Anda di halaman 1dari 3

Nama : Destia Nur Khasanah

No : 10
Kelas : 1 E
NIM : K7123056

UAS 2 PENDIDIKAN PANCASILA

Mata kuliah : Pancasila


Prodi : S1 PGSD
Semester : I (Satu)
SKS : 2
Pengampu : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
Sifat ujian : Open Book
Petunjuk Kerja: 1. Kerjakan secara mandiri
2. Jawaban sama persis (copy paste) keduanya gugur
3. Jawaban diketik
4. Jawaban disatukan 1 file lewat PJ kelas
5. Pj kirim email lewat google drive ke emailhasanmahfud@staff.uns.ac.id

1. Dalam pembukaan UUD 1945, pada alinea pertama terdapat pernyatan subjek dan
pernyataan objektif indonesia.
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah pernyataan pernyatan subjek dan objektif indonesia tersebut?
Jawab : Pada pembukaan UUD 1945, alinea pertama menyatakan subjek
dengan kalimat "Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan". Sedangkan pernyataan
objektif Indonesia dinyatakan dalam kalimat "untuk memajukan perdamaian
dunia dan kesejahteraan umat manusia".

2. Bagaimanakah seharusnya menurut anda sikap indonesia terhadap negara


israel yang melakukan penjajahan (genosida) kepada palestina? Berikan
penjelasan?
Jawab : Indonesia telah lama mendukung kemerdekaan dan kesejahteraan
Palestina. Sikap Indonesia terhadap Israel cenderung menentang penjajahan
dan kekerasan terhadap rakyat Palestina serta mendukung solusi damai.
Pendekatan diplomasi dan solidaritas internasional menjadi prinsip utama
dalam menangani konflik ini, dengan mengadvokasi hak-hak Palestina tanpa
membenarkan tindakan penjajahan Israel.

2. Pada tahun 2024 dikatakan sebagai tahun politik karena bangsa indonesia sedang
melakukan pesta demokrasi memilih calon anggota legislatif dan eksekuti.
Mahasiswa diharapkan dapat memilih pimpinan yang benar-benar aamanah.
Pertanyaan :
a. Bagaimanakah menurut anda jika ada calon yang melakukan black
compagne (kampanye gelap)? Berilah penjelasan?
Jawab : Kampanye gelap atau black campaign adalah tindakan yang tidak
etis dalam politik di mana calon atau pihak yang terlibat menggunakan
informasi palsu, menyesatkan, atau menyerang lawan politik tanpa bukti yang
jelas. Praktik semacam ini merusak integritas demokrasi dan mempengaruhi
proses pemilihan dengan cara yang tidak fair. Masyarakat seharusnya
menerima informasi yang jujur dan transparan tentang calon yang bersaing
untuk memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih baik dalam
memilih pemimpin mereka.

b. Bagaimanakah yang seharusnya dilakukan oleh para calon (kontestan


pemilu) di saat masa kampanye? Berilah penjelasan?
Jawab : Para calon pada masa kampanye seharusnya fokus pada
pengenalan diri dan agenda mereka kepada pemilih. Ini melibatkan :

1. Pendekatan yang Jujur dan Transparan : Menyampaikan visi, misi,


dan rencana kerja secara jelas dan terbuka kepada pemilih.
Memberikan informasi yang akurat dan tidak menyesatkan.
2. Interaksi dengan Pemilih : Melakukan dialog langsung dengan
pemilih, baik melalui pertemuan langsung, diskusi, forum, atau melalui
platform media sosial. Mendengarkan masukan dan kebutuhan
masyarakat.
3. Presentasi Rencana Kerja : Menyajikan rencana konkret dan detail
tentang bagaimana mereka akan menjalankan tugas dan
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
4. Menyebarkan Edukasi Politik : Memberikan pemahaman yang baik
kepada pemilih tentang pentingnya partisipasi dalam proses politik
dan pemilu serta mendorong partisipasi aktif.
5. Menghormati Prinsip Etika dan Hukum : Menjalankan kampanye
tanpa melanggar etika, moral, atau hukum yang berlaku. Menghindari
politik uang dan upaya tidak sehat lainnya.
6. Menyebarkan Pesan Positif : Membangun kampanye yang berfokus
pada solusi, harapan, dan pemersatu daripada retorika negatif atau
pembelahan.

