Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENDEKATAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD DALAM CERPEN

“ IBNU HARA” KARYA NAJIB MAHFUZ

Ardian Hasan Maulana (21101010023)

Abstrak

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang


sebuah psikoanalisis dalam sebuah cerpen yang berjudul “Ibnu Hara” karya Najib Mahfuz.
Penelitian ini menggunakan teori dari Sigmund Freund yang dimana memuat tiga macam
psikis dalam teorinya, yaitu Id, Ego dan super Ego. Dalam penelitian ini juga memfokuskan
kepada tokoh utama dalam cerpen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama
cerpen berjudul “Ibnu Hara” karya Najib Mahfuz berperilaku berdasarkan id, ego, dan super
ego secara seimbang.

Kata kunci: cerpen, psikoanalis

PENDAHULUAN

Sastra adalah hasil karya manusia yang menceritakan mengenai kehidupan manusia
dan disampaikan melalui bahasa. 1 Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa
sebagai medium penyampaiannya. Sastra juga menampilkan gambaran kehidupan manusia
dan kehidupan tersebut adalah suatu kenyataan sosial (Sapardi Djoko Damono (1979)). 2

Psikologi sastra adalah cabang ilmu kajian sastra yang melihat karya sastra sebagai
aktivitas dan pantulan kejiwaan. Karya sastra sendiri memiliki arti karya cipta yang berisi
permasalahan yang ada di lingkungan sekitar atau permasalahan yang dialami oleh
pengarangnya. 3 Psikoanalis adalah bagian dari ilmu psikologi.

Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan
bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi,
emosi dan aspek kepribadian lainnya. 4 Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud.

1
Rahma Fiska, “Penger�an Sastra: Jenis, Fungsi, dan Periodisasi Perkembangan Sastra di Indonesia,” Gramedia
Literasi (blog), January 26, 2022, htps://gramedia.com/literasi/penger�an-sastra/.
2
Fiska.
3
“Psikologi sastra,” in Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, August 22, 2023,
htps://id.wikipedia.org/w/index.php?�tle=Psikologi_sastra&oldid=24049973.
4
Sevilla Nouval, “Teori Psikoanalisis, Ini Penjelasan Lengkapnya - Gramedia,” Gramedia Literasi (blog),
December 2, 2021, htps://gramedia.com/literasi/teori-psikoanalisis/.

1
Sigmund Freud membagi psikisme manusia menjadi tiga: 5

1. Id (terletak di bagian taksadar) yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber
energi psikis.
2. Ego (terletak di antara alam sadar dan taksadar) yang bertugas sebagai penengah yang
mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego.
3. Superego (terletak sebagian di bagian sadar dan sebagian lagi di bagian taksadar)
bertugas mengawasi dan menghalangi pemuasan sempurna pulsi-pulsi tersebut yang
merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada orang tua.

Dipilihnya cerpen yang berjudul “Ibnu Hara” karya Najib Mahfuz karena kebetulan sudah
ada terjemahannnya dan mudah dipahami daripada terjemahan cerpen lain. Maka dari itu
penulis memilih cerpen ini untuk mempermudah analisis cerpen.

PEMBAHASAN

Penelitian cerpen “Ibnu Hara” karya Najib Mahfuz ini, adalah untuk

meneliti pendekatan psikologi tokoh utama dalam cerpen tersebut melalui pendekatan dalam

teori Sigmund Freud. Adapun hasil klasifikasi dari cerita dalam cerpen tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Id

Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan
dasar. 6 Berikut ini adalah id yang ditunjukan oleh perilaku tokoh utama cerpen:

a. Waspada

Suatu malam Ibnu Hara pergi ke tempat tinggalnya di ruang bawah tanah. Sebelum
dilanda rasa kantuk, kesenyapan dan perasaan yang dalam menyebar seolah
memperingatkan sesuatu yang tak diketahui akan terjadi. Ibnu Hara waspada
terhadap sekitarnya, berjaga-jaga jika ada hal yang terjadi.(paragraf 2) 7

b. Ketakutan

5
Alber�ne Minderop, Psikologi Sastra (Jakarta: Buku Obor, 2011).
6
Minderop.
7
Najib Mahfuz, Bisik Bintang : Kumpulan Cerita (Serpong: CV. Marjin Kiri, 2018).

2
Akan tetapi, dengan cepat pikirannya beralih teringat kembali pada perasaan-
perasaan yang dialaminya dan suara-suara aneh yang menembus ke dalam dirinya. Ia
pun dilanda ketakutan. Ia merasa takut meski- pun biasanya ia sendirian, dalam
gelap, dan tidur di dekat benteng kuno, rumah para jin kampung ini sejak dulu.
Dalam kesendiriannya, Ibnu Hara duduk di kegelapan seraya bertanya, "Siapa itu
yang bicara?. (paragraf 3) 8

Ibnu Hara menggigil ketakutan. Ia menyadari bahwa suara itu lebih keras, lebih
jernih, dan lebih menakjubkan dari siapa pun yang tinggal di kampung ini.(paragraf
4) 9

c. Marah

Pulanglah Ibnu Hara terseok-seok, berpikir bahwa suara tadi hanya ingin
mempermainkannya dan menebak bahwa itu kelakuan jin jahat.(paragraf 6)

Beberapa hari berlalu sampai suara itu kembali. Ketika Ibnu Hara mendengarnya, ia
benar-benar marah. Dalam kegelapan ia bersimpuh merasa sengsara. "Aku bisa gila
jika harus menurutimu sekali lagi," ucapnya.(paragraf 7) 10

d. Rendah diri

Suara itu kembali menggema di dalam kosongnya ruang bawah tanah, "Temuilah
Tuan Zawi..." dan seterus -nya. Ibnu Hara memohon dengan sangat, "Jika perkara ini
sangat penting bagimu, mengapa kau tidak melakukannya sendiri padahal kau ini
lebih kuat dariku? Aku ini lemah.( Seribu kali lebih lemah darimu..." Suara itu terus-
menerus mengulangi perintahnya yang menjengkelkan tanpa memberi alasan
paragraf 8) 11

2. Ego

8
Mahfuz.
9
Mahfuz.
10
Mahfuz.
11
Mahfuz.

3
Ego berada diantara alam sadar dan alam bawah sadar. Tugas ego memberi tempat pada
mental utama, misalnya: penalaran, penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan 12.
Berikut ini adalah ego yang ditunjukan oleh perilaku tokoh utama cerpen:

a. Berkerja

Tanah kampung ini adalah wilayahnya, ruang bawah tanah adalah tempat tidurnya,
dan memberikan bantuan kecil-kecil adalah pekerjaan serta caranya mencari
rezeki.(paragraf 1) 13

b. Mencoba tidur lagi

Ia mencoba tidur, tetapi suara itu datang lagi untuk kedua kalinya dengan lebih
keras, "Wahai, Ibnu Hara, temuilah Tuan Zawi dan katakan kepadanya untuk me
ngembalikan pundi-pundi haramnya kepada yang berhak."(paragraf 3) 14

c. Memutuskan untuk memperingatkan tuan Zawi.

Barangkali inilah saatnya untuk berkomunikasi dengan penghuni benteng kuno seperti
yang dibicarakan penduduk kampung Maka dari itu, tak ada cara untuk melarikan diri
selain menaatinya. Meski kebaikan dan status Tuan Zawi lebih tinggi dari Ibnu Hara
berkali-kali lipat, tak ada cara bagi Ibnu Hara untuk melarikan diri. Ia sedikit
bimbang, namun merasa suara tadi datang sebagai peringatan. Ibnu Hara pun berdiri
seketika itu juga dengan penuh ketetapan hati.(paragraf 4) 15

Ibnu Hara menjawab dengan suara mantap, "Saya ada urusan dengan Anda dari
benteng kuno. Sebuah suara me- ngatakan kepada saya untuk menemui dan
mengatakan kepada Anda agar mengembalikan pundi-pundi haram Anda kepada yang
berhak. (paragraf 5) 16 .

d. Memutuskan untuk memperingati tuan Zawi lagi

Seketika itu, Ibnu Hara lemah tak pemberani yang mampu melawan karena
kelemahannya, tiba-tiba berdiri dengan ke- beranian dan tekad seolah baru

