Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bahan Kimia

2.1.1. Defenisi

Bahan kimia adalah bahan yang terbuat dari bahan buatan atau sintetis

(non herbal). Yang digunakan untuk menambahi atau menyempurnakan suatu

produk mentah menjadi produk jadi. Bahan kimia dibagi menjasi dua jenis yaitu

bahan kimia berbahaya dan bahan kimia tak berbahaya,tetapi umumnya bahan

kimia berbahaya bagi tubuh. Penggunaanya juga harus sesuai dosiss atau takaran,

bila tidak sesuai dosis akan menyebabkan bahan kimia yang tadinya tidak

berbahaya akan menjadi berbahaya bahkan akan menyebabkan kerusakan,

membekas pada bagian tubuh,cacat, dan juga bisa menyebabkan kematian. Tidak

hanya itu saja, penyalah gunaan juga dapat menyebabkan ganguan pada tubuh

Bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,

pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan

debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi,

kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang

memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung

dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang (Syukri,

2009).

2.1.2. Penggunaan bahan kimia

Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi

dalam tiga kelompok besar yaitu (Fuad,2011) :

Universitas Sumatera Utara


1.Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-

bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak,

pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan

sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang

bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan

tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.

2.Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan

kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit,

kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.

3.Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan

pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai

oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa,

rumah sakit dan perguruan tinggi.

Beberapa jenis bahan kimia yang sering di pakai industri ( Yudistira,2010) :

1. Asam Sulfat (H2SO4) merupakan senyawa yang biasa digunakan dalam

leaching dan scrubbing dan penetralisir substansi alkali. Mungkin senyawa

ini merupakan senyawa asam yang paling lumrah digunakan di berbagai

industri.

2. Nitrogen (N2) merupakan senyawa inert yang paling sering ditemukan di

berbagai industri. Digunakan untuk berbagai macam kebutuhan mulai dari

pelapis tangki (untuk mencegah kontak oksigen dengan bahan campuran

mudah terbakar) sampai pengontrol temperatur pada reaksi eksotermik.

Nitrogen juga digunakan sebagai kontainer solid pembawa gas ketika

kondisi bahan kimia yang rentan terhadap udara.

Universitas Sumatera Utara


3. Oksigen (O2) merupakan the ultimate oxydizer. Digunakan dalam

berbagai aplikasi oksidasi, pembakaran, peleburan logam, hingga

pembuatan senyawa sintetis. Oksigen dalam bentuk cair digunakan dengan

baik dalam hulu ledak di berbagai peluru kendali.

4. Etilen (C2H4) merupakan senyawa yang paling populer dalam industri

pembuatan polimer. Etilen juga digunakan untuk mematangkan dan zat

pewarna dalam buah.

5. Ammonia (NH3) merupakan pelarut yang sering digunakan sebagai

scrubber berbagai zat pengotor dalam aliran pembuangan bahan bakar

minyak bumi sebelum dilepaskan ke atmosfer. Ammonia juga digunakan

sebagai bahan pendingin.

6. Asam Phospat (H3PO4), kegunaan senyawa ini yang paling utama ada

dalam industri pembuatan pupuk. Kegunaan lainnya, biasa digunakan pada

pembuatan minuman ringan dan berbagai produk makanan.

7. Sodium Hidroksida (NaOH) merupakan substansi alkali yang paling

terkenal di industri. Digunakan dalam berbagai macam industri pembuatan

pewarna dan sabun. Senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan

pembersih yang baik dan penetralisir asam. Senyawa ini juga dikenal

dengan nama lye.

8. Propilen (C3H6) merupakan salah satu pelopor industri polimer.

9. Klorin (Cl2), digunakan dalam pembuatan bleaching agent dan titanium

dioksida. Akan tetapi akhir-akhir ini penggunaan klorin mulai dibatasi

dalam industri pembuatan bleaching agent.

Universitas Sumatera Utara


10. Sodium Carbonat (Na2CO3), Biasa dikenal dengan nama soda abu,

senyawa ini digunakan dalam berbagai senyawa pembersih, pembuatan

sabun, pembuatan gelas, pembuatan pulp, dan sebagai water softener

dalam industri perminyakan.

11. Nitrobenzene (C6H5NO2), Secara umum digunakan dalam pembuatan

aniline dan zat aditif pada karet sebagai anti-oksidant (mencagah oksidasi).

12. Aluminum Sulfat (Al2(SO4)3), Digunakan pada industri pembuatan

kertas dan pada penanganan limbah cair sebagai pH buffer.

13. Methyl tert-Butyl ether (MTBE), Senyawa yang terkenal dalam

perannya sebagai aditif bensin (oxygenate – gasoline additive). Akan tetapi

karena efeknya yang beracun, penggunaan MTBE mulai dikurangi dan

digantikan dengan ethanol.

14. Asam Nitrat (HNO3), Dikenal dengan nama air keras, senyawa ini

digunakan dalam berbagai pembentukan senyawa sintetis, pembantukan

senyawa-senyawa grup nitro, pembuatan zat pewarna dan berbagai bahan

peledak.

15. Benzene (C6H6), Dahulu dukenal dengan nama benzol, dua kegunaan

terbesar dari senyawa ini adalah sebagai reaktan untuk memproduksi

etilbenzene (digunakan untuk membuat styrene) dan cumene (digunakan

untuk membuat phenol).

16. Formaldehid (HCHO), Formalin yang kita kenal merupakan larutan 40

persen Formaldehid dan 60 persen air atau air dan metil alkohol. Formalin

digunakan untuk berbagai aplikasi desinfektan, insektisida, fungisida dan

Universitas Sumatera Utara


deodoran. Belakangan ini ditemukan fakta bahwa formalin bersifat

karsinogen.

17. Asam Klorida (HCl), Senyawa ini diproduksi dalam berbagai industri

sebagai produk samping reaksi klorin dengan hidrokarbon. Digunakan

dalam jumlah besar untuk menyiapkan klorida, membersihkan logam dan

beberapa proses industri lainnya.

2.2. Klorin

2.2.1. Defenisi Klorin

Klorin berasal dari bahasa yunani yaitu Chloros yang artinya kuning

kehijauan yang ditemukan oleh Schele pada tahun 1774. Pada tahun 1875,

C.L. Berthollet mengekspresikan keyakinannya bahwa itu adalah senyawa

oksigen asam hidroklorik dan menyebutnya sebagai agen blaching tetap

James Watt bertanggung jawab atas aplikasinya pada tahun 1810-1811

kemudian Sir.H.Davy telah membuktikan secara pasti bahwa itu adalah suatu

elemen dan memberinya nama klorin (Mulyono, 2006).

Menurut Adiwisastra (1989) klorin, klor (CI) adalah unsur halogen

yang berat atomnya 35,46. Warnanya hijau kekuning-kuningan, titik didihnya -

34,7°C, titik bekunya 0,102°C, kepadatan 2,488 atau 2 ½ kali berat udara. Klor

pada tekanan dan suhu biasa bersifat gas dan dalam tekanan rendah mudah

mencair. Klor tidak terdapat bebas di alam tetapi terdapat dalam senyawa

terutama terdapat dalam logam Natrium, Magnesium, yang terdapat

banyak ialah pada Natrium Chloride (NaCl), Klorin merupakan hasil

tambahan yang dibuat dari Sodium Hydroxide dengan jalan

mengelektrolisasikan Sodium Hydroxide.

