Soal Asli LBM Malang Raya 2023
Soal Asli LBM Malang Raya 2023
Deskripsi masalah:
Bermula dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh salah satu kiai yang
menyebut bahwa nasab para habib di tanah air yang memiliki garis keturunan tidak
terbukti secara ilmiah tersambung hingga ke Rasulullah SAW. Dengan dalih bahwa di
satu masa, ada mata rantai nasab mereka yang tidak ditemukan catatannya dan
kemudian dianggap terputus.
Pertanyaan:
1. Metode apa saja yang bisa digunakan sebagai dasar penentuan nasab dan apa saja
syarat yang harus terpenuhi?
2. Apakah tidak ditemukannya catatan dalam masa tertentu sebagaimana deskripsi
bisa dijadikan landasan untuk menggugurkan atau meng-ibthal-kan nasab yang
telah masyhur?
3. Bolehkah menyatakan pada publik terkait putusnya nasab seseorang padahal
sudah masyhur bahwa orang tersebut tersambung nasabnya?
4. Apakah tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) bisa dijadikan landasan penetapan
nasab?
2. Dilema Pendapat Khilafiyah (Sail: LBM PCNU)
Deskripsi masalah:
Fikih adalah masalah - masalah ijtihadiyyah, sehingga hal ini menjadi hal
yang lumrah bila dalam masalah fiqh terdapat khilafiyyah, baik lintas mazhab atau
dalam mazhab. Contohnya permasalahan diperbolehkannya bapak mengambil harta
anaknya, bolehnya istimta’ bainas surrah warrukbah, bolehnya salah satu dari alat
malahi (alat musik), nikah tanpa wali atau tanpa saksi dll. Sudah menjadi sah-sah saja
kita untuk mengamalkan salah satu dari pendapat beliau-beliau walaupun luar mazhab
sekalipun. Karena bermazhab adalah hak pribadi, tidak ada satupun orang (walau
hakim) yang memaksakan kita untuk mengikuti suatu madzhab. Dan karena
banyaknya masalah khilafiyyah tak jarang perbuatan orang awam sesuai dengan salah
satu qoulnya ulama walaupun dia sendiri tidak tahu.
Pertanyaan :
1. Bolehkah kita mengamalkan qoulnya ulama’ bila menyangkut hak orang lain
tanpa memperdulikan madzhabnya orang tersebut. Semacam bapak mengambil
harta anaknya, istimta’ baynas surroh warrukbah, nikah tanpa wali atau tanpa
saksi dll?
3. Bagaimana sikap kita menyikapi hal diatas dalam konteks amar ma’ruf nahi
munkar?
4. Bolehkah kita melakukan sesuatu, dengan hanya berkeyakinan bahwa ada salah
satu ulama’ yang memperbolehkan?
3. Polemik Baju Berserakan (PPS. Shirotul Fuqaha’)
Deskripsi Masalah:
Pertanyaan:
2. Bagaimana hukum pihak santri A meminta ganti rugi pada pihak santri B
padahal ia jelas-jelas pemilik asli baju tersebut?