12
Minderop, Psikologi Sastra.
13
Mahfuz, Bisik Bintang : Kumpulan Cerita.
14
Mahfuz.
15
Mahfuz.
16
Mahfuz.

4
menenggak sebotol anggur. Orang-orang bingung saat Ibnu Hara berjalan ke arah
mereka. (paragraf 9) 17

Akan tetapi, Ibnu Hara berseru kepada Tuan Zawi, "Suara itu mengatakan agar kau
mengembalikan harta harammu kepada yang berhak."(paragraf 10) 18

3. Super ego
Super ego mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Super ego sama dengan hati
nurani yang tak mengenali baik dan buruk (conscience). 19 Berikut ini adalah super ego
yang ditunjukan oleh perilaku tokoh utama cerpen:

a. Patuh
Ia terlihat ke sana kemari dengan satu-satunya pakaian yang ia punya, wajah selalu
tersenyum, dan kepatuhan yang tak terbatas sampai tubuhnya yang kurus itu butuh
beristirahat Ia mencoba tidur, ...(paragraf 1) 20
b. Selalu tersenyum

Ia terlihat ke sana kemari dengan satu-satunya pakaian yang ia punya, wajah selalu
tersenyum, dan kepatuhan yang tak terbatas sampai tubuhnya yang kurus itu butuh
beristirahat Ia mencoba tidur, ...(paragraf 1) 21

c. Peduli terhadap hewan

Suatu hari ia melihat seekor keledai tengah menarik gerobak dan nyaris melindas seekor
kucing kecil yang lemah. Ibnu Hara berteriak tanpa sadar, "Berhenti!" Ternyata teriakan
itu terdengar oleh Syekh Asfoury saat sedang berjalan menuju alun-alun.(paragraf 1) 22 .

d. Jujur

17
Mahfuz.
18
Mahfuz.
19
Minderop, Psikologi Sastra.
20
Mahfuz, Bisik Bintang : Kumpulan Cerita.
21
Mahfuz.
22
Mahfuz.

5
Sekelompok orang berusaha mengungkap hal gaib di kedua tangannya, namun Ibnu Hara
tak menjawab dan tak mengakui memiliki ilmu seperti yang orang-orang
katakan.(paragraf 2) 23

KESIMPULAN

Analisis cerpen “Ibnu Hara” menggunakan teori psikoanalisis Sigmunt Freud berdasarkan
perilaku tokoh utama menghasilkan:

1. Id: waspada, ketakutan, marah, dan rendah diri.


2. Ego : berkerja, mecoba tidur lagi, memutuskan untuk memperingatkan tuan Zawi, dan
memutuskan memperingatkan tuan Zawi lagi.
3. Super ego : patuh, selalu tersenyum, peduli terhadap hewan, dan jujur.

Tokoh utama menunjukkan 4 perilaku yang berdasarkan ide, 4 perilaku berdasarkan ego, dan
4 perilaku berdasarkan super ego. hal ini menunjukkan bahwa , tokoh utama berperilaku
berdasarkan ide, ego, dan super ego secara seimbang.

DAFTAR PUSAKA

Fiska, Rahma. “Pengertian Sastra: Jenis, Fungsi, dan Periodisasi Perkembangan Sastra di
Indonesia.” Gramedia Literasi (blog), January 26, 2022.
https://gramedia.com/literasi/pengertian-sastra/.
Mahfuz, Najib. Bisik Bintang : Kumpulan Cerita. Serpong: CV. Marjin Kiri, 2018.
Minderop, Albertine. Psikologi Sastra. Jakarta: Buku Obor, 2011.
Nouval, Sevilla. “Teori Psikoanalisis, Ini Penjelasan Lengkapnya - Gramedia.” Gramedia
Literasi (blog), December 2, 2021. https://gramedia.com/literasi/teori-psikoanalisis/.
“Psikologi sastra.” In Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, August 22, 2023.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psikologi_sastra&oldid=24049973.

23
Mahfuz.

Anda mungkin juga menyukai