Anda di halaman 1dari 2

TERLALU TINGGI

Prolog
Kamu tahu kalimat yang sering digunakan motivator untuk memotivasi orang-orang
di luaran sana? “Bermimpilah setinggi mungkin sebelum kamu dilarang untuk bermimpi”.
Memang terdengar seperti hanya bualan saja. Mimpi memang indah, apalagi jika kita bisa
mewujudkan mimpi tersebut. Tapi jika mimpi itu terlalu tinggi, apakah masih bisa kita raih?
Berbanding terbalik dengan beberapa omongan orang di luar sana. “Jangan bermimpi
terlalu tinggi nanti kalau jatuh rasanya akan sakit bukan kepalang”. Ucapan tersebut juga
masuk akal. Tapi, apakah salah jika seseorang itu memiliki mimpi yang begitu tinggi
meskipun kelak dia tidak bisa menggapai mimpi itu?
***
Menjadi remaja sekolah menengah atas kelas 11 memang masa-masanya dalam
pencarian identitas. Pada masa itu sebagian dari kita menginjak babak kehidupan baru.
Banyak dari kita mulai memikirkan bagaimana masa depan kelak. Apa yang akan kita
lakukan setelah menyelesaikan studi kita? Kuliah? Atau langsung bekerja?
Selain memikirkan hal tersebut, sebagian besar dari diri kita mulai merasakan bahwa
mencari seorang partner untuk menjalani hari-hari yang melelahkan itu penting. Merasakan
hal-hal baru seperti tertarik dengan teman sekelas, atau juga tertarik dengan sosok orang di
luar sana yang mana kita sendiri tidak punya bayangan akan bertemu dengan orang yang
seperti apa.
Halo, perkenalkan. Namaku Genta. Aku seorang siswa SMA kelas 11 yang sedang
dalam masa pencarian identitas. Aku seperti remaja kelas 11 pada umumnya. Suka main
game, nongkrong dan suka menjahili teman sekelas. Oh ya, aku duduk di kelas 11 IPS yang
mana kalian pasti tahu sekompak apa tali pertemanan kita.
Aku sempat menyinggung tentang diriku yang sedang dalam masa pencarian
identitas, kan? Iya, aku sedang mencari itu. Siapa aku sebenarnya? Apa tugasku sebenarnya?
Dan aku harus menjadi seperti apa agar bisa diterima dan hidup di tengah-tengah mereka?
Pertanyaan tersebut selalu aku tanyakan pada diriku sendiri. Meskipun makin kesini
jawabannya semakin tidak nampak heheheh.
Masalah percintaan? Menurutku tidak ada masalah sama sekali sejauh ini. Memiliki
tinggi badan yang bisa dibilang cukup tinggi dan dilengkapi wajah yang tidak jelek-jelek
juga. Aku merasa selalu diuntungkan akan hal tersebut. Meskipun ada beberapa mantan yang
memang agak bermasalah tapi aku dengan cepat bisa mendapatkan gantinya.
Kembali ke topik tentang pencarian identitas yang sebenarnya ada kaitannya dengan
masalah percintaan. Menurutku normal jika kita mulai tertarik dengan beberapa orang yang
menurut kita “memang dia ada daya tarik yang pantas untuk ditarikin?” eh? Ya seperti itu lah
hahahahaha.... aku akui memang aku tertarik kepada beberapa orang yang ada di kelasku.
Bahkan aku juga nekat untuk menjadikan salahsatu dari mereka “teman penyemangat” atau
kata orang-orang biasanya disebut dengan PACAR.
Aku sekarang memang memiliki seorang pacar. Aku terkadang masih bingung, apa
esensi dari pacaran itu sendiri. Kalau kata temanku, dengan wajah dan postur badan yang aku
miliki sayang sekali jika tidak memiliki pacar. Makanya aku memutuskan untuk menembak
salah seorang orang yang aku sukai. Jujur, aku tidak pernah berpikir bahwa keteguhan hatiku
dalam menjalin hubungan dengan dia akan goyah sampai aku bertemu dengan seseorang.
Memang terdengar lucu tapi aku juga tidak bisa berbohong kalau aku memang tertarik
dengan orang tersebut. Mari ku jelaskan siapa sosok ini. Dia adalah salah seorang guru
pembimbingku. Mapel yang dia ampuh adalah bahasa inggris. Pertama kali kita bertemu aku
berpikiran bahwa dia mungkin seorang sarjana muda yang baru lulus karena wajahnya yang
memang masih terlihat sangat muda. Bahkan dulu aku mengira dia masih seumuran
denganku.
Tapi baru beberapa hari kemarin, aku melihat sebuah kiriman dari temanku bahwa dia
baru saja berulang tahun dan terdapat angka 25 di kue yang ia foto. Siapa sangka kalau
umurnya sudah 25 tahun?!! Kalau kalian tidak percaya lebih baik kalian liat sendiri pasti
kalian setuju dengan pernyataanku di atas tadi.
Sosok tersebut berhasil selalu menarik perhatianku. Dari cara dia berbicara di depan
kelas, menanggapi lelucon temanku bahkan rasa perhatiannya kepada kita semua. Sepertinya
hal tersebut yang membuatku tertarik padanya. Apalagi dia memiliki tinggi badan yang bisa
dikatakan errrr... agak jauh di bawahku hahahahaha... mungkin itu yang membuat dia terlihat
awet muda.
Aku bingung. Ketika di mata pelajaran orang lain aku bisa menjadi diriku sendiri
yang berisik dan bersuara. Lain halnya jika dalam mata pelajaran bahasa inggris. Ada
dorongan dari dalam diri untuk menjaga image di depan sosok tersebut agar menjadi lebih
tenang dan bersikap hormat layaknya siswa terhadap guru.
Sebenarnya tidak yakin juga mulai kapan aku tertarik dengan dia. Mungkin setelah
dia memberikan beberapa wejangan ketika dia menyampaikan makna dari sebuah lagu yang
jadi topik materi pada saat itu. Sejak saat itu aku merasakan bahwa selama ini aku melihat
dunia ini secara sempit saja. Semua yang keluar dari bibirnya sungguh tidak bisa ditebak.
Dan itu berhasil membuatku melihat dunia ini dari sisi lain.
Dia juga selalu berhasil membuatku tersenyum entah itu hanya karena lelucon garing
yang ia sisipkan disela-sela kegiatan belajar maupun saat serius dalam membahas soal. Ia
tidak pernah gagal membuatku semakin hari semakin tertarik padanya.
Ingin saja rasanya memiliki sebuah hubungan yang lebih antara siswa dan guru
dengan sosok tersebut. Diri ini ingin merasakan apakah perhatian yang diberikan akan lebih
daripada biasanya di kelas? Atau malah sebaliknya? Ingin rasa perhatian itu hanya dia
tunjukkan padaku saja.
Memang agak beresiko melihat status bahwa aku siswa dari soosok yang membuatku
tertarik. Ditambah aku masih memiliki pacar menjadikan semakin runyam kondisinya

Anda mungkin juga menyukai