Anda di halaman 1dari 33

PERANCANGAN SIGN SYSTEM WISATA UMBUL

SIDOMUKTI

Disusun oleh:

Baehaqi Purma Dendy - A14.2019.03214


Rinanto Arib W - A14.2019.03208
Ayyada Baari - A14.2020.03435

Dosen Pengampu :
Ali Muqoddas, S.Sn, M.kom

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Liburan atau rekreasi merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan
masyarakat untuk melepas penat atas rutinitasnya. Liburan juga bermanfaat agar
pikiran menjadi lebih segar.
Umbul Sidomukti merupakan tempat wisata yang terletak lereng Gunung Ungaran.
Tempat wisata ini banyak wahana yang dapat dinikmati. Objek wisata ini berada
diketinggian 1.200 mdpl, tidak heran jika wisata ini menghadirkan pesona dan suasana
yang mengesankan. Udaranya yang dingin dan jauh dari polusi membuat orang-orang
ingin berkunjung.
Umbul Sidomukti menyediakan 3 (tiga) kolam bertingkat dengan kedalaman
yang beragam. Bahkan bentuk kolam juga sangat unik yaitu menyerupai mangkok.
Selain itu, pengunjung bisa menikmati kawasan perkebunan di wahana little ranch
dengan menaiki kuda. Disana juga terdapat goa buatan sepanjang 135 meter
dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Tidak hanya itu, Umbul
Sidomukti juga menyediakan berbagai sarana hiburan dan fasilitas lainnya seperti
adrenalin games, outbond training, pondok wisata, meeting room, camping ground
dan lain sebagainya.
Banyaknya fasilitas yang ada di Umbul Sidomukti tidak dilengkapi dengan
sygnage system yang menyulitkan pengunjung untuk menemukan fasilitas-fasilitas
tersebut. Sign system diperlukan untuk menyampaikan Informasi, menunjukkan
arah, memberi larangan, himbauan, serta orientasi. Oleh karena itu, sign system
sangat diperlukan sebagai media untuk menyampaikan informasi, sehingga
memudahkan pengunjung dalam berwisata di Umbul Sidomukti.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang, dapat disimpulkan rumusan masalah yang dihadapi
yaitu : Bagaimana merancang sign system dan wafyinding yang menarik,
komunikatif, informatif untuk memudahkan dan membantu sebagai penunjuk para
wisatwan yang berkunjung di wisata Umbul Sidomukti ?
1.3 Tujuan Penelitian

Menciptakan suatu sign system dan wafyinding yang lebih informatif, jelas,
memiliki daya tarik visual yang lebih tinggi dan memudahkan para pengunjung
menemukan lokasi atau wahana yang ingin dinikmati dengan mudah dan cepat.

l.4 Batasan Penelitian


Merancang sign system wisata Umbul Sidomukti untuk memudahkan para
wisatan yang berkujung dengan memenuhi standart, signage sytem
berupa:Wayfinding, Standart Signage, Sign Stand, Petunjuk arah.

l.5 Manfaat penelitian

1. Pengelola Umbul Sidomukti

Membantu menambahkan faslitas untuk pengunjung agar lebih mudah


menemukan lokasi dengan mudah dan cepat.

2. Pengunjung dan Konsumen

Membantu serta memudahkan para pngunjung untuk menemukan lokasi


wahana yang akan dituju dengan mudah

3. Mahasiswa
Sebagai bahan ajar penelitian secara langsung bagi mahasiswa.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori

 Teori Piktogram
Piktogram merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif digunakan
dalam proses belajar mengajar. Piktogram menurut Harimurti (2001:174) adalah
aksara berupa gambar untuk mengungkapkan amanat tertentu; misalnya tanda
lalu lintas. Sementara itu Götz ( 1993:741) mengungkapkan ”Piktogramm das e -
e ganz einfache Zeichunung (bes an Banhofen u. Flughafen), deren Bedeutung
man leicht versteht,z.Bein Wegweiser”. Piktogram merupakan gambar sederhana
(biasanya berada di stasiun kereta api dan bandara), yang mudah dimengerti
maknanya, misalnya papan penunjuk jalan. Dari pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa piktogram merupakan gambar sederhana yang tampak nyata
yang merupakan gambar inti dari suatu benda, yang memberikan informasi
tertentu. Adapun pengertian piktogram pada penelitian ini adalah suatu gambar
sederhana tanpak nyata yang menggabungkan antara gambar dengan tulisan yang
menggambarkan informasi secara seluruh suatu materi atau topik. Dalam
pembuatan piktogram sangat dibutuhkan simbol-simbol atau lambang untak lebih
gampang memahami suatu catatan. Buza (dalam Suroso, 2004) menyebutkan ada
terdapat peraturan dalam teknik mind map, namun bentuk dan variasi desain
tidak sama persis dengan mind map pembuatannya disesuaikan dengan kreatifitas
perseorangan, karena bentuk-bentuk piktogram variasinya tidak terbatas. Pada
penerapannya piktogram merupakan salah satu cara komunikasi yang aktif dalam
menyampaikan pokok pikiran dan ingatannya.
Kata Pictogram sendiri berarti gambar tertulis, yang berasal dari bahasa latin
“pictus” = “picture” dan bahasa yunani “gramm” = “written”. Dalam buku icons,
symbols + pictograms visual communication for every language, dikatakan bahwa
ikon, simbol dan pictogram adalah bentuk termurni dari komunikasi visual. Sebuah
ikon, simbol ataupun pictogram mampu melampaui batas budaya dan bahasa untuk
menyatakan konsep serta arti secara cepat dan efektif.
Dr. Otto Neurath penemu dari “International Encyclopaedia of Unified Science
” dan juga orang yang mengembangkan sistem visual yang bernama ISOTYPE
Internasional Sistem of Typographic Picture Education meletakkan Aturan dasar
untuk pengembangan dan desain pictogram, yaitu pictogram harus dimengerti
dalam tiga pandangan sekilas :
1) Persepsi pada bagian terpenting objek.
2) Persepsi pada bagian yang tidak terlalu penting pada objek.
3) Persepsi pada detail tambahan pada objek.

Dengan kata lain, pictogram harus dibuat sesederhana mungkin untuk


dimengerti dengan cepat dan benar karena sang pengamat harus dengan segera
mengerti apa maksud dari gambar yang diamati. Kriteria lainnya yang harus
diaplikasikan pada suatu pictogram agar dimengerti secara universal adalah
mempunyai budaya yang netral, bebas dari standar edukasi, internasional, tidak
ambigu. Istilah dari Pictograms sendiri menjelaskan pictogram sebagai empat level
esensi dari semiotika, yaitu semantik arti, sintaktik struktur, sigmatik relasi, dan
pragmatik tujuan.Kebanyakan pictogram tersusun dari elemen-elemen berikut:
1) Titik
2) Garis
3) Bentuk dasar geometris: lingkaran, persegi, segitiga
4) Tanda panah
5) Tanda silang
Bentuk-bentuk dasar tersebut tidak perlu digunakan dalam bentuk originalnya
atau stereotip, tetapi bisa muncul dengan bentuk yang sudah dimodifikasi. Bahkan
bentuk pictogram yang kompleks bisa diubah kembali menjadi bentuk dasar.
Pictogram dibuat oleh orang dan harus dimengerti secara universal dan untuk
alasan ini pictogram harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Pictogram harus
mudah dikenali, mudah dimengerti, dan mudah diingat. Oleh karena itu pictogram
harus terkaitkan dengan :

a. Kelayakan semiotika: konten simbolik dari suatu bentuk.


b. Tingkat ikoniksitas dan abstraksi dalam representasi.
c. Cakupan dari tanda piktorial dan bentuk yang singkat, jelas dan padat.
d. Situasi dan kondisi observer mental, psikologis, kapasitas fisikal.
Gambar 2.1 Piktogram
Sumber : wikipedia.com https://id.wikipedia.org/wiki/Piktogram
Ikon adalah tanda yang mirip dengan obyek yang diwakilinya, ikon memiliki
ciri-ciri yang dimiliki dengan apa yang dimaksudkan. Semisal Cap jempol Presiden
adalah ikon dari ibu jari Presiden, peta Indonesia adalah ikon dari wilayah negara
indonesia.

Gambar 2.3 contoh ikon computer


Sumber : Istockphoto.com https://www.istockphoto.com/id/vektor/kumpulan-ikon-
komputer-perangkat-keras-gm1276966989-376309319

Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan apa yang
diwakilinya atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya: Asap dan Api, asap
adalah pendanda adanya api. Jejak kaki di tanah adalah tanda jika seseorang
telah melewati tanah itu, Tanda tangan adalah indeks dari keberadaan seseorang
yang menorehkan tanda tangan itu.
Gambar 2.4 contoh tanda jejak kaki
Sumber : pngtree.com https://id.pngtree.com/freepng/footprint_786551.html

Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian yang


disepakati bersama. Simbol baru bisa dapat di pahami jika seseorang sudah
mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya, Contoh : simbol dua jari
sebagai penanda perdamaian yang di gunakan oleh pemusik band Slank, namun
dua jari berbentuk V itu juga disama artikan dengan nomor urut Pasangan Jokowi-
JK dalam pilpres 2014.

