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalamperspektif Pembangunan,(Jakarta:Pt Jasa
Grafindo Persada, 2003), Hal. 110
131
132
psikologis bagi anak, yang paling penting terhambatnya hak mereka untuk
fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan
haruslah ada perjanjian kerja sesuai dengan hukum Islam yang mana
perjanjian kerja tersebut diadakan oleh dua orang (pihak) atau lebih, yang
mana pihak satu berjanji untuk memberikan pekerjaan dan pihak yang lain
Perjanjian kerja tersebut haruslah jelas apakah hak dan kewajiban dari para
dilaksanakan pada siang hari. Selain itu para pekerja juga belum mendapatkan
haknya sebagai pekerja yang mana seharusnya jaminan sosial serta hak untuk
132
133
bekerja seharian yaitu dari pagi hingga sore hari dan tanpa adanya perbedaan
jam kerja antara pekerja dewasa dan anak-anak. Hal tersebut tentunya tidak
sesuai dengan Hukum Islam yang berlaku serta undang-undang terkait dengan
pekerja a
terisinya dzimah seseorang atau suatu pihak dengan suatu hak yang wajib
ditunaikannya kepada orang atau pihak lain. Pada sisi lain, Mustafa az-
180
Prof. Dr. Syamsul Anwar,M. A. Hukum Perjanjian Syariah (Jakarta: Raja Grafindo), 2007
133
134
suatu perjanjian kerja ini memang harus ada dan terjadi di dalam setiap
dengan lancar.
ini, sangat menguntungkan juga bagi para pihak, seperti bagi buruh
perjanjian dan kontrak mengikat kedua belah pihak, ada hak dan
Dengan Majikan
181
Lalu Husni, 2000. “Pengantar Hukum Tenaga Kerja Indonesia”. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Hal. 46-47
134
135
lisan:
kedua belah pihak. Hal itu sesuai dengan konsep islam bahwa
hukum ketenagakerjaan.182
135
136
membedakan antara yang baik dan yang buruk sehingga tidak ada
harus berakal dan dapat membedakan antara yang baik dan yang
buruk atau antara yang hak dan yang bathil, maka akadnya menjadi
sah jika itu terpenuhi. Jika salah satu yang berakad itu gila atau
anak yang masih yang belum dapat membedakan antara yang hak
dengan baik.184
183
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj, Kamaluddin A.Marzuki (Bandung: Pt.Al-Maarif,1998), H. 180
184
M. Ali Hasan, Fiqh Muamalah, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Pt Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2003, Hlm 231
136
137
satunya yaitu; Syarat bagi kedua orang yang berakad, adalah telah
demikian, apabila orang itu belum atau tidak berakal, seperti anak
itu seperti tukang binatu, juru masak dan buruh angkut (kuli), maka
185
Ibid, Hlm 231-233
186
M. Ali Hasan, Fiqh Muamalah, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2003, Hlm 236-237
137
138
di Desa Bagik Payung Timur ini juga ada yang dilakukan secara
secara lisan, yang jika buruh penepek datang hanya ketika banyak
pekerjaan saja.187
kedua belah pihak. Oleh karena itu banyak juga buruh penepek
138
139
kesepakatan”.188
dilakukan.
pelajaran.”
188
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 125
139
140
melakukan penindasan.
َأْع ُطوا اَألِج يَر َأْج َرُه َقْبَل َأْن َيِج َّف َع َر ُقُه
keringatnya kering.”
189
Al- Hasyimi, Sayyid Ahmad, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits, Bandung, Sinar Baru, 1993, Hlm
604- 605
140
141
bersangkutan.