Universitas Sumatera Utara


Seperti halnya pemutih HO (Hidrogen Peroksida), pemutih jenis

dasar klorin (Sodium Hipoklorit dan Kalsium Hipoklorit) juga mempunyai

sifat multi fungsi yaitu selain sebagai pemutih, kedua senyawa tersebut

juga bisa sebagai penghilang noda maupun desinfektan. Pemutih jenis dasar

klorin terdiri dari dua jenis yaitu padat dan cair. Pemutih padat adalah Kalsium

Hipoklorit (CaOC12 ) berupa bubuk putih. Pada umumnya masyarakat

mengenal senyawa ini sebagai kaporit. Kaporit lazim untuk menyuci

hamakan air ledeng dan kolam renang. Kelemahan kaporit adalah kelarutannya

tidak sempurna, dimana selalu tersisa padatan dan tidak bisa dibuang

sembarangan. Sodium Hipoklorit (NaOCI) sudah lama dikenal sebagai produk

pemutih yang handal. Hal mendasar yang perlu diketahui mengenal

pembuatan pemutih dari NaOCI adalah pengenalan terhadap senyawa atau

bahan NaOCI itu sendiri. Sodium Hipoklorit (NaOCI) merupakan cairan

berwarna sedikit kekuningan, beraroma khas dan menyengat. Bahan NaOCI

mudah larut dalam air dengan derajat kelarutan. mencapai 100% dan sedikit lebih

berat dibandingkan dengan air (berat jenis air lebib dari satu) serta bersifat sedikit

basa (Parnomo, 2003).

2.2.2. Sumber dan Kegunaan Klorin

Klorin adalah unsur kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di dunia.

Digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp dan tekstil.

Digunakan untuk manufaktur, pestisida dan herbisida-, misalnya DDT,

untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC), plastik, bahan

pembersih dan untuk perawatan air dan air limbah. Supaya bisa dipakai,

klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik (bahan kimia yang

Universitas Sumatera Utara


mempunyai unsur karbon) yang biasanya menghasilkan organoklorin.

Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi

kehidupan karena dapat terkontaminasi dan persisten di dalam tubuh makhluk

hidup (MacDougall, 1994).

Klorin dihasilkan oleh elektrolisis sodium klorida. Itu adalah sepuluh

kali lebih tinggi dari volume bahan-bahan kirnia yang dihasilkan oleh United

States, yang tinggi yang pada tahun 1998 menghasilkan lebih dari 14 juta ton.

Klorin sangat penting digunakan sebagai pemutih dalam pabrik kertas dan

pakaian. Klorin digunakan sebagai bahan kimia pereaksi dalam pabrik logam

klorida, bahan pelarut klorinasi, pestisida. polimer, karet sintesis dan refrigeran.

(U.S. Department Of Health And Human Services, 2007).

Pembalut wanita pada saat ini umumnya terbuat dari katun, rayon, atau

campuran rayon dan kapas. Rayon terbuat dari serat selulosa yang berasal

dari pulp kayu. Untuk mendapatkan bahan baku rayon, umumnya perlu dilakukan

proses pemutihan pulp kayu (bleaching) dan pemurnian. Di bawah ini ada

beberapa cara pemutihan (Zullies, 2010):

1. Pemutihan menggunakan gas klorin. Proses ini dapat

menghasilkan dioksin sebagai produk sampingannya. Proses ini

digunakan oleh pemasok bahan baku rayon untuk tampon di masa

lalu. Diperlukan beberapa proses berikutnya untuk menghilangkan

dioksin. Di Amerika, proses ini tidak boleh lagi digunakan oleh

produsen pembalut wanita.

2. Pemutihan yang bebas elemen klorin. Pemutihan ini tidak

menggunakan gas klorin, tetapi menggunakan hidrogen

Universitas Sumatera Utara


peroksida. Proses ini tidak menghasilkan dioksin sebagai kontaminan,

sehingga sering pula disebut proses pemutihan bebas dioksin.

2.2.3. Sifat Klorin

Klorin memiliki beberapa sifat yaitu sifat fisika dan kimia.

Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen, terletak pada

golongan VII A, periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi

elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan

sangat reaktif. Hal ini disebabkan karena strukturnya belum mempunyai 8

clektron (oktet) untuk mendapatkan struktur elektron gas mulia. Selain itu, sifat

kimia klorin adalah larut dalam air, bersifat sebagai racun, tidak terbakar di udara

meliankan bereaksi secara kimia. Selain itu, sifat kimia klorin adalaha larut dalam

air, bersifat sebagai racun, tidak terbakar di udara melainkan bereaksi secara

kimia. Pada suhu biasa, klorin secara langsung menyatu dengan banyak elemen –

elemen lain. Beberapa sifat fisika dari klorin adalah berwarna kuning kehijauan,

baunya merangsang, berat molekul 70,9 dalton, titik didihnya -34,7 ˚C, titik

bekunya 0,102 ˚C dengan gaya berat 1,56 pada titik didih tekanan uap air 20˚C,

berat jenis gas 2,5 dan gaya larut dalam air 20 ˚C, reaktif terhadap hidrogen/

logam-logam alkali dan orosif terhadap segala logam, bersifat oksidator kuat dan

mudah meletus atau meledak bila tercampur H2 ( adiwisastra, 1989).

2.2.4. Toksikologi Klorin

Klor merupakan bahan yang penting dalam industri tetapi

harus diperhatikan pula bahaya-bahayanya, karena klor bersifat racun atau toksis

terutama bila terisap pemapasan. Gas klor yang mudah dikenal karena

baunya yang khas itu, bersifat merangsang (iritasi terhadap selaput lendir pada

Universitas Sumatera Utara


mata atau conjunctiva), selaput lendir hidung, selaput lendir tenggorok, tali suara

dan paru-paru. Menghisap gas klor dalam konsentrasi 1000 ppm dapat

mengakibatkan kematian mendadak di tempat. Orang yang menghirup gas klor

akan merasakan sakit dan rasa panas atau pedih pada tenggorokan, hal ini

disebabkan pengaruh rangsangan atau iritasi terhadap selaput lendir (mucus

membrane) yang menimbulkan bintik- bintik kering (kosong) yang terasa

pedih, panas, waktu menarik napas terasa sakit dan sukar bemapas, waktu

bemapas terdengar suara desing seperti penderita asma atau bronchitis

(Adiwisastra, 1989).

2.2.5. Bahaya Klorin terhadap Kesehatan

Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Klorin, baik dalam

bentuk gas maupun cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama

kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi disebakan oleh asap gas klorin.

Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan, hidung

dan tract respiratory (saluran kerongkongan di dekat paru-paru). Klorin juga

dapat membahayakan sistem pemafasan terutama bagi anak-anak dan orang

dewasa. Dalam wujud gas, klor merusak membran mukus dan dalam wujud

cair dapat menghancurkan kulit. Tingkat klorida sering naik turun bersama

dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam, adalah bagian

utama dalam darah.

Ada beberapa jalur pemajanan klorin pada tubuh yang bersifat akut,

yaitu (U.S. Department Of Health And Human Services, 2007)

a. pernafasan

Pemajanan klorin pada konsentrasi rendah (1-10 ppm) dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara


iritasi mata dan hidung, sakit tenggorokan dan batuk. Menghirup gas klorin dalam

konsentrasi yang lebih tinggi (>15 ppm) dapat dengan cepat membahayakan

saluran pernafasan dengan rasa sesak di dada dan terjadinya akumulasi cairan di

paru-paru (edema paru-paru).

b. Kardiovaskular

Tachycardia dan pada awalnya hipertensi diikuti dengan hipotensi dapat

terjadi. Setelah pemajanan yang berat, maka jantung akan mengalami

penyempitan akibat kekurangan oksigen.

c. Metabolisme

Asidosis terjadi akibat kadar oksigen yang tidak mencukupi dalam jaringan.

Komplikasi berat akibat menghirup klorin dalam kadar yang besar

adalah mengaibatkan terjadinya kelebihan ion klorida di dalam darah,

menyebabkan ketidakseimbangan asam. Anak-anak akan lebih mudah diserang

oleh zat toksik yang tentunya dapat mengganggu proses metabolisme dalam

tubuh.

d. Kulit

Iritasi klorin pada kulit dapat menyebabkan rasa terbakar, peradangan dan

melepuh. Pemajanan cairan klorin dapat menyebabkan peradangan akibat

suhu dingin.Paparan klorin menyebabkan cukup respon, yaitu kulit tampak kering

dan timbul bercak coklat, akandosis, edema intraepitel, hiper keraosis dan sel- sel

epitel atipikal terlihat di epidermis.

Nixon et al. (1975) dalam U.S. Department of health and human services

melaporkan bahwa bercak pemutih yang mengandung sodium hipoklorit 5,25%,

dan pH 10,7 pada kulit manusia selama 4 jam itu dapat menyebabkan gangguan.

Universitas Sumatera Utara


Habets et al. (1986) dalam U.S. Department of health and human services

melaporkan bahwa larutan sodium hipoklorit 2% dalam air sampai menyebabkan

iritasi kulit, pada 15 dari 69 orang yang diuji, dengan volume yang diterapkan

tidak dijelaskan menunjukkan iritasi.

