Anda di halaman 1dari 14

Serat Acitya – Jurnal Ilmiah

UNTAG Semarang

Distribusi Buah Lokal Dan Buah Import ( Studi Kasus Pada


Pedagang Buah Di Kota Semarang)
1,
Nurchayati 2Hikmah
1
email-pandawi_ung@yahoo.co.id
2
email- hikmah.1967@yahoo.com
Fakultas Ekonomi UNTAG Semarang
ABSTRAKSI
Tergesernya buah lokal dengan buah import tidak dapat diabaikan begitu saja, dampak yang ditimbulkan sangat
besar, karena berkaitan langsung dengan pendapatan produsen buah lokal yang salah satunya adalah masyarakat
desa penghasil buah. Buah Lokal harus menjadi tuan di negara sendiri untu mewujudkan hal tersebut dibutuhkan
pola pendistribusian yang tepat. Permasalahan penelitian, (1). Bagaimana identifikasi dan pola distribusi buah
dari tingkat petani produsen sampai kepada konsumen di Kota Semarang. (2). Faktor - faktor apakah yang
mendukung pendistribusian buah di Kota Semarang. Tujuan penelitian Untuk (1). Mengidentifikasi dan
mengetahui pola distribusi buah dari tingkat petani produsen sampai kepada konsumen di Kota Semarang. (2).
Faktor - faktor yang mendukung pendistribusian buah di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pedagang buah dengan kriteria pedagang buah gread C dan D di Kota Semarang yang terbagi dalam 12
(dua belas) Kecamatan yang ada di Kota Semarang, yang meliputi : Candisari , Banyumanik, Semarang Selatan,
Gajah Mungkur, GayamSari, Semarang Barat, Ngaliyan, Mijen, Semarang Timur, dan Pedurungan, baik yang
berjualan di outlet tetap maupun outlet tidak tetap. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode Non Random Sampling, yaitu metode convenience sampling (pemilihan sampel
berdasarkan kemudahan atau yang ditemui). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 130 pedagang buah,
pedagang buah Pedagang Tetap dan Pedagang Tidak Tetap , Analisa data yang digunakan adalah analisa
deskriptif, baik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil Penelitian mengungkapkan bahwa, (1). Di Kota
Semarang ditemukan beberapa pola saluran distribusi buah , dengan lembaga – lembaga seperti petani,
pedagang lokal , tengkulak, bakul pasar, maupun importer . Dengan Pemasok buah terbesar di Kota Semarang
ada di Pasar Johor . Pola distribusi buah import maupun buah lokal di Semarang 3 (tiga) jenis saluran distribusi.
Saluran pemasaran paling dominan dan rutin digunakan pedagang adalah saluran distribusi panjang.(2). Faktor
Pendukung pendistribusian buah lokal terletak pada tersedianya banyak potensi jenis buah -buahan yang
unggul, yang didukung dengan kondisi alam Indonesia.
Kata Kunci : Buah Lokal, Buah Import, Pola distribusi

ABSTRACT
Displacement of local fruit with imported fruit can not be ignored, the impact is huge, because it relates directly
to the income of local fruit producers, one of which is a fruit-bearing villagers. Local fruit should be master in
his own country untu realize it needed the proper distribution patterns. Research problems, (1). How
identification and distribution patterns of fruit from the farmer to the manufacturer to the consumer in the city of
Semarang. (2). Factors - factors that are pertinent to the distribution of fruit in the city of Semarang. For
research purposes (1). Identify and determine the distribution pattern of the fruit from the farmer to the
producers to the consumers in the city of Semarang. (2). Factors - factors that support the distribution of fruit in
the city of Semarang. The population in this study were all fruit merchant with fruit merchant gread criteria C
and D in Semarang city is divided into 12 (twelve) that the District is in the city, which include: Candisari,
Banyumanik, South Semarang, Elephant Mungkur, Gayamsari, Semarang west, Ngaliyan, Mijen, East
Semarang, and Pedurungan, both of which sell in outlets or outlets still not fixed. The sampling method in this
study using non-random sampling method, the method of convenience sampling (sample selection based on ease
or encountered). The number of samples in this study were 130 traders fruit, fruit merchants Merchants and
Traders Fixed Variable, Analysis of the data used is descriptive analysis, both quantitative analysis and
qualitative analysis.. Research reveals that, (1). In Semarang found some pieces of the pattern of distribution
channels, with institutions - institutions such as farmers, local traders, brokers, market baskets, as well as
importers. With the largest fruit suppliers in the market Semarang Johor. The pattern of distribution of imported
and local fruit pieces in Semarang three (3) types of distribution channels. The most dominant marketing
channel and routinely used trader is long distribution channels. (2). Factors Supporting local fruit distribution
lies in the availability of many potential types of fruits are superior, which is supported by Indonesian natural
conditions.
Keywords:. Local Fruit, Fruit Import, distribution pattern

17
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

1. Pendahuluan pendistribusian barang dari produsen


(petani ) ke konsumen akhir sehingga
1.1. Latar Belakang produk dapat dinikmati konsumen tepat
Keterkaitan antara produsen dan waktu, namun kenyataannya
konsumen tidaklah terlepas dari kegiatan Kelembagaan yang pernah dibangun
distribusi. Barang yang dihasilkan oleh selama ini tidak dapat berjalan sebagai
produsen akan bermanfaat dan mempunyai mana mestinya dan hanya menguntungkan
nilai ekonomis apabila dapat sampai ke pada pihak tertentu dan merugikan petani.
konsumen untuk pemenuhan Kondisi ini juga terjadi pada
kebutuhannya. Peran distribusi barang penjualan buah , dimana komoditas ini
dalam arti kata cukup, tepat waktu dan secara intrinsik memiliki sifat cepat busuk,
terjangkau atau sesuai dari segi harga rusak, dan susut besar. Hal ini merupakan
merupakan faktor-faktor penentu terhadap masalah yang dapat menimbulkan resiko
keberhasilan fungsi distribusi barang dari fisik dan harga. Permasalahan pokok
produsen ke konsumen. Namun demikian, pengembangan hortikultural adalah belum
secara kelembagaan sistem distribusi terwujudnya ragam, kualitas yang sesuai
disamping untuk dapat memenuhi dengan permintaan pasar. Permasalahan
perannya atas komoditas termaksud, juga tersebut disebabkan karena kurangnya
merupakan regulator atau stabilisator penguasaan teknologi, baik teknologi
harga dalam hal kaitannya dengan pembibitan, budidaya, maupun kurangnya
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan koordinasi antara pelaku agribisnis
kebutuhan berproduksi. hortikultura menjadi rapuh dan lemahnya
Peran dari sistem distribusi supply chan management produk
di Indonesia adalah penciptaan harga yang hortikultura. Dan untuk sampai ditangan
stabil melalui usaha pemenuhan akan konsumen , komoditas tersebut harus
kebutuhan secara cukup diseluruh wilayah melalui suatu rantai tataniaga yang cukup
Nusantara. Namun demikian merupakan panjang. Konsekuensi dari semakin
suatu kenyataan untuk kasus di Indonesia panjang rantai atau pola distribusi tersebut
bahwa sistem distribusi merupakan bagian adalah meningkatnya penurunan mutu,
yang masih sangat lemah dalam mata dan kehilangan bobot dan kerusakan suatu
rantai perekonomian nasional. Dengan komoditas mengakibatkan kehilangan
kata lain efesiensi di bidang sistem yang disebabkan tidak dapat
distribusi masih rendah. Untuk itu perlu dimanfaatkannya lagi sehingga tidak layak
dilakukan usaha-usaha yang mengarah untuk dikonsumsi. Tingkat kerusakan
kepada peningkatan efesiensi sehingga komoditas hortikultura khususnya sayuran
sistem distribusi yang ada mampu dan buah-buahan, dan umumnya terjadi
melakukan pembagian yang adil atas saat distribusi.
marjin kepada semua pelaku-pelaku Produk holtikultural terutama
ekonomi yang secara integral tidak dapat buah merupakan hasil pertanian yang
dipisahkan. Pembagian yang dirasakan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setiap
belum adil ini, oleh produsen khususnya hari semua keluarga selalu membutuhkan
yang berskala usaha kecil dan tidak buah sebagai bahan makanan penting
mampu melakukan usaha pendistribusian untuk memenuhi kecukupan gizi yang
sendiri ternyata memberikan situasi yang ideal. Permintaan yang besar terhadap
tidak merangsang untuk melakukan produk buah memunculkan adanya
kegiatan produksi. Padahal tujuan jaringan perdagangan buah dari tingkat
distribusi adalah membantu petani , produsen, pedagang perantara,

17
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

sampai pedagang keliling atau yang menyebar ke banyak pelosok di Indonesia.


menjual buah ke rumah-rumah. Buah Dan hal itu bukan hanya fenomena kota,
merupakan barang dagangan yang hanya untuk Jawa lebih parah. Misalnya
meruah(bulky) dan mudah busuk saya ke Jawa Tengah, dari Semarang
(perishable) sehingga diperlukan hingga Banjarnegara, sampai-sampai di
perlakuan atau penanganan khusus Ciwidey (Bandung) sudah banyak buah
terhadap komoditas ini serta diperlukan impor," Ia mengestimasi saat ini
jalur pemasaran yang sependek mungkin perederan buah impor seperti jeruk, apel,
dan waktu sesingkat mungkin sehingga pear, anggur, duren monthong sudah
distribusi komoditas sayur-mayur dari menguasai pasar lebih dari 80%, di pasar
petani produsen bisa cepat sampai kepada moderen maupun tradisional. Distribusi
konsumen. Pada kenyataannya jalur buah-buah ini sangat sistematis oleh para
pemasaran komoditas sayur-mayur ini importir maupun pemasok. Sehingga
memiliki mata rantai yang cukup panjang suplainya tak pernah kurang. Dan
sehingga kualitas buah yang diterima mengapa pedagang senang jual buah
konsumen berkurang. Keterlambatan impor? Pedagang itu yang penting bagi
pengiriman dan penjualan bisa mereka melihatnya barang murah, lebih
mengakibatkan komoditas ini tidak lagi menarik, berkesinambungan suplai-nya,"
mempuyai nilai ekonomis. Oleh karena itu Masalah yang dihadapi oleh buah
kehadiran jaringan pemasaran sayur- lokal saat ini, selain suplai yang tak
mayur yang efisien sangat dibutuhkan agar menentu, juga tampilan yang tak menarik.
produksi petani ini dapat segera Suplai yang tak menentu ini membuat
didistribusikan sampai ke konsumen harga buah lokal sering fluktuatif bahkan
Fenomena yang terjadi saat ini , cenderung harganya tinggi.
adalah adanya peredaran buah-buahan Membanjirnya buah impor bukan lah
impor kian menjamur di pasar dalam fenomena baru. Masalah ini sudah
negeri karena para distributor dan berlangsung lama dan semakin membesar
pedagang eceren lebih tertarik menjualnya. setelah adanya perdagangan bebas
Membanjirnya buah import dibuktikan ASEAN-China (ACFTA). Dan belum ada
dengan Jumlah buah import yang beredar langkah nyata dari pemerintah untuk
dalam Triwulan I tahun 2012 , berjumlah mengatasi membanjirnya buah impor di
buah import yang masuk indonesia pasar dalam negeri. Karena AC-FTA telah
sebesar 292.012 ton, atau senilai US$ ditandatangani pada November 2002,
298.254.100 dalam jadwal penurunan tarif tahap
Fenomena lain dari buah import pertama yaitu early harvest programme
adalah berharga murah, suplai buah impor (EHP), dilakukan penurunan atau
sangat berlimpah sehingga tak sulit untuk penghapusan bea masuk impor untuk
memasarkannya. Hal ini disampaikan oleh produk-produk pertanian (termasuk
Ketua Umum Asosiasi Sayur dan Buah diantaranya buah-buahan), kelautan
Indonesia Hasan Johnny Widjaja kepada perikanan, makanan dan
detikFinance, Minggu (27/3/2011). Dan minuman. Pelaksanaan EHP dilakukan
fenomena menarik, yaitu para pedagang mulai 1 Januari 2004 hingga penghapusan
sudah mengemas penjualan buah impor bea masuk 0% mulai 1 Januari 2006.
dengan menggunakan kendaraan pick-up
(mobil bak terbuka), tersebar banyak di
1.2. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari permasalahan
pinggir-pinggir jalan. Bukan hanya itu,
yang ada, maka permasalahan dalam
peredaran buah impor kini sudah
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

