Anda di halaman 1dari 45

2019

BAHAN AJAR

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)


RENNY SRI PURWANTI

SMA NEGERI 1 BAREGBEG CIAMIS


Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Mengnalisis lembaga jasa keuangan dalam 4.5.1 Menjelaskan pengertian Otoritas Jasa Keuangan
perekonomian. (OJK), berikut tujuan, peran, tugas dan wewenangnya
4.5.2 Menganalisis OJK dalam perekonomian
4.5.3 Menjelaskan pengertian Perbankan berikut
peranannya dalam perekonomian
4.5.4 Menjelaskan pengertian Pasar Modal berikut
peranannya dalam perekonomian
4.5.5 Menjelaskan pengertian Perasuransian berikut
peranannya dalam perekonomian
4.5.6 Menjelaskan pengertian Dana Pensiun berikut
peranannya dalam perekonomian
4.5.7 Menjelaskan pengertian Lembaga Pembiayaan
berikut peranannya dalam perekonomian
4.5.8 Menjelaskan pengertian Pegadaian berikut
peranannya dalam perekonomian

4.5 Menyajikan tugas, produk, dan peran lembaga 4.5.1 Membuat pola hubungan antara OJK dan Lembaga
jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia. Jasa Keuangan
4.5.2 Menyajikan tugas, produk, dan peran lembaga jasa
keuangan dalam perekonomian Indonesiamelalui
media lisan dan tulisan

1
Materi Ajar

LEMBAGA JASA KEUANGAN DALAM PEREKONOMIAN

A. OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Sebelum membahas OJK lebih lanjut, gunakan ponsel kalian untuk menonton video di bawah ini atau
bias juga scan QR Code :

https://www.youtube.com/watch?v=QtlBMuCSlH8

Setelah menyimak video tersebut, kemukakan alasan dibentuknya OJK dan peran OJK bagi
perlindungan konsumen.

2
1. Pengertian OJK dan Latar Belakang Berdirinya
OJK adalah singkatan dari Otorisasi Jasa Keuangan, yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap perbankan. Mungkin timbul pertanyaan selanjutnya, bukankah yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap perbankan adalah Bank Indonesia? Mengapa sekarang muncul
lembaga OJK yang memiliki tugas pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia?
OJK muncul ketika makin banyaknya berbagai macam tugas Bank Indonesia yang belum
dilakukan secara maksimal. Hal ini pun mendapatkan masukan dari berbagai pihak yang melihat
kenyataan bahwa adanya faktor-faktor yang lain menyebabkan tugas Bank Indonesia belum
sesuai harapan. Oleh karena itu, muncullah UU No. 23 Tahun 2011 yang memuat tentang
pembentukan suatu lembaga keuangan lain yang bernama OJK. OJK ini tidak bersifat meniadakan
Bank Indonesia. Namun, OJK hanya memindahkan dan menerima tugas pengawasan terhadap
perbankan yang semula dilakukan oleh BI sekarang dilaksanakan oleh OJK. Alasan lain yang
melatarbelakangi pembagian tugas tersebut adalah agar OJK benar-benar menjadi lembaga
keuangan yang independen dan jauh dari campur tangan pihak lain sehingga OJK mampu bekerja
secara profesional. Dengan demikian, terjadilah pembagian tugas antara OJK dan BI.
Lalu, apakah pengertian OJK itu?
Pengertian OJK sendiri dapat kita melihat secara langsung pada UU no 21 tahun 2011. Pada
Bab I pasal 1 ayat 1, tampak pengertian OJK, yaitu sebagai berikut.
“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.”
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan
di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,
dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Dengan tujuan ini, OJK
diharapkan dapat mendukung kepentingan sektor jasa keuangan nasional sehingga mampu
meningkatkan daya saing nasional. Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional,
antara lain, meliputi sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor
jasa keuangan, dengan tetap mempertimbangkan aspek positif globalisasi.
Menurut Kepala Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata dengan pembentukan OJK diharapkan dapat berperan sebagai
badan pengawas industry keuangan yang bersifat netral dan konsisten dalam menjalankan aturan
yang berlaku.
Secara kelembagaan, Otoritas Jasa Keuangan berada di luar Pemerintah, yang dimaknai
bahwa Otoritas Jasa Keuangan tidak menjadi bagian dari kekuasaan Pemerintah. Namun, tidak
menutup kemungkinan adanya unsur-unsur perwakilan Pemerintah karena pada hakikatnya
Otoritas Jasa Keuangan merupakan otoritas di sektor jasa keuangan yang memiliki relasi dan
keterkaitan yang kuat dengan otoritas lain, dalam hal ini otoritas fiskal dan moneter. Oleh karena
itu, lembaga ini melibatkan keterwakilan unsur- unsur dari kedua otoritas tersebut secara Ex-
officio. Keberadaan Ex-officio ini dimaksudkan dalam rangka koordinasi, kerja sama, dan
harmonisasi kebijakan di bidang fiskal, moneter, dan sektor jasa keuangan. Keberadaan Ex-officio
juga diperlukan guna memastikan terpeliharanya kepentingan nasional dalam rangka
persaingan global dan kesepakatan internasional, kebutuhan koordinasi, dan pertukaran
informasi dalam rangka menjaga dan memelihara stabilitas sistem keuangan.

3
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas dan wewenangnya berlandaskan asas-asas
sebagai berikut.
a. Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan
fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
b. Asas kepastian hukum, yakni asas dalam Negara hokum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan;
c. Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum;
d. Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi
dan golongan, sert rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
e. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas
dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap
tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan;
dan
g. Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
Sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola dan asas-asas di atas, Otoritas Jasa Keuangan
harus memiliki struktur dengan prinsip “checks and balances”. Hal ini diwujudkan dengan
melakukan pemisahan yang jelas antara fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan
pengawasan. Fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan serta pengawasan dilakukan oleh Dewan
Komisioner melalui pembagian tugas yang jelas demi pencapaian tujuan Otoritas Jasa Keuangan.
Tugas anggota Dewan Komisioner meliputi bidang tugas terkait kode etik, pengawasan internal
melalui mekanisme dewan audit, edukasi dan perlindungan konsumen, serta fungsi, tugas, dan
wewenang pengawasan untuk sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

2. Tujuan dan Fungsi OJK


OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
b. mampu mewujudkan system keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
c. mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan

4
c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur mengenai pengorganisasian dan tata
pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan
terhadap sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan dibentuknya OJK ini dapat dicapai mekanisme
koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani permasalahan yang timbul dalam sistem
keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan dan agar adanya
pengaturan juga pengawasan yang lebih terintegrasi.

3. Wewenang OJK
Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan, OJK mempunyai
wewenang berikut.
a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:
1) perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana
kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan
akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan
2) kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
b. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
1) likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan,
dan pencadangan bank;
2) laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3) sistem informasi debitur;
4) pengujian kredit (credit testing); dan
5) standar akuntansi bank;
c. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati- hatian bank, meliputi:
1) manajemen risiko;
2) tata kelola bank;
3) prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4) pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;
d. Pemeriksaan bank.

Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:


a. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
b. menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c. menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d. menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga
Jasa Keuangan;
h. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan

5
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:


a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan
lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
e. melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan; dan
h. memberikan dan/atau mencabut:
1. izin usaha;
2. izin orang perseorangan;
3. efektifnya pernyataan pendaftaran;
4. surat tanda terdaftar;
5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. pengesahan;
7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan di sektor
jasa keuangan.
Apabila kita meninjau aset sektor jasa keuangan dan kapitalisasi pasar modal, kita tertinggal
dibandingkan dengan negara berkembang lain. Salah satu tujuan dari pembentukan OJK menurut
UU adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat diintegrasikan sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dan memudahkan koordinasi. Tantangan utama yang dihadapi di
sektor keuangan di Indonesia adalah konsekuensi dari pendalaman sektor keuangan, kerentanan
pada risiko global, dan kredibilitas OJK.
Demikianlah pembahasan mengenai latar belakang pendirian OJK, pengertian OJK, fungsi,
tugas, dan wewenang OJK, maka kamu pun diharapkan telah memahami keseluruhan materi
tentang OJK. Selain itu, pembentukan OJK mengandung pengharapan agar lembaga jasa
perbankan yang selama ini diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia bisa berjalan baik, lancar, dan
sehat. Selain itu, harapan tersebut tidaklah berlebihan manakala mengetahui bahwa OJK benar-
benar merupakan lembaga yang lebih bisa independen dibandingkan Bank Indonesia. Secara
umum, semua berharap agar OJK menjadi lembaga yang berjalan secara optimal dan profesional
demi kelancaran proses pertumbuhan ekonomi di negara kita. Selebihnya, jika kamu ingin
memahami lebih lanjut, kamu bisa membaca UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK

OJK-pun memiliki wewenangnya sesuai dengan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan


mengelompokkan menjadi 4 aspek meliputi:
1. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank:

6
a. Perizinan pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank,
pencabutan izin usaha bank.
b. Kegiatan usaha bank: sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas dibidang
jasa.

2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank:

a. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, rasio kecukupan, modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio peminjaman terhadap simpanan, dan cadanga bank.
b. Laporan bank terkait dengan kesehatan dan kinerja bank.
c. Sistem informasi debitur.
d. Pengujian kredit.
e. Standar akuntansi bank.
3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank: manajemen resiko, tata
kelola bank, prinsip mengenal nasabah.

4. Pemeriksaan bank.

Peran OJK sangat besar dalam perekonomian Indonesia dalam melakukan pengaturan dan
pengawasan lalu lintas sektor jasa keuangan di Indonesia agar selalu lancar.

1. Visi , Misi, Tujuan, Fungsi, dan Tugas OJK


Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang
terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan
industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta
dapat memajukan kesejahteraan umum.

Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:


1) Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
2) Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
3) Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan:
1) Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,\Mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan
2) Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.

7
Dalam OJK adanya formulir informasi debitut, berikut contoh formnya dalam gambar:

8
B. PASAR MODAL

1.Pengertian Pasar Modal

Menurut UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, dijelaskan beberapa pengertian :
a. Pasar Modal (Capital Market) adalah kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan
ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang
seperti Obligasi, Saham dan lainnya.
b. Bursa Efek (Stock Exchange) adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek dan Pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.
Saat ini Bursa Efek di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia, yang memperdagangkan
saham industri menengah ke atas, bahkan beberapa di antaranya dikenal dengan istilah
Saham Unggulan (Blue Chip) yaitu saham bernilai tinggi dari perusahaan papan atas yang
dianggap aman dan menguntungkan.
Tugas Bursa Efek:
a. Menyediakan sarana perdagangan efek
b. Mengupayakan likuiditas perdagangan efek
c. Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat
d. Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik calon investor dan perusahaan yang
go public
e. Menciptakan instrumen dan jasa baru

9
f. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa
g. Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan fungsi pengawasan
c. Efek (Securities) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial , saham, obligasi, tanda bukti utang, dan Unit Penyertaan

2. Fungsi dan Manfaat pasar modal

1. Fungsi Pasar Modal


Fungsi pasar modal atau bursa efek yaitu :
a. Sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan
b. Sebagai sarana berinvestasi bagi para pemodal
c. sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
d. sebagai sarana pemerataan pendapatan;
e. memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas
meningkat;
f. menampung tenaga kerja; dan
g. memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.
2. Manfaat Pasar Modal
a. Manfaat Pasar Modal Bagi Pemerintah
1) Mendorong investasi.
2) Mendorong pemerataan pendapatan melalui pemilikan saham-saham.
3) Mendorong pembangunan.
4) Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan.
5) Mengurangi beban anggaran BUMN.
b. Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten
1) Dapat menghimpun dana yang besar.
2) Dana dapat diterima pada saat primary market selesai.
3) Ketergantungan terhadap bank dapat diminimumkan.
4) Pihak manajemen perusahaan dapat lebih leluasa dalam mengelola dana.
5) Peningkatan profesionalisme manajemen.
6) Peningkatan citra perusahaan.
c. Manfaat Pasar Modal Bagi Investor / Pemodal
1) Dapat mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimiliki investor, seperti
memperoleh deviden bagi pemegang saham dan bunga bagi pemegang obligasi.
2) Pencapaian capital gain akibat peningkatan harga saham.

10
3) Pemilik saham memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dan pemilik obligasi memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi
(RUPO).
3. Tidak memerlukan penyelidikan sendiri yang amat mendalam sebab perusahaan-perusahaan
yang sudah go public disyaratkan memperoleh pendapat akuntan yang Peran pasar modal
4) berbunyi “wajar tanpa syarat / unqualified opinion” atas laporan keuangannya.
5) Investasi dapat langsung dilakukan atas beberapa instrumen dan mudah
melakukan penggantian atas instrumen tersebut.
d. Manfaat Pasar Modal Bagi Lembaga Penunjang Pasar Modal
Perputaran efek yang semakin tinggi, mengakibatkan jenis lembaga penunjang lebih
bervariasi dan masing-masing berupaya meningkatkan profesionalismenya dalam
memberikan pelayanan
Peran Pasar modal dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.
b. Pasar Modal sebagai alternatif investasi
c. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik.
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.
e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional

4. Lembaga penunjang pasar modal


Dalam mekanisme pasar modal di Indonesia, terdapat empat golongan pelaku utama
yaitu investor (pemodal), sektor bisnis (emiten), lembaga penunjang pasar modal, dan badan
pemerintah. Sedangkan lembaga dan pelaku utama di pasar modal yaitu :
a. Bursa Efek (Stock Exchange) adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan
atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek antar berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dengan tujuan
memperdagangkan efek perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah Pihak yang menyelenggarakan jasa
kliringdan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah Pihak yang menyelenggarakan
kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
d. Pemodal (Investor) adalah pihak yang memiliki dana lebih guna ditanamkan ke dalam
pembelian saham atau obligasi suatu perusahaan atau juga disebut pemodal
e. Sector bisnis (emiten), adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum
(public offering atau go public) atau Pihak perusahaan yang menawarkan surat berharga
(efek) kepada masyarakat investor melalui penawaran umum. Emiten dapat berbentuk

11
orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi. Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Penawaran Umum
(public offering) adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang
ini dan peraturan pelaksanaannya.
f. Penjamin Emisi Efek (underwriter) adalah Pihak yang membuat kontrak dengan
Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa
kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.

Komitmen penjamin emisi efek, yaitu :


- Best Effort, artinya Komitmen untuk menjual dan atau memasarkan saham
Perseroan hanya sebatas pada kemampuan untuk memasarkan dan atau menjual
saham calon Perusahaan Tercatat yang ditawarkan
- Full Commitment, artinya Komitmen untuk menjual dan atau memasarkan saham
Perseroan dimana Penjamin Emisi mempunyai komitmenpenuh untuk menjual dan
memasarkan seluruh saham yang ditawarkan, dan berkewajiban tetap membayarkan
sejumlah tertentu senilai seluruh saham yang ditawarkan oleh calon Perusahaan
Tercatat.
g. Perusahaan Efek (Securities Company) adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha
dan memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE), Perantara
Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).
h. Perusahaan Publik (Public Company atau Go Public) adalah Perseroan yang
sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau
suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
i. Prospektus (Prospectus) adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan
Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek.
j. Penasihat Investasi (Investment Advisor) adalah Pihak yang memberi nasihat
kepada Pihak lain mengenai penjualan atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan
jasa. Pemberian nasihat kepada Pihak lain mencakup pemberian nasihat yang dilakukan
secara lisan atau tertulis, termasuk melalui penerbitan dalam media massa.

12
k. Reksa Dana (Mutual Funds) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
l. Perantara Pedagang Efek (Broker–Dealer-Pialang), adalah salah satu aktifitas pada
perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri
atau pihak lain.
m. Manajer Investasi (Investment Manager), adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola Portofolio Investasi Kolektif
untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
n. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga Penunjang Pasar Modal adalah institusi penunjang yang turut serta mendukung
pengoperasian Pasar Modal dan bertugas dan berfungsi melakukan pelayanan kepada
pegawai dan masyarakat umum, diantaranya :
1) Biro Administrasi Efek, adalah perseroan yang dapat menyelenggarakan kegiatan
usaha berdasarkan kontrak dengan Emiten untuk pencatatan pemilikan Efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek sebagai Biro Administrasi Efek dan telah
mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
2) Kustodian atau Bank Kustodian adalah bank yang mendapatkan persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan untuk bertindak sebagai pihak yang memberikan jasa
penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk
menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, serta
mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
3) Wali Amanat (Trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek
bersifat utang atau sukuk untuk melakukan penuntutan baik di dalam maupun di luar
pengadilan, yang berkaitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang atau
sukuk tersebut tanpa surat kuasa khusus.
Kegiatan Perwaliamanatan dilakukan oleh Bank Umum dan Pihak Lain yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai
Wali Amanat. Bank Umum atau Pihak Lain wajib terlebih dahulu terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan. Adapun persyaratan dan tata cara pendaftaran Wali Amanat diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
4) Pemeringkat Efek (Rating Securities), adalah Penasihat Investasi berbentuk
Perseroan Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan
peringkat. Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib
terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan. Perusahaan

13
Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan pemeringkatan secara independen, bebas
dari pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa Perusahaan Pemeringkat Efek, obyektif,
dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pemberian Peringkat. Di Indonesia terdapat
2 lembaga sebagai pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan PT Kasnic, Duff & Phelps
Credit Rating Indonesia (D.C.R). Pemeringkatan atas suatu efek utang atau obligasi
akan membantu investor untuk mengetahui risiko atas suatu obligasi.

o. Profesi Penunjang Pasar Modal


Profesi Penunjang Pasar Modal adalah pihak-pihak yang telah terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan, yang persyaratan dan tata cara pendaftarannya ditetapkan dengan peraturan
pemerintah, diantaranya :
a. Akuntan Publik (Public Accountant), adalah akuntan yang mempunyai tugas
utama untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan emiten menurut standar
audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang banyak berperan
dalam penyajian informasi keuangan perusahaan baik yang akan go public maupun
yang te;ah go pubic. Akuntan juga merupakan pihak yang bertugas menyusun,
membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan memperbaiki tata buku serta
administrasi perusahaan atau instansi pemerintah.
b. Notaris, adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan.
c. Perusahaan Penilai (appraiser), adalah pihak yang memberikan penilaian atas
aset perusahaan dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dalam menentukan nilai
wajar suatu aktiva perusahaan.
d. Konsultan Hukum (Legal Consultant), adalah ahli hukum yang memberikan
pendapat hukum kepada pihak lain dalam bentuk konsultasi, dan terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan.
e. Profesi Lain, artinya pihak jasa profesi lain yang dapat memberikan pendapat atau
penilaian sesuai dengan perkembangan pasar modal di masa mendatang dan terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan.
p. Badan pemerintah (Government), adalah pihak yang melakukan Pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal, yang dilaksanakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar
Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Mulai tanggal 1 Januari 2013

14
fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga
Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK,
berdasarkan Pasal 6 UU Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

5. Instrumen/ produk pasar modal


Di dalam pasar modal terdapat surat berharga atau efek yang dapat diperjualbelikan.
Instrument dalam pasar modal yang merupakan instrumen keuangan jangka
panjang, diantaranya :
1. Saham (Stocks),
Saham adalah tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT) atau Merupakan
surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan modal investor di dalam
suatu perusahaan. Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek terdiri dari :
a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang tidak memperoleh hak istimewa.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen (bagian laba PT)
sepanjang perseroan memperoleh keuntungan.
b. Saham preferen (preffered stock), yaitu saham yang memiliki hak istimewa untuk
mendapatkan lebih dulu atas dividen dan atau bagian kekayaan pada saat
pembubaran perseroan dari saham biasa. Di samping itu, mempunyai preferensi
untuk mengajukan usul pencalonan Direksi/Komisaris.
Karakteristik saham diantaranya :
a. Memperoleh dividen (Pembagian laba yang diterima pemegang saham)
b. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
c. Dimungkinkan memiliki hak memesan efek terlebih dahulu
d. Terdapat potensial capital gain atau capital loss
Penjualan saham pertama kali kepada publik disebut dengan istilah Pasar Perdana
(Primary Market). Batasan dalam perdagangan saham adalah batasan minimal yang
dikenal dengan istilah satuan perdagangan atau lot. Satu lot setara dengan 100
lembar saham, dan maksimum volume order di pasar reguler dan pasar tunai adalah
50.000 lot.
Keuntungan membeli/memiliki saham:
a. Dividen, yaitu bagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
b. Capital Gain, adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang lebih tinggi.
Misalnya seorang investor membeli saham Bank BNI dengan harga Rp 900,00.
Beberapa waktu kemudian investor menjual saham tersebut dengan harga Rp

15
1.200,00 per lembar. Berarti ia mendapat capital gain sebesar Rp 300,00 per lembar
saham yang dijual.
Risiko atau Kerugian membeli/memiliki saham:
a. Capital Loss adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang lebih rendah
b. Tidak ada pembagian dividen
c. Risiko Likuidasi atau pembubaran perusahaan atau perusahaan bangkrut
d. Delisting dari Bursa Efek atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Delisting adalah emiten
yang efeknya telah dicatatkan di Bursa dan sekarang dikeluarkan dari pencatatan
akibat dari gagalnya persyaratan Bursa

2. Obligasi (Bonds)
Obligasi adalah surat berharga atau bukti utang yang mengandung janji pembayaran
bunga dan janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada saat jatuh
tempo sekurang-kurangnya satu tahun sejak tanggal emisi (penerbitan obligasi). Dengan
demikian pada hakikatnya obligasi adalah surat tagihan atas beban atau tanggungan
pihak yang menerbitkan / mengeluarkan obligasi tersebut.
Karakteristik obligasi diantaranya :
a. Merupakan surat tanda berutang yang dietribitkan oleh perusahaan atau pemerintah
b. Periode atau berjangka waktu menengah dan panjang
c. Membayarkan bunga secara periodik (Interest Bearing Bond) biasanya setengah
tahun sekali atau tidak membayarkan bunga sama sekali (zero coupon bond)
Terdapat tiga jenis tingkat penjualan obligasi:
1. Obligasi dijual lebih tinggi dari nilai pokok obligasi (premium) dan selisihnya
merupakan Agio Obligasi
2. Obligasi dijual sama dengan nilai pokok obligasi (at par)
3. Obligasi dijual lebih rendah dari nilai pokok obligasi (discount) dan selisihnya
merupakan Disagio Obligasi

Keuntungan memiliki/membeli obligasi:


a. Memberikan pendapat tetap berupa kupon (bunga).
b. Capital gain, yaitu keuntungan penjualan obligasi dengan harga lebih tinggi
dibandingkan dengan harga belinya.
c. Dapat dikonversi menjadi saham (untuk obligasi konversi)
d. Memiliki hak klaim pertama pada saat emiten dilikuidasi
e. Adanya kepastian imbal balik
Risiko atau Kerugian memiliki/membeli obligasi:

16
a. Risiko gagal bayar (default risk) atau perusahaan tidak mampu membayar kupon
obligasi maupun risiko perusahaan tidak mampu mengembalikan pokok obligasi
b. Capital Loss yaitu kerugian penjualan obligasi dengan harga lebih rendah
dibandingkan dengan harga belinya
c. Risiko tingkat suku bunga (interst rate risk)
d. Risiko likuiditas (adanya ketidaklancaran dalam pembayaran atau pengembalian)

3. Waran (Warrant / Futures)


Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk memesan saham/obligasi dari perusahaan tersebut pada harga dan
jangka waktu tertentu
Keuntungan memiliki/membeli Waran diantaranya :
a. Capital Gain dengan leverage, jika waran di konversikan menjadi saham
b. Capital Gain yang diperoleh di Pasar Sekunder.
Risiko atau Kerugian memiliki/membeli Waran diantaranya :
a. Capital Loss dengan leverage
b. Capital Loss yang diperoleh di Pasar Sekunder.
4. Reksa Dana (Mutual Fund)
Reksa Dana adalah Saham, obligasi, atau efek lain yang dibeli oleh sejumlah investor
dan dikelola oleh sebuah perusahaan investasi profesional. surat berharga yang
diterbitkan oleh PT Danareksa (Persero) untuk mewakili efek / surat berharga yang dibeli
oleh PT Danareksa sebagai pendukung atau jaminannya. Reksa Dana adalah wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Sedangkan sertfikat Dana adalah jenis sertifikat atas tunjuk yang didukung oleh portepel
berasal dari sebagian kekayaan Danareksa yang dipisahkan terdiri dari saham, obligasi
dan surat berharga pasar uang dimana pengelola portepelnya dilakukan oleh Danareksa
selaku pengelola dana.
Keuntungan membeli/memiliki Reksa Dana :
a. Tingkat pengembalian yang potensial
b. Pengelolaan dana oleh manajemen yang profesional
c. Likuiditas atau mudah investasi di pasar modal
d. Diversifikasi Efek
e. Efisiensi waktu
Risiko atau Kerugian membeli/memiliki Reksa Dana :
a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan

17
b. Capital Loss
c. Risiko likuidasi pada Reksa Dana Tertutup

5. Opsi (Options)
Opsi adalah suatu kesepakatan dalam instrumen keuangan yang memberikan hak kepada
pembeli untuk membeli atau menjual aset bisnis pada waktu yang telah ditetapkan dan
dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain opsi adalah Hak untuk
membeli atau menjual suatu saham pada harga yang telah diperjanjikan sebelumnya.

6. Mekanisme transaksi di pasar modal


Dalam mekanisme kerja bursa efek terbih dahulu suatu perusahaan yang masuk dalam
bursa efek adalah perusahaan yang sudah go public. Prosedur emisi efek (go public) adalah
rangkaian kegiatan dari suatu perusahaan yang akan memasyarakatkan sahamnya atau
menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat, dengan ketentuan diatur oleh
Menteri Keuangan. Setelah perusahaan mencapai go public, maka langkah berikutnya
melakukan perdagangan efek di bursa efek yang telah terdaftar.
Berdasarkan UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, disebutkan bahwa Transaksi
Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain
mengenai Efek atau harga Efek. Sehingga mekanisme perdagangan di pasar modal dilakukan
di Pasar Perdana dan Pasar Sekunder, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar Perdana (Primary Market) adalah pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk
pertama kalinya, sebelum dicatatkan di Bursa Efek (Listing). Di sini, saham dan efek lainnya
untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak Penjamin Emisi Efek
(Underwriter) melalui Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang bertindak sebagai
Agen Penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan Go Public atau Penawaran Umum
Perdana (Initial Public Offering/IPO).
a. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana
Pada umumnya proses perdagangan saham dan obligasi pada Pasar Perdana dapat
digambarkan sebagai berikut:

18
b. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana pada Bursa Efek
Indonesia (BEI)
2. Penawaran Perdana suatu Saham atau Obligasi suatu perusahaan kepada
investor publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara
pemesanan saham atau obligasi seperti, “harga penawaran”, “jumlah saham
yang ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang penting harus
dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dan juga dibagikan ke publik
dalam bentuk prospektus.
3. Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Obligasi dengan cara
menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan.
4. Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Obligasi tersebut dengan
disertai pembayaran.
5. Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran
umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.
6. Proses penjatahan Saham atau Obligasi (biasa disebut dengan “allotment”)
kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin Emisi dan Emiten
yang mengeluarkan Saham atau Obligasi.
7. Apabila jumlah Saham atau Obligasi yang didapat oleh investor kurang dari
jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka kelebihan dana
investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan “refund”).
8. Saham atau Obligasi tersebut kemudian didistribusikan kepada investor melalui
Penjamin Emisi dan Agen Penjual.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar Sekunder (Secondary Market) adalah pasar di mana efek-efek yang telah
dicatatkan di Bursa Efek diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada
para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di Bursa, setelah
terlaksananya penawaran perdana. Di pasar ini, efek-efek diperdagangkan dari satu investor
kepada investor lainnya.
Proses perdagangan saham saat ini menggunakan skema perdagangan tanpa warkat
atau lebih populer dengan sebutan Scripless Trading. Artinya perdagangan saham tidak lagi
mengenal saham secara fisik, melainkan hanya berupa catatan elektronik. Dan penyelesaian
transaksi dilakukan dengan pemindahbukuan, yaitu debit atau kredit atas posisi saham suatu

19
rekening ke rekening lainnya. Dan sistem perdagangannya dengan Remote Trading artinya
system perdagangan di BEI dimana order dilakukan tidak lagi di lantai bursa, namun dapat
dilakukan langsung melalui kantor Perusahaan Efek.
Prosedur Perdagangan Saham pada Pasar Sekunder di BEI (Bursa Efek
Indonesia) :
a. Investor menghubungi Perusahaan Efek baik untuk beli atau jual saham.
b. Order beli atau jual saham yang disampaikan investor, diteruskan petugas di
Perusahaan Efek (dealer) ke pialang yang ada di lantai bursa. Pialang di
lantai bursa akan memasukkan order tersebut ke sistem komputer Bursa Efek
Indonesia (JATS = Jakarta Authomatic Trading System). Jadi tugas pialang di
lantai bursa pada dasarnya adalah menerima dan memasukkan order ke
dalam sistem komputer JATS. Jika order terpenuhi, pialang
memberitahukan ke dealer untuk selanjutnya disampaikan kepada investor.
c. Semua transaksi yang terjadi di sistem JATS selanjutnya dikirim ke sistem
komputer yang ada di Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) untuk memasuki tahap penyelesaian
transaksi (settlement).
d. Netting merupakan proses yang ada di sistem komputer LKP yang bertujuan
untuk mengetahui hak dan kewajiban masing-masing Perusahaan Efek. Misalnya,
Perusahaan Efek A memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah rupiah atas
transaksi yang dilakukannya, Perusahaan Efek B memiliki hak atas sejumlah
saham atas transaksi beli yang dilakukan, dan seterusnya.
e. Sistem komputer di LPP akan menyelesaikan transaksi yaitu dengan
cara melakukan pemindahbukuan antar rekening.
f. Hasil penyelesaian transaksi selanjutnya disampaikan kepada masing-
masing Perusahaan Efek, yang selanjutnya akan menyerahkan hak dan
kewajiban para nasabahnya.
g. Proses penyelesaian transaksi diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) hari atau dikenal
dengan istilah T+3.
Transaksi akan diselesaikan oleh LKP dan LPP pada T+3, yaitu :

1) Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI = Kliring Penjaminan Efek


Indonesia)
a) Melaksanakan kliring dan penjaminan transaksi bursa yang teratur, wajar dan
efisien

20
b) Menjamin penyerahan secara fisik baik saham maupun uang
2) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI = Kustodian Sentral Efek
Indonesia)
a) Menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur,
wajar, dan efisien
b) Mengamankan pemindahtanganan efek
c) Menyelesaikan (settlement)

Berikut skema yang menggambarkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia


(BEI) :

Rp

Pemindahbukuan
Saham

1. Investasi di pasar modal


1. Pengertian Investasi di Pasar Modal
Investasi (Investment) merupakan kegiatan membeli produk keuangan dengan
harapan mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi dan bagi hasil pada masa mendatang.
Dengan melakukan investasi orang dapat memiliki harta dan asset di masa depan, dan
mempertahankan nilai kekayaan dan nilai uang agar tidak tergerus dengan kenaikan inflasi.
Investasi merupakan penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan
aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh
keuntungan.
2. Investasi di Pasar Modal

21
Sebelum berinvestasi di Pasar Modal, investor harus terlebih dahulu membuka rekening
di salah satu Perusahaan Efek. Sebelum memilih Perusahaan Efek, investor sebaiknya
memperhatikan faktor-faktor berikut ini:
a. Jika calon investor lebih menyukai untuk berinvestasi di saham-saham yang baru
ditawarkan di Pasar Perdana, pilihlah Perusahaan Efek yang aktif dalam proses
Penjaminan Emisi Saham.
b. Jika calon investor hanya memerlukan jasa yang paling mendasar dari Perusahaan
Efek seperti, melaksanakan perintah jual dan/atau perintah beli, pilihlah Perusahaan
Efek yang dapat memberikan jasa tersebut secara cepat dan akurat.
c. Jika calon investor memerlukan jasa tambahan seperti nasihat dan saran-saran dalam
mengambil keputusan investasi, pilihlah Perusahan Efek yang mempunyai Analis Efek
dengan kualifikasi yang baik serta pengalaman yang memadai.
Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-
dokumen yang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor
untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian
transaksi.
a. Untuk transaksi Saham:
1) Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke
Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah
secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang
akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang
diinginkan.
2) Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek
bersangkutan.
3) Selanjutnya, perintah tersebut dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di
Bursa Efek.
4) Semua perintah jual dan/atau perintah beli dari seluruh Perusahaan Efek akan
dikumpulkan di Bursa Efek dalam sistem yang disebut JATS.
b. Untuk transaksi Obligasi:
1) Transaksi dimulai dengan penempatan kuotasi di sistem perdagangan di BEI
yang disebut OTC-FIS (Over The Counter – Fixed Income Service), sehingga
semua kuotasi yang masuk ke dalam sistem dapat dilihat secara langsung (real
time) oleh pelaku pasar lainnya.
2) Melalui OTC-FIS (Over The Counter – Fixed Income Service), partisipan
dapat melihat kuotasi yang paling menarik bagi dirinya.

22
3) Kemudian, partisipan yang tertarik untuk membeli/menjual dapat menghubungi
partisipan yang akan menjual/membeli untuk negosiasi lebih lanjut.

Dalam gambar mekanisme di pasar modal :

23
C. PERASURANSIAN

1. Pengertian asuransi
Menurut UU Nomor 40 tahun 2014 Pasal 1 ayat 1, Asuransi adalah perjanjian antara dua
pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan
premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran
yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Sedangkan Asuransi Syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian antara
perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan perjanjian di antara para pemegang polis,
dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan
melindungi.

2. Fungsi asuransi
Fungsi Asuransi secara umum adalah Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan
kemungkinan resiko kepada satu atau beberapa penanggung yang bersifat insurable.

24
Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga memiliki 2
bagian fungsi dari asuransi yaitu:
1. Fungsi Primer
a. Pengalihan Resiko – Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko
/ kerugian (chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu
atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism).
b. Penghimpun Dana – Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis)
yang akan dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun
tersebut berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada
penanggung.
c. Premi Seimbang – Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi
yang dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar
dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable
premium).
2. Fungsi Sekunder
a. Export Terselubung – Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang
tak nyata keluar negeri.
b. Perangsang Pertumbuhan Ekonomi – untuk merangsang pertumbuhan usaha,
mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai
tabungan.
c. Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings
d. Sarana Pencegah & Pengendalian Kerugian
Sedangkan Manfaat Asuransi diantaranya :
a. Memberikan Rasa aman – Bagi individu, keluarga maupun kegiatan usaha, adanya
proteksi asuransi, untuk menghadapi risiko yang penuh ketidakpastian, dapat memberikan
ketenangan batin dan meningkatkan rasa percaya diri.
b. Sebagai Pengendalian kerugian – ebelum melakukan akseptasi pihak asuransi
seringkali melakukan survey lapangan dan memberikan rekomendasi kepada
tertanggung/nasabah untuk menyelenggarakan upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan kerugian.
c. Untuk Dana Investasi – Untuk penunjang pendapatan non operasional melalui
pendapatan hasil investasi atas premi-premi yang berakumulasi.
3. Peran asuransi
Peran asuransi terhadap masyarakat sangat penting karena asuransi akan semakin
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan memiliki asuransi maka kita akan tenang.
Ketenangan ini penting. Dalam menjalani hidup hari demi hari, aktivitas apapun yang kita

25
lakukan akan mudah jika jiwa kita tenang. Keresahan dan kegelisahan jiwa akan membawa
dampak buruk bagi kesehatan kita.
Bila terjadi suatu bencana atau malapetaka, maka sebuah benda akan kehilangan fungsi dan
kegunaannya, dan manusia sebagai pengguna akan mengalami kerugian atau kehilangan
manfaat dari benda tersebut. Dengan menjadi peserta asuransi, diharapkan pada saat
terjadinya resiko peserta akan mendapatkan penggantian sesuai dengan barang/benda yang
diasuransikan, sehingga sebagai pengguna, peserta mendapatkan kembali fungsi dari
kegunaan barang/benda tersebut .
4. Jenis asuransi
Pada Dasarnya Jenis Asuransi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
a. Asuransi Jiwa (Life Insurance)
b. Asuransi Kerugian (General Insurance)
c. Asuransi Kesehatan (Health Insurance)
d. Asuransi Pensiun (Retirement Funds)
Secara lengkap jenis asuransi dapat dikemukakan sebagai berikut :
d. Asuransi Jiwa
Untuk menanggung orang dari kerugian finansial tidak terduga yang disebabkan oleh risiko
kematian atau risiko hidup terlalu lama. Beberapa menyediakan pembayaran hanya
setelah kematian tertanggung, sebagian perusahaan asuransi yang lain ada bisa
memungkinkan tertanggung untuk mengklaim dana sebelum kematiannya.
2. Asuransi Kesehatan

Asuransi kesehatan merupakan sebuah produk asuransi yang khusus menangani


masalah kesehatan akibat suatu penyakit dan menanggung proses perawatan kepada pada
anggota asuransi nya. Umumnya termasuk melindungi dan menanggung pada cedera,
cacat, sakit, dan kematian karena kecelakaan. Hal inilah yang menjadi perhatian para
penyedia layanan jasa asuransi untuk membantu Anda dalam memberikan jaminan
kesehatan seperti contohnya biaya rawat inap dan biaya operasi.
3. Asuransi Jaminan Hari Tua
Asuransi ini bertujuan memberikan kepastian pendapatan pemegang polis ketika telah
menjalani masa pensiun dan kepada keluarganya apabila tertanggung meninggal dunia.
4. Asuransi Kendaraan
Untuk memberikan jaminan perlindungan dari kerugian atau kerusakan kendaraan
bermotor, Kerugian atau kerusakan yang ditanggung oleh pihak penyedia jasa asuransi
kendaraan bermotor yaitu: Pencurian, Kecelakaan lalu lintas seperti benturan, tabrakan.
5. Asuransi kepemilikan rumah dan properti

26
Untuk melindungi pemilik rumah dari kerugian yang berkaitan dengan tempat tinggal
mereka, asuransi properti pribadi melindungi terhadap kehilangan, atau kerusakan,
barang-barang tertentu milik pribadi.
6. Asuransi Pendidikan
Merupakan sebuah solusi cerdas untuk menjamin kehidupan menjadi lebih baik karena bisa
sebagai alternatif tabungan pendidikan bagi anak yang direncanakan akan menjalani masa
sekolah hingga Perguruan Tinggi. Asuransi pendidikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu
proteksi dan investasi yang memiliki layanan berbeda.
7. Asuransi Syariah

Fungsi Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui Akad yang sesuai dengan
syariah.

5. Prinsip kegiatan usaha asuransi


Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.
a. Insurable Interest, adalah Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum.
b. Utmost good faith, artinya Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari
asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar
atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
c. Proximate cause, adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan
secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
d. Indemnity, artinya Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian.
e. Subrogation, adalah Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.

27
f. Contribution, adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-
sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk
ikut memberikan indemnity.

6. Produk asuransi
Produk asuransi adalah produk finansial yang berguna untuk melindungi Anda dari resiko
kerugian finansial yang terjadi di kehidupan. Terkait dengan hal tesebut, proteksi yang
diberikan asuransi tentunya akan membuat Anda berpikir lebih tenang dan mampu bekerja
secara maksimal. Siapa yang bisa menyangka suatu saat tiba-tiba rumah kita kebakaran, atau
Anda mengidap penyakit tertentu yang membutuhkan pengobatan dengan biaya yang tak
murah.
1. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan adalah produk asuransi yang memberikan proteksi terhadap resiko
kesehatan dengan berbagai skema dan pilihan manfaat asuransi. Saat ini, pemerintah
telah memiliki program asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia lewat program
Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan). Anda bisa mendaftarakan diri secara perorangan atau lewat
tempat kerja untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan dan bisa berobat secara gratis dengan
kelas perawatan tertentu.
2. Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan jika terjadi resiko
kematian pada pemegang polis. Asuransi ini tentunya akan memberikan perlindungan
jangka panjang terhadap ahli waris jika Anda tutup usia. Namun, selain produk asuransi
jiwa yang murni seperti pengertian di atas, ada varian baru asuransi jiwa yang disebut
asuransi jiwa kredit. Asuransi Jiwa Kredit ini biasanya menjadi produk bundling dengan
fasilitas kredit yang diberikan oleh bank.
3. Asuransi Mobil atau Kendaraan
Asuransi mobil memberi perlindungan terhadap mobil pribadi dari resiko bencana alam,
kebakaran, kerusakaan, dan kecelakaan. Jika Anda memiliki mobil, penting untuk
mengasuransikannya karena resiko saat berkendara sangat tinggi. Pilih produk asuransi
mobil dengan premi yang sesuai dengan nilai mobil Anda dan sesuaikan dengan manfaat
perlindungan yang Anda inginkan.
4. Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan berfungsi layaknya tabungan masa depan untuk menjamin
kelangsungaan pendidikan putra-putri Anda di tengah mahalnya biaya pendidikan dari

28
tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Saat ini, banyak produk tabungan bank yang
otomatis digabung dengan asuransi pendidikan. Anda bisa memilih skema ini karena pada

dasarnya kita menabung untuk dana pendidikan putra-putri Anda.


5. Asuransi Properti
Asuransi properti akan melindungi rumah dan bangunan milik Anda dari resiko kerusakan
dan kebakaran. Asuransi jenis ini ada yang All Risk, artinya melindungi semua jenis
kerusakan dengan pengecualian tertentu. Asuransi properti tidak hanya berlaku untuk
bangunan yang sudah jadi dan ditempati. Tapi juga untuk bangunan yang masih dalam
proses pembangunan. Perusahaan asuransi akan menanggung segala biaya yang timbul
akibat resiko kerusakan yang terjadi.

Contoh formulir asuransi :

29
D. DANA PENSIUN

a. Pengertian dana pensiun


Pada hakekatnya kegiatan perusahaan merupakan upaya bersama, antara pemberi kerja
(pengusaha) dan karyawan, untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan sekaligus
kesejahteraan karyawan dan masyarakat luas. Hal tersebut sejalan dengan kewajiban
perusahaan untuk memperhatikan peningkatan kesejahteraan karyawan sesuai dengan
peningkatan kemampuan dan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya
pembentukan Dana Pensiun, namun dalam rangka meningkatkan produktivitas karyawan yang
pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, masyarakat luas, dan sekaligus
meningkatkan tabungan masyarakat, maka para pemberi kerja yang mampu diharapkan
untuk membentuk Dana Pensiun di perusahaannya, menjadi mitra pendiri dari Dana Pensiun
yang sudah ada, atau mengikutsertakan karyawannya pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Menurut UU Nomor 11 tahun 1992 Pasal 1, disebutkan bahwa Dana Pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Contoh penyelenggara Dana Pensiun : PT Taspen, PT Asabri, BPJS Ketenagakerjaan, DPLK
(Bank atau Asuransi Jiwa) dan Dana Pensiun dari Pemberi Kerja

30
b. Fungsi dana pensiun
Fungsi dana pension diantaranya :
1) Fungsi Asuransi
Penyelenggara program pensiun mengandung azas kebersamaan seperti halnya program
asuransi.
2) Fungsi Tabungan
Karena program pensiun bertugas untuk mengumpulkan dan mengembangkan dana yang
merupakan dana terakumulasi dari iuran peserta, dimana iuran tersebut diperlakukan
seperti halnya tabungan.
3) Fungsi Pensiun
Peserta akan diberikan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala
seumur hidup setelah memasuki masa pensiun.

c. Peran dana pensiun


Dana pensiun memiliki peran memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua
dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu dana
pensiun juga sebagai sarana penghimpunan dana guna meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan nasional. Menambah motivasi dan ketenangan kerja
sehingga meningkatkan produktifitas.

d. Jenis dana pensiun


Jenis Dana Pensiun adalah:
1) Dana Pensiun Pemberi Kerja;
Dana Pensiun Pemberi Kerja adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan
yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau scluruh
karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja;
2) Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi
perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun
pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan;
3) Dana pensiun lembaga keuntungan
Dana Pensiun Lembaga Keuntungan adalah Dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi

31
perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun
pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.

e. Prinsip kegiatan usaha dana pensiun


Prinsip Penyelenggaraan Dana Pensiun, diantaranya :
1) Prinsip Kejelasan Maksud dan Tujuan Program, artinya adanya Jaminan terhadap
kesinambungan penghasilan
2) Prinsip Independensi, artinya Manajemen Operasional dimana Asas Keterpisahan Kekayaan
atau Segregated Assets dan Hak pengurus mengadakan perjanjian dgn pihak ketiga, dan
Pengawasan dilakukan oleh Dewan Pengawas yang terdiri atas wakil-wakil dari pemberi kerja
dan peserta dengan jumlah yang sama
3) Prinsip Akuntabilitas, artinya Laporan keuangan Dana Pensiun setiap tahun harus diaudit oleh
akuntan publik yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas dan Dana Pensiun wajib mengumumkan
neraca dan perhitungan hasil usahanya kepada Peserta
4) Prinsip Transparansi, artinya Pengurus wajib menyampaikan keterangan mengenai setiap
perubahan peraturan Dana Pensiun dan hal-hal yang terjadi dalam rangka kepesertaan
kepada Peserta, dan Pengurus wajib mengumumkan perkembangan portofolio investasi dan
hasil pengembangannya kepada Peserta dan melaporkannya kepada Pendiri dan Dewan
Pengawas
5) Prinsip Perlindungan Konsumen, artinya Hak atas manfaat pensiun tak dpt dijaminkan,
dialihkan/disita dan Saat likuidasi, peserta dan pensiunan/ahli waris memiliki hak utama dalam
pembagian kekayaan Dana Pensiun
6) Prinsip Struktur Pengendalian Intern, artinya Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab Pendiri,
Mitra Pendiri, Dewan Pengawas, dan Pengurus diatur dalam Undang Undang Dana Pensiun dan
peraturan pelaksanaannya
7) Prinsip Kualifikasi Penyelenggara, artinya Kualifikasi Pengurus dan Dewan Pengawas (kecuali
yang terakhir) adalah Warga Negara Indonesia, berakhlak dan moral yang baik, belum pernah
dihukum pidana ekonomi, dan berpengetahuan atau berpengalaman di bidang Dana Pensiun

f. Produk dana pensiun


Produk dana pensiun antara lain :
1) Tabungan asuransi Pensiun
2) Asuransi ABRI (Asabri)
3) BPJS Ketenagakerjaan
4) Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
5) Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

32
Contoh formulir dana pensiun :

E. LEMBAGA PEMBIAYAAN

1. Pengertian lembaga pembiayaan


Dalam rangka menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami
perubahan yang cepat, tantangan yang dinamis dan semakin kompleks, serta terintegrasi
dengan perekonomian global, diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan yang komprehensif
di bidang penyelenggaraan usaha Perusahaan Pembiayaan, antara lain mengenai kegiatan
usaha, tingkat kesehatan, sumber pendanaan, dan kerja sama pembiayaan. Penyesuaian
kebijakan tersebut diharapkan dapat menciptakan pengaturan yang jelas dan memberikan
kepastian hukum, yang dapat meningkatkan peranan Perusahaan Pembiayaan dalam sistem
perekonomian nasional.

33
Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 9 tahun 2009, tentang Lembaga Pembiayaan,
dijelaskan bahwa Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Dan Perusahaan
Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha,
Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.

2. Fungsi lembaga pembiayaan


Sebagaimana lembaga keuangan yang lain, lembaga pembiayaan juga memiliki beberapa
fungsi. Lembaga pembiayaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan juga kesempatan kerja. Oleh karena itu, pembiayaan yang tersedia harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh para pengusaha diberbagai bidang. Lembaga lembiayaan juga mempunyai
fungsi penting dalam perekonomian. Berikut ini adalah beberapa fungsi lembaga pembiayaan :
 Bagi masyarakat : fungsi lembaga pembiayaan yang paling utama ialah membantu
masyarakat dengan ekonomi lemah agar terbebas dari jeratan rentenir yang memberikan
pinjaman dengan bunga tinggi. Dengan adanya lembaga pembiayaan, pengusaha kecil
dengan modal terbatas bisa mendapatkan kredit dengan syarat mudah dan bunga yang
ringan.
 Bagi pembangunan infrastruktur : fungsi lembaga pembiayaan tidak hanya berguna
untuk masyarakat dengan ekonomi lemah, dalam dunia bisnis termasuk pengembangan
infrastruktur, keberadaan lembaga pembiayaan juga sangat diperlukan. Hal ini
dikarenakan tidak semua pengembang infrastruktur dan pelkau bisnis juga memiliki biaya
besar untuk tujuan mereka. Melalui lembaga pembiayaan, mereka bisa mendapatkan
berbagai dana pinjaman seperti pinjaman dana talangan, dana proyek, dan lain-lain.
Sehingga ketersediaan dana bagi para pelaku bisnis sudah bukan menjadi masalah lagi.
Karena fungsinya yang menyediakan dana, lembaga pembiayaan memiliki fungsi yang
hampir mirip dengan bank umum.

3. Peran lembaga pembiayaan


Perusahaan Pembiayaan berperan penting dalam pendistribusian dan pengalokasian
sumber daya keuangan kepada pelaku usaha dan masyarakat Indonesia, baik melalui
penyediaan pembiayaan atas barang-barang produktif yang dibutuhkan oleh pelaku usaha
maupun barang-barang konsumtif yang menjadi kebutuhan masyarakat, yang pada
akhirnya akan mendorong terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi dalam masyarakat
Indonesia.

34
Lembaga pembiayaan juga memiliki peranan penting, yaitu sebagai salah satu lembaga
sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang pertumbuhan
perekonomian nasional disamping peran tersebut diatas, lembaga pembiayaan juga
mempunyai peran penting dalam hal pembangunan yaitu menampung dan menyalurkan
aspirasi dan minat masyarakat, berperan aktif dalam dalam pembangunan dimana
lembaga pembiayaan ini. Diharapkan masyarakat atau pelaku usaha dapat mengatasi
salah satu faktor kruasial yang umum dialami yaitu faktor permodalan.

4. Jenis lembaga pembiayaan


Kegiatan Perusahaan Pembiayaan merupakan sebagian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan. Dalam pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan, disebutkan bahwa bentuk kegiatan usaha dari Perusahaan
Pembiayaan antara lain:
1. Sewa guna usaha (leasing) merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha
(lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.
Kegiatan sewa guna usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi
penyewa guna usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang
tersebut.
2. Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut. Kegiatan anjak piutang tersebut, dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang
tanpa jaminan dari penjual piutang (without recourse) dan anjak piutang dengan jaminan
dari penjual piutang (with recourse).
3. Usaha kartu kredit (credit card) adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang
dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit. Kegiatan usaha kartu kredit dilakukan
dalam bentuk penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh pemegangnya untuk
pembelian barang dan/atau jasa.
4. Pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran. Kegiatan pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk penyediaan dana
untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran.
5. Modal Ventura (ventura capital) mulai dikenal sejak munculnya Keppres No. 61 tahun
1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan disusul dengan keluarnya SK. Menkeu No.

35
2151/KMK.013/1988 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan. Modal Ventura sesuai dengan Keppres No. 61 Tahun 1988 serta SK. Menkeu
No. 1251/KMK.013/1988, pada dasarnya adalah suatu usaha di bidang pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk
jangka waktu tertentu. Berbeda halnya dengan pembiayaan kredit melalui perbankan
dimana resiko kegagalan pengembalian kredit ditanggung oleh pihak debitur, risiko
kegagalan modal ventura ditanggung bersama antara Perusahaan Modal Ventura (PMV)
dengan PPU.
6. Perdagangan surat berharga (securities company).
Lembaga pembiayaan menerbitkan perdagangan surat berharga karena surat
berharga lebih menunjang di pasar modal. Hal ini dikarenakan didalam surat berharga
terkandung suatu nilai, sehingga mudah untuk dipindah tangankan. Bila diperdagangkan,
surat berharga memudahkan penerimaan uang oleh pihak ketiga serta mempermudah
penagihan piutang oleh pihak tersebut.

5. Prinsip kegiatan usaha lembaga pembiayaan


Prinsip yang digunakan oleh lembaga pembiayaan adalah prinsip mengenal nasabah, artinya
adalah prinsip yang diterapkan Lembaga Pembiayaan untuk mengetahui latar belakang dan
identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah serta melaporkan transaksi
keuangan mencurigakan serta transaksi yang dilakukan secara tunai, termasuk transaksi yang
terkait dengan pendanaan kegiatan terorisme.
Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan harus memperhatikan beberapa hal
yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah, diantaranya Character
(sifat atau watak), Capacity (kemampuan nasabah), Capital (modal yang
digunakan), Collateral (jaminan yang dimiliki) dan Condition of Economy (kondisi
ekonomi secara umum)

6. Produk lembaga pembiayaan


Produk lembaga pembiayaan diantaranya :
1. Sewa guna usaha (leasing), seperti Sewa Guna Usaha Dengan hak opsi ( Financial /
Capital Lease) dan Sewa Guna Usaha Tanpa hak opsi ( Operating Lease )
2. Anjak Piutang (Factoring, berupa pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek perusahaan;
3. Usaha kartu kredit (credit card), seperti Kartu diskon di merchant, Kartu point rewards
yang dapat digunakan untuk berbelanja, sampai dengan Kartu pembelian barang dengan
bunga cicilan 0%

36
4. Pembiayaan konsumen (consumer finance), seperti Pembiayaan Kendaraan bermotor,
Mesin da alat berat, Peralatan Elektronik dan rumah tangga, pembiayaan untuk kebutuhan
usaha
5. Modal Ventura (ventura capital), seperti Equity Financing, Semi Equity Financial,
Mendirikan perusahaan baru dan Bagi hasil
6. Perdagangan surat berharga (securities company), seperti saham dan obligasi

Contoh formulir lembaga pembiayaan :

37
F. PEGADAIAN

1. Pengertian Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit dengan
masyarakat dengan cara khusus yaitu hukum gadai . Menurut hukum gadai calon peminjam
mempunyai kewajiban untuk menyerahkan hartanya sebagai jaminan kepada pihak
pengadaian. Dalam hukum tersebut juga termuat pembelian hak kepada pengadaian untuk
melakukan penjualan (lelang) atas jaminan tersebut apabila batas waktu pemberian pinjaman
sudah habis dan peminjam tidak menebus jaminannya, Jenis barang yang daoat digadaikan
adalah Perhiasan Emas dan Berlian, Kendaraan, Barang elektronik, Mesin-mesin, dan
Peralatan rumah tangga.

2. Fungsi Pegadaian
Fungsi Pegadaian adalah untuk Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai
dengan cara mudah dan untuk mengembangkan usaha lain yang menguntungkan di kedua
belah pihak. Secara rinci fungsi pergadaian diantaranya :
1. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara mudah, cepat,
aman dan hemat.
2. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi pegadaian
maupun masyarakat.
3. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
4. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.

38
5. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan pegadaian

3. Peran Pegadaian
Pegadaian memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan kegiatan ekonomi suatu
Negara, peran tersebut diantaranya :
a. Peradaian sebagai usaha yang unik
b. Pegadaian diantara lembaga perkreditan lain
c. Pegadaian Sebagai Jaring Pengaman Sosial
d. Peran Pegadaian Dalam Menggalang Ekonomi Kerakyatan

4. Jenis Pegadaian
Jenis Usaha yang dilakukan PT Pegadaian (Persero) antara lain :
a. Peminjaman uang dengan cara menggadaikan barangnya.
b. Melayani taksiran, bagi masyarakat yang ingin menaksir berapa nilai riil barang-barang
berharga miliknya seperti emas, intan, berlian, mobil, televisi, dan barang lainnya. hal ini
berguna bagi masyarakat yang berniat menjual barangnya tersebut atau hendak
menghitung kekayaannya.
c. Melayani jasa titipan barang, bagi masyarakat yang ingin menitipkan barang berharganya.
Jasa penitipan ini diberikan untuk memberikan rasa aman untuk pemiliknya dari
kehilangan barang, kebakaran, atau kecurian.
d. Memberikan kredit, terutama bagi karyawan yang memiliki penghasilan tetap. Pembayaran
pinjaman dilakukan dengan memotong gaji si peminjam secara bulanan.
e. Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan piha ketiga, misalnya dalam
pembangunan perkantoran atau pembangunan lainnya dengan sistem Build, Operate, and
Transfer (BOT).

6. Prinsip kegiatan usaha pegadaian


Kegiatan yang dilakukan oleh PT Pegadaian sebagai satu-satunya lembaga pembiayaan
berdasarkan hukum gadai dalah melakukan aktivitas pembiayaan dan menawarkan produk
berupa sejumlah jasa non-gadai. Pembiyaan pada pegadaian adalah aktivitas penyaluran dana
yang berasal dari modal perusahaan atau dana-dana yang berhasail dihimpun oleh PT
Pegadaian. Pegadaian memiliki misi utama yang bersifat social, yaitu membantu masyarakat
yang berpenghasilan menengah kebawah, berupa bantuan keuangan untuk tujuan yang
mendesak.
Prosedur dalam lembaga pembiayaan ini sangat sederhana. Yakni, pihak yang berhutang
membawa jaminan berupa barang bergerak untuk kemudia ditukarkan dengan sejumlah dana

39
yang sesuai dengan nilai taksiran, dana pembiyaan ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
Perum Pegadaian menerima pendapatan berupa bunga dan biaya lainnya atas pembiyaan ini.
Pendapatan dari binga merupakan pendapatan yang dominant dibandingkan dengan aktivitas
PT Pegadaian lainnya.

7. Produk pegadaian
Produk PT Pegadaian (Persero) diantaranya :
a. Penyaluran kredit:
1) Gadai konvensional, seperti Pegadaian KCA (Kredit Cepat dan Aman), Pegadaian Krasida
(Kredit Angsuran Sistem Gadai), Pegadaian Kresna (Kredit Serba Guna), Pegadaian
Kremada (Kredit Perumahan Rakyat), Pegadaian Krista (Kredit Angsuran Rumah
Tangga) dan Pegadaian KAGUM (Kredit Aneka Guna Untuk Umum)
2) Kredit berbasis fidusia konvensional, seperti Pegadaian Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
b. Penyaluran pembiayaan:
1) Gadai syariah, seperti Pegadaian Rahn, Pegadaian ARRUM (ArRahn Untuk Usaha
Mikro/kecil) dan Pegadaian AMANAH (Murabahah untuk kepemilikan kendaraan
bermotor)
2) Pembiayaan berbasis fidusia syariah, seperti Pegadaian MULIA
c. Investasi Emas:
1) Secara tunai
2) Secara angsuran
d. Aneka Jasa :
1) Pegadaian Jasa taksiran
2) Pegadaian Jasa titipan
3) Pegadaian Jasa sertifikasi batu mulia (Gemology Lab Pegadaian)
4) Pegadaian Jasa Iain-lain (multi paymentonline = MPO) dan jasa kiriman uang
(remittance), seperti Pegadaian Persewaan Gedung, Pegadaian Jasa Lelang, Pegadaian
KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan Cepat Aman).

Contoh formulir pegadaian :

40
41
RANGKUMAN

Lembaga Jasa Keuangan di Indonesia terdiri dari :


A. Otoritas Jasa Keuangan
B. Pasar Modal
C. Dana Pensiun
D. Perasuransian
E. Lembaga Pembiayaan
F. Pegadaian

Setiap Lembaga ini memiliki perannya masing-masing dalam perekonomian. Semua lembaga
keuangan di Indonesia memiliki payung hukum yang diatur dalam peraturan pemerintah. Dengan
begitu, segala praktik kegiatannya akan lebih aman. Masyarakat pun tak perlu was-was untuk
mempercayakan uang mereka disimpan atau dikelola oleh lembaga keuangan.

A. OJK
Ditambah adanya pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Memang sudah menjadi
kewajiban bagi OJK untuk mengawasi semua lembaga keuangan kecuali koperasi. Sebab koperasi
ialah lembaga keuangan yang terpisah dan memiliki pertanggungjawab sendiri kepada
Kementrian Koperasi. Dalam menjalankan fungsinya OJK melakukan pengawasan berdasarkan
lokasi kantor pusat dari masing-masing lembaga keuangan tersebut.

B. Lembaga Pembiayaan
Lembaga keuangan non bank ini memberi pinjaman untuk setiap orang yang membutuhkan
barang modal seperti mobil. Meski semua fasilitas dan kegunaan barang bisa kamu gunakan, tapi
sebelum pembayaran lunas, hak barang masih menjadi pihak leasing. Dengan bantuan leasing,
perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat.
Setelah leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal atau mengembalikannya pada
akhir jangka waktu perjanjian leasing.

C. Pegadaian
Pegadaian merupakan perusahaan umum milik pemerintah (BUMN). Sesuai dengan namanya,
pegadaian memiliki mekanisme yang unik. Masyarakat bisa menggadaikan barang dengan nilai
minimal Rp 500 ribu, lalu dana sebesar itupun bisa didapat. Beberapa barang yang sering kali
digunakan sebagai jaminan untuk penggadaian ini adalah emas perhiasan hingga sertifikat
kepemilikan sepeda motor atau mobil.

42
D. Dana Pensiun
Perusahaan ini mengumpulkan uang dari sebagian pendapatan pekerjanya untuk tabungan di
masa tua.

E. Asuransi
Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan non bank yang menghimpun dana melalui
penarikan premi atau sejumlah dana setiap bulannya selama jangka waktu tertentu, sesuai
dengan perjanjian kedua belah pihak yang tercantum dalam polis asuransi. Ketika terjadi suatu
resiko kepada nasabah, maka ia akan mendapat klaim ganti rugi berupa dana yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung dari besaran premi.

F. Pasar Modal
Selajutnya, ada pasar modal yang menjadi tempat jual beli surat-surat berharga jangka panjang.
Melalui lembaga keuangan non bank ini, perusahaan yang mencari dana akan menjual surat
berharga seperti saham dan obligasi guna mendapatkan dana dari investor. Dan investor
perusahaan maupun individu akan membeli saham melalui perusahaan sekuritas. Di Indonesia,
sebelumnya ada dua pasar saham yang terpercaya yakni Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Sekarang sudah digabung menjadi satu, bernama Bursa Efek Indonesia yang berkantor
di komplek SCBD Sudirman.

43
DAFTAR PUSTAKA

Alam. 2016. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Alam. 2016. Buku Mandiri Siswa Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Buku Ekonomi Siswa Kelas X, Kemendikbud, Tahun 2016

Anonym dalam www.Zenius.com

Muhdi, Abung dan Nugrahaeni, Maya. 2016. Modul Prestasi 2016 (Persiapan Evaluasi Tahap Akhir)
Siswa Ekonomi. Bekasi : SMA Labschool Cibubur.

Fitran, Raidil, 2016, Buku Ekonomi Kelas X, Jakarta: Kemendikbud.

Suparmoko, Muhammad, 2018, Ekonomi 1 untuk SMA kelas X Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta : QuadrA

Astuti, Sari Dwi, 2016, Ekonomi untuk SMA X edisi Revisi Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, Surakarta : Mediatama

S. Alam, 2018, Mandiri Ekonomi untuk SMA/MA kelas X, Jakarta : Erlangga

https://bisnis.tempo.co/read/news/2015/12/31/087732008/ojk-mengklaim-tahun=ini=stabilitas-keuangan-terjaga

44

Anda mungkin juga menyukai