NIM : 04011282227170
Kelas : Beta/Delta 2022
Kelompok : B7
Learning Issue : Pediculus humanus capitis (morfologi, siklus hidup, dan transmisi)
P. humanus capitis tidak memiliki sayap terdapat sepasang kaki yang terdiri atas 5 ruas dan
1 capit berbentuk kait berfungsi untuk pegangan erat pada rambut penderita. Ujung setiap kaki
juga dilengkapi dengan kuku yang digunakan untuk berjalan dari satu helai rambut ke rambut
lain dengan menjepit rambut dengan kuku-kukunya. Telur (nits) berwarna putih, dilekatkan pada
rambut dengan perekat kitin (chitin-like cement). Spesies ini biasa meletakkan telur pada rambut
kurang dari 5 mm dari kulit kepala, sehingga seiring bertumbuhnya rambut kepala, telur yang
semakin matang akan terletak lebih jauh dari pangkal rambut.
Pediculus dewasa lebih menyukai rambut di bagian belakang kepala daripada rambut
bagian depan kepala. P. humanus capitis mengisap darah sedikit demi sedikit dalam jangka
waktu lama. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak telur sampai menjadi dewasa rata-
rata 18 hari, sedangkan tuma dewasa dapat hidup 27 hari.
Apabila dijabarkan secara luas maka siklus hidup Pediculus humanus capitis memiliki 3
fase yaitu telur, nimfa dan dewasa.
1) Fase pertama yaitu telur, telur diletakkan oleh betina subur dewasa dan disemen di
pangkal batang rambut terdekat kulit kepala. Untuk menempelkan setiap telur, betina
dewasa mengeluarkan zat seperti lem dari organ reproduksinya. Mereka berukuran 0,8
mm kali 0,3 mm, berbentuk oval dan biasanya berwarna kuning hingga putih. Telur
membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk menetas (kisaran 6-9 hari). Telur yang layak
biasanya terletak dalam jarak 6 mm dari kulit kepala karena morfogenesis ditingkatkan
pada suhu tubuh manusia. Seekor betina subur tunggal dapat bertelur sekitar 150 - 250
telur selama siklus hidupnya 30 hari.
2) Fase kedua adalah nimfa, setelah telur menetas dalam jangka waktu kurang lebih 10
hari dan melepaskan nimfa dari cangkang telur. Nimfa menyerupai kutu namun yang
bedakan hanya di ukuran nimfa lebih kecil dibandingkan dengan kutu dewasa. Nimfa
matang setelah 3 molting (instar) dan menjadi dewasa sekitar 7-10 hari setelah menetas.
Bentuk instar pertama dan kedua relatif tidak bergerak, sehingga tidak mudah ditularkan
antar individu, penyebaran terbanyak terkait dengan bentuk instar ketiga dan bentuk
dewasa.
3) Fase ketiga adalah Pediculus humanus capitis dewasa, P. humanus capitis dewasa
berukuran sebesar biji wijen yaitu 2-4 mm, memiliki 6 kaki yang di mana masing-masing
memiliki cakar yang digunakan untuk mencakar dan menempelkan dirinya ke rambut. P.
humanus capitis bergerak dengan kecepatan hingga 23 cm/menit, dapat hidup hingga 30
hari di atas kepala seseorang, dan setelah dewasa dapat bertelur hingga 10 butir per hari.
Untuk hidup, P. humanus capitis perlu menghisap darah beberapa kali sehari dan dapat
bertahan hidup selama 48 jam jika tidak menghisap darah, sedangkan telur bertahan
sekitar 1 minggu apabila tidak terdapat pada rambut atau kulit kepala.
ANALISIS MASALAH
IV.3.a. Bagaimana transmisi penyakit yang dialami Nn. J ke orang lain?
Jawab: Penularan Sarcoptes scabiei ini dapat terjadi melalui kontak dengan media
terinfestasi seperti handuk, selimut, lapisan furnitur, dan melalui hubungan langsung kulit ke
kulit. Seseorang yang terinfeksi Sarcoptes scabiei dapat menyebarkan skabies walaupun ia tidak
menunjukkan gejala. Semakin banyak jumlah parasit dalam tubuh seseorang, semakin besar pula
kemungkinan ia akan menularkan parasit tersebut melalui kontak tidak langsung. Sedangkan
penularan Pediculus humanus capitis dapat terjadi dengan adanya kontak langsung dengan
rambut penderita tau kontak tidak langsung melalui aksesoris rambut, handuk, bantal, kasur,
kerudung secara bersamaan, boneka, sisir, dan barang lainnya. Pediculus humanus capitis tidak
bisa terbang karena tidak memiliki sayap dan tidak memiliki kaki yang kuat untuk melompat.
Mereka berpindah dari satu rambut yang terinfeksi ke rambut lainnya dengan bantuan cakar di
kaki mereka.
Apabila dijabarkan secara luas maka siklus hidup Pediculus humanus capitis memiliki 3
fase yaitu telur, nimfa dan dewasa.
1) Fase pertama yaitu telur, telur diletakkan oleh betina subur dewasa dan disemen di
pangkal batang rambut terdekat kulit kepala. Untuk menempelkan setiap telur, betina
dewasa mengeluarkan zat seperti lem dari organ reproduksinya. Telur membutuhkan
waktu sekitar 1 minggu untuk menetas (kisaran 6-9 hari). Seekor P. humanus capitis
betina yang subur dan tunggal dapat bertelur sekitar 150 - 250 telur selama siklus
hidupnya 30 hari.
2) Fase kedua adalah nimfa, setelah telur menetas dalam jangka waktu kurang lebih 10
hari dan melepaskan nimfa dari cangkang telur. Nimfa menyerupai kutu namun yang
bedakan hanya di ukuran nimfa lebih kecil dibandingkan dengan kutu dewasa. Nimfa
matang setelah 3 molting (instar) dan menjadi dewasa sekitar 7-10 hari setelah menetas.
Bentuk instar pertama dan kedua relatif tidak bergerak, sehingga tidak mudah ditularkan
antar individu, penyebaran terbanyak terkait dengan bentuk instar ketiga dan bentuk
dewasa.
3) Fase ketiga adalah Pediculus humanus capitis dewasa, P. humanus capitis dewasa
berukuran sebesar biji wijen yaitu 2-4 mm, memiliki 6 kaki yang di mana masing-masing
memiliki cakar yang digunakan untuk mencakar dan menempelkan dirinya ke rambut. P.
humanus capitis bergerak dengan kecepatan hingga 23 cm/menit, dapat hidup hingga 30
hari di atas kepala seseorang, dan setelah dewasa dapat bertelur hingga 10 butir per hari.
Untuk hidup, P. humanus capitis perlu menghisap darah beberapa kali sehari dan dapat
bertahan hidup selama 48 jam jika tidak menghisap darah, sedangkan telur bertahan
sekitar 1 minggu apabila tidak terdapat pada rambut atau kulit kepala.
P. humanus capitis tidak memiliki sayap terdapat sepasang kaki yang terdiri atas 5 ruas
dan 1 capit berbentuk kait berfungsi untuk pegangan erat pada rambut penderita. Ujung setiap
kaki juga dilengkapi dengan kuku yang digunakan untuk berjalan dari satu helai rambut ke
rambut lain dengan menjepit rambut dengan kuku-kukunya. Telur (nits) berwarna putih,
dilekatkan pada rambut dengan perekat kitin (chitin-like cement). Spesies ini biasa meletakkan
telur pada rambut kurang dari 5 mm dari kulit kepala, sehingga seiring bertumbuhnya rambut
kepala, telur yang semakin matang akan terletak lebih jauh dari pangkal rambut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Madke, B. & Khopkar, U., 2012. Pediculosis capitis: an update. Indian Journal of
Dermatology, Venereology, and Leprology, 78, pp 429-438.
2. Nutanson, I., Steen, C. J., Schwartz, R. A., & Janniger, C. K. (2008). Pediculus humanus
capitis: An update. Acta Dermatovenerologica Alpina, Pannonica et Adriatica, 17(4), 147–
159.
3. Soedarto. (2011). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Handbook of Medical Parasitology.
Jakarta: Sagung Seto. pp 257-258.
4. Sutanto, I., Ismid I. S., Sjarifuddin, P. K., Sungkar, S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.
Edisi Keempat. Jakarta: Badan Penerbit FK UI Jakarta. 2013: 300.