Anda di halaman 1dari 12

KODIFIKASI

USHUL FIQH DAN FIQH


MARYULIANTI
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Nabi Muhammad, Saw.

• Substansi/prototype ushul fiqh sudah ditemukan sejak masa Nabi Saw, masa
Sahabat, dan masa Tabi'in. dan ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang terjadi
pada zaman ini, yang bisa menjadi bukti Nabi menggunakan ushul fiqh ketika
memberi jawaban hukum kepada masyarakat Islam saat itu. Termasuk
diantaranya:
1. Kasus Amru bin Ash yang mengimami sholat padahal ia dalam keadaan
berjunub dan belum mandi kamudian para sahabat mengadukan hal ini
pada Rasulullah saw, dan akhirnya Rasulullah Saw. meminta penjelasan
kepada Amru bin Ash dan beliau memberi jawaban dengan firman Allah :
)29( ‫اَّلل ََك َن ِب ُ ُْك َر ِحميًا‬
َ َّ ‫َو َال ت َ ْق ُتلُو ْا أَن ُف َس ُ ُْك ِإ َّن‬
“dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah maha penyayang
kepadamu.”
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Sahabat

Periode sahabat, dalam melakukan ijtihad untuk melahirkan hukum, pada


hakikatnya para sahabat menggunakan ushul fiqh sebagai alat untuk berijtihad.
Hanya saja, ushul fiqh yang mereka gunakan baru dalam bentuknya yang paling
awal, dan belum banyak terungkap dalam rumusan-rumusan sebagaimana yang
kita kenal sekarang.
Pada era sahabat ini digunakan beberapa cara baru untuk pemecahan hukum,
para sahabat telah mempraktikkan ijma’, qiyas, dan istishlah (maslahah
mursalah) bilamana hukum suatu masalah tidak ditemukan secara tertulis
dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
Pertama, khalifah biasa melakukan musyawarah untuk mencari kesepakatan
bersama tentang persoalan hukum.
Kedua, sahabat mempergunakan pertimbangan akal (ra’yu), yang berupa qiyas
dan maslahah.
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Tabi’in

Dalam melakukan ijtihad, sebagaimana generasi sahabat, para ahli hukum


generasi tabi’in juga menempuh langkah-langkah yang sama dengan yang
dilakukan para pendahulu mereka. Akan tetapi, dalam pada itu, selain
merujuk Al-Qur’an dan sunnah, mereka telah memiliki tambahan rujukan
hukum yang baru, yaitu ijma’ ash-shahabi, ijma ’ahl al madinah, fatwa ash
shahabi, qiyas, dan maslahah mursalah yang telah dihasilkan oleh generasi
Pada masa tabi’in ini mulai muncul dua fenomena penting:
1. Pemalsuan hadits;
2. Perdebatan mengenai penggunaan ra’yu yang memunculkan kelompok
Irak (ahl al-ra’yi) dan kelompok Madinah (ahl al-hadits).
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Imam Madzhab
Pada periode ini, Ushul fiqh merupakan suatu ilmu yang independen. Dikatakan
sebagai ilmu, karena pada periode sebelumnya (masa sahabat), ushul fiqh
merupakan suatu keahlian yang bersifat natural. Sebab para sahabat hidup
sezaman dengan Nabi Muhammad, Saw., dan merupakan saksi hidup proses
turunnya wahyu, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman
mendasar tentang tasyri’ Islam.
Sedangkan pada masa tabi’in, pembahasan Ushul Fiqh masih diikutkan dalam
materi kajian fiqh. Dengan kata lain, Ushul fiqh belum menjadi sebuah ilmu
yang independen, karena saat itu ushul fiqh tidak bisa lepas dari fiqh.
Perbedaan pendapat mengenai implementasi metode fiqh, yang terjadi
diantara madzhab fiqh, khususnya ulama hijaz dan kufah, telah menginspirasi
ulama untuk merumuskan dasar-dasar serta metodologi istinbath yang valid.
Pada saat itu keberadaan batasan-batasan pasti mengenai dalil atau sumber-
sumber fiqh terasa dibutuhkan. Hal ini dipicu oleh kontroversi fuqaha terkait
penggunaan hadits.
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Imam Madzhab

Mayoritas ulama sepakat bahwa orang yang pertama kali meyusun ilmu
ushul fiqh secara sistematis adalah Imam Syafi’i. Kesepakatan tersebut
didasari dengan adanya kitab al-Risalah yang membahas secara
komprehensif masalah ushul fiqh.
Dikenal demikian karena buku itu pada mulanya merupakan lembaran-
lembaran surat yang dikirimkan kepada Abdurrahman al-Mahdi (w. 198 H),
seorang pembesar dan ahli hadits ketika itu. Munculnya buku al-Risalah
merupakan fase awal dari perkembangan ushul fiqh sebagai satu disiplin
ilmu.
Pelabelan Imam Syafi’i sebagai bapak Ilmu Ushul fiqh, tidak berarti
berjalan mulus dan tanpa kontroversi. Karena, klaim penemu dan
penggagas ilmu ushul fiqh juga muncul dari pengikut madzhab fiqh yang
lain.
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Imam Madzhab
❖Ulama Malikiyah
Menurut ulama Madzhab Maliki, bahwa penggagas ilmu Ushul Fiqih adalah
Malik bin Anas, sebagaimana yang tertuang dalam kitab al-Muwath,
walaupun beliau tidak menggunakan istilah “Ushul Fiqh.”

❖Ulama Hanafiah
Menurut ulama Hanafiyah, bahwa yang menjadi pelopor penulisan ilmu
Ushul Fiqh adalah Abu Yusuf (w. 182 H) dan Muhammad ibn al-Hasan (w. 189
H).

❖Syiah Imamiyah
Begitu juga Syiah Imamiyah, mengklaim bahwa imam mereka, Muhammad
al-Baqir ‘Ali Zainal Abidin adalah pionir ilmu Ushul Fiqh.
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Imam Madzhab

Salah satu pemicu munculnya kontroversi tersebut adalah berawal dari adanya
dua metode penulisan Ushul Fiqh yang berbeda, yaitu:
❖Metode Hanafiyah
Penyusunan materi Ushul Fiqh menggunakan cara penggalian dan
pembentukan kaidah untuk setiap bab fiqh, kemudian menerapkannya dalam
berbagai cabangnya (furu’). Metode ini melahirkan kaidah-kaidah hukum,
seperti kaidah jual beli dan langkah-langkah pengaplikasiannya.
❖Metode Mutakallimin
Metode ini dilakukan dengan menyusun kaidah hukum yang ditujukan untuk
membantu para mujtahid dalam melakukan istinbath al-hukm dari sumber-
sumber tasyri’ tanpa harus adanya ketergantungan dari pendapat mujtahid
atau faqih lainnya. Metode kedua ini yang ditempuh oleh Imam Syafi’i.
Sejarah Kodifikasi Ushul Fiqh
Masa Pasca Kodifikasi

Pondasi awal Ilmu Ushul Fiqh yang sudah dibangun Imam Syafi’I,
menunjukkan kesempurnaannya pasca wafatnya Imam Syafi’i.
kesempurnaan Ushul Fiqh terwujud melalui usaha para ulama berbagai
madzhab dalam mengembangkan hasil pemikiran Imam Syafi’I yang
tertuang dalam kitab ar-Risalah.
Pada periode ini muncul kitab-kitab yang membahas masalah Ushul Fiqh,
seperti:
1. Khabar al-Wahid, Karya ‘Isa Ibnu Aban Ibnu Shadaqah (w.220 H);
2. Al-Nasikh wal Mansukh, karya Imam Ahmad Bin Hanbal (164 H- 241H);
3. Ibtal al-Qiyas, karya Imam Daud Al-Zhahiri (200-270 H).
Kodifikasi Fiqh
MARYULIANTI
Sejarah Kodifikasi Fiqh
Kodifikasi Fiqh

Kodifikasi fiqh pada era daulah Abbasiyyahtelah tersusun secara sistematis


dan komprhensif. Dikatakan tulisan ilmiah, Pada masa ini, fiqih telah
tersusun secara sistematis dan komprehenif. Dikatakan tulisan ilmiah,
karena pada masa ini fiqih telah ditulis dengan menyertakan argumen-
argumen, klausal-klausal (‘illat), dan konsep-konsep dasar yang dijadikan
pedoman perumusannya.
Sejarah Kodifikasi Fiqh
Metodologi Kodifikasi Fiqh

Metodologi yang ditempuh oleh para ulama fiqih dalam melakukan


kodifikasi fatwa-fatwa atau hasil ijtihadnya terdapat tiga macam:
❖Penulisan fiqh dicampur-campur dengan hadits ataupun fatwa
shahabat. Contoh: Kitab al-Muwatha karya Imam Maliki.
❖Penulisan fiqh terpisah dari hadits. Contoh, kitab al-Kharaj, karya Imam
Abu Yusuf.
❖Penulisan fiqih dilakukan secara komparatif dan sistemik. Yaitu dengan
menyertakan argumen-argumen, kausal-kausal (‘illat), dan konsep dasar
yang dijadikan pedoman perumusannya. Contoh, kitab al-Umm, karya
Imam al-Syafi’i.

Anda mungkin juga menyukai