Disusun Oleh :
NPM : 021.02.1151
1. Pengertian Reumatik
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris
(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).
Artritis rhemathoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
walaupun manifestasi utamanya adalah Poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini
juga melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Artritis Rhemathoid
terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progesifitasnya.
Pada umumnya selain gejala artikular, Artritis Rhemathoid dapat pula menunjukkan gejala
konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan organ non-ertikular
lainnya (Nugroho, 2012).Rematik adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
berbalik menyerang sendi, otot, tulang, dan organ tubuh lainnya. Kondisi ini dapat memburuk
dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Rematik lebih dikenal sebagai penyakit yang menyerang sistem otot dan tulang.
Padahal, rematik juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ lain, seperti jantung,
paru-paru, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata.
2. Penyebab Reumatik
a. Usia
Risiko terkena penyakit rematik, terutama rheumatoid arthritis, makin meningkat
seiring bertambahnya usia.
b. Jenis kelamin
Perempuan lebih berisiko terserang rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren.
Sementara, ankylosing spondylitis diketahui lebih sering terjadi pada pria.
c. Infeksi
Paparan infeksi diperkirakan dapat memicu perkembangan penyakit rematik, seperti
lupus dan skleroderma.
d. Kondisi tertentu
Rematik lebih berisiko dialami oleh orang yang menderita kondisi tertentu,
seperti penyakit ginjal, hipertensi, hipertiroidisme, obesitas, diabetes, aus yang
berlebihan pada sendi, trauma, dan menopause dini.
e. Faktor lingkungan
Paparan asap rokok dan polusi udara juga diduga dapat meningkatkan risiko rematik.
3. Gejala Rematik
Nyeri sendi
Pembengkakan pada sendi
Kekakuan pada sendi
Hangat dan kemerahan di area sendi
Kelelahan
Demam
Penurunan berat badan
4. Patofisiologi
Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan degenerasi
yang terlihat pada penyakit rematik. Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai
sinovitis. Pada penyakit rematik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan
degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan
pannus (proliferasi jaringan synovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun
(Nugroho, 2012).
Pada penyakit rematik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder.
Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif. Sinovitis
dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari kartilago
artikuler yang 21 mengalami degenerasi kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat
(Nugroho, 2012).
Artritis Rhemathoid merupakan manifestasi dari respon sistem imun terhadap antigen
asing pada individu-individu dengan predisposisi genetik (Nugroho, 2012). Suatu antigen
penyebab Artritis Rhemathoid yang berada pada membran sinovial akan memicu proses
inflamasi. Proses inflamasi mengaktifkan terbentuknya makrofag. Makrofag akan
meningkatkan aktivitas fagositosisnya terhadap antigen dan merangsang proliferasi dan
aktivasi sel B untuk memproduksi antibody. Setelah berikatan dengan antigen, antibody
yang dihasilkan akan membentuk komplek imun yang akan berdifusi secara bebas ke
dalam ruang sendi. Pengendapan komplek imun ini akan mengaktivasi sistem komplemen
C5a (Nugroho, 2012). Komplemen C5a merupakan faktor kemotaktik yang selain
meningkatkan permiabilitas vaskuler, juga dapat menarik lebih banyak polimorfonukler
(PMN) dan monosit kearah lokasi tersebut (Nugroho, 2012). Fagositosi komplek imun
oleh sel radang akan disertai pembentukan dan pembebasan radikal oksigen bebas,
leukotrin, prostaglandin yang akan menyebabkan erosi rawan sendi dan tulang. Radikal
oksigen bebas dapat menyebabkan terjadinya depolimerisasi hialuronat sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan viskositas cairan sendi. Selain itu radikal oksigen
bebas juga merusak kolagen dan proteoglikan rawan sendi (Nugroho, 2012). Pengendapan
komplek imun akan menyebabkan terjadinya degranulasi mast cell yang menyebabkan
terjadinya pembebasan histamin dan berbagai enzim proteolitik serta aktivasi jalur asam
arakidonat yang akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran
sinovial dan akhirnya terbentuk pannus (Nugroho, 2012). Masuknya sel radang ke dalam
membran sinovial akibat pengendapan komplek imun menyebabkan terbentuknya pannus
yang merupakan elemen yang paling destruktif dalam pathogenesis Artritis Rhemathoid.
Pannus merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblast yang berproliferasi,
mikrovaskuler dan berbagai jenis sel radang. Secara histopatologis pada daerah perbatasan
rawan sendi dan pannus terdapatnya sel mononukleus, umumnya banyak dijumpai
kerusakan jaringan kolagen dan proteoglikan (Nugroho, 2012)
5. Pengobatan Rematik
Pengobatan rematik bertujuan untuk pengendalian penyakit dan meredakan gejala yang
dialami pasien. Umumnya, dokter akan meresepkan obat antiinflamasi non steroid
(OAINS) untuk meredakan nyeri. Namun, pada pasien dengan nyeri berat, dokter akan
meresepkan obat yang mengandung steroid.
Alamat pekerjan : -
Alat transportasi : -
Kondisi tempat tinggal: Rumah tidak bersih, banyak bekas abu rokok di lantai,
pencahayaan kurang terang, ventilasi baik tidak lembab, bersih tidak pengap
Derajat privasi : Sangat di perhatikan oleh orang yang ada di rumah tersebut
E. Riwayat rekreasi
Hobby/minat : bertanam
F. Sistem pendukung
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : perawat
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : memberikan obat jika klien sakit
G. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual : sholat tepat waktu dan selalu mengaji walaupun terdapat
gangguan pada penglihatan
H. Status Kesehatan
Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : setahun terakhir, klien merasa
sakit pada bagian persendian dan penglihatan buram
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan tidak
menderita penyakit yang parah hanya deman dan pilek biasa.