18
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

1) Bagaimana identifikasi dan pola bahan mentah dari suatu pembekal keawal
distribusi buah dari tingkat petani batas produksi “.
produsen sampai kepada konsumen Manajemen distribusi fisik sering
di Kota Semarang. diartikan juga sebagai manajemen logistik atau
2) Faktor - faktor apakah yang logistik pemasaran. Secara terperinci, kegiatan
mendukung pendistribusian buah di distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima
Kota Semarang.Tujuan Penelitian macam (Basu Swasta, 1984: 220-229) yaitu :
2. Kajian Teori 1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem
penyimpanannya
2.1. Variabel yang digunakan a. Penentuan lokasi penyediaannya
2.1.1. Pengertian Distribusi Secara memusat (konsentrasi) ataukah
Philip Kotler (1997:140) , menyebar (dispersi) dipasarnya. Bila
mengemukakan bahwa : “ Saluran distribusi perusahaan mengkonsentrasikan
adalah serangkaian organisasi yang saling persediaannya, maka akan
tergantung dan terlibat dalam proses untuk memudahkan dalam mengadakan
menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk pengawasan dan meningkatkan
digunakan atau dikonsumsi “. efisiensi penyimpanan dan
Peranan atau fungsi distribusi adalah sebagai penanganan barangnya. Tetapi beban
berikut : pengangkutan akan meningkat dan
1. Memperlancar arus penyaluran barang dan pengantaran barang kebeberapa
jasa kepada pengguna-pengguna dapat segmen pasar akan terlambat.
berupa produsen yang menggunakan Sedangkan apabila perusahan
bahan dasar maupun pengguna akhir menyebarkan persediaannya
2. Menyampaikan barang dan jasa dari kebeberapa lokasi, maka keadaannya
produsen sampai ke tangan pengguna. akan berlainan, dan merupakan
Proses distribusi tersebut pada dasarnya kebalikan dari konsentrasi.
menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, b. Sistem penyimpanan persediaan
dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan Penyimpanan erat kaitannya dengan
ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek pergudangan, perusahaan yang tidak
penting yang terlibat didalamnya, yaitu : mempunyai fasilitas penyimpan
1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran sendiri umumnya menyewa kepada
distribusi (Channel of lembaga atau perusahaan lain atau
distribution/marketing channel), seperti disebut gudang umum. Besar kecilnya
pedagang perantara , Pedagang agen, biaya sewa yang harus dibayar
maupun Penunjang lainnya. tergantung pada besar kecilnya
2. Aktivitas yang menyalurkan arus fisik ruangan yang digunakan.
barang (Physical distribution). 2. Sistem penanganan barang
Distribusi fisik merupakan aspek penting Sistem penanganan barang yang dapat
kedua dalam rangka menjadikan suatu produk digunakan: (1) paletisasi dan (2)
tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, pengemasan.
dan tempat yang tepat. Dewan Manajemen 3. Sistem pengawasan persediaan
Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat Tujuan dari pengawasan persediaan adalah
mendefinisikan distribusi fisik sebagai : “ meminimumkan jumlah persediaan yang
Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai diperlukan, dan meminimumkan fluktuasi
pemindahan barang jadi secara efisien dari dalam persediaan sambil melayani
akhir batas produksi kepara konsumen, serta pesanan dari pembeli.
didalam beberapa hal mencakup pemindahan 4. Prosedur memproses pesanan

19
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Kegiatan yang dilakukan untuk proses pengumpulan dan proses


memproses pesanan antara lain : penyebaran. Proses pengimbangan
menyelenggarakan kegiatan kantor secara merupakan tindakan penyesuaian antara
teratur, membuat barang dengan baik, dan permintaan dan penawaran berdasarkan
menyampaikannya kepada pembeli. tempat, waktu, jumlah dan kualitas.
5. Pemilihan metode pengangkutan 3. Proses penyebaran
Rute dan rit pengangkutan merupakan Penyebaran merupakan proses tahap akhir
faktor yang penting, dan mempunyai daripada arus barang, dimana barang-
hubungan yang erat dengan pasar atau barang yang telah terkumpul disebarkan ke
daerah penjualan, serta lokasi konsumen atau pihak yang
persediaannya. Dan fasilitas menggunakannya.
pengangkutan yang ada juga merupakan
2.1.2. Pola Saluran Distribusi
faktor penentu.
Dalam perekonomian saat ini produsen
Faktor yang menyebabkan sistem
dan konsumen jarang berinteraksi secara
distribusi di Indonesia kurang efisien adalah
langsung dalam melakukan proses tataniaga,
belum memadainya sarana dan prasarana
melainkan dilaksanakan bersama atau dengan
transportasi. Jaringan distribusi yang belum
mengikut sertakan beberapa lembaga
mapan selama ini menyebabkan tersendatnya
pemasaran lain yang membantu terjalinnya
aliran produk, sehingga sering terjadi
pertemuan antara penjual dan pembeli. Mereka
kelangkaan penyediaan barang di beberapa
melakukan berbagai kegiatan mulai dari
pasar. Belum mapannya jaringan distribusi,
pembelian, penjualan, pengangkutan,
ditambah dengan rentannya sektor jasa
pengolahan, penyimpanan, pengepakan dan
transportasi dari pengaruh ekonomi makro
lain sebagainnya (Hanafiah dan Saefuddin,
serta iklim seperti harga bahan bakar atau
1983).
bencana alam, secara tidak langsung akan
Sedangkan proses distribusi atau
berdampak pada kegiatan distribusi (Rizki
tataniaga merupakan suatu kegiatan yang
2005).
bertujuan untuk menciptakan, menjaga dan
Distribusi produk pertanian adalah
meningkatkan nilai dan kegunaan dari barang
kegiatan yang bertalian dengan penciptaan
dan jasa (Rifianto, 1999). Kegunaan yang
atau penambahan kegunaan daripada barang
mampu diciptakan oleh kegiatan tataniaga
dan jasa dengan tujuan untuk menempatkan
meliputi penciptaan dan peningkatan nilai
barang-barang ke konsumen akhir. Untuk
kegunaan tempat, waktu dan kepemilikan.
mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan
Semua lembaga tataniaga akan berusaha untuk
kegiatan-kegiatan pendistribusian yang dilihat
meningkatkan manfaat dari komoditi yang
berdasarkan arus barang yang meliputi
dipasarkan. Dengan demikian kegiatan
beberapa proses, yaitu (Hanafiah dan
tataniaga berusaha untuk menempatkan barang
Saefuddin, 1983) :
yang diusahakannya ke tangan konsumen
1. Proses pengumpulan dengan nilai dan kegunaan yang meningkat
Pengumpulan merupakan proses pertama (Hanafiah dan Saefuddin, 1983). Pengertian
dari arus barang. Barang-barang yang lain distribusi adalah kegiatan penyaluran atau
dihasilkan dalam jumlah kecil penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari
dikumpulkan menjadi jumlah yang besar, produsen ke konsumen. Gambar Pola saluran
agar dapat disalurkan ke pasar-pasar untuk barang konsumsi sebagai berikut .
eceran secara lebih efisien. Saluran 1 : Produsen Konsumen
2. Proses pengimbangan Saluran 2 : Produsen Pengecer
Pengimbangan merupakan proses tahap Konsumen
kedua dari arus barang, terjadi antara

20
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Saluran 3: Produsen Pedagang Besar 3.3. Teknik Analisis Data


Pengecer Konsumen Analisa data yang digunakan
Saluran 4: Produsen Pedagang Besar adalah analisa deskriptif yaitu analisa untuk
Pengecer Jobber Konsumen mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap obyek yang diteliti melalui data
3. Metode Penelitian sampel atau populasi sebagaimana adanya,
tanpa melakukan analisis dan membuat
3.1. Populasi dan Sampel
kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Populasi dalam penelitian ini adalah
(Sugiyono, 2010). Analisis deskriptif yang
seluruh pedagang buah dengan kriteria
digunakan adalah analisis kuantitatif
pedagang buah gread C dan D di Kota
(Distribusi frekuensi) dan analisis kualitatif.
Semarang yang terbagi dalam 12 Kecamatan
Langkah analisis data dimulai dari data yang
baik yang berjualan di outlet tetap maupun
terkumpul baik dari data sekunder maupun
outlet tidak tetap. Metode pengambilan sampel
dari data primer kemudian dianalisis secara
dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, melalui reduksi data yang dilakukan
Non Random Sampling, yaitu metode
sejak di lapangan, penyajian data dengan
convenience sampling (pemilihan sampel
matriks, dan penarikan kesimpulan.
berdasarkan kemudahan atau yang ditemui)
(Nur Indrianto, 1999). Jumlah sampel dalam
4. Hasil dan Pembahasan
penelitian ini adalah 130 pedagang buah,
menurut Fraenkel & Walker(1993) dalam 4.1. Hasil Analisis Data
Suhardi Sigit (1999) besar sampel minimal Pedagang buah di 12 (dua belas)
penelitian deskriptif sebanyak 100. Data Kecamatan, di Kota Semarang di
penelitian dikumpulkan dengan memberi kategorikan ke dalam Outlet Tetap (OT)
kuestioner langsung kepada pedagang buah di dan Outlet Tidak Tetap (OTT). OT, yaitu
kota Semarang pedagang yang mempunyai outlet tetap
Selain pedagang buah Pedagang Tetap (seperti kios / lapak dengan lokasi di
( Pedagang buah di pasar dan dikios) dan sepanjang jalan protokol, di
Pedagang Tidak Tetap , yaitu Pedagang buah perkampungan penduduk maupun di
dengan menggunakan mobil, becak , dan pasar) dan OTT, yaitu pedagang yang
pedagang buah musiman, sampel penelitian ini tidak mempunyai outlet tetap . seperti
juga meliputi 5 (lima ) orang distributor buah menjual buah di mobil , atau nomaden di
di Kota Semarang. suatu tempat tertentu Berdasarkan
kategori tersebut sebagian besar pedagang
3.2. Jenis dan Sumber Data
memiliki tempat usaha kurang dari 25
1. Data Primer merupakan data yang
m2.
langsung diperoleh melalui responden
Jenis buah yang dijual di lapak baik
yang telah ditetapkan dalam penelitian
yang berupa outlet tetap maupun tidak
ini, yaitu. Petani dan Pedagang,
tetap berjumlah 29 jenis , terdapat buah
2. Data sekunder merupakan data yang
lokal dan buah import. Buah yang paling
diperoleh melalui lembaga penyedia data
banyak di jual disetiap outlet yang diteliti
yang telah dicetak atau dipublikasikan
adalah (1) jeruk, (2). Pisang, (3). Apel,
yang telah ada meliputi : Pengelola
(4). Semangka, (5). Melon. Dan (6),
Pasar Kota Semarang, Dinas Pasar Kota
papaya. Sedangkan buah yang tidak
Semarang, Dinas Pertanian, Dinas
banyak dijual di setiap outlet : (1). Untuk
Perindustrian dan perdagangan Kota
buah lokal seperti : bengkuang, Kesemek
Semarang, dan Publikasi lain yang
/ kledung, Krokosan dan Langsep,
sesuai.

21
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

manggis, rambutan, dan sawo. (2) untuk supplai langsung dari petani ke outlet ;
buah import yang jarang dijual di outlet (2). Buah naga lokal yang di supplai
adalah kiwi dan stowberry. melalui distributor ke outlet (3). Buah
naga lokal yang di supplai melalui
4.2. Pembahasan bakul/tengkulak ke outlet : (4) Buah naga
4.2.1. Saluran Distribusi Buah Lokal import yang di supplai melalui distributor
dan Buah Import . Penjualan buah naga (juga buah import
Saluran distribusi yang akan lainnya), selain dilakukan oleh distributor
dibahas dalam artikel ini meliputi 7 (tuju) dengan cara pengecer mendatangi
dari 8 (Delapan) Jenis buah import yang pengecer juga dapat dilakukan dengan
paling banyak masuk di Indonesia, dan cara pengecer membeli langsung ke
jenis buah yang akan dipaparkan dalam distributor .
artikel ini dianggap mewakili saluran 2. Pendistribusi Jeruk ( Jeruk Besar dan
distribusi buah lokal dan buah import Jeruk Kecil)
yang di jual di Kota Semarang yaitu : Negara pemasok utama buah jeruk
buah naga, Jeruk (jenis besar dan import adalah China. , Amerika Serikat,
jerukkecil) , durian, Kelengkeng, Pear, dan Pakistan. Dari bulan Januari hingga
Anggur , dan Apel. Juni 2012, jeruk yang diimport sebanyak
15,7 ribu ton atau senilai US$ 12,5 juta.
1. Pendistribusi Buah Naga Dengan jumlah import dari masing –
Negara pemasok buah masing Negara ke Indonesia sebagai
naga adalah Vietnam, Malaysia, dan berikut : (1). China sebanyak 4,8 ribu ton
Singapura. Buah Naga yang diimport ke (senilai US$ 3,7 juta), (2). Amerika
Indonesia dalam tahun 2012 sebanyak 5,2 Serikat (pemasok kedua terbesar jeruk)
ribu ton dengan nilai US$ 4,4 juta. sebanyak 3 ribu ton dengan nilai US$ 2,6
Jumlah import dari bulan Januari sampai juta, (3). Pakistan, jeruk impor dari negara
dengan bulan Juni 2012, dengan ini sebanyak 3,4 ribu ton dengan nilai
perincian : import dari Vietnam sebanyak US$ 2,6 juta., (4). Mesir sebanyak 3,4
5 ribu ton ( senilai US$ 4,2 juta ), impor ribu ton dengan nilai US$ 2,3 juta. , (5)
dari Malaysia sebanyak 149,4 ton (senilai Australia, Argentina, Afrika Selatan,
US$ 117,4 ribu), dan impor buah naga Spanyol, Uruguay, Hongkong, Taiwan,
dari Singapura 2,9 ton (senilai US$ Turki, dan Korea Selatan kurang lebih
3.393). 500 ton.
Pemasok buah naga terbanyak ke Pemasok buah Jeruk lokal di Kota
outlet – outlet di Kota Semarang berasal Semarang, sebagian besar berasal dari
dari Pasar Johar (terbanyak), Gudang Pasar Johar. Sedangkan untuk buah
buah Kaligawe, Gudang buah Pelabuhan, import selain dari pasar Johar, juga di
PT. Ibana, Bandungan . dan petani.. Di pasok melalui Gudang Buah Kaligawe,
Kota Semarang sebagian besar buah naga Sentana, dan Sunpride.
di jual di outlet tetap (OT) dengan luas 3. Pendistribusi Durian
outlet kurang dari 25 m2. Sedangkan jenis Pemasok buah durian
buah naga yang dijual adalah jenis buah import terbanyak Thailand dan
naga putih dan buah naga merah . Malaysia. Berdasarkan data BPS,
Jalur distribusi buah naga merah sepanjang bulan Januari hingga bulan
dan putih ( baik buah naga lokal maupun Juni tahun 2012, Indonesia telah
import. di Kota Semarang ada 4 (empat) mengimpor durian sebanyak 1,6 ribu ton ,
yaitu :: (1). Buah Naga lokal yang di

22
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

senilai US$ 1,7 juta, dari 2 (dua) negara ton lengkeng impor dengan nilai US$
yakni Thailand dan Malaysia. 33,7 juta, dari Vietnam sebanyak 171
Import dari Thailand, pada bulan ton dengan nilai US$ 201,7 ribu, dan dari
Januari, sebanyak 199,3 ton senilai US$ China sebanyak 27,5 ton dengan nilai
274,5 ribu, bulan Februari, sebesar 195,6 US$ 30.287.
ton dengan nilai US$ 272,7 ribu, Bulan Buah kelengkeng import maupun
Maret 872,1 ton senilai US$ 900 ribu, kelengkeng lokal, pada umumnya di jual
sedangkan pada bulan April, Mei, dan di OTT dan OT dengan luas toko kurang
Juni, tidak ada impor dari Thailand. dari 25m2. Pemasok buah kelengkeng
Import dari Malaysia, pada bulan Januari, lokal di Kota Semarang berasal dari
sebanyak 7,5 ton, senilai US$ 7.690. Pada petani, Pasar Johar (terbanyak) dan
bulan Februari dan Maret tidak ada Bandungan. Sedangkan pemasok buah
import. Pada bulan April, sebanyak 36,2 kelengkeng import berasal dari Pasar
ton senilai US$ 37,4 ribu. Pada bulan Johar, Bandungan, Gudang buah
Mei, sebanyak 89,4 ton durian dengan Kaligawe, Gudang Pelabuhan dan
nilai US$ 82,3 ribu . Bulan Juni, sebanyak Kumala.
173,5 ton dengan nilai US$ 114,2 ribu. 5. Pendistribusi Pear
Total durian Malaysia yang masuk ke Pemasok pear berasal dari China,
Indonesia sepanjang semester I tahun ini Afrika Selatan, Australia, Korea Selatan,
sebanyak 306,6 ton dengan nilai US$ dan Amerika. Pada tahun 2012, Import
241,7 ribu. Pear, ke Indonesia sebanyak 69 ribu ton
Di Kota Semarang, buah durian atau senilai US$ 55,3 juta, dari jumlah
merupakan buah musiman yang banyak tersebut, China merupakan importer
dijual di outlet tetap , dengan luas kurang terbanyak, dengan jumlah 64,5 ribu ton
dari 25 m2 dan di jual dipinggir – pinggir (senilai US$ 50 juta). Afrika Selatan,
jalan di Kota Semarang. . Buah durian sebanyak 2.866 ton (senilai US$ 3,3
dalam penelitian ini di kategorikan juta), Australia sebanyak 1.161 ton
menjadi buah durian jenis durian dengan nilai US$ 1,3 juta, dan Korea
montong lokal ( terdiri dari durian lokal Selatan sebanyak 181,8 ton dengan nilai
dan durian montong lokal – karena saat US$ 392,2 ribu dan Amerika Serikat
ini buah montong sudah banyak di sebanyak 181 ton dengan nilai US$ 173,5
budidayakan oleh petani) dan durian ribu.
montong import. Pemasok buah Pear DI Kota
Pemasok buah durian lokal ke Semarang dari Pasar Johar, Sunpride dan
outlet – outlet di Kota Semarang berasal Pasar Bandungan, dengan pemasok
dari petani, Pasar Johar, Sunpride, PT. terbesar dari Pasar Johar..Sedangkan
Ibana, dan Pasar Johar sedangkan pemasok buah pear import berasal dari
pemasok durian montong import berasal Pasar Johar, Bandungan, Gudang buah
dari Pasar Johar dan Gudang Kaligawe. Kaligawe (terbanyak 31 lapak) , dan
4. Pendistribusi Kelengkeng Gudang Pelabuhan.
Pada tahun 2012, import 6. Distribusi Anggur
kelengkeng ke Indonesia sebanyak 29,2 Negara pengimport anggur ke
ribu ton (se nilai US$ 34 juta). Importir Indonesia meliputi : (1). Chili (8.044 ton
lengkeng terbesar berasal dari 3 (tiga) atau senilai US$ 18,5 juta , merupakan
Negara yaitu Thailand, Vietnam, dan pengimport terbesar), (2). Australia
China. Pada bulan Januari s/d Juni 2012, (6.750 ton dengan nilai US$ 13,9 juta),
import dari Thailand. Sebanyak 29 ribu (3). Afrika Selatan (3.473 ton dengan