Hostynek et al. (1989)dalam U.S. Department of health and human

services menguji 10 subyek dengan 100 uL dari larutan natrium hipoklorit 6%

dengan kekuatan (pH 11,2) dan 4 dari mereka mengembangkan bentuk non-

imunologi urtikaria kontak dalam waktu 20 menit dan aplikasi untuk kulit dahi.

Kelompok yang sama peneliti mempelajari iritasi kulit dari 20 atau 100 uL

pemutih hipoklorit yang mengandung sodium hipoklorit 1% dan berbagai jumlah

natrium hidroksida mengikuti paparan 24 jam di bawah kondisi bercak yang

tersumbat dalam 50 relawan, hasil menunjukkan bahwa 20 uL 1% natrium

hipoklorit dan natrium hidroksida 1% menghasilkan tidak terdapat iritasi,

sedangkan 100 uL terdapat iritasi signifikan.

Goffin et al. (1997) dalam U.S. Department of health and human services

melaporkan bahwa paparan uji tempel dari 15 wanita untuk 150 uL agen

pemutihan komersial yang mengandung sodium hipoklorit 4% dan natrium

hidroksida 0,2% sampai 90 menit tidak menghasilkan tanda-tanda klinis dari

iritasi. Namun, tes instrumental (reflektansi kolorimetri, kehilangan air

transepidermal, dan konduktansi kulit) mengungkapkan kerusakan subklinis pada

stratum corneum. Para peneliti menyimpulkan bahwa solusi 4% sodium hipoklorit

dapat mengubah bagian superfisial dari stratum korneum tanpa memodifikasi

fungsi penghalang kulit.

Universitas Sumatera Utara


e. Mata

Konsentrasi rendah di udara dapat menyebabkan rasa terbakar, mata

berkedip tidak teratur atau kelopak mata menutup tanpa sengaja atau di luar

kemauan, konjugtivitis. Komea mata terbakar dapat ter adi pada konsentrasi yang

tinggi.

f. Jalur pencernaan

Larutan klorin yang dihasilkan dalam bentuk larutan sodium hipoklorit

dapat menyebabkan luka yang korosif apabila tertelan.

Akibat-akibat akut untuk jangka pendek adalah. (MacDougall, 1994):

1. Pengaruh paparan klorin 250 ppm selama 30 menit kemungkinan besar

berakibat fatal bagi orang dewasa.

2. Terjadi iritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebabkan kulit dan

mata terbakar.

3. Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus dapat

mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh 14 s/d

21ppm selama 30 s/d 60 menit menyebabkan penyakit pada paru-paru

seperti pneumonitis, sesak nafas, ephisema dan bronkitis.

Bahava keracunan oleh gas klor dapat terjadi. yaitu (Adiwisastra 1989) :

1. Keracunan Akut

Disebabkan karma menghisap gas klor dalam konsentrasi tinggi dan

penghisapan terjadi untuk pertama kalinya. Menghisap gas klor dalam 15 ppm

menimbulkan pengaruh rangsangan/iritasi pada selaput lendir tenggorokan dan

dalam 30 ppm menyebabkan batuk-batuk, dalam konsentrasi tinggi

(1000 ppm) mengakibatkan kematian mendadak .

Universitas Sumatera Utara


Gejala-gejala keracunan oleh gas klor, yaitu (Adiwisastra 1989)

a. Tenggorok terasa gatal, pedih atau panas

b. Batuk terus menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap

refleks alat pernapasan yang menyebabkan orang tidak menahan

batuk.

c. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak.

d. Muka kelihatan kemerah-merahan.

e. Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lendir

conjungtiva.

f. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah hebat.

g. Pengisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan

terhentinyapernapasan (asphyxia).

2. Keracunan Kronis

Disebabkan karena menghirup gas klor dalam konsentrasi rendah

tetapi terjadi berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada

indra penciuman, merusak gigi atau gigi keropos (Adiwisastra 1989).

a. Pengaruh terhadap kulit

Klorin cair bila tertumpah mengenai kulit menimbulkan luka bakar

yang wama kulitnya kemerah-merahan dan membengkak.

b. Pengaruh terhadap mata

Klor dalam konsentrasi tinggi (pekat) sangat merangsang terhadap mata yang

menimbulkan rasa pedih.

Adapan bentuk aktivitas klorin dalam tubuh adalah sebagai

berikut (Luthana., 2008) :

Universitas Sumatera Utara


1. Mengganggu sintesa protein

2. Oksidasi dekarboksilasi dari asam amino menjadi nitrit dan aldehid

3. Bereaksi dengan asam nukleat, purin dan pirimidin

4. Induksi asam deoksiribonukleat (DNA) dengan diiringi kehilangan

kemampuan DNA-transforming.

5. Timbulnya penyimpangan kromosom.

Efek toksik klorin yang terutama adalah sifat korosifnya.

Kemampuan oksidasi klorin sangat kuat, dimana di dalam air klorin akan

melepaskan oksigen dan hidrogen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan.

Sebagai altematif, klorin dirubah menjadi asam hipoklorit yang dapat

menembus sel dan bereaksi dengan protein sitoplasmik yang dapat merusak

struktur sel (U.S. Department Of Health And Human Services, 2007)

2.2.6. Dampak pembalut wanita mengandung klorin terhadap kesehatan

reproduksi

Berbagai fakta tentang pembalut wanita, seperti fenomena yang ada saat

ini yaitu tentang keberadaan pembalut sintetis yang sering digunakan dan beredar

di pasaran. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim ahli independen,

ternyata bahan pembalut yang banyak beredar dipasaran itu sangat berbahaya

untuk kesehatan, bahakan setelah diamati lebih dalam bahan dasarnya tidak 100%

kapas murni tetapi terdiri dari campuran bubuk kayu dan limbah pakaian yang

mengandung klorin (Elmart, 2012).

Pembalut wanita yang mengandung klorin beresiko tinggi terhadap

reproduksi kesehatan wanita, termasuk resiko adanya : keputihan, gatal - gatal,

iritasi dan menyebabkan kanker (Faiz, 2012).

Universitas Sumatera Utara


2.3. Anatomi alat reproduksi wanita

Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian yaitu: (Mochtar, 1998)

1. alat reproduksi bagian luar (genitalia eksterna)

2. alat reproduksi bagian dalam (genitalia interna)

2.3.1. Alat reproduksi bagian luar

Alat reproduksi wanita bagian luar adalah alat reproduksi yang dapat dilihat

dari luar bila wanita dalam posisi litotomi, fungsi alat reproduksi luar dikhususkan

untuk kopulasi (koitus).

Alat reproduksi wanita bagian luar terdiri dari:

1. Bibir besar kemaluan (labia majora) berada pada bagian kanan dan kiri,

berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa ditumbuhi juga

oleh pubes lanjutan dari mons veneris.

Universitas Sumatera Utara


2. Bibir kecil kemaluan (labia minora) ialah bagian dalam dari bibir besar

yang berwarna merah jambu. Disini dijumpai frenulum klitoris, preputium,

dan frenulum pudenti.

3. Klentit(clitoris) identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau

sampai cabe rawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris. Glnas klitoris berisi

jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitive karena banyak

memiliki serabut saraf.

4. Vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan

rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Fungsi penting

vagina adalah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan

secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, dan jalan lahir waktu

melahirkan.

5. Lubang kemih (uretra) adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak

dibawah klitoris. Di sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati

lubang kelenjar skene.

6. Anus, terletak di bawah perineum dan merupakan lubang sebelah luar

tempat feses (kotoran) keluar

2.3.2. Alat reproduksi bagian dalam

Universitas Sumatera Utara


Alat reproduksi bagian dalam terdiri dari :

1. Vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan

rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Fungsi penting

vagina adalah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan

secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, dan jalan lahir waktu

melahirkan.

2. serviks (leher rahim), merupakan bagian rahim sebelah bawah. Letaknya

menjulur kebagian ujung atas lubang vagina.

3. rahim adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi

oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.

Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil

diantara kandung kemih dan dubur.

4. Ovarium (indung telur) terdapat dua indung telur, masing-masing dikanan

dan kiri rahim, fungsi indung telur yang utama adalah menghasilkan sel

telur (ovum), menghasilkan hormone-hormon (progesterone dan

esterogen) dan ikut serta mengatur haid

5. tuba falopi adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri,

panjangnya 12-13 cm diameter 3-8 mm. fungsi tuba falopi adalah sebagai

saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh

indung telur, tempat terjadinya pembuahan (konsepsi = fertilisasi)

2.4. Menstruasi

2.4.1. Defenisi Menstruasi

Haid yang pertama kali terjadi di sebut menarche. (Mochtar, 1998).

Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang etrjadi

Universitas Sumatera Utara


pada seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena

serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh. Pada jarak waktu

tertentu sejak menarche pada mulanya tidak teratur, tetapi semakin lama semakin

teratur. Dalam waktu 4-6 tahun sejak menarche pola haidnya sudah terbentuk

tetapi berbeda-beda untuk setiap wanita.tetapi pada umumnya haid datang sebulan

sekali dan berlangsung terus hingga kira-kira berumur 45 tahun. Pada kebanyakan

wanita, siklus haid ini berkisar antara 22 sampai 35 hari, dengan rata-rata 29 hari

(Llewellyn, 2005).

Menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina .Darah haid

berasal dari uterus dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir uterus yang

mengalami proses kemunduran dan kerusakan. Karenanya, selain darah terdapat

pula sisa-sisa dari selaput lendir dan sel telur yang tidak dibuahi, Menstruasi

dibagi menjadi 3 tahap (Mochtar,1998).

1. Fase proliferasi ( fase estrogenik).

Fase ini terjadi sebelum ovulasi, pada fase ini dimulai sesudah menstruasi,

FSH mempengaruhi Pertumbuhan folikel-folikel ovarium dan folikel

mengeluarkan hormone estrogen yang merangsang Uterus atau endometrium

berproliferasi dan tumbuh pembuluh darah dan kelenjar. Fase proliferasi kira-

kira 4-7 hari sesudah terjadinya menstruasi,endometrium mempunyai ketebalan

4-7 mm.Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.

Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi

pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk

perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12

sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)

Universitas Sumatera Utara


2. Fase sekresi ( fase progestasional).

Fase ini terjadi sesudah ovulasi,setelah ovulasi terjadi, progesterone dan

estrogen disekresi oleh Korpus luteum dalam jumlah yang besar. Estrogen

menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium, sedangkan

progesterone menyebabkan pembengkakan yang nyata dan perkembangan

Sekretorik dari endometrium.Puncak dari fase sekresi pada hari ke 7 setelah

ovulasi, dan ketebalan Endometrium sudah 5-6 mm.Semua perubahan pada fase

sekresi ini untuk menghasilkan endometrium Yang sangat sekretorik yang

mengandung sejumlah besar cadangan untuk implatansi ovum yang telah Dibuahi.

Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon

progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk

membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

3. Fase premenstruasi ( fase iskemia)

Ini terjadi bila telur tidak dibuahi. Fase ini berlangsung kurang lebih 23

hari sebelum menstruasi. Gambaran yang terjadi pada fase ini adalah korpus

luteum berdegenerasi, ini menjadikan produksi estrogen dan progesteron menurun

dan pengkerutan lapisa fungsional endometrium akibat perubahan-perubahan pada

vaskuler. Vasokontriksi arteri spiralis (coiled artery) terjadi 4-24 jam sebelum

mnstruasi, dengan akibat bagian luar/atas endometrium mengalami atropi dan

mengkerut. Setelah beberapa waktu arterri yang mengkerut ini mengalami dilatasi

sehingga bagian-bagian yang nekrosis terlepasberupa darah menstruasi. Sebelum

menstrusi berhenti, FSH memacu kembali beberapa folikel. Untuk tumbuh dan

berkembang, dan dengan ini mulai lagi satu siklus ovarium dan endometrium

Universitas Sumatera Utara


yang baru. Bila kehamilan tak terjadi proses ini berlangsung terus sampai seorang

wanita berumur 45-50 tahun.

4. Fase menstruasi.

Jika ovum tidak dibuahi , korpus luteum berdegenerasi tidak lagi

menghasilkan estrogen dan progesteRon, sehingga pembuluh darah mengkerut,

nekrosis dan iskemik yang berakibat permukaan endomeTrium yang nekrotik

dilepaskan.Darah akan menembus kelapisan vaskuler dari endometrium dan

daerah perdarahan akan bertambah luas dengan cepat dalam waktu 24-36

jam.Kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi semua lapisan superficial

endometrium sudah berdesquamasi. Masa jaringan desquamasi, darah dalam

cavum uteri dan kontraksi dari prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus

yang menyebabkan dikeluarkanya isi uterus.Fase menstruasi antar 4-7 Hari.Masa

menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput

rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium

berada dalam kadar paling rendah

2.5. Pembalut Wanita

2.5.1. Defenisi Pembalut Wanita

Pembalut wanita adalah pembalut yang terbuat dari kapas dan bentuknya

seperti lembaran. Pembalut punya pelekat di bagian bawahnya supaya bisa

dipasang dengan mudah dengan menempelkannya pada pakaian dalam.

Ketebalannya bervariasi. Beberapa ada yang memiliki sayap untuk melindungi

pakaian dalam dari kebocoran dan ada yang bentuknya lebih panjang dari

pembalut biasa (Febrianti,2011)

Universitas Sumatera Utara


Menurut CIC dalam (Ilyasa 2004), definisi pembalut wanita adalah Suatu

produk manufaktur yang digunakan pada saat menstruasi dan digunakan di luar

alat kelamin. Bahan dasar yang digunakan secara umum dalam pembuatan

pembalut adalah pulp, non woven, water resisting paper, wonder gel, water proof

paper, laminated, adhesive tape, dan polythylene film. Namun demikian, bahan

dasar yang digunakan di industri pembalut wanita domestik cukup bervariasi

sebab diversifikasi produk pembalut wanita cukup tinggi.

2.5.2. Jenis Pembalut Wanita

Pembalut wanita memiliki dua jenis yaitu (Elmart, 2012) :

1. Pembalut yang terbuat dari kapas, yang memiliki bentuk beraneka ragam

dan biasa disesuaikan dengan kenyamanan beraktivitas, seperti slim,

wings, dan maxi, dan juga memiliki ukuran mulai dari short, long dan for

night.

2. Pembalut herbal, pembalut jenis ini adalah kandungannya terbuat dari

herbal yang tidak hanya berfungsi menyerap darah haid tetapi juga

berfungsi sebagai antiseptik.

2.5.3. Komposisi Pembalut Wanita

Pembalut wanita yang beredar di pusat perbelanjaan harus memiliki

komposisi yang berdasarkan SNI 16-6363-2000. Komposisi pembalut wanita

terdiri dari kapas serap, kertas serap, katun serap rayon, katun olah natrium

karboksimetilselulose, pulpa jonjot, kasa.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.4. Kriteria dan syarat produk pembalut wanita

No Jenis uji Persyaratan

1 Deskripsi Bersih tidak mengandung kotoran dan zata asing,

tidak menyebabkan iritasi atau efek yang

membahayakan lainnya, tidak melepaskan serabut

pada waktu digunakan, tidak berbau dan lembut.

2 Warna Warna putih, kecuali sebagai tanda atau identitas

pada sisi yang tidak bersentuhan dengan tubuh.

3 Keasaman Netral terhadap fenolftalein dan jingga metal

atau

kebasaan

4 Flouresensi Tidak berflouresensi kuat atau tidak ada

flouresensi yang menunjukkan adanya

kontaminasi, pada sisi yang bersentuhan dengan

tubuh.

5 Daya serap Tidak kurang dari 10 kali bobot pembalut

6 Rembes Tidak mudah rembes

7 Kekuatan Tidak mudah robek

Sumber : SNI 16-6363-2000 Tahun 2000

Universitas Sumatera Utara


2.6. Kerangka Konsep

Ada
Pembalut Keberadaan
Wanita klorin
Tidak Ada
Pemeriksaan
Klorin

Pengetahuan
Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996
dan tindakan
pada pembalut
Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
wanita

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai