FARINGITIS - Kelompok B (1) - FK1
FARINGITIS - Kelompok B (1) - FK1
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
FEBRUARI, 2024
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridha Allah SWT.
Karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan selesai dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Vivop Marti Lengga, S.Kep., Ners,
M.Kep. Selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Pernapasan,
Kardiovaskuler, dan Hematologiyang membimbing kami dalam mengerjakan tugas
makalah ini. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman kami
yang selalu setia membantu dalam hal pengumpulan data- data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Trend dan Issue dalam
Mengatasi Masalah Sistem Pernafasan : Faringitis
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari teman-teman dan Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Dewasa Sistem Pernapasan, Kardiovaskuler, dan Hematologi, Ibu Vivop
Marti Lengga, S.Kep., Ners, M.Kep.
Akhir kata kami berharap semoga isi dari makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang membacanya terutama teman-teman Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana.
Kelompok B (1)
i
DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..............................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II .................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................3
BAB III................................................................................................................................................6
BAB IV ...............................................................................................................................................9
PENUTUP ...........................................................................................................................................9
4.2 Saran..........................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri penyebab faringitis yang paling umum dan penting adalah Streptococcus
pyogenes (Streptococcus grup A [GAS]). Jika dicurigai, faringitis bakterial harus
dipastikan dengan tes diagnostik rutin dan diobati dengan berbagai antibiotik.
Penyekaan tenggorokan dan pengujian faringitis GAS melalui tes deteksi antigen cepat
(RADT) dan/atau kultur harus dilakukan, karena gambaran klinis saja tidak dapat
membedakan faringitis GAS dari faringitis virus.
Pengecualiannya adalah ketika pasien menunjukkan gejala klinis infeksi virus yang
jelas termasuk rinorea, batuk, sariawan, dan/atau suara serak, yang mana hasil tes
positif mungkin mencerminkan kondisi pembawa virus. Jika tidak diobati, faringitis S
pyogenes dapat menyebabkan komplikasi lokal dan jauh. Pada tingkat lebih rendah,
bakteri selain S pyogenesdiketahui menyebabkan faringitis, dan hal ini dibahas
dalam Penyebabnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Faringitis ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Faringitis
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tenggorokan (faring)
2. Adenoid yang berada dibelakang hidung
3. Sepasang amandel di kiri dan kanan tenggorokan (tonsil palatina)
Ada tiga penyebab radang tenggorokan yang gejalanya dapat berupa rasa sakit
dibagian tersebut, susah menelan, susah bernafas, batuk, dan demam.
4
2.5 Pemeriksaan Penunjang Faringitis
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil eodem serta eritem, faring hiperemi, nyeri
tekan sendi dan lutut, murmur diastolik, dan leukositosis. Pada pemeriksaan rontgen
thorax didapatkan kardiomegali, immunoserologi Anti Streptolisin O dengan hasil 400
IU/ml dan pada pemeriksaan ekokardiografi terdapat dilatasi ventrikel kiri, regurgitasi
aorta sedang dan mitral regurgitasi ringan.
5
BAB III
ANALISIS JURNAL
Populasi : Penelitian pada an.c dengan umur 9tahun dengan diagnosa faringitis di
desa Njeron.
2. Penelitian ke -2
Outcome : Berdasarkan data dari Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) tahun 2005,
angka konsumsi madu pada masyarakat Indonesia antara 7.000-15.000 ton pertahun.
7
Keadaan ini tidak diimbangi oleh produksi madu di Indonesia yaitu sekitar
4.000-5.000 ton pertahun, sehingga madu kemasan diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap madu. Hal ini mengakibatkan madu alami yang
beredar di pasaran lebih sedikit dibandingkan madu kemasan yaitu sekitar 10%. 7
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada penelitian Elsi Wineri1 , Roslaili Rasyid2 , Yustini Alioes3 2013.dapat
diambil kesimpulan bahwa Madu alami memiliki efek antibakteri terhadap bakteri
Streptococcus beta hemoliticus Group Asebagai penyebab faringitis. Madu kemasan
memiliki efek antibakteri terhadap bakteriStreptococcus beta hemoliticus Group
Asebagai penyebab faringitis. Madu alami memiliki efek antibakteri yang lebih kuat
terhadap bakteri Streptococcus beta hemoliticus Group A dibandingkan dengan madu
kemasan.
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat memperoleh ilmu yang
lebih tentang Trend dan Issue dalam Mengatasi Masalah Sistem Pernafasan :
Faringitis
9
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Pauji Safri, and Muhammad Iqbal Batubara. "Penerapan Metode Dempster
Shafer Dalam Mendiagnosa Penyakit Faringitis." J. Media Inform. Budidarma
3.1 (2019): 59.
Adelia, N. G., Kep, M., Zul’irfan, N. M., Kep, M., Roni, N. Y., Kep, M., ... & Kep, M.
(2023). Patofisiologi Sistem Pernapasan. CV Pena Persada.
Wineri, Elsi, Roslaili Rasyid, and Yustini Alioes. "Perbandingan daya hambat madu
alami dengan madu kemasan secara in vitro terhadap Streptococcus beta
hemoliticus Group A sebagai penyebab faringitis." Jurnal Kesehatan Andalas 3.3
(2014).
10