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتْأُك ُلوا َأْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َتُك وَن ِتَج اَر ًة َع ْن
َتَر اٍض ِم ْنُك ْم ۚ َو اَل َتْقُتُلوا َأْنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح يًم ا
190
Tm. Hasbi Ash-Shiddieqi, Pengantar Fiqh Muamalah. (Jakarta : Pustaka Rizqi Putra, 1997,
Hlm.29
141
142
َت ُك َن َج َر ًة َح َر ًة ُت ُر َن َه َب ْي َن ُك ْم َف َل ْي َس َع َل ْي ُك ْم ُج َن ٌح َأ اَّل
ا ِد ي و ا و ِت ا اِض
َش ْي ٍء َع ِل يٌم
kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
142
143
َر ِح يًم ا
pun bisa dikatakan sah-sah saja asalkan sesuai dengan rukun dan
143
144
tersebut. Dilihat dari lingkungan yang ada disana yaitu terdiri dari
dan melihat kondisi budaya dan adat istiadat yang sangat kental di
144
145
negara.191
dibenarkan.192
191
Sulastri. Jurnal. “Praktik Mempekerjakan Anak Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum
Positif Serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Emosi Anak. Prodi Psikologi. Umm Lampung.
Diakses Pada Desember 2021
192
Pandji Puranto, Berbagai Upaya Penanggulangan Pekerja Anak, (Jakarta: Rajawali Press:
1995), Hal 15
145
146
Payung Timur
cocok untuk anak-anak, dan anak-anak lebih mudah untuk diajak kerja
sama.
mengelutinya.
146
147
kamu di muka bumi: dan carilah allah dan ingatlah allah banyak-
banyak.
berdasarkan paparan data yang ada di bab dua, terdapat tiga hal yang
dalam bekerja.
adalah wajin bagi orang tua. Terdapat di dalam Q.S Al-Baqarah ayat
147
148
besar.
Respon berasal dari kata reponse yang berarti jawaban, menjawab, balasan
tanggapan dapat diartikan sebagaihasil atau kesan yang didapat (ditinggal) dari
tokoh agama adalah orang yang terkemuka dalam lapangan atau agama
193
Sulistyo Anggoro Dan Chandra A.P, Kamus Besar Lengkap Inggris-Indonesia, (Solo:
Delima,1998) H. 123.
194
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 1999. Hal. 51.
148
149
sedangkan menurut istilah tokoh agama adalah seorang yang terpercaya dan
perjanjian kerja penepek antara buruh anak dengan majikan ini sebagaimana
yang telah di paparkan pada BAB II yaitu, ada yang memandang sudah
sekolahnya.
Dalil itu juga sebagai penguat bahwa anak adalah merupakan titipan dari
Allah SWT, yang dimana selaku orang tua harus menjaga dan tidak
menelantarkan anak-anaknya.
mengacu pada KHA dan Konvensi ILO, maka yang disebut pekerja anak
195
Zakiyah Drajat, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), Hal 99
149
150
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia
akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
Abu Hanifah berpendapat bahwa usia baligh bagi anak laki-laki adalah 18
Muhammad bin Hasan, dan asy-Syafi’i menyebut usia 15 tahun sebagai tanda
َي ا َأ ُّي َه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا َي ْس َت ْأ ِذ ْن ُك ُم اَّل ِذ يَن َم َلَك ْت َأ ْيَم اُن ُك ْم َو اَّل ِذ يَن َل ْم َيْب ُل ُغ وا اْل ُح ُل َم
ِل
196
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak,(Jakarta: Kencana, 2013), Hal.115
197
Habibi, Tinjaun Hukum Islam Dan Psikologi Terhadap Batas Usia Minimal Perkawinan,
(Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2010)Hal.16
150
151
َّل َل ُك آْل َك َٰذ ُك َل َل ُك َط ُف
ۗ َب ْع َد ُه َّن ۚ َّو ا وَن َع ْي ْم َب ْع ُض ْم َع ٰى َب ْع ٍض ۚ ِل َك ُيَب ِّي ُن ال ُه ُم ا َي اِت
dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara
kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum
hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada
dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka
lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha
Kompilasi hukum islam batas usia anak telah diatur dalam bab XIV
tentang pemeliharaan anak yaitu pasal (98) yang berbunyi sebagai berikut:198
4. Batas usia anak yang mampu berdiri atau dewasa adalah 21 tahun,
sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum
198
Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi
Hukum Islam, (Bandung:Citra Umbara, 2015) Hal.352
151
152
mampu.
Namun faktor yang sangat menonjol bagi anak khususnya dipedesaan ini
menjadi buruh penepek adalah faktor ekonomi seperti pendapat dari Bagong
perkotaan tidak terlepas dari keadaan ekonomi rumah tangga, budaya dan
faktor lainnya di mana sebagian besar dari mereka terutama dari kelas sosial
Pekerjaan yang mereka lakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi dua
Secara khusus dampak anak-anak yang bekerja sebagai buruh penepek ini
sangat amat terlihat seperti tidak adanya waktu untuk anak-anak bermain,
199
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak,(Jakarta: Kencana, 2013), Hal.100
200
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalamperspektif Pembangunan,(Jakarta:Pt Jasa
Grafindo Persada, 2003), Hal. 110
152
153
faktor lainnya. Hal tersebut karena akan menimbulkan dampak fisik dan
psikologis bagi anak, yang paling penting terhambatnya hak mereka untuk
fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan
haruslah ada perjanjian kerja sesuai dengan hukum Islam yang mana
perjanjian kerja tersebut diadakan oleh dua orang (pihak) atau lebih, yang
mana pihak satu berjanji untuk memberikan pekerjaan dan pihak yang lain
Perjanjian kerja tersebut haruslah jelas apakah hak dan kewajiban dari para
153
154
dilaksanakan pada siang hari. Selain itu para pekerja juga belum mendapatkan
haknya sebagai pekerja yang mana seharusnya jaminan sosial serta hak untuk
bekerja seharian yaitu dari pagi hingga sore hari dan tanpa adanya perbedaan
jam kerja antara pekerja dewasa dan anak-anak. Hal tersebut tentunya tidak
sesuai dengan Hukum Islam yang berlaku serta undang-undang terkait dengan
pekerja
154
156
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian data pada BAB II dan BAB III, maka peneliti dapat
simpulkan:
buruh anak dengan majikan terdiri dari empat tahap: tahap pengenalan
bentuk dan isi perjanjian kerja penepek. c) alasan anak-anak menjadi buruh
respons tokoh agama, ada yang setuju dan tidak setuju jika anak-anak
buruh anak dengan majikan, ada yang setuju dan tidak setuju jika anak-
berbeda-beda.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan sara yang
156
157
sepengetahuan walinya.
yang layak.
157
DAFTAR PUSTAKA
Bakti, 2004
Al- Dardiri, Al Syarh Al Kabir Hasiyah Dasuki, Mesir: Al Babi Al Halabi, T.Thn
Al- Hasyimi, Sayyid Ahmad, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits, Bandung, Sinar Baru,
1993,
Amiruddin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja
Asma Sari Rambe, “Peran Tokoh Agama Dalam Pembinaan Akhlak Remajadi
Dokumentasi, Profil Desa Bagik Payung Timur Tahun 2020, Dikutip Tanggal 23
November 2021.
2002
Habibi, Tinjaun Hukum Islam Dan Psikologi Terhadap Batas Usia Minimal
2010
Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Menurut Perspektif Islam, Jakarta: Kpai, 2017
Indar Wahyuni, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pekerja Anak”, (Skripsi, Fak.
10.00 Wita.
Rosdakarya,
2005
Persada.
Lalu Husni, 2000. “Pengantar Hukum Tenaga Kerja Indonesia”. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Moh Faishol Khusni, Fase Perkembangan Anak Dan Pola Pembinaannya Dalam
O.U. Efendi, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bhakti,
2000
Grafindo, 2007
Q.S. An-Nisa (5): 4
Riski, Riduan, Fajri (Buruh Anak) Dan Kenata Putri (Asisten Pengusaha
Maret 2021.
Maarif,1998
Press, 1986
2000
Sulastri. Jurnal. “praktik mempekerjakan anak dalam perspektif hukum islam dan
Solo: Delima,1998 H.
Sumitro Dan Ronny Hinitiyo, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri,
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah : Studi Tentang Teori Akad Dalam
Fikih Muamalat,
Putra,
1997,
1989
Zakiyah Daradjat. Dkk, Ilmu Fiqh Ii, Jakarta: Departemen Agama, 1983