Anda di halaman 1dari 47

Anatomy and Physiology

of Urinary System

Retno Sumiyarini, M.Med., Ed

1
S
Rizqi Wahyu Hidayati
Learning outcome

S Sistem perkemihan (fungsi dan organ-organnya)

S Anatomi dan fisiologi ginjal

S Anatomi dan fisiologi ureter

S Anatomi dan fisiologi kandung kemih

S Anatomi dan fisiologi uretra

2
System Urinaria/PERKEMIHAN

S Suatu sistem di mana terjadi proses


penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih
diperlukan tubuh. Sisa dari proses
penyaringan darah berupa air dan
beberapa zat membentuk urin
(Tortora, 2017)
Fisiologi eliminasi urin

Penyimpanan
(blader),
Pembentukan (di pengaturan proses
ginjal) miksi (melibatkan
blader, uretra dan
sistem syaraf)

Tortora, 2017
Sistem Urinaria

S Terdiri dari 4 organ:


1. Ren (ginjal)
2. Ureter
3. Vesica urinaria (buli-buli)/kandung kemih/bladder
4. Urethra
Renal Functions

1. Mengatur konsentrasi air, komposisi ion anorganik, dan volume


lingkungan internal
S Dengan cara mempertahankan konsentrasi air dan ion anorganik
dalam keadaan konstan

2. Mengeluarkan produk limbah metabolisme ke dalam urin


S Dengan mencegah akumulasi zat-zat yang dapat meracuni tubub
(contoh : urea, kreatinin, asam urat)

6
3. Mengeluarkan beberapa bahan kimia asing spt obat, zat
berbahaya dalam makanan ke dalam urin)

4. Ginjal mensintesis glukosa dari asam amino dan prekursor


lainnya dan melepaskannya ke dalam darah)
S During prolonged fasting, the kidneys synthesize glucose
from amino acids and other precursors and release it into
the blood. It supplies approximately 20 percent as much
glucose as the liver does at such times.

7
5. Mengatur tekanan darah : mengatur volume air yang disekresikan dalam
urin dan dalam pembuluh darah dg mengeluarkan hormo renin-angiotensin,
ADH.

Hormon reni-angiotensin : membuat pembuluh darah berkontraksi

5. Ginjal berperan sebagai kelenjar endokrin dg memproduksi beberapa


hormone : eritropoetin, renin, 1,25-dihydroxyvitamin D3

(Tortora, 2017)

8
Structure of Kidney and
Urinary System

9
S
STRUKTUR GINJAL (Tortora, 2017)

1. Struktur Eksternal

2. Struktur Internal

3. Pembuluh darah dan aliran darah

4. Struktur nefron

10
1. Struktur Eksternal Ginjal (Tortora, 2017)

1. Letak :
S Di kedua sisi rongga vertebra (kanan kiri),
diantara rongga peritoneum dan rongga
abdomen bagian belakang.
S Setinggi vertebra torakal 12 dan vertebra
lumbal 1,2,3
S Ginjal kanan terletak agak di bawah
dibandingkan ginjal kiri karena ada hati
pada sisi kanan.
S Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke-11 dan
ginjal kanan setinggi iga ke-12 dan batas
bawah ginjal kiri setinggi vertebrae
11 lumbalis ke-3
S Berbentuk seperti kacang,

S Berwarna merah tua,

S Sisi cekung menghadap medial,

S Panjang ± 12,5 cm, tebal 2,5 cm (±sebesar kepalan tangan),

S Berat 125 g - 175 g (pria dewasa : 150-170 g, wanita dewasa : 115-


155 g).

12
2) STRUKTUR ANATOMI INTERNA
 Ginjal terdiri dari 2 regio utama :
korteks (bagian luar) dan medulla
bagian dalam)

 Hilum : bagian korteks yang


melengkung

 Kaliks : menyalurkan urin dari


ginjal ke ureter

 Pembuluh darah : arteri dan vena

13
3) PEMBULUH DARAH DAN ALIRAN DARAH MENUJU DAN
KELUAR GINJAL

S Arteri renalis : mengalirkan 20-


25% cardiac output (darah) ke
ginjal. Arteri renalis bercabang
menjadi afferent arteriole dan
bergulung membentuk simpai
glomerolus.