Gambar 2.5 Simbol anjing


Sumber : Wikipedia.com https://id.wikipedia.org/wiki/Piktogram

 Teori Semiotika
Semiotika merupakan disiplin ilmu sastra yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Semeion yang berarti tanda. Jika ditinjau dari segi terminologis, semiotika
didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek, peristiwa
seluruh kebudayaan sebagai tanda. Sementara itu, Sobur (2003: 15)
mendefenisikan semiotika sebagai suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda. Sejalan denga itu, Zoest (dalam Pilliang 1999: 12) mengemukakan
pendapatnya bahwa semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, dan
produksi makna. Menurut Zoest tanda merupakan segala sesuatu yang bisa diamati
atau dibuat teramati bisa disebut tanda.
Dalam perjalanannya, semiotika terbagi menjadi beberapa konsep yaitu, konsep
semiotika Ferdinand De Saussure, semiotika Charles Sanders Pierce, semiotika
Umberto Eco, semiotika John Fiske dan semiotika Roland Barthes. Kelima konsep
semiotika yang dikemukakan oleh para ahli tersebut perbedaannya tidaklah terlalu
signifikan. Umberto Eco mengatakan bahwa prinsip dasar ilmu semiotika adalah
mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berbohong (semiotika adalah
sebuah teori untuk berdusta). John Fiske memfokuskan konsepnya pada tiga studi
utama yaitu tanda, kode, dan
kebudayaan. Sementara Ferdinand De Saussure konsep utamanya adalah
pertanda dan penanda. Berbeda dengan Ferdinand De Saussure, C. S Pierce
membagi konsepnya menjadi 3 yang biasanya disebut dengan ‘trikotomi’.

 Copy Wording
Agar dapat mudah dimengerti ada beberapa hal khusus suatu copy wording
pada sign system, antara lain :
1) Pesan dibuat sesimpel mungkin agar mudah langsung dipahami
2) Mempunyai arti yang sama untuk semua orang
3) Konsisten
4) Pernyataan secara positif
Penting sekali menjaga kekonsistenan dalam penggunaan kata-kata (copy
wording) dalam setiap jenis sign. (Follis & Hammer,1979:21)
 Defini Warna
Warna adalah faktor penting yang di perlukan dalam tampilan sebuah simbol.
Symbol, logotipe, dan juga perlu kita ketahui bahwa warna merupakan sebuah
unsur utama yang yang di butuhkan dalam membuat sebuah simbol. Dalam proses
perancangan simbol pemilihan warna yang tepat dapat menjadikan sebuah simbol
lebih mudah diamati dan cepat dimengerti.
Didalam sebuah simbol kontras dalam penggunaan warna sangat di perlukan,
jika warna background terang dan teks atau logo didalam simbol juga terang
tentunya akan membuat kombinasi yang lemah sehingga orang akan sulit
memahaminya. Untu mengoptimalkan warna didalam sebuah simbol kombinasi
warna kontras sangat diperlukan seperti background gelap dan teks atau logo
terang agar orang dapat langsung memahami pesan yang dimaksud. Dalam sebuah
sign sistem warna digunakan untuk membedakan sign satu dengan sign yang
lainnya.
Dalam buku yang berjudul Wayfinding (1992), Arthur dan Passini memberikan
data akurat tentang metode perbedaan nilai kontras warna dengan didasarkan
pada presentase LR(Light Reflectancy).
Selain itu warna memiliki beberapa kelompok yaitu meliputi warna analogus,
warna primer, warna sekunder dan lain sebagainya. Warna analogus sendiri

merupakan tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa warna
misalnya urutan dari biru, biru kehijuan, dari hijau, hijau kekuningan dan
seterusnya.
Gambar 2.6 warna analogus
Sumber : grafismedia.com https://www.grafis-media.website/2017/10/Pengertian-warna-
analogus-dan-contohnya.html

Sedangkan warna primer dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pimer
adalah suatu yang pertama dan pokok. Dapat dikatakan warna pimer adalah warna
utama atau dasar.
Gambar 2.7 warna primer
Sumber : design1296.wordpress.com https://design1296.wordpress.com/2016/09/19/ konsep-
warna-primer-sekunder-dan-tersier/

Pada warna sekunder menurut KBBI adalah sebagai sesuatu yang berkenan
dengan yang kedua atau tingkatan kedua. Oleh karena itu, warna sekunder merupakan
warna pada tingkatan kedua, atau warna yang dihasilkan dari gabungan atau campuran
warna primer.

Gambar 2.8 warna sekunder

Sumber : kumparan.com https://kumparan.com/berita-hari-ini/penjelasan-warna-sekunder-


beserta-gambar-pencampuran-warnanya-1ukhcrLk27C

 Sign System
Sign system dalam bahasa indonesia berarti tanda. Sign sytem ada bentuk
upaya berkomunikasi yang menggabungkan unsur verbal dan visual. Sign system
sendiri merupakan sebuah media interaksi manusia diruang publik untuk
mendapatkan sebuah informasi dengan instan.

Menurut pendapat Saussure, tanda adalah kesatuan dari dua bidang tak
terpisahkan, yaitu tanda dan sistem dimana sebuah tanda (berwujud kata atau
gambar) memiliki dua hal yang akan ditangkap oleh indra kita, signifier (penanda)
dan signified (petanda). Kesimpulannya, hubungan antara keduanyalah yang
melahirkan makna (Tinarbuko, 2009: h.91). Selain itu pendapat yang dikemukakan
oleh Zoest dalam Tinarbuko (2009, h.12) Tanda adalah segala sesuatu yang dapat
diamati dan dibuat teramati.
Dalam proses membuat sign system adapun hal-hal yang harus diperhatikan
contohnya seperti pengurangan simbol atau tanda yang berlebihan untuk memudahkan
informasi yang di terima, peletakan tempat, pemakaian kontras warna juga dapat
mempengaruhi seberapa mudah informasi dapat dipahami.
6.
Wayfin
ding

Wayfinding merupakan sebuah bentuk informasi visual yang menggunakan


system navigasi ruang sehingga memudahkan seseorang mendapat informasi sesuai
dengan tujuan mereka. Istilah ”penemuan jalan” digunakan Kevin A. Lynch pada
bukunya yang berjudul The image of the City, dia mendefinisikan bahwa
penemuan jalan merupakan ”penggunaan dan pengorganisasian isyarat sensorik yang
pasti dari lingkungan eksternal secara konsisten”.
Wayfinding dikembangkan lagi oleh Paul Arthur Dan Romedi Passini dimana
mereka menerbitkan sebuah buku pada tahun 1992 yang berjudul "Wayfinding:
People, Signs and Architecture", dimana buku ini adalah petunjuk utama bagaimana
orang dapat menggunakan tanda dan petunjuk pencarian jalan didalam sebuah lingkup
ruang publik.

Gambar.2.9 wafyinding
Sumber : eptrail.com https://www.eptrail.com/2021/05/06/
parking-pilot-wayfinding-signage-installation-begins-monday-may-10/

7. Map Key Building

Map key Building adalah suatu denah lokasi yang bertujuan untuk
menginformasikan mengenai letak suatu objek dengan objek lainnya.
Umbul Sidomukti sendiri belum difasilitasi dengan map key building. Dengan
adanya map key building, pengunjung dapat mendapatkan informasi mengenai suatu
objek di Umbul Sidomukti.
Gambar 2.10 Map key
Sumber : reference.com
https://reference.yourdictionary.com/resources/how-a-map-key-works.html

II.2 Perancangan Relevan

Proses perancangan karya dimulai dengan membuat sketsa manual di kertas.


Skesta dilakukan untuk menentukan bentuk awal sign system. Proses sketsa ini
menghasilkan beberapa alternatif desain yang kemudian akan dipilih dan dilanjutkan
keproses digitalisasi.
Proses sketsa awal menghasilkan empat alternatif desain. Tujuan pembuatan
empat sketsa tersebut adalah sebagai perbandingan beberapa macam gaya ilustrasi
bagi sign system. Dari empat alternatif desain dipilih dua alternatif desain yang akan
di digitalisasi lagsung. Fungsi proses digitalisasi disini agar mempermudah untuk
memilih sketsa yang akan dipakai sebagai acuan mendesain sign system.
Setelah proses sketsa pertama, kemudian dilakukan proses digitalisasi sketsa
pada komputer. Dengan menggunakan beberapa filter seperti software pengolah
grafis dan hardware yang dibutuhkan. Pada tahap ini sketsa yang telah usai dibuat
selanjutnya akan diberikan beberapa unsur seperti warna, objek-objek tertenu yang
dibutuhkan.
Contoh pada rencana perancangan sign system Danau Kembar. Danau Kembar
(Danau Diatas dan Danau Dibawah) merupakan obyek wisata alam yang terletak di
Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan Lembah Gumanti, berjarak 56 km dari
Kota Padang pada jalur Padang ke Muara Labuh (Sungai Pagu) dengan jalur jalan
arteri sekunder (jalan provinsi).
Pada perancangan sign sistem menurut C. S Peirce yang dikutip oleh
Septianto tahun 2010, Danau Kembar memiliki banyak tanda yang harus dibenahi,
karena sebagian dari masyarakat banyak yang belum mengetahui objek wisata Danau
Kembar. Oleh karena itu diperlukan rancangan sign sistem untuk kawasan objek
wisata Danau Kembar, yang antara lain seperti welcome sign yaitu tanda masuk ke
tempat wisata dan petunjuk lainnya seperti wayfinding, tanda toilet, tempat sampah,
mushalla yang berkaitan penyampaian informasi.
Perencanaan rancangan tersebut, menjadi sebuah siasat atau cara untuk
membantu para pengunjung menemukan petunjuk arah dengan mudah dan cepat
serta, mengetahui lebih dalam mengenai objek wisata tersebut.
II.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.11 kerangka


Sumber : dokumentasi penulis
BAB 3

METODE PERANCANGAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini, metode pengumpulan data Wisata Umbul Sidomukti
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Metode Kualitatif merupakan metode yang
fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh sebab itu, penggunaan metode kualitatif dalam
penelitian dapat mengahsilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif.
Sementara itu, menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), pemilihan penggunaan metode
kualitatif dalam hal tujuan penelitiannya adalah untuk memahami bagaimana suatu
komunitas atau individu-individu dalam menerima isi tertentu. Hal ini sangat penting bagi
peneliti metode kualitatif, karena akan mengiterpretasikan data yang telah dikumpulkannya.
Pengumpulan data akan dilakakukan meliputi beberapa tahap data yaitu meliputi
Data Klien, Data Primer dan Data Sekunder. Hal ini dilakukan, untuk membantu
mengumpulkan sekaligus menganalisis data agar lebih terpercaya dan efisien.
3.1.1 Data Klien

Objek wisata Umbul Sidomukti, merupakan kawasan perpaduan antara objek wisata
alam dan buatan. Keduanya berkesinambungan yaitu alam terdapat campur tangan Tuhan
Yang Maha Esa dan buatan campur tangan manusia meliputi taman rekreasi, tempat
hiburan.
Menurut Suwantoro (2001), Objek Wisata memiiki daya tarik yang kuat, sehingga
sangat diperlukan suatu rancangan atau pengelola profesional yang nantinya mampu
membuat para wisatawan tetarik untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Daya Tarik
objek wisata meliputi :
1. Adanya aksesbilitas yang tinggi
2. Fasilitas lengkap dan memenuhi standart
3. Wisata tersebut terkesan indah dan nyaman
4. Para pekerja professional dan ramah
Selain itu, biaya masuk menjadi pengaruh daya tarik wisatwan. Para wisatawan
sebelum memutuskan untuk berlibur akan melihat harga masuk objek wisata tersebut.
Biaya masuk harus sesuai dengan fasilitas yang tersedia. Beriku ini adalah harga tiket
objek wisata Umbul Sidomukti :

Biaya Masuk Kawasan Wisata Umbul Sidomukti


● Tiket Parkir : Kendaraan roda dua Rp.1.000,- dan Mobil Rp 2.000,-
Tiket Masuk : Hari kerja Rp 4.000,-/orang dan hari sabtu, minggu dan hari
besar Rp 5000,-
● Tiket Marine Bridge : Rp 7.000,-/orang
● Tiket Flying Fox 110 meter : Rp 12.000,-/orang
● Tiket Flying Fox 60 meter : Rp 7000,-/orang
● Tiket ATV : Rp 15.000,- sampai Rp 20.000,-/orang untuk tiga kali putaran
● Tiket Rapplying : Rp 7000,-/orang
● Tiket Goa Tirta Murya : Rp 4000,-/orang

a) Nama Klien
Pengelola wisata Umbul Sidomukti : Siswono Yudo Husodo (PT. PANORAMA AGRO
SIDOMUKTI)
Visi : Umbul Sidomukti menjadi salah satu tujuan wisata dari Kabupaten Semarang
yang memiliki kawasan wisata dengan fasilitas terlengkap, serta keindahan
panorama karena berada di dataran tinggi terbukti menjadi daya tarik minat
wisatawan.
Misi : Merancang sign system Wisata Umbul Sidomukti untuk memudahkan para
wisatawan yang berkunjung dengan memenuhi standart.yang berlaku
b) Alamat : Umbul Sidomukti, Manggung, Jimbaran, Bandungan, Semarang Regency,
Central Java 50661
c) Kontak : Telepon (0298) 7137010
d) Data lapangan : Umbul Sidomuncul tidak memiliki sign system serta wayfinding
yang dapat memudahkan para pengunjung
e) Logo Umbul Sidomukti :
Gambar 3.1 Logo Umbul Sidomukti
Sumber: Okezonetravel.com

3.1.2 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara terhadap
para informan. Pada penelitan ini, pengumpulan data primer menggunakan teknik angket.
Menurut Sugiyono (2011:199-203), Angket adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertius terhadap
responden untuk diawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika
peneliti tahu dengan pasti variable yang akan dikukur dan tahu apa yang tidak bisa
diharapkan oleh responden.
Data primer cenderung berkembang setiap waktu, sehingga data yang diadapat selalu
bersifat updated. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengisi kuesioer pada google form.
3.1.3 Data Sekunder

Data Sekunder merupakan penelitian secara tidak langsung. Data yang didapat meliputi
dari kajian literatur, penelitian orang lain, buku dan lain sebagainya. Pada penelitian ini,
Data Sekunder dilakukan dengan Telaah Dokumen guna mendapatkan data.
Telaah Dokumen adalah dokumen yang berkaitan dengan rancangan sign system pada Wisata
Umbul Sidomukti. Pada teknik ini, peneliti dapat memperoleh infromasi fakta dan Bahasa
yang lebih luas. Selain itu, akses dokumen lebih menghemat waktu dan lebih mudah karena
dokumen tersebut dapat diambil dari buku, jurnal, internet dan lain sebagainya.
Gambar 3. 2 Berita mengenai wisata Umbul Sidomukti Sumber : jateng.inews.id
https://jateng.inews.id/berita/umbul-sidomukti- sebagai-wisata-terlengkap-di-jawa-tengah

3.2 Metode Analisis Data

Pada peneitian ini analisis data menggunakan pendekatan 5WIH. 5W 1H adalah


sebuah metode yang dilakukan guna mendapatkan informasi secara lebih kaya dan
mendalam. Caranya dengan memenuhi atau menanyakan setiap unsur dari 5W 1H tersebut
kepada narasumber.
Urutan 5WIH yaitu :
What : Apa yang terjadi?
Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?
When : Kapan peristiwa itu terjadi?
Where : Di mana peristiwa itu terjadi?
How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?

lll.2.1 Metode Analisis


Dalam perancangan ini objek akan dianalisis menggunakan pendekatan 5W1H, yaitu
sebagai berikut :
1. Apa permasalahan yang ada di Umbul Sidomukti?
Umbul Sidomukti masih banyak memiliki sign system dan wafyinding untuk
memandu pengunjung
2. Siapa target yang dituju dalam pembuatan projek ini?
Wisatawan yang datang ke Umbul Sidomukti
3. Kapan projek ini akan diluncurkan?
Sign System akan disosialisasikan ke publik yaitu segera mungkin mengikuti
kebijakan pemerintah tentang pembukaan kembali tempat wisata
4. Dimana tata letak yang akan digunakan?
Peletakan Sign System di setiap sisi fasilitas Umbul Sidomukti
5. Mengapa Umbul Sidomukti memiliki permasalahan tersebut?
Karena selama ini Umbul Sidomukti mengandalkan pemandu wisata dan para
pekerjanya untuk memberitahu arah
6. Bagaimana caranya?
Merancang bentuk Sign System yang sesuai standart dan menarik untuk wisatawan
dengan ciri khas Umbul Sidomukti.

lll.2.2 Kesimpulan Analisis


Kesimpulan : Beradasarkan analisis data diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
Perancangan Sign System pada Wisata Umbul Sidomukti sangat perlu dilakukan,
mengingat sign system pada Umbul Sidomukti masih sederhana yaitu dengan tulisan
saja. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para pengujung mencari lokasi wisata
tersebut. Selain itu, agar para pengujung tidak mengandalkan pemandu wisata dan para
pekerjanya untuk memberitahu arah.
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI

IV.1 Konsep Kreatif


Konsep kreatif meruapakan sebuah ide gagasan kreatif yang digunakan untuk
melakukan perancangan mengenai gaya desain atau dalam bentuk pesan yang berdasarkan
data atau informasi, sehingga dapat menghasilkan suatu rancangan karya yang bagus,
inovatif, komunikatif dan efektif.
Pada perancangan sign system, konsep kreatif harus sesuai dengan tujuan sign system
yang akan dibuat. Tujuan dari perancangan sign system ini yaitu untuk membantu para
pengunjung mudah menemukan atau mendapatkan informasi lokasi atau objek pada wisata
Umbul Sidomukti yang akan dinikmati. Selain itu, untuk mencipatakan sign system yang
informatif, memiliki daya tarik visual yang tinggi , jelas serta memenuhi standart yang
berlaku.
lV.1.1 What To Say
Isi Pesan (What to say) yaitu untuk membantu para pengunjung mendapatkan sebuah
informasi dengan hasil rancangan sign system yang sesuai dengan objek wisata Umbul
Sidomukti.
lV.1.2 How To Say
Bentuk Pesan (How to say) yaitu suasana atau rancangan sign system berhubungan
dengan suasana lingkungan pada objek wisata Umbul Sidomukti.

lV. 2 Konsep Visual


IV.2.1 Studi Pengembangan Tipografi
Dalam perancanga sign system study pengembangan yang digunakan adalah
menggunakan 3 jenis font yaitu TW Cent MT, Arial Black dan Cooper Black. Hal ini
bertujuan agar mudah dibaca dan mudah dimengerti oleh pengunjung atau. Selain itu,
tipe jenis font yang dirancang juga sesuai dengan sign system yang dibuat, sehingga
terkesan sederhana namun tetap dapat terbaca dengan jelas.
Gambar : 4.1 Contoh font Tw Cent mt
Sumber : https://en.fontke.com/font/25281041/

Gambar 4.2 Contoh font Arial Black


Sumber : http://legionfonts.com/fonts/arial-black

Gambar 4.3 Contoh font Cooper Black


Sumber : https://fontmeme.com/fonts/cooper-black-five-font/

IV.2.2 Studi Bentuk Dan Warna Sign


Bentuk akan disesuaikan dengan faktor fungsional sign system. Penggunaan warna
akan disesuaikan dengan konsep perancangan sign system itu sendiri dan diidentifikasi
dengan penggunaannya didalam sign system. Dalam konsep bentuk penelitian akan
menyesuaikan dengan wisata Umbul Sidomukti, yaitu “Umbul-Umbul” sebagai konsep
studi bentuk dan warna sign.
Umbul-Umbul identik dengan banyak warna. Oleh sebab itu, sangat cocok
dipadukan dengan tempat rekreasi. Selain itu, elemen visual destinasi pada wisata Umbul
Sidomukti mencakup beberapa kunci sebagai tanda untuk menjaga konsisten segala
desain yang dikerjakan untuk keperluan studi bentuk dan warna sign.
Di dalam elemen visual ini nantinya terdapat berbagai objek mulai dari wisata alam
dan wisata buatan. Kesan indah, ceria menjadi konsep rancangan sign sytem. Hal ini
merupakan penyesuaian terhadap pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah sign
system, yaitu hal-hal yang cenderung ceria dan menyenangkan.
Warna-warna yang terdapat dalam rancangan sing system adalah warna perpaduan
antara warna dingin atau warna hangat. Hal itu, mengingat Umbul Sdiomukti merupakan
kawasan yang dingin, namun di kawasan tersebut terdapat berbagai objek yang
cenderung merupakan tempat rekreasi/hiburan untuk berkumpul bersama memiliki
nuansa yang hangat. Dapat dikatakan wisata Umbul Sidomukti berhawa dingin karena
berada di dataran tinggi, namun bersuasana hangat. Warna yang akan digunakan adalah
penggunaan warna dingin (Hijau,putih dan Biru), warna hangat.(Merah, kuning dan
jingga). Gelap terang akan digunakan dalam kombinasi warna yang dipilih, termasuk
dengan adanya warna hijau tua, hijau muda dan lain sebagainya.

Pada studi bentuk menyesuaikan geomteris pada umunya seperti bulat, segitiga dan
kotak. Berikut ini penjelasan mengenai studi bentuk yang akan digunakan :
lV.3 Konsep Media
Media sebagai alat yang berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Oleh hal itu, perlu adanya konsep media
sebagai suatau bentuk komunikasi untuk membantu menyampaikan pesan tersebut.

lV .3.1 Strategi Media


Dari sekian banyak strategi media yang dibuat, maka pada penelitian kali ini akan
dibuatkan media yang hampir sama pada umunya, namun lebih mudah untuk dipahami
dan diterima dalam penyampain pesan, informasi terhadap para wisatwan.
a. Media Utama
Media utama dari piktogram ini adalah sign system diatas media papan dari bahan
kayu, atau menggunakan bahan alumunium. Hal ini membuat sign system
bertahan rusak dalam jangka panjang, karena sifat kayu dan alumunium yang
kokoh dan kuat sehinga tidak mudah roboh.

b. Media Pendukung
Media pendukung yang akan digunakan yaitu sign system, dari berbagai jenis
sign system yang ada, namun hanya beberapa saja sebagai media pendukung yaitu
meliputi wayfinding, map key.
lV.3.2 Program Media
a) Pictogram Sign System pada beberapa fasilitas dan objek wisata Umbul
Sidomukti
b)
Wafyinding c)
Map key
lV.3.3 Budgeting

lV.4 Visualisasi dan Mock Up


Pada bagian visual nantinya terdapat gambar asli pada fasilitas dan objek wisata
Umbul Sidomukti. Kemudian dilanjutkan desain rancangan sign system yang dimulai
sketsa dan selanjutkan yaitu final design. Selain itu, ditambhkan Mock Up yaitu
memberikan gambaran yang lebih realitis atas desain pictogram yang sudah dirancang.

A. Data Visual
Objek dan fasilitas wisata Umbul Sidomukti

1) Pondok Kopi

2) Goa Tirta Mulya

3) Flying Fox

4) Kolam Renang
5) Marine Bridge

6) Villa

7) Parkiran
8) Mushola

9) Toilet

10) Kantin
No Keterangan Sketsa Final Design Detail

1. Pondok Kopi a. Bahan: Alumunium


b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Orange
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Arial Rounded
MT
Kontruksi, ditempelkan
Pondok Kopi

2. Goa Tirta a. Bahan: Alumunium


Mulya b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Orange
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Bauhaus 93
f. Kontruksi ditempelkan

Goa
3. a. Bahan: Alumunium
Villa b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Orange
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : -
f. Kontruksi ditempelkan

4. Marine a. Bahan: Alumunium


Bridge b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Biru
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Arial Black
Kontruksi, ditempelkan

Marine Bridge
5. Kolam a. Bahan: Alumunium
Renang b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Biru
muda
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Arial Black
f. Kontruksi ditempelkan
Kolam Renang
6. ATV a. Bahan: Alumunium
b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Orange
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Arial Rounded
MT
f. Kontruksi ditempelkan
ATV
7. Flyng Fox a. Bahan: Alumunium
b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Biru
d. Warna gambar: Putih
e. Font : Arial Black
f. Kontruksi ditempelkan

Flying Fox
8. Mushola a. Bahan: Alumunium
b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Biru
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Arial Black
f. Kontruksi ditempelkan

Mushola
9. Kantin a. Bahan: Alumunium
b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Orange
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Arial Rounded
MT

10. Parkiran a. Bahan: Alumunium


b. Bentuk Frame : Kotak
c. Warna Frame: Biru Tua
d. Warna gambar: Putih
e. Font : Arial
f. Kontruksi ditempelkan
11. Camping a. Bahan: Alumunium
Ground b. Bentuk Frame : Kotak
(tenda) c. Warna Frame: Biru
muda
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : Bauhaus 93
f. Kontruksi ditempelkan

Tenda
12. Downhill a. Bahan: Alumunium
Tracking b. Bentuk Frame : Segitiga
c. Warna Frame: Kuning
d. Warna gambar: Hitam
e. Font : -
f. Kontruksi dipajang
menggunakan
penyangga balok kayu

Wafyinding
Map Key
Sketsa
Final Design

Anda mungkin juga menyukai