23
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

nilai US$ 7,9 juta). (4). Argentina (1.268 Johar, Sentra dan Sunprice..Gudang buah
ton anggur impor dengan nilai US$ 2,8 Kaligawe, atau pada bakul ( Jahman,
juta), dan Amerika Serikat (307,6 ton HOS, Roni, Agus dan Kumala) ,
dengan nilai US$ 593,6 ribu). Tahun sedangkan pemasok buah apel lokal dari
2012, total import anggur dari 11 negara Pasar Johar, Pasar Bojo, Sunprice dan
ke Indonesia sebesar 20,4 ribu ton dengan Bandungan.
nilai US$ 44,7 juta. Buah Apel lokal dan buah apel
Pemasok buah anggur import banyak dijual di outlet tetap
import ke lapak – lapak (baik OT maupun maupun outlet tidak tetap , seperti dijual
OTT dengan luas < 25M2) di Kota di mobil – mobil di pinggir jalan. Jenis
Semarang , berasal dari Pasar Johar apel import yang banyak dijual seperti
(Pemasok terbanyak), Pasar Boja, Gudang apel fuji, apel merah, apel Whasington
Kaligawe, Gudang Buah Pelabuhan, Pasar dan apel sanmon, Sedangkan apel lokal
Buah (Ibana), Bandungan, Distributor, yang di jual adalah apel malang dan apel
Laris Manis, Sentra, dan HOS. manalagi.
Sedangkan untuk pemasok buah anggur Berdasarkan hasil penelitian di 12
lokal berasal dari Pasar Johar dan Laris Kecamatan di Kota Semarang, dapat
Manis. diketahui, bahwa pola distribusi buah
Jenis anggur import yang banyak lokal di Kota Semarang ada 3 (tiga) yaitu
di jual adalah anggur Afrika, Amerika, : Pertama , Buah di supplai langsung dari
Anggur Australia, Anggur Cina, anggur petani ke outlet ( P è O è KA), Kedua
Peru, anggur Korea, dan anggur Roinbod buah lokal yang di supplai melalui
baik itu anggur merah maupun anggur distributor ke outlet, dan di jual ke
hijau Anggur lokal jarang dijual dilapak- Konsumen Akhir ( P è D è O èKA),
lapak , kalau ada yang dijual jenis anggur dan ketiga Buah yang di supplai melalui
bali, atau orang menyebut anggur kecil bakul/tengkulak ke outlet ( P è TG è
atau anggur hitam, O è KA). Dan dalam melakuka
7. Distribusi Apel pendistribusian buah, toko buah di Kota
Pada tahun 2012, total Semarang, sering menggunakan
import apel ke Indonesia sebanyak 92,4 kombinasi dari ke tiga saluran distribusi
ribu ton atau senilai US$ 82,2 juta. Asal diatas. Gambar 4.1. menunjukkan pola
import buah apel ke Indonesia dari 11 distribusi buah lokal di Pasar Kota
negara. Negara pengimpor apel terbesar Semarang.
ke Indonesia meliputi : (1) China, dengan Gambar : 1. Salurab Distribusi Buah Lokal
total impor 63,5 ribu ton atau senilai US$
1
56,6 juta (import terbesar), (2). Amerika
Serikat dengan jumlah 24,9 ribu ton 2
dengan nilai US$ 20,5 juta , (3). New Konsumen
Petani Distributor Outlet
Zealand sebanyak 1.915 ton dengan nilai Akhir

US$ 2,3 juta, (4). Kangguru, Australia,


sebanyak 315 ton dengan nilai US$ 1,1 Bakul / TG
juta , (5). Afrika Selatan sebanyak 1.038 3

ton dengan nilai US$ 1,04 juta, (6). Sumber : Data Primer Yang Diolah
Perancis, Singapura, Myanmar, Pola distribusi buah import di Kota
Argentina, Korea Selatan, dan Jepang Semarang , ada 3 (tiga) yaitu (1). Buah
Di Semarang, pemasok buah apel import yang di supplai melalui distributor
import sebagian besar berasal dari Pasar ke outlet ( I è D è O è KA).; (2).

24
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

JBuah Import yang di supplai melalui buah subtropics. Kandungan vitamin C


distributor ke outlet, dan di jual ke dan vitamin A pada buah mangga lokal,
Konsumen Akhir ( I è D è O è KA); misalnya, lebih tinggi 10 kali lipat
dan (3). Buah import yang di supplai dibandingkan apel impor. Nilai gizinya
melalui bakul / tengkulak ke outlet, ( I juga lebih baik karena tidak melalui
è TG è O è KA). Pola distribusi penyimpanan lama atau pengawetan yang
buah import secara lengkap dapat dilihat menurunkan kualitas
pada gambar 2. berikut : Faktor – Faktor yang perlu
Gambar : 2. Salurab Distribusi Buah mendapatkan perhatian dalam
Import 1
pendistribusian buah lokal yang dapat
menjadi penghambat antara lain :
2 Buah-buahan Indonesia belum
Konsumen dikenal di dunia internasional dan melum
Petani Distributor Outlet
Akhir
menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Belum berorientasi pada mutu.
Bakul / TG
Buah-buahan lokal diperdagangkan tanpa
3
seleksi mutu di tingkat produsen. Dalam
Sumber : Data Primer Yang Diolah pengiriman, buah bermutu baik dicampur
4.2.2. Faktor - Faktor Pendukung dan dengan bauh bermutu jelek, daun, ranting,
Penghambat Pendistribusian bahkan buah busuk. Akibatnya, 40-60
Buah Di Kota Semarang persen buah rusak dan harus dibuang.
Serta belum adanya jaminan mutu dan
Faktor pendukung belum diterapkannya manajemen mutu
pendistribusian buah lokal meliputi : dalam produksi buah-buahan
Pertama , Potensi buah-buahan Indonesia menyebabkan potensi buah menjadi
sangat besar. Indonesia mempunyai lebih terbengkalai. Rendahnya mutu buah lokal
dari 6000 varietas/klon buah-buahan yang , terkait erat dengan sistem produksi
unggul. Potensi alam juga sangat buah-buahan, sistem panen, dan
mendukung. Indonesia mempunyai iklim, penanganan pasca panen.
lahan, dan altitude yang memungkinkan Sistem produksi buah-buahan di
musim panen dapat dilakukan berbeda- Indonesia umumnya menggunakan sistem
beda tiap daerah. Sementara potensi produksi pekarangan dan agroforestry.
lahannya masih cukup besar sekitar 9,7 Dimana sistem jaminan mutu sulit
juta hektar. Dan di Jawa Tengah diterapkan. Sehingga penerapan jaminan
sebenarnya mempunyai potensi buah mutu buah-buahan perlu dikembangkan
lokal , karena salah satu dari 3 (tiga) dan di terapkan oleh para petani buah,
penghasil buah terlengkap di Indonesia serta perlu mempelajari manajemen
adalah Jawa Tengah, Kedua , Menurut kebun buah
jajak pendapat Kompas, masyarakat Keberadaan buah import harus
sebenarnya masih menggemari buah diwaspadai , karena buah import
lokal. Dari 446 responden, 74.9 persen memiliki beberapa hal yang sangat
responden lebih memilih buah lokal dari mendukung untuk lebih diminati
pada buah impor. (Kompas, 16 OKtober
konsumen, hal – hal tersebut seperti :
2011), Ketiga , Rasa dan Kandungan
pertama, Buah impor kerap dipilih oleh
Vitamin : lebih segar, beberapa buah
konsumen dengan alasan, tampilannya
tropis juga terbukti lebih unggul
menarik, pasokannya terjamin, dan ada
kandungan vitaminnya dibandingkan
standarisasi mutu. Durian montong asal

25
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Thailand, jeruk asal Cina, apel, pear, dan persaingan dengan produk impor, adanya
kawan-kawannya sudah menjadi tuntutan konsumen terhadap standar
langganan konsumen Indonesia. Kedua , keamanan pangan dan mutu produk,
Buah impor kini selain memasuki ranah perubahan gaya hidup dan cara pandang
konsumsi, juga telah menyerbu ke dalam terhadap pangan.
hal yang lebih substansial, seperti ritual Beberapa contoh penerapan SCM,
keagamaan. Di Bali, sebagian warga lebih Taiwan , merupakan contoh
suka menggunakan buah impor sebagai penerapan SCM yang berhasil. Petani
bahan sesajen dalam upacara. Menurut I buah di Taiwan membentuk asosiasi atau
Ketut Sumadi, dosen Institut Hindu kelompok tani. Mereka melakukan
Darma, jika mempersembahkan buah seleksi sendiri. Buah dikemas sesuai
impor, warga merasa sesajinya lebih standar, baru ditawarkan ke pasar grosir.
“berkelas” karena buah impor biasanya Para tengkulak dipersilahkan membeli di
lebih mahal ketimbang buah lokal. pasar grosir dengan cara lelang dengan
(Kompas, 16 Oktober 2011). Ketiga, Di ketentuan yang dibuat asosiasi.
dalam industri, buah-buahan menjadi Indonesia yakni di Lumajang,
bahan baku industry makanan dan Jawa Timur. Mereka adalah petani pisang
minuman. Untuk minuman ringan sari mas Kirana yang membentuk Kelompok
buah yang diproduksi perusahaan besar, Tani Sumber Jambe.
hampir semua bahan bakunya impor.
Kalaupun dihasilkan di Indonesia buah- 5. Kesimpulan
buahan yang menjadi bahan baku Berdasarkan pembahasan dalam
industri, umumnya dihasilkan oleh bab di atas , dapat dibuat kesimpulan
perkebunan besar, dimana sentuhan sebagai berikut :
teknologi diaplikasikan dari penanaman Di Kota Semarang ditemukan
hingga pascapanen sehingga kontinuitas beberapa pola saluran distribusi buah ,
pasokan dan standarisasi rasa serta bentuk dengan lembaga – lembaga seperti petani,
buah bisa didapat. (Kompas, 16 Oktober pedagang lokal , tengkulak, bakul pasar,
2011). maupun importer Dalam menganalisis
Berdasarkan pola pendistribusian saluran pemasaran buah di Kota
yang sudah ada di Kota Semarang, agar Semarang , dibagi menjadi dua bagian
buah lokal menjadi tuan rumah yaitu saluran pemasaran buah impor dan
dinegerinya sendiri dapat terwujud saluran pemasaran buah lokal. Pada
apabila di bangun supply-chain saluran pemasaran buah impor, peran
management (SCM) yang tangguh. SCM supplier sebagai grosir sangat penting
merupakan strategi bisnis yang bagi masuknya buah impor ke Kota
mengintegrasikan secara vertikal Semarang. Supplier mengatur waktu dan
perusahaan-perusahaan dalam supply jumlah buah impor, menjadikan
chain (SC) untuk menigkatkan efisiensi keberadaan buah impor sampai di tangan
dan prestasi keseluruhan anggota SC agar konsumen selalu tersedia tiap saat dengan
dapat memenuhi tuntutan konsumen harga yang lebih stabil. Dengan Pemasok
sehingga menjadi satu kesatuan kegiatan buah terbesar di Kota Semarang ada di
bisnis yang kompetitif. Pasar Johor .
SCM saat ini menjadi penting, Pola distribusi buah di Kota
karena di Indonesia, tumbuh pasar-pasar Semarang, baik buah import maupun
modern, seperti hypermarket, buah loka; di Semarang 3 (tiga) saluran.
supermarket, dan minimarket, adanya Ketiga saluran pemasaran untuk buah

26
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

lokal adalah : (1). Petani , ke Outlet, ke sendiri dapat terwujud apabila di


Konsumen Akhir : (2). Petani, ke bangun supply-chain management
Pedagang pengumpul (termasuk (SCM) yang tangguh. SCM
didalamnya tengkulak , grosir buah ), ke merupakan strategi bisnis yang
Outlet, ke konsumen Akhir : (3). Petani,
mengintegrasikan secara vertikal
ke tengkulak, ke Outlet, ke Konsumen
perusahaan-perusahaan dalam supply
Akhir. Sedangkan pada pemasaran buah
Import , diketahui 3 (tiga) saluran
chain (SC) untuk meningkatkan
pemasaran di Kota Semarang, yaitu : (1). efisiensi dan prestasi keseluruhan
Importir, ke Outlet, ke Konsumen Akhir; anggota SC agar dapat memenuhi
(2). Importir, ke Distributor buah, ke tuntutan konsumen sehingga menjadi
Outlet, ke Konsumen Akhir ; (3). satu kesatuan kegiatan bisnis yang
Importir, ke Pasar buah/TG , ke Outlet, ke kompetitif.
Konsumen Akhir Diperlukan campur tangan
Saluran pemasaran pada pola pemerintah dalam bentuk kebijakan –
saluran ke-3 paling dominan dan rutin kebijakan yang mendukung
terjadi di Kota Semarang
pendistribusian buah lokal seperti :
Fakrtor Pendukung
meningkatkan pendampingan pada
pendsistribusian buah lokal meliputi
potensi Indonesia sebagai penghasil
para petani penghasil buah,
buah-buahan yang unggul , sebagian memfasilitasi keterkaitan petani kecil
masyarakat menggemari buah lokal , Rasa dengan industry penggolahan buah,
dan Kandungan Vitamin lebih baik membatasi masuknya buah import,
karena tidak melalui penyimpanan lama melakukan menyederhanakan rantai
atau pengawetan yang menurunkan pemasaran buah lokal, dengan lebih
kualitas. Faktor penghambat, Buah- mengefektifkan pasar lelang komoditi
buahan Indonesia belum dikenal di dunia buah-buahan atau
internasional dan melum menjadi tuan memperluas/memperbaiki sarana
rumah di negeri sendiri, Sistem
pasar induk yang telah ada, kedua
perdagangan di dalam negeri belum
memperbaiki fasilitas pasar tradisional
berorientasi pada mutu dan manajemen
mutu, serta penanganan pasca panen dan
dan meniadakan atau mencegah
Sistem produksi umumnya menggunakan pungutan-pungutan kepada pengecer
sistem produksi pekarangan dan kecil.
agroforestry, sehingga sulit melakukan Adanya tuntutan konsumen
penerapan jaminan mutu pada buah yang terhadap standar keamanan pangan,
dihasilkan. mutu produk, perubahan gaya hidup
Keberadaan buah import harus dan cara pandang terhadap pangan
diwaspadai , karena Buah impor pada masyarakat, maka pelaku usaha
memiliki tampilan yang menarik, dalam pendistribusian buah perlu
pasokannya terjamin, dan terdapat penerapan dan mengembangkan
standarisasi mutu. jaminan mutu buah-buahan serta
6. Implikasi Manajerial mempelajari manajemen kebun buah
Berdasarkan pola
pendistribusian yang sudah ada di Daftar Pustaka
Kota Semarang, agar buah lokal Buah impor mengandung formalin.
menjadi tuan rumah dinegerinya Indonesia menjadi keranjang sampah

27
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

facebook. com/notes/berita-indonesia/buah- favorit-indonesiaf990101mainnews diakses


impor-mengandung-formalin-indonesia- tgl 18 Januari 2012
menjadi-keranjang- Impor Buah Seharusnya Hanya untuk
sampah/10150635577247208 diakses tgl 19 Menutup Kekurangan http://www.media
Januari 2013 indonesia.com/read/2012/06/05/324344/4/2
Buah Impor : Hindari Aturan /- Impor-Buah-Seharus nya -Hanya-untuk-
Pembatasan, Semarang Genjot Produksi Menutup-Kekurangan- diakses tgl 19
Buah Lokal. http://www.bisnis- Januari 2013
kepri.com/index.php/2013/02/buah-impor- J. David Hunger & Thomas L. Wheelen,
hindari-aturan-pembatasan- semarang- (2003), Manajemen Strategis, Andi ,
genjot-produksi-buah-lokal/diakses 24 Yogyakarta
Januari 2013 Michael E. Porter, Keunggulan
China Pemasok Terbesar Jeruk Impor ke Bersaing, (1994), Binarupa Aksara, Jakarta
Indonesia Barat Indonesia..
http://finance.detik.com/read/2012/06/18/1 Michael A. Hitt,R DuaneIreland &
34300/1943964/4/china-pemasok-terbesar- Robert E.Hoskisson, (2001)Manajemen
jeruk-impor-ke- indonesia ?f771108bcj Strategik, Daya Saing & Globalisasi buku 1
diakses tgl 20 Januari 2013 dan 2, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Glueck & Jank, (1993) Manajemen Mulyadi & Johny Setyawan,
Strategies Dan Kebijakan Perusahaan, (2001),Sistem Perencanaan & Pengendalian
Penerbit Erlangga, Jakarta .. Manajemen, Penerbit Salemba Empat
Indikator Ekonomi, Buletin Jakarta.
Statistik Bulanan 2012, Badan Pusat Pearce, John A. & Robinson, Richard
Statistk. B, Jr, (2009), Manajemen Strategik, Jilid 1
http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/ie_feb & 2, Binarupa Aksara, Jakarta Barat-
2012/index3.php?pub=Indikator%20Ekono Indonesia.
mi%20Februari%202012 diakses tgl 15 Statistik Indonesia 2012 , Badan Pusat
Januari 2013 Statistik Republik Indonesia
Impor Pisang, Jeruk Hingga Pepaya http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/si_20
Tembus Rp 2,6 Triliun http://finance. 12/index3.php?pub=Statistik%20Indonesia
detik.com/read/2012/06/18/121550/194383 %202012 diakses tgl 15 Pebruari 2013
5/4/impor-pisang-jeruk-hingga-pepaya- Suwarsono Muhammad (2004),
tembus-rp-26-triliun?f771108bcj diakses Manajemen Strategik Konsep dan Kasus
tgl 20 Januari 2013 edisi 4, UPP STIM YKPN, Yogyakarta
Impor Dibatasi, Petani Ditantang Sentra Buah-buah
Tingkatkan Produktifitas Buah Lokal, http://hortikultura.deptan.go.id/?q=node/32
http://republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/ 8/diakses 20 Pebruari 2013
12/05/21/m4cqf0-impor-dibatasi-petani- Sistem Kuota : Importir masih bebas
ditantang-tingkatkan-produktifitas-buah- impor buah dan sayuran http://www
lokal diakses tgl. 18 Januari 2013 .bisnis.com/articles/sistem-kuota-importir-
Ini Dia 9 Buah Impor Favorit masih-bebas-impor-buah-dan-sayuran
Indonesia Index Artikel Ini Klik "Next" diakses tgl 23 Januari 2013
untuk membaca artikel selanjutnya 1 dari Pasar dan Perdagangan : Peluang Pasar
10 Next » Buah Lokal, http://ekonomi.kompasiana.
http://finance.detik.com/read/2012/08/03/0 com/agrobisnis/2011/07/05/pasar-dan-
95600/1982145/4/1/ini-dia-9-buah-impor- perdagangan-peluang-pasar-buah-lokal-
378065.html.-*-./diakses 19 Januari 2013

28
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Patriostisme Buah Lokal, http://www.medanbisnisdaily.com/news/rea


http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis d/2012/06/18/101839/ada_wto_di_balik_pe
/2013/02/16/patriotisme-buah-lokal- nundaan_aturan_pengetatan_impor_buah_s
534075.html, diakses tgl. 25 Januari 2013 ayur/#.UCZ116DBGTY diakses tgl 18
Ada WTO di Balik Penundaan Aturan Januari 2013
Pengetatan Impor Buah & Sayur

29

Anda mungkin juga menyukai