Obat-Obatan :
J. Aktivitas sehari-hari
Indeks Katz :A
Cairan & Elektrolit : Frekuensi: kurang lebih 8 gelas sehari Jumlah: secukupnya,
Jenis, air mineral
Personal Hygiene : 2x sehari pada pagi hari dan sore hari sebelum Ashar.
Rekreasi : Klien lebih banyak dirumah karena tidak bisa berjalan terlalu
jauh dan hanya berjalan kerumah tetangga terdekatnya saja
Psikologis :
h. Mimpi buruk V
i. Terasa nyeri V
j. Alasan lain V
(1)
SKORING
Efisiensi Jumlah jam tidur (#4) / Jumlah jam ditempattidur (kalkulasi #1 & 0
kebiasaan #3) x 100% (>85%=0; 75-84%=1; 65-74%=2; <65%=3)
tidur
Pernah 25
- Gangguan/tidak 20
normal(pincang/diseret)
6 Status mental 0 0
1 22/12/21 - menciptakan lingkungan tenang dan tanpa S: Ny. K mengatakan mengerti cara melatih rasa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
nyaman, jika memungkinkan
O: ny. K nampak mendengarkan dan menirukan cara
- menggunakan nada suara lembut dengan irama
melatih nafas dalam
lambat dan berirama
- menganjurkan mengambil posisi nyaman A: masalah teratasi sebagian
- menganjurkan menarik nafas dalam untuk
P: intervensi di lanjutkan.
mengintensifkan relaksasi
- mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi. - Menganjurkan menarik nafas dalam untuk
mengintensifkan relaksasi
- Melatih teknik relaksasi
2 - Menjelaskan penyebab dan factor resiko penyakit S: Ny. K mengatakan mengerti tentang cara mengatasi
- Menganjurkan melapor jika merasakan tanda dan yang dijelaskan
gejala memberat atau tidak biasa
O: Ny. K nampak memperhatikan penjelasan tentang
- Menganjurkan menarik nafas dalam untuk
cara mengatasi nyeri
mengintensifkan relaksasi
- Mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi. A: masalah teratasi sebagian
- Melakukan kompres pada daerah yang cedera
P: Intervensi di lanjutkan.
- mengajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas - Menganjurkan menarik nafas dalam untuk
mengintensifkan relaksasi
- Mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi.
3 - memberikan penyuluhan tentang apa saja bahaya S: Ny. K mengatakan mengerti akan penjelasan yang di
lingkungan yang ada disekitar yang dapat jelaskan tentang cara mencegah reseko jatuh
menyebabkan resiko jatuh
O: Ny. K nampak memperhatikan penjelasan
- Menganjurkan untuk memakai alat bantu jalan
(jika membutuhkan) A: Masalah teratasi
- Mengajarkan gerakan latihan
P: Intervensi di hentikan
keseimbanganIdentifikasi pemahaman tentang
kondisi kesehatan saat ini
No. Hari/ Tgl Implementasi Evaluasi
Dx
1 23/12/21 - menciptakan lingkungan tenang dan tanpa S: Ny. K mengatakan mengerti cara melatih rasa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
nyaman, jika memungkinkan
O: ny. K nampak mendengarkan dan menirukan cara
- menggunakan nada suara lembut dengan irama
melatih nafas dalam
lambat dan berirama
- menganjurkan mengambil posisi nyaman A: masalah teratasi sebagian
- menganjurkan menarik nafas dalam untuk
P: intervensi di lanjutkan.
mengintensifkan relaksasi
- mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi. - Menganjurkan menarik nafas dalam untuk
mengintensifkan relaksasi
- Melatih teknik relaksasi
2 - Menjelaskan penyebab dan factor resiko penyakit S: Ny. K mengatakan mengerti tentang cara mengatasi
- Menganjurkan melapor jika merasakan tanda dan yang dijelaskan
gejala memberat atau tidak biasa
O: Ny. K nampak memperhatikan penjelasan tentang
- Menganjurkan menarik nafas dalam untuk
cara mengatasi nyeri
mengintensifkan relaksasi
- Mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi. A: masalah teratasi sebagian
- Melakukan kompres pada daerah yang cedera
P: Intervensi di lanjutkan.
- mengajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas - Menganjurkan menarik nafas dalam untuk
mengintensifkan relaksasi
- Mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi.
1 23/12/21 - menciptakan lingkungan tenang dan tanpa S: Ny. K mengatakan mengerti cara melatih rasa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
nyaman, jika memungkinkan
O: ny. K nampak mendengarkan dan menirukan cara
- menggunakan nada suara lembut dengan irama
melatih nafas dalam
lambat dan berirama
- menganjurkan mengambil posisi nyaman A: masalah teratasi
- menganjurkan menarik nafas dalam untuk
P: intervensi di hentikan
mengintensifkan relaksasi
- mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi.
2 - Menjelaskan penyebab dan factor resiko penyakit S: Ny. K mengatakan mengerti tentang cara mengatasi
- Menganjurkan melapor jika merasakan tanda dan yang dijelaskan
gejala memberat atau tidak biasa
O: Ny. K nampak memperhatikan penjelasan tentang
- Menganjurkan menarik nafas dalam untuk
cara mengatasi nyeri
mengintensifkan relaksasi
- Mendemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi. A: masalah teratasi
- Melakukan kompres pada daerah yang cedera P: Intervensi di hentikan
- mengajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas