KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Konseptual
1. Bahan Ajar
(2010: 146) mengartikan bahwa bahan ajar secara garis besar terdiri
10
Pengembangan Bahan Ajar..., Sukidah, Pascasarjana UMP 2015
11
kurikulum
yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar,
gambar.
film.
interaktive.
komputer.
a) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak
c) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang
Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan
lain-lain.
d) Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar
player. Bahan ajar ini hampir mirip dengan audio, hanya saja
didik, peta, chart, foto bahan dari majalah serta koran, dan lain
sebagainya.
telepon, handphone.
ajar atau sumber belajar yang berupa buku teks, buku referensi, buku
prosespembelajaranbahasaIndonesiayangkeberadaannya
ajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat menyiapkan dan
kan materi ajar atau bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
berupa media cetak seperti bahan ajar, lembar kerja peserta didik,
buku teks yang idial, buku referensi, dan buku pengayaan, serta
cerpen tidak terpenuhi. Jika hal tersebut tidak segera teratasi tentu
produk pada tim ahli dan pengguna diharapkan, 1) bahan ajar dapat
2. Modul
a. Pengertian Modul
yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau
pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat
pendidik.
b. Fungsi Modul
Sebagai salah satu satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi
sebagai berikut:
dipelajari.
berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik maka modul
c. Struktur Modul
Dalam menyusun sebuah modul, ada empat tahapan yang mesti dilalui,
1) Analisis Kurikulum
harus mengacu pada kompetensi dasar atau materi pokok yang ada
jika kompetensi itu tidak terlalu besar. Artinya jika kompetensi dasar itu
judul, tetapi jika diuraikan dapat menjadi lebih dari empat materi
4) Penelitian Modul
Ada lima hal penting yang dapat kita jadikan acuan dalam pembuatan
modul yaitu,
bakal dilaksanakan.
pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta didik dalam
a. Menulis
kompleks, karena harus menguasai aturan tata tulis, ejaan, diksi, dan
datang secara otomatis, tetapi melalui latihan yang banyak dan teratur.
dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks. Jadi
baik dan penggunaan kalimat yang teratur baik pada tulisan fiksi dan
non fiksi.
bahasa.
b. Cerita pendek
adalah cerita pendek (cerpen). Cerpen merupakan salah satu jenis cerita
cerita pendek . akan tetapi, berupa ukuran panjang pendek itu memang
dua jam suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan untuk sebuah
novel. Cerpen atau cerita pendek sebagai karya fiksi yang merupakan
karya sastra cerpen (intrinsik), dan unsur pembangun dari luar karya
sastra (ekstrinsik).
tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Karena bentuknya yang
dibuat atau dibuat-buat. Hal itu berarti bahwa cerpen tidak terlepas dari
memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada satu ketika.
adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering kali disebut
kisahan prosa pendek. Sukirno, (2013: 83) cerpen adalah cerita yang
imajinaso saja.
Tema adalah ide sentral sebuah cerita. Tema cerpen adalah dasar
cerita, yaitu suatu konsep atau ide atau gagasan yang menjadi dasar
atau dasar. Selain tema sebagai dasar dari cerpen, dalam sebuah
kepada pembaca.
perjalanan hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku
dapat berupa binatang atau suatu obyek yang lain yang biasanya
223).
Dilihat dari perannya dalam sebuah cerita secara garis besar dapat
peran utama dalam cerita, dan tokoh tambahan atau sampingan ialah
menampilkan tokoh-tokoh,bagaimanamembangundan
terjadi.
3) Alur
ini terjadilah sebuah cerita. Sebuah cerita bermula dan berakhir, dan
antar awal dan akhir inilah terlaksana alur itu. Berdasarkan hukum
alur Aristoteles, sebuah plot terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap awal
konflik.
(1) alur maju, atau lurus, atau progresif, (2) alur mundur, sorot balik,
yang telah terjadi sebelumnya, maka cerita yang demikian itu disebut
4) Latar/setting
Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting suatu cerita
terjadi di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Waktu dan tempat
tersebut pada suatu waktu dan dalam ruang tertentu. Latar adalah
kapan dan di mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat
yaitu tempat, waktu dan sosial budaya. (1) Latar tempat menunjuk
peristiwa sejarah. (3) latar sosial budaya menunjuk pada hal-hal yang
5) Sudut Pandang
pembaca.
yang panjang termasuk dalam term long short story (cerita pendek
yang panjang).
(craft) stories, yaitu cerita yang kurang atau tidak memiliki niali atau
cerita itu dibuat dengan maksud untuk dijual dan mencari uang
panjang (long short story), yang terdiri dari puluhan (atau bahkan
penilaian.
mendemontrasikanketerampilandankompetensitertentuyang merupakan
B. Pendekatan Kontekstual
1. Pengertian Kontekstual
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik, dan
pendidikantampakmemberikandarahsegardalampelaksanaan pembelajaran
masyarakat.
dan juga mereka (siswa) memahami makna dalam tugas sekolah dengan
merumuskan (CTL):
pembelajaran kontekstual.
2. KomponenPendekatan Kontekstual
Berdasarkanbeberapapendapatahlitentangpengertian kontekstual,terdapat
a. Konstruktivisme (Constructivisme)
b. Inquiri
hasil dari menemukan sendiri (Nurhadi,2004: 43). Pada tahap ini untuk
c. Bertanya (Quetioning)
pengetahuan,jantungdaripengetahuan,danaspekpenting pembelajaran.
Kegiatan ini dapat digunakan secara aktif oleh peserta didik untuk
kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara
teman, antar kelompok, dan antara mereka yang tahu ke mereka yang
e. Pemodelan (modeling)
mading sekolah.
f. Refleksi (Reflecktion)
dipelajari atau berpikir apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang
pengetahuan yang baru diterima. Kunci dari semua itu adalah, bagaimana
baru.
perkembangan belajar peserta didik perlu diketahuai oleh guru agar bisa
otentik.
78) tentang penemuan dan teori belajar David Ausubel belajar bermakna.
pengetahuan.
belajar. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan peserta didik dengan
diharapkan.
yang baru.
Kontekstual.
peserta didik untuk terampil menulis cerpen. Maka salah satu yang
dengan waktu yang demikian singkat, niscaya peserta didik tidak akan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. (KTSP: 2006)
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan
bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi
peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, nasional dan
global.
sumber belajar, sumber kutipan wacana, baik prosa, puisi, maupun drama.
(2009) dengan judul Penelitian dan Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan
kebutuhan bahan ajar menurut guru dan siswa antara lain: (a) konteks
(c) sesuai KTSP, (d) relevansi antara bahan ajar guru dan siswa, (e) materi
tematis di SMA dilakukan dengan menyusun silabus, RPP, bahan ajar guru
dan bahan ajar siswa, materi dan dikembangkan secara otentik sesuai dengan
yang dikembangkan. Hal itu dapat dilihat dari hasil uji keyakan dan uji
cerpen untuk siswa SMA kelas XII sudah layak menurut respon ahli dan guru
bahasa Indonesia bahwa aspek; 1) kelayakan materi skor 20 dan 18, katagori
sangat baik, 2) kebahasaan skor 18 katagori sangat baik dan 14 katagori baik,
3) aspek penyajian skor 43 dan 40,5 katagori sangat baik. Sedangkan hasil
penelitian ini diperoleh skor hasil t hitung = 2,917, taraf signifikan α = 0,05
modul lebih efektif dari pada pembelajaran yang tdak menggunakan modul.
47,22%.
bahan ajar modul menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang dialami yaitu:
peserta didik dapat menggunakan modul tersebut sebagai pengganti bagi guru
ketika tidak ada di kelas. Sedangkan keunggulan yang lain sebagai sumber
guru. Keunggulan yang lain, jika peneliti terdahulu subjeknya (SMA), tetapi
pendekatan kontektual.
E. Kerangka Pikir
dari nilai atau hasil belajar menulis cerpen peserta didik SMP Negeri 2
belum mencapai KKM. Disamping itu, ketergantungan guru akan bahan ajar
yang tersedia dari penerbit, juga sangat tinggi. Namun bahan ajar tersebut,
pada umumnya terbatas pada menguraikan seluk beluk cerpen bukan tentang
yang membahas tentang menulis cerpen maka pembahasan itu lebih bersifat
pengetahuan dan teori. Kondisi ini tentu tidak sejalan dengan tuntutan
mampu memilih bahan ajar atau menyusun bahan ajar yang lebih sesuai dan
motivasi belajar dan hasil belajar menulis cerpen dapat memenuhi KKM.
merupakan output yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Selain itu dari
hasil uji coba pengujian modul dibahas juga keunggulan dan kelemahan
pembelajaran menulis cerpen di kelas IX, untuk mendapat validitas bahan ajar
Pengembangan Kemampuan
Bahan Ajar Peserta didik
menulis cerpen
Menulis Cerpen lebih terbantu
menggunakan
Berpendekatan dalam menulis
modul
kontekstual cerpen
mengalami
peningkatan
motivasi belajar menulis cerpen dan hasil belajar menulis cerpen yaitu
karena dengan bahan ajar modul peserta didik diharapkan mampu berlatih
dengan pendekatan kontekstual yaitu; 1). Bahan ajar menulis cerpen sampai
saat ini belum dikembangkan, 2). Bahan ajar menulis cerpen berpendekatan