S Vena renalis : darah yg keluar


dari glomerolus akan mengalir
melalui vena peritubular yg
kemudian disebut vena ginjal

14
S Aliran darah ginjal :
S Arteri renalis, percabangan aorta abdomen yg mensuplai masing2 ginjal dan
masuk ke hilus mll cabang anterior & posterior.
S Keduanya menyebar sampai ke medula ginjal terletak antara piramid disebut
arteri interlobaris.
S Dari arteri interlobaris, pada bagian medula ada arteri yang melewati basis
piramid disebut arteri arquata.

15
4) Nefron

S Each kidney contains approximately 1 million


similar subunits called nephrons.

S Each nephron consists of

(1) Komponen penyaring : disebut dengan


korpuskula ginjal, and

(2) tubulus ginjal : mengalirkan filtrat hasil


penyaringan

16
KORPUSKULA

S Korpuskula ginjal : terdiri dari


pembuluh darah kapiler yg disebut
glomerulus (glomerular
capillaries) dan kapsula Bowman.

S Glomerulus : mendapatkan aliran


darah yang berasal dari pembuluh
darah arteri yang bernama
afferent arteriole.

S Kapsula bowman adalah ujung


buntu tubulus ginjal, berbentuk
kapsula cekung. Diameter 200 µm.
17
TUBULUS :

terdiri dari 1) tubulus proksimalis, 2. loop of henle, 3. tubulus distalis, 4. tubulus


koligentes

1) Tubulus proksimal konvulta


S Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula bowman
S Panjang 15 mm, diameter 55µm
S Berkelok-kelok dari kortek ke medula dan kembali ke kortek
S Terjadi proses transport aktif natrium dan kalium

18
2) Ansa henle
S Bentuk : lurus dan tebal, diteruskan ke segmen tipis dilanjutkan ke segmen tebal
panjangnya 12 mm. total panjang ansa henle 2-14 mm

3) Tubulus distal konvulta


S Bagian ginjal yang berbelok-belok dan letaknya jauh dari kapsula bowman,
panjangnya 5 mm
S Tubulus distal dari masing-masing nefron bermuara pada duktus koligentes

19
20
21
Basic Renal Processes

22
S
PROSES UTAMA PEMBENTUKAN URIN DI GINJAL (Sherwood, 2006)

1. Filtrasi Glomerolus

 Glomerolus filtration Rate (GFR)

1. Reabsorbsi Tubulus

2. Sekresi Tubulus

23
S Filtrasi : penyaringan, plasma dan
protein plasma kembali ke aliran
darah. Filtrat masuk ke tubulus ginjal
S Reabsorbsi : Zat-zat yang masih
dibutuhkan akan direabsorbsi masuk
kembali ke dalam kapiler pembuluh
darah. Melibatkan hormon : renin,
angiotensin, aldosteron, ADH
S Sekresi : Proses sekresi adalah
memindahkan ion H+ dan ion K+ dari
kapiler peritubulus ke dalam lumen
tubulus
S Not all of these
processes—filtration,
secretion, reabsorption—
apply to all substances.

25
26
1) Glomerolus Filtration Rate (GFR)

S Glomerolus filtration rate (GFR) : Banyaknya volume darah yg disaring oleh


glomerulus dan dialirkan ke kapsula Bowman dalam satuan waktu (menit)

S Laju GFR dipengaruhi oleh : tekanan filtrasi, permeabilitas membrane


korpuskular dan juga luas membran korpuskular

S The glomerular capillaries are so much more permeable to fluid than muscle or
skin capillaries
S the net glomerular filtration pressure causes massive filtration.
S In a 70-kg person, the GFR averages 180 L/day (125 ml/min)!

27
S GFR juga dipenagruhi oleh system hormone dan juga system syaraf yg
mengatur kontraksi dan relaksasi pada pembuluh darah arteri afferent dan
arteri efferent which results in changes in net glomerular filtration pressure.

28
S Konstriksi pada Afferent Arteriol  peningkatan resistensi arteriol 
penurunan tekanan arteri dan kapiler glomerular  penurunan PGC
penurunan GFR

S Konstriksi pada Efferent Arteriol  “Dam Back” darah di kapiler


glomerulus  menyebabkan peningkatan PGC GFR meningkat

S Jika terjadi konstriksi bersamaan pada afferent dan efferent arteriol 


tidak ada perubahan GFR

S Dilatasi pada Afferent dan Efferent Arteriol memberikan efek berlawanan


dari konstriksi

29
2) Reabsorbsi Tubulus (Sherwood, 2006)

Reabsorbsi : penyerapan kembali


Zat-zat yang direabsorbsi adalah : air,
sodium, clorida, bicarbonat, potassium,
glukosa, urea, creatinin, asam urat
Melibatkan :
 Renin+angiotensin : mengontrol
kontraksi pembuluh darah
 Aldosteron : meningkatkan reabsorbsi
Na dan air
 ADH : antidiuretik hormon
(meningkatkan rabsorbsi air)
2) Reabsorbsi Tubulus

The values in this table are typical for a normal person on an average diet.
31
3) Sekresi Tubulus (Sherwood, 2006)

S Substansi seperti H+, K+, NH4+,


kreatinin bergerak dari kapiler
peritubuler ke dalam filtrat melalui
sel tubulus

S Atau disintesis di dalam sel tubulus


kemudian disekresikan

S Tempat utama di tubulus proksimal


(kecuali untuk ion K+) dan kolektifus
Lanjt……Sekresi Tubulus

S Fungsi:

S Membuang metabolit dan obat tertentu yang terikat kuat pada plasma protein,

yang belum siap difiltrasi

S Membuang substansi tidak dibutuhkan atau produk akhir yang telah

direabsorpsi (urea dan asam urat)

S Menjaga tubuh dari kelebihan K+, dimana K+ direabsorpsi semua pada tubulus
proksimal dan ansa Henle ascenden, sehingga perlu dibuang pada akhir tubulus
distal dan tubulus kolektivus

S Menjaga keseimbangan pH
Urine
URETER

S Organ berbentuk tabung kecil untuk mengalirkan urine dari ginjal ke dalam
vesika urinaria

S Perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis renalis yang


merentang sampai vesika urinaria

S Tiap ureter panjangnya ± 25-30 cm, diameter 4-6 mm

36
Ureter

S Terdiri dari tiga lapis:


S Lapisan mukosa: sel epitel transisional
S Lapisan otot
S Lapisan adventisia (jaringan ikat fibrosa)

S Fungsi utama: transpor urine ke vesica urinaria (buli-buli)


Vesica Urinaria (kandung Kemih/bladder)

S Fungsi: tempat penyimpanan sementara urine

S Terdiri dari tiga lapis:


S Lapisan mukosa: sel epitel transisional
S Lapisan otot = m. detrussor
S Lapisan adventisia

S Vesika penuh kira-kira menampung urine 500 mL, dengan kapasitas


maksimum 800-1.000 mL
39
Berkemih = Miksi

S Kegiatan mengosongkan bladder

S Otot detrussor pada bladder berkontraksi, mendorong urin yang


ada di bladder melewati sfingter uretra internal (kondisi
relaksasi) menuju uretra sehingga terjadi proses miksi yang
disadari

S Sfingter uretra eksternal menghambat pengeluaran urin sampai


seseorang siap untuk berkemih, saat sudah siap otak akan
memberikan sinyal pada sfingter uretra eksternal untuk rileks
dan selanjutnya otot detrussor akan berkontraksi
mengosongkan bladder
What happens during micturition?

S The bladder fills with urine  the pressure within bladder increases 
stretch receptors in the bladder wall The afferent fibers from these
receptors enter the spinal cord  stimulate the parasympathetic neurons
 cause the detrusor muscle to contract  the contraction facilitates the
opening of the internal urethral sphincter. Simultaneously, the afferent
input from the stretch receptors reflexly inhibits the sympathetic neurons
to the internal urethral sphincter, which further contributes to its opening.
In addition, the afferent input also reflexly inhibits the somatic motor
neurons to the external urethral sphincter, causing it to relax  Both
sphincters are now open  the contraction of the detrusor muscle is able
to produce urination.

43
44
Urethra

 Lapisan mukosa terdiri atas epitel kolumner pseudostratifikatum (dekat vesika merupakan
sel epitel transisional, dekat muara keluar merupakan sel epitel skuamous komplek). Pada
wanita hanya 3-4 cm, pria 20 cm

 Terdapat 2 otot sfingter:

 Sfingter urethra interna: otot polos

 Sfingter urethra eksterna: otot skelet

 Pada pria, dibagi menjadi 3 bagian:

 Pars prostatica

 Pars membranaceae

 Pars spongiosa
Perbedaan uretra pria dan
wanita

46
47

Referensi
1. Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2017). Introduction
to the human body. John Wiley & Sons.
2. Sherwood, L. (2005). Fisiologi kedokteran: dari Sel
ke Sistem. EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai