Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA PEMAHAMAN BIMBINGAN KONSELING

BAGI GURU DALAM MENGAJAR MATEMATIKA


Elhanderi Illahi
Prodi Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU, email: deril20032003@gmail.com

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk memberi tahu apa itu Bimbingan dan Konseling, serta bagaiamana
pentingnya Bimbingan dan Konseling dalam pembelajaran. Karena kita tahu Bimbingan dan Konseling
masih tidak terlalu di perhatikan dibanyak sekolah di Indonesia. Guru mata pembelajaran sangat penting
memahami konsep Bimbingan dan Konseling terutama pada pemebelajaran Matematika. Karena
Matematika adalam pelajaran yang mungkin tidak semua orang bisa dan perlu cara mengajar yang tepat
agar dapat memahami dengan baik. Artikel ini dibuat berdasarkan jurnal-jurnal yang penulis baca dari
beberapasumber.
Kata kunci: Bimbingan dan Konseling, Matematika, Guru, Pemahaman

LATAR BELAKANG

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guedance” berasal dari kata
kerja “to guide” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu. Akan
tetapi banyak pendapat yang berbeda-beda menurut para ahli mengenai pengertian bimbingan secara
terminologi. Arthur J. Jones sebagaimana dikutip oleh Hellen, “bimbingan sebagai pertolongan yang
diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan
pemecahan-pemecahan problem”. Bimo Walgito berpendapat “bimbingan adalah batuan atau pertolongan
yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-
kesulitan di dalam kehidupannya atau sekumpulan indivudu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya “.
DR. Rahman Natawijaya menyatakan “bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian
dapat mengenyam kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan
masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan secara optimal sebagai
makhluk sosial”. Dari pengertian di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa bimbingan adalah suatu
proses pemberian bantuan kepada individu atau sekelompok orang yang sistematis, agar individu atau
sekolompok orang tersebut dapat memahami dirinya dan mencapai kesejahteraan dan kebahagian dalam
hidupnya.

Perilaku membimbing adalah perilaku yang memancar dari aspek-aspek kepribadian sebagaimana
ditampilkan oleh seorang pembimbing dengan karakteristikkarakteristik sebagai berikut. a) Empati; dapat
merasakan apa yang dirasakan murid. b) Attending; ramah, bersahabat, terbuka. c) Supporting-
motivating; mendorong, memotivasi. d) Unconditional positive regard; menghargai secara positif tanpa
syarat, menerima, toleran (memaafkan apapun keadaannya). e) Genuine; asli, jujur. f) Respect;
menghormati diri dan hakhaknya. g) Correct; tepat, jelas, cermat, mudah dimengerti. h) Realistik;
menerima kenyataan. i) Cerdas, kreatif, dan menguasai ilmu. j) Berwawasan religius, psikologis,
sosiologis, dan budaya. k) Terampil dalam tugas.

Peran guru sebagai pembimbing adalah; guru melakukan kegiatan membimbing yaitu membantu
murid yang mengalami kesulitan (belajar, pribadi, sosial), mengembangkan potensi murid melalui
kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai bidang (ilmu, seni, budaya, olah raga). Karakteristik-karakteristik
pembimbing telah ada dalam diri guru untuk mengolah proses belajar-mengajar (PBM).

Metode mengajar yang bernuansa bimbingan; adalah cara-cara mengajar yang berorientasi
pengembangan potensi anak didik sebagai subjek yang berkembang, yaitu cara yang bervariasi sesuai
dengan perbedaan individual anak, sarat dengan sentuhan emosional yang membuat kelas menggairahkan
anak didik untuk belajar, memotivasi, dan memberikan kesempatan luas untuk berdiskusi.

METODE

Pada tahap awal penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua sumber utama: literatur dari
beberapa jurnal yang relevan di internet dan pengalaman pribadi penulis. Pemilihan judul, "Pentingnya
Pemahaman Bimbingan Konseling bagi Guru dalam Mengajar Matematika," didasarkan pada tinjauan
literatur yang menunjukkan pentingnya peran bimbingan konseling dalam meningkatkan kualitas
pengajaran matematika.

Penulis juga mencermati pengalaman pribadi selama masa sekolah dahulu, khususnya dalam
konteks pengajaran matematika. Interaksi dengan guru matematika dan pengalaman dengan bimbingan
konseling memberikan perspektif langsung mengenai sejauh mana pemahaman bimbingan konseling
memengaruhi pengajaran matematika dan bagaimana hal tersebut dapat memperkaya pengalaman belajar
siswa.

Data dari berbagai sumber tersebut kemudian diintegrasikan untuk membentuk dasar argumentasi
dalam jurnal ini. Hasil dari pengumpulan data tersebut diharapkan dapat memberikan pandangan yang
komprehensif mengenai pentingnya pemahaman bimbingan konseling bagi guru dalam konteks
pengajaran matematika.

PEMBAHASAN

Guru mata pelajaran sejatinnya adalah mengajar murid-muridnya teantang materi pembelajaran
yang ada, agar murid dapat berkembang dan menjadi manusia yang berwawasan luas. Pelajaran
Matematika adalah salh satu mata pelajara yang sangat tidak asing di telinga semua orang. Banyak sekali
stigma buruk terhadap mata pelajaran ini tapi tidak sedikit juga yang menyukai dan mencitai mata
pelajaran ini. Matematika selalu menjadi boomerang pada kebanyakan anak disekolah-sekolah, banyak
peserta didik yang tidak nangkap dan tidak memahami matematika. Sebagian peserta didik tidak sedikit
yang sangat ahli namun kebanyakan peserta didik tidak memahami. Bagaimana cara guru mata pelajaran
untuk membuat para peserta didik ini agar dapat memahami matematika?

Bimbiingan dan konseling adalah salah satu solusi untuk permasalahan ini, diaman di Bimbingan
dan konselinng kita dapat berinteraksi lebih ke murid, dengan bertanya diamana masalahnya, Bagaimana
metode yang dapat mudah dipahami? Dan bermacam pertanyaan yang menjadikan guru dan murid lebih
saling berinteraksi. Dari perilaku pembimbing diatas dapat kita ketahui bahwa guru sebagai pembinging
harus sabar, bersahabat, mejelaskan dengan tepat, kreatif, dan lain-lain.

Sebagai guru Matematika, guru harus lebih sering menerapkan Bimbingan dan Konseling ini
terhadapa pesera didik karena ini sangat membantu dalam hal pemaham murid. Ketika guru sering
berinteraksi antar murid dan seringnya terjadi hubungan timbal balik anatara keduanya, guru menjadi
lebih tahu apa yang harus dilakukan dan metode apa yang harus diterapkan agar para peserta didik dapat
memahami matematika.

Seperti pengertian Bimbingan dan konseling menurut Bimo Walgito bahwa “bimbingan adalah
batuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya atau sekumpulan indivudu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya “.

KESIMPULAN DAN SARAN

Bimbingan adalah batuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya atau sekumpulan
indivudu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya “. Maka tugas Guru Matematika terhadap banyaknya
peserta didik yang sulit dalam memahami matematika adalah membantu mereka dengan cara menerapkan
Konsep Bimbingan dan konseling ke proses belajar dan mengajar, sehingga para peserta didik dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.

Penting sekali bagi para guru mata pelajaran saat ini untuk memahami konsep Bimbingan dan
konseling ini karena ini sangat amat membantu dalam proses belajar dan mengajar dan tumbuh
berkembanya para peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Nisa Afiatin. ANALISIS KENAKALAN SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN


BIMBINGAN KONSELING. Jurnal Bimbingan Konseling 04.No 2 (2018)

S.Willis Sofyan. Peran Guru Sebagai Pembimbing. Jurnal Bimbingan Konseling. No 1 (2003)

Subagyo Imam. BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK OUTBOUND UNTUK


MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA. Jurnal Bimbingan dan Konseling 2.
No 2 (2013)
Al-Amin, Y. dan Murtiyasa, B. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Proses Pembelajaran
Daring Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah. Kontinu: Jurnal Penelitian
Didaktik Matematika, 5(1)
Utami, Y. dan Cahyono, D. (2020). Study at Home: Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Proses
Pembelajaran Daring. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik, 1(1)

Anda mungkin juga menyukai