3. Pada penjabaran makna tiap alinea pembukaan UUD 1945.


Pertanyaan :
Bagaimanakah hubungan kausal organis antara alinea-alinea pembukaan UUD 1945
dengan batang tubuh (pasal – pasal) UUD 1945? Berilah penjelasan?
Jawab : Alinea-alinea pembukaan UUD 1945 menguraikan asas-asas yang menjadi
pijakan dasar bagi konstitusi Indonesia. Secara kausal, alinea-alinea tersebut
membentuk kerangka konseptual yang menjadi landasan bagi batang tubuh UUD
1945, yaitu pasal-pasal yang menetapkan struktur, kekuasaan, dan kewenangan
lembaga-lembaga negara, hak-hak asasi, serta prinsip-prinsip dasar pemerintahan.

1. Misalnya, alinea pertama yang menyebutkan "Kebangsaan, Kerakyatan,


Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan sosial" menjadi prinsip-prinsip
utama yang diterjemahkan dalam pasal-pasal UUD, seperti pasal-pasal yang
menegaskan kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan, dan keadilan sosial.
2. Kemudian, alinea kedua yang menyatakan "Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia" memberi landasan bagi
pasal-pasal yang mengatur hak asasi manusia dan kewajiban negara dalam
melindungi semua warga negara.

3. Selanjutnya, alinea ketiga yang menggariskan "Memajukan kesejahteraan


umum" menjadi landasan bagi pasal-pasal yang menetapkan tanggung jawab
pemerintah dalam menciptakan kondisi sosial ekonomi yang adil bagi semua
warga negara.

4. Pancasila bagi bangsa Indonesia dijadikan sebagai sumber nilai dan sumber norma.
Konsekuensinya setiap tindakan penyelenggara negara warga negara merupakan
pencerminan nilai pancasila.
Pertanyaan :
Apakah pancasila perlu dilakukan :
Radikalisasi
Revitalisasi
Rejuvenisasi
Berilah penjelasannya?
Jawab : Pancasila merupakan dasar dan panduan nilai-nilai bagi bangsa Indonesia.
Mengenai tindakan yang perlu dilakukan terhadap Pancasila, beberapa konsep
seperti radikalisasi, revitalisasi, dan rejuvenisasi bisa menjadi pertimbangan:

1. Radikalisasi Pancasila: Ini merujuk pada pemahaman yang lebih dalam dan
fundamental terhadap nilai-nilai Pancasila serta mendorong agar nilai-nilai
tersebut menjadi akar yang kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan
radikalisasi, tujuannya adalah memperkuat kesadaran akan pentingnya
Pancasila dalam segala aspek kehidupan.

2. Revitalisasi Pancasila: Revitalisasi menunjukkan upaya untuk menghidupkan


kembali atau menyegarkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks zaman yang
terus berkembang. Ini melibatkan adaptasi dan pembaruan nilai-nilai
Pancasila agar tetap relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks sosial,
budaya, dan politik yang terkini.

3. Rejuvenisasi Pancasila: Rejuvenisasi berarti memberikan semangat baru dan


energi ke nilai-nilai Pancasila, terutama dengan melibatkan generasi muda
dalam pemahaman, pengembangan, dan penerapan nilai-nilai tersebut. Hal
ini penting untuk memastikan kesinambungan dan keberlanjutan dalam
mewujudkan nilai-nilai Pancasila di masa depan.
Dalam keseluruhan, kombinasi dari ketiga konsep tersebut dapat membantu memperkuat
dan mempertahankan posisi Pancasila sebagai sumber nilai dan norma yang mendasar bagi
bangsa Indonesia. Pentingnya adalah untuk terus mendorong pemahaman, penerapan, dan
penyesuaian nilai-nilai Pancasila agar tetap relevan dan bermanfaat bagi perkembangan
masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai